Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50943 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuraisyah
"Skripsi ini membahas tentang makna kata sake dalam lirik lagu enka. Penelitian ini menggunakan sampel lima lagu populer yang mengandung kata sake karya Ishimoto Miyuki dan dinyanyikan oleh Hibari Misora. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa kata sake dalam lagu enka tidak hanya berarti minuman khas Jepang yang terbuat dari beras saja, tetapi mempunyai arti lain seperti lambang perpisahan, sebagai pelipur lara dan lain-lain.

The focus of this study is the meaning of sake word in enka’s lyrics. This study using a sample of five popular songs that contain the sake word, written by Ishimoto Miyuki and sung by Hibari Misora. This research is a qualitative study. The results of this study is the sake word in enka’s song is not just a Japanese drink made from rice, but it has a different meaning: a symbol of separation and others."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S43923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana Murniati
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap struktur kognisi diri pada masyarakat di Indonesia. Minat terhadap studi ini beranjak dari temuan Hosfstede di tahun 70-an yang mengungkapkan bahwa budaya-budaya bervariasi menurut individualisme-kolektivisme (III); dengan mendasarkan pada bentuk hubungan individu dengan individu lain dalam suatu masyarakat: jika hubungan antar individu dalam masyarakat itu erat berarti budaya kolektivisme; sebaliknya jika renggang, berarti individualisme. Bentuk kehidupan demikian berimplikasi terhadap struktur kognisi diri individunya: budaya individualisme akan membentuk struktur kognisi diri yang berorientasi pada pilihan dan prestasi personal; sementara budaya kolektivisme akan membentuk struktur kognisi diri yang berorientasi pada pilihan dan prestasi kelompok tempat ia menjadi anggota. Studi-studi mengenai kognisi diri telah banyak dilakukan dalam budaya individualisme maupun. kolektivisme, namun bukan di Indonesia, yang diindikasikan kolektivisme. Sejauh yang peneliti ketahui, belum ada penelitian intensif berkenaan dengan kognisi diri yang dilaksanakan dalam lingkungan Indonesia.
Penelitian ini berkiprah pada pandangan yang melihat self sebagai struktur kognisi. Hal ini berarti bahwa pembahasan akan beranjak dari pendekatan kognisi sosial, yakni kajian mengenai bagaimana individu memahami dirinya sendiri dan orang lain dalam situasi sosial. Struktur kognisi diri pada dasarnya adalah tampilan mental seseorang mengenai atribut-atribut pribadi, peran-peran sosial; pengalaman lampau, dan tujuan-tujuan mendatang.
Penelitian ini berupaya mengungkap struktur kognisi diri pada budaya-budaya yang tergolong besar Indonesia, yakni Jawa, Sunda, Minang, dan Batak. Sampel penelitian terdiri dari siswa/i SMU dari empat suku bangsa itu, yaitu Jawa, Sunda, Minang, dan Batak, baik yang berdiam di daerah asal maupun yang berdiam di Jakarta sejak lahir, tetapi masih menggolongkan dirinya ke dalam salah satu dari keempat suku bangsa itu. Dalam penelitian ini, keempat suku bangsa yang berdiam di Jakarta dikategorikan sebagai golongan budaya tersendiri, yakni budaya Jakarta. Usaha ini ditempuh dengan Twenty Statements Test (TST) atau the I am technique, yang pada dasarnya merupakan instrumen bebas budaya untuk menggali kekayaan kognisi diri yang muncul secara spontan dan salient. Data-data kemudian diolah dengan menggunakan analisa multidimensional scaling (MDS), analisa kluster, dan analisa koresponden.
Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kognisi diri masyarakat Indonesia berada pada kontinuum privat-kolektif, yang juga berarti bahwa Indonesia berada dalam dimensi individualisme-kolektivisme, dan agaknya tepat berada di ambang individualisme. Meskipun tampaknya sedang terjadi pergeseran menuju individualisme, namun nilai-nilai budaya tampaknya masih cukup mengakar dalam kehidupan masyarakatnya. Tentu saja, ini adalah kesimpulan yang masih sangat dini, sehingga penelitian-penelitian lanjutan harus dilakukan.
