Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122283 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tomi Agustianto
"Sistem transportasi di Indonesia yang masih belum memuaskan dan aman menjadi topic yang tidak pernah selesai dibahas, penanggulangannya pun masih belum ada titik terang. Untuk itu dibutuhkan sistem transportasi seperti monorel yang mengadaptasi sistem dari luar negeri. Sistem yang mampu dikendalikan dan dimonitoring secara otomatis melalui komputer, tanpa masinis, aman, nyaman dan efisien. Seperti misal sistem monorel di Jepang yang menggunakan tenaga listrik, rel menggunakan beton tunggal dan dijalankan secara komputerisasi atau otomatis. Atau misal monorel di Jerman yang mempunyai jalur menggantung di atas, tentunya dapat mengantisipasi tipe penumpang Indonesia yang terbiasa naik ke atap kereta.
Untuk membuat sistem transportasi yang dapat dikendalikan dan dimonitoring secara otomatis diperlukan rancangan sistem persinyalan yang tepat dan telah disesuaikan dengan Peraturan Mentri Perhubungan mengenai perkeretaapian/monorel. Pada rancang bangun sistem persinyalan dan monitoring monorel ini digunakan sistem simulator yang dibuat dari software Microsoft Visual C# yang mampu menyediakan tampilan yang lengkap untuk membuat simulator yang dapat mengendalikan monorel, monitoring, hingga komunikasi antar unit monorel atau pusat kendali dengan unit-unit monorel. Dengan menggunakan Microsoft Visual C# ini telah berhasil dibuat simulator sistem persinyalan dan monitoring monorel yang sudah siap untuk diimplementasikan pada infrastruktur monorel yang sebenarnya.

Unsatisfied and unsecured transportation system in Indonesia is still an unfinished topic to discuss. There for required a monorail transportation system as an adapted system from overseas. The system which is capable of automatically controlled and monitored by computer, without driver, safe, comfort and efficient. For example, monorail system in Japan that used electricity, using single concrete as the rail, and computerized or automated. Or another example, monorail in Germany that has hung over track, which can anticipate Indonesian passenger’s type who like to used up to the roof of the train.
To create a transportation system that can be controlled and monitored automatically, requires an appropriate design of signaling system and has been adapted to the Department of Transportation’s regulation about train/monorail. In this design and build control and monitoring of monorail system used monorail system simulator which made of Microsoft Visual C# software that is able to provide a complete interface that can control the monorail, monitoring, and communication between monorail units or between control center with monorail units. By using Microsoft Visual C#, it has been successfully created a simulator signaling and monitoring system that is ready to be implemented in the actual monorail infrastructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Sukoco
"Sumber energi terbarukan yang sangat menjanjikan adalah solar cell dan kincir angin karena portabilitas, fleksibilitas yang tinggi dan nilai investasi relatif rendah. Sejauh ini teknologi solar cell memiliki keunggulan karena membutuhkan perawatan sangat minim dan memiliki umur sekitar 20 tahun[27]. Effisiensi diwujudkan dengan kemampuan solar cell mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Pada saat ini solar cell mudah didapat dengan kisaran harga US $3/Watt per satuan luas.
Pada kincir angin sumber energi mekanik dari putaran blade akan di konversi ke sumber energi listrik. Meskipun sederhana dalam konsep, tetapi desain turbin dalam perhitungan blade sangat komplek untuk menghasilkan energi yang optimal. Namun kelemahan dari kedua sumber energi terbarukan tersebut adalah tidak menentu ketersediaannya, sedangkan konsumen membutuhkan penyediaan energi yang stabil dengan sustainability 100%. Untuk itu agar sistem energi terbarukan lebih bermanfaat, sistem harus dilengkapi dengan kendali dan management energi listrik yang akan menstabilkan output energi listrik yang dihasilkan.
