Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86028 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Oktofa Cahyo Setiani
"Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas Gastropoda di Pantai Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada bulan Juli 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Gastropoda di Pantai Panimbang dengan menganalisis kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dominansi, dan kesamaan jenis yang ditemukan di perairan tersebut serta faktor-faktor lingkungan perairan yang memengaruhi struktur komunitas tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode transek kuadrat pada tiga lokasi yang berbeda dengan masing-masing tiga kali pengulangan bersamaan dengan pengukuran parameter lingkungan perairan. Sampel Gastropoda yang ditemukan diidentifikasi dan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon Wiener, indeks kemerataan, indeks dominansi Simpson, dan indeks kesamaan Sorensen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 23 jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang. Turritella cingulifera merupakan jenis yang memiliki kepadatan jenis tertinggi di perairan Pantai Panimbang. Keanekaragaman jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang termasuk kategori tinggi. Kemerataan jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang termasuk kategori hampir merata dan merata. Tidak terdapat jenis yang dominan di lokasi penelitian. Tingkat kesamaan jenis tertinggi terdapat pada stasiun 1 dengan stasiun 2 dengan nilai sebesar 70,97 %, sedangkan terendah terdapat pada stasiun 1 dengan stasiun 3 dengan nilai sebesar 44,44 %.

The research on structure community of Gastropods at Panimbang Beach, Pandeglang Regency, Banten was done on Juli 2012. The research was aimed to determine the structure community of Gastropods by analyzing the density, diversity, evenness, dominance, and similarity of species was found in these waters, and environmental factors that influence its structure community. Sampling was done using the quadrat transect method in 3 stasions with each of the 3 repetitions along with measurement of environmental factors. The samples of Gastropods were identified and analized by using the Shannon Wiener’s diversity index, evenness index, Simpson’s dominance index, and Sorensen’s similarity index. Result of the research showed there are 23 species of Gastropods was found at Panimbang Beach. Turritella cingulifera is a species of Gastropod that has the highest density at Panimbang Beach. The diversity of Gastropods in Panimbang Beach is categorized as high. The evenness of Gastropods at Panimbang Beach is classified into almost evenly and uniformly and there is no dominant species. The highest level of similarity was found in station 1 to station 2 with a value of 70.97 %, while the lowest was at station 1 to station 3 with a value of 44.44 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Endah Satiti
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan distribusi kerang tahu Meretrix meretrix serta faktor-faktor yang memengaruhi kepadatan dan distribusi kerang tahu di Pantai Panimbang, Pandeglang, Banten pada bulan Juli 2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode transek kuadrat. Pengambilan sampel dilakukan di 3 tipe ekosistem berbeda, yaitu mangrove, kebun kelapa, dan perumahan dengan masing-masing 3 kali pengulangan. Sampel dihitung morfometri, jumlah individu, kepadatan, dan pola distribusi. Jumlah individu kerang tahu di 3 stasiun ditemukan sebanyak 60 individu. Kepadatan rata-rata kerang tahu yaitu 1,33 individu/m2. Hasil uji Chi kuadrat menunjukkan kerang tahu memiliki pola distribusi mengelompok. Sebaran dan distribusi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain, salinitas, kedalaman, substrat, dan arus gelombang.

The study aimed to determine population density and distribution of venus clam Meretrix meretrix with some factors effect them in the Panimbang coast, Pandeglang, Banten in July 2012. Venus clam were collected with quadrate transect method. Sample collection site were divided into 3 station based on the coastal ecosystem, i.e. mangrove forests, coconut palm trees, and society house each with 3 replicates. Quantification sample involves shell morphometry, total of individual, density, and distribution pattern. Total individual of Venus clam is 60 individual. The result show that density of venus clam is 1,33 individual/m2. Chi square test show that distribution pattern of venus clam is clumped. The result show that venus clam distribution follow salinity, water depth, substrate, and current wave."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Rulistya Perwitha
"Penelitian tentang studi populasi kerang gelatik Anadara (Cunearca) pilula (Reeve, 1843) telah dilakukan di Pantai Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada bulan Juli 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kepadatan, distribusi populasi, serta kaitannya dengan faktor lingkungan. Sampel diambil dengan menggunakan metode transek kuadrat di 3 Stasiun penelitian yang berbeda ekosistem (mangrove, kebun kelapa, dan pemukiman penduduk) dengan 3 kali pengulangan serta pengukuran parameter lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah kerang gelatik yang ditemukan di 3 Stasiun adalah 59 individu. Kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran kerang gelatik tertinggi terdapat di lokasi depan kebun kelapa yaitu 2 individu/m2 dan 80%, faktor lingkungan yang terukur di ketiga Stasiun yaitu suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, kedalaman, tipe substrat, dan kadar organik substrat yang berada pada kisaran normal. Secara umum, pola distribusi kerang gelatik di ketiga Stasiun adalah mengelompok.