Hasil analisa juga menunjukkan bahwa Jawa memiliki struktur kognisi diri publik, yang sangat concern dengan bagaimana orang lain menilai dirinya; Sunda cenderung ke struktur kognisi diri kolektif, yang mementingkan keanggotaan kelompok. Sementara Minang, Batak, dan Jakarta didekatkan satu sama lain oleh atribut-atribut psikologis yang menunjukkan struktur kognisi diri privat. Ketiga golongan budaya inilah yang tampaknya lebih condong pada individualisme. Tentu saja, kesimpulan ini masih dini, sehingga sangat diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson, Deirdre
""When people speak, their words never fully encode what they mean, and the context is always compatible with a variety of interpretations. How can comprehension ever be achieved? Wilson and Sperber argue that comprehension is a process of inference guided by precise xpectations of relevance. What are the relations between the linguistically encoded meanings studied in semantics and the thoughts that humans are capable of entertaining and conveying? How should we analyse literal meaning, approximations, metaphors and ironies? Is the ability to understand speakers? meanings rooted in a more general human ability to understand other minds? How do these abilities interact in evolution and in cognitive development? Meaning and Relevance sets out to answer these and other questions, enriching and updating relevance theory and exploring its implications for linguistics, philosophy, cognitive science and literary studies"-- Provided by publisher."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2012
401.43 WIL m;401.43 WIL m (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Liestiana Heppy Kurniawati
"Tesis yang berjudul Konotasi Tanda Verbal Bahasa Inggris pada Iklan Nokia Berbahasa Indonesia ini merupakan kajian semiotik kultural Barthes. Objek penelitian ini adalah dua puluh enam iklan Nokia dalam majalah Gogirl, Gadis, dan Hai bulan Januari hingga Juni 2008. Dua puluh enam iklan tersebut terdiri atas sepuluh varian iklan yang kemudian dikategorikan ke dalam lima kelompok. Kategori tersebut didasarkan pada tipe Nokia yang diiklankan (Nokia 5310 dan 5610, Nokia 2600 Classic, Nokia N Series, Nokia N81 dan N81 8GB, dan Nokia Black Edition). Pilihan kategori berdasarkan tipe ini didasarkan pada alasan bahwa setiap tipe memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik tersebut ditonjolkan dalam iklan untuk mengkomunikasikan positioning produk. Dengan demikian, dalam penyajiannya hasil analisis akan dikelompokkan ke dalam lima kategori.
Kajian ini merupakan kajian teks yang didasari oleh teori konotasi Barthes, khususnya kajian tanda verbal bahasa Inggris yang diselipkan di dalam iklan Nokia tersebut. Jadi, tanda verbal bahasa Inggris dalam iklan-iklan Nokia berbahasa Indonesia tersebut dianalisis konotasinya untuk mengetahui citra dan positioning produk yang diiklankan. Analisis data juga didasarkan pada sudut pandang pengiklan dan pembaca iklan. Dengan demikian, penelitian ini akan mengungkap tujuan pengiklan menyelipkan tanda verbal bahasa Inggris pada iklan Nokia berbahasa Indonesia dan persepsi pembaca iklan atas penyelipan bahasa Inggris tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dan analisis yang dilakukan, penelitian ini mengungkapkan bahwa tanda verbal bahasa Inggris yang diselipkan pada iklan Nokia berbahasa Indonesia memberikan citra tertentu pada produk yang diiklankan. Nokia dicitrakan sebagai ponsel yang ?berkualitas?, ?internasional?, ?bergengsi?, dan ?modern?. Citra tersebut menunjang upaya pengiklan melakukan positioning.

Connotation of English verbal signs in advertisements of Nokia is an analysis based on Barthes? cultural semiotics. The objects of this research are twenty six ads in three teenagers? magazines (Gogirl, Gadis, and Hai published from January through June 2008). Those twenty six ads consist of ten variants of advertisements which advertise five types of Nokia, namely Nokia 5310 and 5610, Nokia 2600 Classic, Nokia N Series, Nokia N81 and N81 8GB, and Nokia Black Edition. Each type has different characteristics. These characteristics are the focus in advertisement to communicate products? positioning. Therefore, the presentation of the results of analysis is categorized into five groups, based on those Nokia?s types.