Diperlukan suatu bank baterai dalam kelangsungan sustainable suplai energi listrik yang dihasilkan. Dalam riset ini, telah merancang bangun suatu kendali energi dengan mengintegrasikan pemodelan matematik sistem baterai. Sistem kendali didukung oleh bank baterai, mikrokontroller dan rangkaian elektronik.
Selanjutnya unjuk kerja sistem dapat ditingkatkan dengan melakukan karakteristik energi yang tersimpan dalam baterai, sehingga energi baterai selalu dapat di monitor. Hal ini memungkinkan sistem selalu dapat mengendalikan energi listrik yang tersedia dalam sistem tersebut.

Renewable energy sources is a very promising that is solar cell and windmill because of it portability, flexibility and value of investment is relative low. Now solar cell technology have an advantage because it require for little maintenance and have lifetime of about 20 years [27]. Efficiency solar cell is realized with it ability to convert solar energy into electrical energy. At currently this solar cell is easy to get with range of price arround U.S. $ 3/Watt per unit area.
At the windmill source of mechanical energy from the blade rotation will be converted into electrical energy source. Although simple in concept, but the design of turbine blade is so complex calculation to generate the optimal energy. But the weakness of both renewable energy sources is uncertain availability, while the consumer requires a stable supply of energy with 100% sustainability. In order to a renewable energy system more useful, the system must be equipped with control and management of electrical energy that will stabilize the output of electrical energy that produced.
It needs a battery bank to keep the sustainable of electrical energy that produced. In this research, has been designing up a control energy by integrating the mathematical modeling of battery systems. Control system supported by battery bank, microcontrollers and electronic circuits.
Furthermore, system performance can be enhanced by the characteristics of the energy stored in batteries, hence the energy of battery always be monitored. It enable the system is always able to control the electrical energy that available in that system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31086
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Ramardhiani
"Mobil listrik merupakan mobil ramah lingkungan yang menjadi salah satu solusi sebagai mobil alternatif pengganti mobil konvensional. Sama halnya dengan mobil konvensional, mobil listrik juga dilengkapi dengan panel indikator pada dashboard yang merupakan tampilan sebagai sumber informasi yang mengkomunikasikan antara pengemudi dengan kondisi mesin secara aktual. Namun kebutuhan informasi yang dibutuhkan antara panel indikator pada mobil listrik dengan mobil konvensional tidak sama. Maka dari itu, dilakukannya penelitian ini guna merancang dan melengkapi kebutuhan informasi desain panel indikator untuk mobil listrik dimana objek yang dijadikan dalam penelitian ini adalah Mobil Listrik Nasional Universitas Indonesia. Aspek yang menjadi dasar dalam melakukan perancangan ini adalah aspek dari sisi preferensi konsumen, dengan menggunakan metode conjoint analysis yang menghasilkan 3 kombinasi desain terbaik, dan juga dari sisi ergonomi, dengan melakukan pengujian terhadap 3 kombinasi desain dari hasil conjoint analysis menggunakan metode eye tracking, agar nilai guna dari panel indikator untuk Mobil Listrik Nasional Universitas Indonesia semakin baik serta sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Electric car is an environmental friendly car that become alternative substitute for conventional car. Similar to conventional car, it is also completed with indicator panel on its dashboard which is a display to present information to connect machine and human on a real time. However, there are some differences information required between electric car's indicator panel and conventional car's indicator panel. This research is conducted to find the proper design and also to complete information requirements of indicator panel of electric car, and the object of this research is University of Indonesia's National Electric Car. This research conducted based on two major aspects, that is consumer's preferences, using conjoint analysis to obtain top three design, and also ergonomic, by testing three combinations of indicator panel design which produced by conjoint analysis using eye tracking method, in order to enhance the value of indicator panel for University of Indonesia's National Electric Car and also to meet consumer's preferences and needs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Ibnu Taufiqulhakim