Research on population study of little ball ark Anadara (Cunearca) pilula (Reeve, 1843) has been conducted at Panimbang Beach, Pandeglang Regency, Banten on July 2012. The study aimed to determine the density, population distribution, and related to environmental factors. Samples were taken using a transect squares method in 3 different ecosystems Stations (mangrove forests, coconut plantations, and villages) with 3 replicates and the measurement of environmental parameters. Based on the results of the study, the total of little ball ark collected in 3 stations was 59 individuals. The highest of population density and frequency little ball ark in front of coconut plantations were 2 individual/m2 and 80%, with environmental factors that measured at 3 Stations were temperature, salinity, pH, dissolved oxygen, depth, substrate type, and substrate organic level which in normality. In general, distribution patterns of little ball ark in three Stations were clumped."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Edgar Rhomado Asaputra
"Kawasan pesisir di Banten merupakan salah satu kawasan potensial sebagai penghasil udang di Indonesia. Lokasi tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang hanya berada pada dua desa yaitu di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Persebaran lahan tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, menganalisis tingkat kesesuaian lahan pada tambak udang vaname yang berada di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, dan mengkategorikan tingkat kesesuaian lahan terhadap produktivitas budidaya tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang. Metode AHP digunakan untuk mencari bobot kriteria kesesuaian dari parameter fisik yaitu jenis tanah dan lereng, parameter Jarak yaitu jarak dari sungai dan jarak dari pantai, parameter kualitas air yaitu salinitas air, pH air, suhu air, dan oksigen terlarut, dan parameter non fisik yaitu kepadatan penduduk dan upah tenaga kerja. Setelah mendapatkan hasil bobot dari parameter yang digunakan diolah dengan menggunakan metode Weighted Overlay pada ArcGis. Penelitian ini membuktikan bahwa luas wilayah kesesuaian untuk tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang memiliki dua tingkat kesesuaian yaitu kesesuaian sesuai seluas 740.15 ha, dan tidak sesuai seluas 2630.71 ha, dan pada kesesuaian lahan sangat sesuai terdapat dua titik lokasi tambak yang mengalami penurunan produktivitas udang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil produktivitas pada titik tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat kesesuaian lahan dan dapat disimpulkan bahwa penurunan produktivitas yang terjadi di titik lokasi tambak dikarenakan faktor di luar kesesuaian lahan.

The coastal area in Banten is one of the potential areas as shrimp producers in Indonesia. The location of vanammei shrimp ponds in Panimbang District is only in two villages, namely Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village. This study aims to analyze the land distribution of vanammei shrimp ponds in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, analyze the level of land allocation in vanammei shrimp ponds located in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, and categorize the vannamei shrimp ponds in Mekarsari Village. and Panimbang Jaya Village in Panimbang District. The AHP method is used to find the weight of the criteria from physical parameters, namely soil type and slopes, distance parameters namely distance from the river and distance from the beach, air quality parameters, namely air salinity, air pH, air temperature, and dissolved oxygen, and non-physical parameters, namely density. population and workforce. After getting the weight results from the parameters used, it is processed using the Weighted Overlay method on ArcGis. This study proves that the area according to vanammei shrimp ponds in Panimbang District has two levels, namely according to an area of ​​740.15 ha, and not according to an area of ​​2630.71 ha, and according to land that is very suitable there are two points of ponds that have decreased. productivity. These results indicate that the productivity results at these points have no relationship with the levels of land availability and it can be said that the decline in productivity that occurs in the pond locations is due to factors outside the land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Nurliansyah