This research is an analysis of text based on Barthes? connotation theory, particularly on English verbal signs in the Nokia ads. Accordingly, the verbal signs are analyzed to obtain their connotations which are used for identifying the products? images and their positioning. In addition, both advertiser and readers? point of view are analyzed to reveal the purpose and the readers? perception of inserting English verbal signs in the Nokia ads.
In accordance with the results of interviews and the analysis, this research shows that the insertion of English verbal signs in bahasa Indonesia advertisements gives particular image on the advertised products. Nokia receives an image as a qualified, international, prestigious, and modern phone cell. Those images, then, support advertiser in communicating product?s positioning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26741
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Setyawan
"Hitam dan putih tidak hanya memiliki makna yang berhubungan dengan warna. Hitam dan putih banyak digunakan secara metaforis untuk mengategorikan sesuatu yang baik dan tidak baik. Penelitian ini membahas bentuk-bentuk kolokasi metaforis hitam dan putih dalam bahasa Indonesia. Bentuk-bentuk kolokasi diperoleh dengan bantuan Sketch Engine dengan korpus Indonesian Web. Hasil dari penelitian ini menunjukkan (1) makna literal dan metaforis hitam dan putih dapat diketahui melalui preferensi semantis dan kolokat-kolokat yang berkolokasi, (2) prosodi semantis hitam dan putih ketika bermakna literal menunjukkan preferensi semantis yang netral, tetapi ketika bermakna metaforis, hitam berprosodi semantis negatif dan putih berprosodi semantis positif, (3) hitam lebih menonjol dibanding putih ketika digunakan secara metaforis, (4) Penelitian ini menunjukkan bahwa kolokasi memiliki hubungan yang erat dengan konotasi dan metafora, yaitu makna hitam dan putih yang merupakan bagian dari metafora dan metonimi maknanya tidak dapat diprediksi, sementara hitam dan putih yang merupakan bagian dari konotasi dapat diprediksi maknanya, dan (5) ditemukannya bentuk-bentuk extended unit of meaning dalam kolokasi hitam dan putih.

Hitam and putih are not only related to color but also used metaphorically to categorize something good and bad. The words hitam and putih literally refer to the color black and white. In its daily use, however, those words are not only used to describe or refer to the respective color, but in a metaphorical sense to describe two opposite characteristics: putih for the good things and hitam for the bad things. This thesis discusses metaphorical collocation of Indonesian words hitam and putih. Employing a corpus linguistic approach, the study uses data gathered from the Sketch Engine of Indonesian Web corpus with a minimal LogDice score of three and the minimal frequency is set at three. The results of this study show (1) the literal and metaphorical meanings of hitam and putih can be traced through semantic preferences, (2) semantic prosodies of hitam and putih that have literal meaning show neutral semantic preferences, but when they are metaphorical, hitam is negative and putih is positive, (3) hitam is used metaphorically more salience than white, (4) this study shows that collocation has a close relation with connotations and metaphors, the meaning of black and white can not be predicted as they are part of the metaphor and the metonymy. However, the meaning of hitam and putih can be predicted as they are part of connotation. (5) Extended unit of meaning in the metaphorical collocations of black and white are found in this research."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurma Eka Novega
"Pergeseran hijrah menjadi sebuah tren menjadikannya tidak lagi dimaknai sebagai sesuatu yang
religius, melainkan sebagai objek komoditas yang diikuti oleh maraknya konsumsi terhadapnya. Menurut
Baudrillard, komoditas bukan hanya objek yang di dalamnya terdapat nilai guna untuk pertukaran, melainkan
sebagai komoditas tanda. Hal tersebut menandakan bahwa adanya kedok agama yang digunakan sebagai tanda
untuk membuat seseorang mengonsumsi. Tanda-tanda tersebut yang membuat seseorang memberikan
diferensiasi terhadap orang lain dan untuk mencapai status sosial tertentu. Selain itu, peran dari media massa
seperti media sosial dan iklan yang meggunakan tubuh sebaga objek menjadi salah satu penunjang untuk
mewujudkan masyarakat yang konsumtif tersebut. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode
teori kritis yang berusaha menembus realitas sosial sebagai fakta sosiologis untuk menemukan kondisi yang
melampaui data empiris. Data-data empiris tersebut didapat dari cara meneliti mengenai tren hijrah tersebut
melalui media sosial, berita, dan beberapa penelitian terdahulu serta dalam penelitian ini penulis mencoba
melihat kondisi dibalik fenomena tren hijrah tersebut. Penelitian ini membuktikan bahwa di dalam tren hijrah
ini, tanda yang berkedok agama tersebutlah yang menjadikan konsumen membuat diferensiasi antara dirinya
dengan orang lain dan juga untuk mencapai status sosial tertentu.