"Di Indonesia, kereta api telah menjadi moda transportasi yang populer dan efisien, menawarkan kenyamanan dan kecepatan bagi pengguna. Dalam operasionalnya, salah satu tantangan utama adalah optimisasi, di mana kereta listrik muncul sebagai solusi yang efektif dengan biaya operasional rendah dan gaya traksi tinggi. Profil trayektori kecepatan yang mengindikasikan kecepatan yang diizinkan pada setiap posisi dapat membimbing pengemudi atau sistem operasi otomatis kereta (ATO) untuk mengoperasikan kereta dengan lebih efisien. Penelitian ini mengkaji pendekatan optimisasi untuk trayektori kecepatan Kereta Rel Listrik (KRL), dengan mempertimbangkan konsumsi energi sebagai ukuran kepuasan perusahaan kereta api dan waktu perjalanan sebagai ukuran kepuasan penumpang. Optimisasi kecepatan kereta dapat menggunakan algoritma Hybrid Evolutionary Algorithm (HEA). Penelitian ini mengusulkan metode multiobjektif untuk mengoptimalkan lintasan kecepatan kereta, dengan mempertimbangkan batasan kecepatan, strategi mengemudi yang meliputi fase accelerating, cruising, coasting, braking, serta adaptasi terhadap kondisi kemiringan, dan kurvatur lintasan. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bagaimana Pareto front dari setiap generasi algoritma dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi operasi yang paling efektif. Dalam penelitian ini didapat bahwa hasil dari solusi yang didapat bisa mengurangi total energi sebesar 21.97% dan total waktu tempuh sebesar 5.11%.

In Indonesia, trains have become a popular and efficient mode of transportation, offering comfort and speed to users. One of the main challenges in their operation is optimization, where electric trains emerge as an effective solution with low operational costs and high tractive force. A speed trajectory profile that indicates the authorized speed at each position can guide the driver or the automatic train operation (ATO) system to operate the train more efficiently. This study examines the optimization approach for the speed trajectory of Electric Rail Trains (KRL), considering energy consumption as a measure of railway company satisfaction and travel time as a measure of passenger satisfaction. Train speed optimization can utilize the Hybrid Evolutionary Algorithm (HEA). This research proposes a multi-objective method to optimize the train speed trajectory, taking into account speed limits, driving strategies including accelerating, cruising, coasting, and braking phases, as well as adaptation to track slope and curvature conditions. Additionally, this study demonstrates how the Pareto front of each algorithm generation can be used to evaluate and select the most effective operational strategy. In this research, it was found that the results of the solution obtained could reduce total energy by 21.97% and total travel time by 5.11%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barwell, F.T.
Oxford: Pergamon Press, 1983
629.049 BAR a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mulyono
"Penerapan pola pelayanan yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai beberapa perbedaan persepsi pengguna atas kriteria mengenai kepuasan akan pelayanan dan biaya sebagai fungsi pilihan. Filosofi ini akan berusaha melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan prilaku pengguna dan berusaha memenuhinya. Faktor yang digunakan untuk menilai suatu tingkat pelayanan didasarkan atas kriteria kualitas layanan, yaitu; keandalan (tangible), kepercayaan (reliability), kecepatantanggap (responsiveness), empathy clan jaminan (assurance) serta pengalaman (image) dan motivasi. Faktor biaya perjalanan tergantung pada persepsi pengguna atas beberapa kriteria biaya yang dikeluarkan pengguna.