"Plankton berperan penting dalam ekosistem perairan, karena kehadirannya dapat mempengaruhi komunitas lain. Penurunan populasi ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor kondisi lingkungan dan ketersediaan makanan. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi perairan Pandeglang dilihat dari parameter fisika suhu, kecerahan, kecepatan arus , kimia salinitas, pH, DO, nitrat, fosfat dan biologi klorofil-a , menganalisis struktur komunitas plankton di perairan Pandeglang, menganalisis hubungan antara parameter fisika-kimia perairan dengan struktur komunitas plankton, menganalisis ketersediaan makanan ikan dan kebiasaan makan ikan kembung terhadap fitoplankton di perairan Pandeglang. Penelitian dilaksanakan dari bulan September-Oktober 2017. Pengambilan sampel fitoplankton menggunakan plankton net 80 m dengan penarikan horizontal dan zooplankton menggunakan plankton net 133 m dengan penarikan vertikal. Komposisi fitoplankton terdiri dari 37 genus dengan 4 filum yaitu Bacillariophyta, Miozoa, Cyanophyta dan Euglenophyta dengan kelimpahan berkisar pada 2,785-29,425 ind/liter. Indeks keanekaragaman fitoplankton rata-rata sebesar 1,62, indeks keseragaman 0,65, dan indeks dominansi sebesar 0.29. Komposisi zooplankton terdiri dari 35 genus dengan 12 filum dengan kelimpahan berkisar pada 279-480 ind/liter. Indeks keanekaragaman zooplankton rata-rata sebesar 1.69, indeks keseragaman sebesar 0.72, indeks dominansi sebesar 0.27. Hubungan parameter lingkungan perairan terhadap kelimpahan fitoplankton : berkorelasi positif [kecepatan arus 0.793 , fosfat 0.122 ] dan sangat signifikan [kecepatan arus ?

Plankton play an important role in aquatic ecosystems, because its presence can affect other communities. The decrease of fish population is influenced by several factors, namely environmental condition and food availability. This study aims were to analyze the condition of Pandeglang waters viewed from the physics parameters temperature, brightness, current velocity , chemistry salinity, pH, DO, nitrate, phosphate and biology chlorophyll a , analyzing the plankton community structure in Pandeglang waters, between water physics chemical parameters and plankton community structure, analyzing the availability of fish food and feeding habits of Indian Mackerel on phytoplankton in Pandeglang waters. The study was conducted from September to October 2017. Phytoplankton sampling using 80 m plankton net with horizontal drag and zooplankton using 133 m net plankton with vertical drag. The phytoplankton composition consists of 37 genera with 4 phyla namely Bacillariophyta, Miozoa, Chyanophyta and Euglenophyta with abundance ranging from 2,785 29,425 individu liter. The phytoplankton diversity index was 1.62, the evenness index was 0.65, and the dominance index was 0.29. The composition of zooplankton consists of 35 genera with 12 phyla with abundance ranging from 279 480 individu liter. The zooplankton diversity index of 1.69, evenness index of 0.72, the dominance index of 0.27. The relation of environmental parameters to phytoplankton abundance positively correlated current velocity 0.793 , phosphate 0.122 and strong significant current velocity "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titing Pudiawati
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas kepiting dan potensi kepiting bakau Scylla oceanica di ekosistem mangrove Kecamatan Panimbang, Banten, bertujuan untuk mengetahui stuktur komunitas kepiting dan potensikepiting bakauserta mengetahui indeks persepsi masyarakatyang tinggal di sekitar hutan mangrove. Pengambilan sampel vegetasi mangrove menggunakan metode Line Transect Plot,dan untuk sampel kepiting dilakukan dengan metoda transek pada tiga stasiun pengamatan. Setiap stasiun dibuat tiga plot dengan tiga kali ulangan. Hasil yang diperoleh ditemukan 6 jenis mangrove yaituAvicennia alba, Bruguiera sp, Excoecaria agollocha, Lumnitzera littorea, Rhizopora apiculata, dan Sonneratia alba serta4 suku kepiting dengan 14 jenis dari 354 kepiting, yaitu sukuGrapsidae, Sesarmidae, Ocypodidae, dan Dotillidae. Rata-rata kepadatan kepiting 36 ind/m2 - 43 ind/m2, indeks keanekaragaman 1,86-2,01, indeks keseragaman 0,706 - 0,763, indeks dominansi 0,142 - 0,166, dan pola distribusi mengelompok Id = 1,282-1,494 . Indeks kesamaan antara stasiun 1, 2, dan 3, hampir sama 78,01 - 85,96 . . Rata-rata kepadatan kepiting bakau Scylla oceanica yaitu 19,1ekor/100 m2. Berat kepiting bakau betina berkisar 95 ndash; 495 g dan kepiting jantan berkisar 100 ndash; 420 g. Lebar karapaks kepiting bakau betina 6,8 ndash; 14,5 cm dan kepiting bakau jantan 7,1 ndash; 13,5 cm. Pola pertumbuhan kepiting bakau jantan dan betina menunjukkan tipe allometrik negatif, dengan pola distribusi mengelompok Id = 1,5176 . Indeks persepsi masyarakat tentang potensi kepiting bakau di Panimbang, Banten tergolong baik 78 . Potensi hasil tangkapan kepiting bakau per bulan sebesar 2.820 ndash; 4.440 kg dan pendapatan penduduk dari sektor ini berkisar Rp169.200.000,00- sampai Rp266.400,00,- per-bulan.