The shift of hijrah to become a trend mean that it does not interpreted as religious practice anymore,
but as an object for commodity that being support by huge demand for its consumption. According to
Baudrillard, commodity is not only an object that has function-value inside of it, however as a commodity of
sign. This indicates the religious' veil used as a sign to become ones consumption. These sign cause a person
give differentiation toward the others and to reach certain social status. Moreover, the role of mass media, such
as social media and advertising that used body as an object to become one of its pillar for realizing this
consumptive society. In conducting the research, I use Critical Theory as my method to penetrate social reality
as sociological fact to find condition beyond the empirical data. These empirical data is obtained by way of research about hijrah as a trend through social media, news, and few previous researchs and in this study, I try to
look for the condition behind these phenomenon of hijrah as a trend. This research shows thst in hijrah trend,
sign that veiled behind religio. Is the cause of consumers act to differentiate certain social status between
oneself and the others
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Septiana
"Kecurangan akademik merupakan fenomena yang dampaknya merugikan bagi pengembangan karakter mahasiswa karena akan memengaruhi perilaku mahasiswa selanjutnya di masyarakat. Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh emosi moral yang terdiri dari emosi malu, emosi bersalah, dan emosi bangga hubris yang dimoderasi oleh identitas moral terhadap kecurangan akademik pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan 189 mahasiswa dari seluruh fakultas di Universitas Indonesia. Partisipan diminta untuk mengisi emosi yang dirasakan setelah membaca skenario emosi malu, emosi bersalah dan emosi bangga hubris, Moral Identity Questionaire dan tugas matriks angka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa emosi bersalah berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akademik, semakin merasa bersalah maka mahasiswa semakin tidak melakukan kecurangan. Hasil lain juga menunjukkan bahwa identitas moral berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akademik mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki identitas moral yang tinggi, tidak akan melakukan kecurangan. Selain itu ditemukan hasil bahwa identitas moral berperan sebagai moderator pada pengaruh antara emosi bersalah terhadap kecurangan akademik mahasiswa.
Penelitian ini memiliki keterbatasan teoritik karena peneliti tidak memperhitungkan faktor eksternal yang memengaruhi kecurangan akademik. Padahal secara teori, perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Penelitian ini memiliki implikasi praktis bahwa yang perlu didahulukan adalah pendidikan kepedulian dan empati. Dengan pendidikan ini sedari dini, bila keduanya hadir/bisa dididik, maka seseorang akan merasa bersalah bila melakukan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Selain itu nilai-nilai kejujuran, keadilan dan tanggung jawab juga perlu ditanamkan sejak kecil. Dengan identitas moral yang kuat, individu akan menampilkan dirinya secara konsisten sebagai orang yang bermoral.
Saran penelitian ini antara lain instansi pendidikan perlu memantapkan standar moral yang berlaku, kesamaan persepsi mengenai kecurangan akademik, penerapan peraturan tentang kecurangan akademik secara konsisten, penghargaan perlu diberikan pada mahasiswa yang menerapkan kejujuran, serta hukuman perlu mengandung aspek emosi bersalah, yang berisi nilai-nilai yang sudah terinternalisasi.