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah menganalisis pemilihan moda angkutan kereta api berdasarkan faktor tingkat pelayanan dan biaya perjalanan dengan kasus pengguna kelas eksekutif (Argo) pada lintas Jawa. Selain itu secara khusus menganalisis karakteristik pengguna, faktor-faktor yang membentuk tingkat pelayanan dan biaya perjalanan-pengguna atas pilihan Responden adalah pengguna dari Jakarta- dengan tujuan Bandung; Semarang, Yogyakarta, Solo dan Surabaya dengan lokasi pengambilan data di Stasiun Gambir dari tanggal 16 -31 Januari 2003. Dari 285 responders yang terjaring, hanya 226 yang dianggap layak untuk dianalisis dengan komposisi 80% kelas argo dan 20% kelas eksekutif lainnya. Kelompok data terbagi menjadi tiga, (1) 23.9% pengguna berusia 20 - 30 tahun dengan jenis kelamin perempuan mempunyai persentase lebih besar, dengan pendidrkan akademi (DI, D2, D3) dan bekerja sebagai pegawai swasta, penghasilan kurang dari 1 juta/bulan, dalam setahun lebih dari tiga kali melakukan perjalanan jarak pendek untuk maksud perjalanan dinas. (2) 25.2% pengguna berusia 40 - 50 tahun atau lebih dengan jenis kelamin laki-laki yang lebih besar, berpendidikan akademi dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta yang mempunyai penghasilan 1 - 2 juta/bulan, dalam setahun satu kali melakukan perjalanan jarak jauh untuk tujuan perjalanan kunjungan keluarga. (3) 50.9% pengguna berusia 20 - 30 tahun berjenis kelamin laki-laki lebih besar, berpendidikan sarjana (S1, S2, S3) dengan pekerjaan pegawai swasta mempunyai penghasilan 1 - 2 juta/bulan,. dalam setahun menggunakan kereta api lebih dari tiga kali untuk jarak menegah dengan maksud perjalanan dinas.
Analisis faktor digunakan untuk mereduksi variabel tingkat pelayanan dan biaya perjalanan sebagai fungsi pilihan dengan skala Likert 1 - 5 hasil analisis memberikan 6 faktor yang terbentuk dari 33 variabel. Pengujian keandalan alat ukur menggnnakan skala alpha memberikan hanya 4 faktor yang dapat dijadikan alat ukur dengan nilai alpha- 0.5 yaitu faktor tingkat pelayanan meliputi image, sumber daya manusia, dan waktu pelayanan serta faktor biaya perjalanan. Pada taraf signifikasi 0.05 pilihan pengguna jika kondisi sama (P1) dan berubah (P2) memberikan korelasi 0.605 dan 0.407 dengan model regresi; P1 = 5,75 .10-2 + 0,436(Biaya) +0,393(Image) + 0,141(SDM) + 0,157 (Waktu), dan P2 = 5,75. 10-2 + 0,201(Biaya) +0.285(Image) + 0.133(SDM) + 0.122 (Waktu).
Daftar Pustaka: 25 (1983 - 2002)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cakrawala Singka Ismail
"Kereta api adalah salah satu moda transportasi publik yang banyak diminati warga commuter untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. PT KAI Commuter Jabodetabek menetapkan kebijakan Gerbong Khusus Wanita untuk menghindari kekerasaan dan pelecehan seksual. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi dan situasi penyelenggaraan gerbong khusus wanita pada angkutan tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan wawancara mendalam (indepth interview).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pengadaan gerbong khusus wanita telah terciptanya suasana transportasi yang ramah perempuan namun hanya tersedia dua gerbong, hal ini sangat tidak sebanding dengan jumlah penumpang perempuan. Dan belum mencerminkan kota ramah perempuan seperti pemikiran Kevin Lynch dan UN Women Habitat fo a better urban future.

Rail Transportaion is one of the many modes of public transportation used by urban resident to run their daily lives. PT KAI Commuter Jabodetabek established policies about ?Special Coaches Woman? to avoid violence and sexual harassment. The objective this study is to analyze the condition and situation of "Special Coaches Woman". The approach used in this study was qualitative, with in-depth interviews.
The results showed that the policy for special coaches women can create an atmosphere of friendly transportation for women, but with only two special coaches for women provided by the PT KAI this situation is for more than enough and expeded by Kevin Lynch is "good city form" and "UN Women Habitat fo a better urban future".
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Wijaya
"Menurut Internatonal Standard (ISO 8713:2002) mobil listik dikenal dalam istilah Electric road vehicles yang di Amerika dikembangkan menjadi dua (2) jenis, diantaranya Zero Emission Vehicles(ZEV) dan Low Emission Vehicles (LEV). Mobil listrik yang di kategorikan menjadi Zero Emission Vehicles adalah Mobil Batterai (Battery Operate) dan Mobil Fuel cell. Sedangkan yang dikategorikan menjadi LEV adalah mobil yang sistem penggeraknya memadukan antara convensional engine dengan motor listrik (mobil Hybride).
Mobil Batterai (Battery Operate) dan Mobil Fuel cell sistem penggeraknya dengan menggunakan motor dc karena kecepatan mudah diatur dan mempunyai variasi kecepatan yang lebar.Tugas akhir penggerak mobil listrik ini menggunakan motor dc seri yang terdapat pada stater mobil.Sebelum digunakan menjadi motor penggerak motor stater dimodifikasi bagian luar dan lilitan didalamnya. Motor dc stater mobil mempunyai torsi yang besar dan kecepatan tinggi,tetapi mempunyai kelemahan dengan arus yang besar sehingga motor cepat panas.Pengontrolan kecepatan menggunakan mikro AVR Atmega8535 dengan mengunkan metode PWM. Untuk pensaklaran elektronis menggunakan mosfet dan relay. Perubahan jumlah kumparan dan pengecilan diameter kawat email kumparan motor dapat menaikan hambatan motor sehingga dapat mereduksi arus, sehingga motor dapat bekerja lebih lama,untuk pengotrolan kecepatan pada saklar elektronik diperlukan rangkaian snubber untuk meniadakan tegangan balik yang disebabkan oleh beban yang bersifat induktif yang merusak saklar elektronik.

Recognized as Electric road Vehicles that in America is expanded in two category such as: Zero Emission Vehicles(ZEV) dan Low Emission Vehicles (LEV). The ZEV one is knowed as battery car and fuel cell car, while the LEV one is the car with the driver is colaboration between convensional engine and electrical motor (Hybride car).
Battery and fuel cell car use DC motor as a driver because the ease of speed adjusment and have a width variation speed. This final assignment use DC motor that be in car starter. Before used as motor driver to drive motor starter, this DC motor is modified in outer edge and the winding inside. This one have a big torque and high speed, but it has a big current as a weakness so the motor will be heat quickly. The speed control use AVR Atmega8535 microcontroller with PWM method. For electronical switching use a mosfet and relay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40439
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiharto
"ABSTRAK
Bogie pada monorel jenis straddle berfungsi sebagai penumpu kabin penumpang, pemegang, dan pengarah gerak monorel dilintasannya. Bogie adalah komponen yang memberikan fleksibilitas gerak pada kabin penumpang saat melakukan gerak belok, naik dan turun. Struktur bogie jika ditinjau dari jumlah poros roda traksi yang digunakan dapat diklasifikasikan pada bogie poros tunggal single axle , bogie poros ganda double axle dan bogie poros jamak multi axle . Jumlah poros roda traksi yang digunakan merupakan fungsi dari kapasitas angkutnya, untuk kapasitas menegah dan besar umumnya menggunakan bogie poros ganda atau poros jamak. Pada bogie poros ganda atau