Academic dishonesty is a phenomenon whose impact is detrimental to the development of student character as it will affect the behavior of subsequent students in the community. This study aims to examine the influence of moral emotions consisting of shame, guilt, and hubris pride emotions that are moderated by the moral identity of academic dishonesty on the college students. This research is an experimental research involving 189 students from all faculties at Universitas Indonesia. Participants were asked to fill the perceived emotion after reading the shame, guilt and hubris pride scenario, the Moral Identity Questionaire and the numerical matrix assignment.
The results showed that the guilty emotions have a significant effect on academic dishonesty, the more guilty the students are the less the cheating. Other results also show that moral identity has a significant effect on student academic dishonesty. Students who have a high moral identity, will not commit cheating. In addition, it was found out that moral identity acts as a moderator on the influence of emotion of guilt against student academic dishonesty.
This study has theoretical limitations because researchers do not take into account the external factors that affect academic dishonesty. Whereas in theory, human behavior is influenced by internal and external factors. This study has practical implications that what needs to come first is education of care and empathy. With this education early on, if both are present/can be educated, then someone will feel guilty when doing that is not in accordance with prevailing norms. In addition, the values ?? ??of honesty, fairness and responsibility also need to be instilled since childhood. With a strong moral identity, the individual will present himself consistently as a moral person.
Suggestions of this research include educational institutions need to strengthen applicable moral standards, common perceptions of academic dishonesty, the application of rules on academic dishonesty consistently, awards need to be given to students who apply honesty, and punishment needs to contain aspects of emotional guilt, which contains the values which has already been internalized.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2456
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinthya Yuanita
"Latar Belakang: Organofosfat (OP) merupakan pestisida yang paling banyak digunakan di dunia. Sebagai substansi kimia, zat ini memiliki efek toksik bagi manusia yang terpapar. Salah satu dampak OP adalah penurunan fungsi kognitif. Berdasarkan penelitian Bosma, et al, prevalensi gangguan kognitif ringan pada pekerja yang terpapar pestisida adalah 35%. Di Indonesia, penelitian dari Dewi RM menunjukkan bahwa 39,1% petani jeruk yang terpapar pestisida mengalami gangguan kognitif ringan. Sampai saat ini belum ada penelitian di Indonesia yang mengukur efek samping pestisida pada petani bunga. Padahal, penggunaan pestisida pada tanaman bunga diperkirakan lebih besar dibandingkan komoditas lain, sehingga risiko dan dampak paparan pada petani pun menjadi lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asetilkolinesterase (AChE) dalam sel darah merah terhadap fungsi kognitif pada petani bunga laki-laki penyemprot pestisida.
Metode: Desain potong lintang dengan besar sampel 40 orang. Penelitian dilakukan di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan instrumen wawancara, MMSE, dan pemeriksaan AChE eritrosit.
Hasil: Aktivitas AChE dalam sel darah merah memiliki median 4599.06 (1760-6828). Prevalensi penurunan fungsi kognitif pada petani bunga laki-laki penyemprot pestisida mencapai 75%. Tidak terdapat hubungan antara AChE sel darah merah terhadap fungsi kognitif (p=0,87). Namun, terdapat hubungan yang bermakna antara variabel masa kerja (p=0,007), tingkat pendidikan (p=0,001), komposisi pestisida (p=0,014), dan exposure rate (p<0,001) terhadap fungsi kognitif. Tidak ada perbedaan bermakna antara perbandingan rerata AChE pada kelompok yang mengalami penurunan fungsi kognitif dan kelompok yang normal (OR=1 dengan 95% CI 0,2-4,1).
Kesimpulan Saran: Prevalensi penurunan fungsi kognitif pada petani bunga laki-laki yang terpajan pestisida OP cukup tinggi (75%). Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara fungsi kognitif responden dengan faktor risiko okupasi, terutama dalam hal masa kerja. Untuk mencegah terjadinya dampak penggunaan pestisida yang lebih berat, perlu adanya program pengendalian bagi petani pengguna pestisida serta pengawasan pada produsen pestisida.