multi poros untuk model poros non-steerable memiliki kemampuan belok yang relatif rendah jika dilewatkan pada lintasan dengan radius belok kecil.Monorel ukuran medium dengan panjang kabin 10 m sampai dengan 13 m umumnya menggunakan bogie jenis poros ganda double-axle , untuk model poros non-steerable yang dipasang secara independent memiliki kemampuan belok pada R ge; 60 m, dan kemampuan menanjak pada gradien le; 5 . Untuk meningkatkan kemampuan belok pada lintasan dengan radius belok yang lebih kecil R ? 60 m dilakukan dengan menempatkan bogie pada sambungan antar dua kabin coupler bogie atau digunakan bogie model poros steerable steerable-axle , akan tetapi kedua cara tersebut struktur bogie menjadi tidak sederhana dan cara perawatan relatif komplek.Prototipe industri monorel jenis straddle sudah dibuat di Indonesia adalah adalah monorel MC motor car ukuran sedang dengan dimensi panjang 13.145 m, jarak sumbu antar bogie 8.4 m, desain kemampuan belok pada radius R ge; 60 m dikecepatan gerak 20 km/jam, berat total kabin dan penumpang didefinisikan sebesar 24 ton. Rangka bogie dibuat dari material baja SS400 yang dibentuk dengan sambungan las. Dua unit motor penggerak dipasang pada tiap bogie adalah motor DC 750 V dengan daya 45 kW dan torsi maksimum 284 Nm.Untuk meningkatkan kemampuan belok pada prototipe monorel tersebut dilakukan evaluasi dan pengembangan desain model rangka bogienya. Evaluasi kemampuan belok dilakukan secara numerik pada satu model train consist. Bogie yang digunakan pada model train consit adalah model bogie prototipe dan model bogie hasil pengembangan, bogie pengembangan adalah bogie yang dipilih dari delapan model alternatif konsep, pemilihan alternatif dilakukan dengan metoda Analytical Hierarchy Process AHP .Hasil evaluasi dan pengembangan model train consist saat dilewatkan pada lintasan belok menunjukan, model train consist dengan bogie hasil pengembangan menunjukan bahwa torsi total pada roda penggerak dan penurunan energi kinetik yang terjadi lebih kecil dari model train consist dengan bogie model prototipe. Model train consist dengan bogie hasil pengembangan masih masih dijalankan pada radius belok R = 40 m dengan kecepatan gerak 20 km/jam, 30 km/jam, 40 km/jam, dan 50 km/jam.Nilai torsi yang terjadi pada model train consist untuk tiap lintasan belok selanjutnya dinormailisasi terhadap nilai torsi yang terjadi pada lintasan lurus untuk setiap kecepatan gerak. Hasil normalisali dapat dijadikan dasar rujukan dalam pemilihan bogie yang akan digunakan yang disesuaikan dengan kondisi sarana lintasan yang akan dilaluinyaHasil analisis FEM pada rangka bogie hasil pengembangan, tegangan maksimum terjadi pada semua alternatif konsep terjadi pada poros roda penggerak dengan nilai rata-rata sebesar 40 dari tegangan tariknya, defleksi yang terjadi dalam arah vertikal dan lateral yang terjadi nilainya kurang dari 1 mm.Model alternatif yang dipilih adalah alternatif konsep 2, model alternatif ini memiliki bentuk rangka utama menyerupai angka ldquo;8 rdquo;, dengan model pemasangan roda penyetabil dipasang sejajar dengan roda kemudi. Model desain ini selanjutnya direkomendasikan untuk digunakan dan dikembangkan lebih lanjut dengan melakukan optimasi dimensi rangka dan penurunan beratnya.