Background: Organophosphate (OP) is the most widely used pesticide in the world. As a chemical substance, this substance has toxic effects for humans who are exposed. One of the effects of OP is a decline in cognitive function. Based on the research of Bosma, et al, the prevalence of mild cognitive impairment in workers exposed to pesticides is 35%. In Indonesia, research from Dewi RM shows that 39.1% of citrus farmers exposed to pesticides experience mild cognitive impairment. Until now there has been no research in Indonesia that measures the side effects of pesticides on cut-flower farmers. In fact, the use of pesticides in flower plants is estimated to be greater than other commodities, so that the risk and impact of exposure on farmers becomes even greater. The purpose of this study was to determine the relationship of acetylcholinesterase (AChE) in red blood cells to cognitive function in male cut-flower farmers spraying pesticides.
Method: Cross-sectional design with a sample size of 40 people. The study was conducted in Parongpong District, West Bandung Regency. Sampling using consecutive sampling with interview instruments, MMSE, and erythrocyte AChE examination. Results. AChE activity in red blood cells has a median of 4599.06 (1760-6828). The prevalence of cognitive decline in male cut-flower farmers spraying pesticides reaches 75%. There was no relationship between red blood cell AChE and cognitive function (p = 0.87). However, there was a significant relationship between variables of years of work (p = 0.007), level of education (p = 0.001), pesticide composition (p = 0.014), and exposure rate (p <0.001) on cognitive function. There was no significant difference between the average comparison of AChE in the group that experienced a decline in cognitive function and the normal group (OR = 1 with 95% CI 0.2-4.1).
Conclusion and Suggestions: The prevalence of cognitive impairment in male cut-flower farmers exposed to OP pesticides is quite high (75%). This study shows that there is a significant relationship between the cognitive function of the respondents with occupational risk factors, especially in terms of years of work. To prevent the impact of the use of pesticides, it is necessary to have a control program for farmers using pesticides and supervision of pesticide producers.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Tri Putra
"Skripsi ini merupakan sebuah etnografi tentang komunitas sepeda motor di Jakarta yang melakukan pelanggaran hukum lewat kegiatan cornering di jalanan umum, tepatnya di sebuah rute jalan memutar di sekitar kawasan Tugu Monas yang disebut dengan Sirkuit Monasco. Terdapat dua komunitas sepeda motor yang dilibatkan, yaitu JUMPERS Jakarta dan Jakarta Cornering Lovers (CoVers). Masing-masing komunitas memiliki cara pandangnya tersendiri terhadap aturan hukum berlalu lintas lewat safety riding, serta mempunyai pemahamanya masing-masing dalam mempraktekan kegiatan cornering di dalam komunitasnya. Perbenturan antara nilai safety ridinglewat aturan hukum dan kegiatan cornering menjadi sorotan utama dalam tulisan ini. Terdapat konteks-konteks tertentu di dalam komunitas dalam melakukan kegiatan cornering.

This thesis is an ethnographic research about bikers community in Jakarta who have violated the law through the cornering activities on the public street especially in the route around  Monas which called as Monasco circuit. There are two bikers community that  involved in this research, the first is The Jumpers Jakarta and the second  is The Jakarta Cornering Lovers (CoVers). Each communities have their own perspective in interpreting of the traffic rules throughout the safety riding, as well as their understanding about practicing their cornering activities in the communities. The contradictions of the value of the safety riding and the cornering activities become the main focus of the research. There are some principal contexts in the communities when they do the activities of cornering."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Adrianus Eliasta, 1966-
"Penelitian ini bermaksud mengetahui profil kognisi mengenai polisi dari sudut kanak-kanak yang terbagi dalam tiga tahapan perkembangan usia. Dengan mengetahui perbedaan dan perbandingan struktur kognisi tersebut terhadap sosok polisi dan peran polisi, dihipotesakan bahwa kognisi dari kelompok kanak-kanak dengantingkat usia yang semakin tinggi akan menampilkan struktur yang lebih lengkap dan kompleks tentang obyek polisi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambaran struktur tersebut memang memperlihatkan pemerkayaan pada kelompok yang lebih tinggi.

The aim of this research is to investigate cognitive profile on police based on the view of children from three different developmental stages. It is hypothesized that the more older children are the more knowledgeable they are in relation to the police?s role and its typology and function. The result shows that the elder group of students indicate better knowledge and more understanding in terms of the police and what they normally do."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>