ABSTRACT
A bogie function on a straddle-type monorail is a passenger cabin holder, holder, and motion control a monorail on the trajectory. Bogie is the component that provides the flexibility of movement in the passenger cabin during a turn, uphill, and downhill. The bogie structure when viewed from the number of traction wheel shafts used can be classified on single axle bogie, double axle bogie and multiple axle bogies. The number of traction wheel shafts used is a function of the capacities, for large and medium capacity generally using double-axle or multiple axles. The bogies of a double-axle or multiple-axle model for the non-steerable axle, models have a relatively low curving ability when passing on the path with a small curving radius.The Medium-sized monorails with cabin lengths of 10 m up to 13 m generally use double-axle bogies. For non-steerable axle models as independently mounted, has a curving ability at R ge; 60 m, and uphill ability on gradient le; 5 . To improve the curving-ability on the path with a small curving radius R ? 60 m is performed by placing the bogie on the connection between two cabins coupler-bogie or using the steerable-axle bogie models, but both the ways make the bogie structure become not simple and relatively complex of maintenance.The industrial prototype of the straddle-type monorail already has made in Indonesia is a medium-size MC monorail with length dimension of 13.145 m and distance center between of bogies is 8.4 m, design of curving ability at R ge; 60 m, on motion speed 20 km/h, a total weight of cabins and passengers are defined at 24 tons. The bogie frames have made of SS400 steel material formed with welded joints. Two motor drive units mounted on a bogie are 750 V DC 45 kW and maximum torque of 284 Nm.To improve the curving-ability on the monorail prototype is performed the evaluation and development of the model design of a bogie frame. Evaluation of the curving-ability is performed numerically on the model of a train-consist. Bogie used in the train-consit model is a bogie model of a prototype and a model of development result, a bogie of development result is a selected bogie from eight alternative concept model, alternative selection is done by Analytical Hierarchy Process AHP method.The result of evaluation and development of train-consit model when passed on the curving trajectory showed the train-consist model using a bogie of development result the total torque on the traction wheels and reduction of kinetic energy has smaller than the train-consist model using a prototype bogie model. The train-consist model using a bogie of development result is still run on a curving radius of R = 40 m with motion speed 20 km/h, 30 km/h, 40 km/h, and 50 km/h.The torque values that occur in the train-consist model for each curving path are then normalized against the torque values that occur on a straight path for each motion velocity. Normalized results can be used as the basis of reference in the selection of bogies to be used that are conformed to the conditions of the path that will be passed.The results of FEM analysis on the bogie frame of the development result, the maximum stress occurs at all alternative concept occurs at the traction wheel axle with an average value only of 40 of a yield stress, deflection value occurs in the vertical and lateral axis is less than 1 mm.The selected alternative model is a concept 2, this alternative model has a main frame shape resembling the number 8 , with the placement model of stabilizing wheels mounted parallel to the steering wheels. The design model is then recommended to be used and further developed by optimizing the dimensions of the frame and a decrease in weight."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2517
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Arifandi
"Kebutuhan daripada elemen penyimpan baterai dalam sistem arus searah menjadi semakin penting dengan kebutuhan akan manusia akan energy yang efisien dan juga terbarukan. Kemampuan dari energi listrik untuk dapat disimpan memungkinkan pemanfaatan energi listrik dalam menyumbang manfaat untuk masyarakat dan juga memungkinkan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi terutama untuk daerah terpencil.
Dalam mengoperasikan baterai, diperlukan pertimbangan terutama dalam parameter yang terukur yaitu tegangan dan arus dari operasi baterai. Melalui media mikrokontroller jenis Arduino, maka monitoring melalui sensor analog untuk mengukur masing ndash; masing parameter yang terkait memungkinkan pemantauan dalam pengoperasian daripada baterai.
Berdasarkan hasil percobaan yang dibangun, sistem rancang bangun memberikan simpangan sebesar untuk masing ndash; masing tegangan dan arus adalah 0,122 V dan 0,005819 A. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa simpangan untuk parameter tegangan masih termasuk kedalam batas yang diperbolehkan, namun untuk parameter arus masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

The requirement of energy storage element increases in Direct Current electrical systems as the need for an efficient and renewable source of energy. The capability of electrical energy to be stored brings the possibility to contribute the needs of society for power and to increase the ratio of electrification especially in remote areas.
On operating a battery, there are several parameters that are needed to be carefully considered which are its voltage and current. Through a microcontroller such as an Arduino, the process of monitoring a battery in its operation becomes possible through analog sensors to measure each parameters.
Through the experimentation that is conducted, the system gives the highest deviation for both its voltage and current as much as 0.122 V and 0.005819 A. the given margin of error for the voltage parameter is still within the given limit for allowed deviation, but the current parameter still needs further research."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>