ABSTRACT
A research has been conducted regarding the structural type of the crab community and the potential of the mangrove crab Scylla oceanica at mangrove ecosystem station Panimbang sub district, Banten. The objective of the research is to understand the structure of the crab community and the potential of the mangrove crab and to discover the perception index of communities living around the mangrove forest. Sampling of the local mangrove vegetation uses Line Transect Plot and the crabs is using the transect method at the three observation station. Three plots at each location was observed and executed three times. The result was as follows 6 types of mangrove which areAvicennia alba, Bruguiera sp, Excoecaria agollocha, Lumnitzera littorea, Rhizopora apiculata, and Sonneratia alba including 4 family of crabs from 14 species from the 354 crabs caught, which are family of Grapsidae, Sesarmidae, Ocypodidae, and Dotillidae. The population density of being 36 ind m2 43 ind m2, the diversity index of crabs is 1,86 ndash 2,01, the uniformity index of mangrove crabs is 0,706 0,763, dominancy index around 0,142 ndash 0,166, and the distribution pattern of grouping crabs Id 1,282 ndash 1,494 . Uniformity index between station 1, 2 and 3 are almost similar 78,01 85,96 . Population density of mangrove crabs Scylla oceanica are19,1 ind 100 m2. The average weight of female mangrove crabs caught were around 95 495 g, the average weight of male crabs being at 100 420 g. Diameter of carapace of the female crabs are around 6,8 ndash 14,5 cm and the average carapace diameter of male crabs were found at 7,1 ndash 13,5 cm. The growth pattern of male and female mangrove crabs is the negative aloometric type, with a grouping distribution value Id 1,5176 . The community perception index regarding the potential of the mangrove crabs at Panimbang sub district, Banten is considered good 78 . The potential catch mud crabs per month of 2.820 4.440 kg and incomes of population in this sector ranges Rp169.200.000,00 until Rp266.400.000,00 per month."
2016
T46902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Whidayanti
"Pesisir Barat Kabupaten Pandeglang yang menghadap Selat Sunda merupakan daerah yang rawan terhadap terjadinya bencana alam. Tinggi gelombang dan pasang surut air laut, termasuk tsunami merupakan bencana yang sering melanda pesisir tersebut. Eksosistem mangrove yang merupakan bagian dari ekosistem pesisir memiliki peranan penting dalam mengurangi bencana alam akibat gelombang air laut. Di samping dapat mengurangi terjadinya abrasi, sistem perakaran mangrove dapat menahan laju sedimentasi. Sehingga akan memperluas garis pantai atau akresi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekosistem mangrove terhadap perubahan garis pantai yang berupa abrasi dan akresi dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2010 hingga 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memanfaatkan Remote Sensing dan teknologi GIS. Pengumpulan data menggunakan citra satelit Landsat 7 ETM+ Tahun 2010, Landsat 8 OLI/TRS Tahun 2015 dan 2020. Pengolahan data spasial menggunakan google earth engine, software ArcGIS 10.6 dan ENVI 5.3. Data perubahan ekosistem mangrove diperoleh dengan menggunakan metode NDVI. Teknis GIS digunakan untuk analisis data laju perubahan garis pantai secara spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tahun 2010 hingga 2020, ekosistem mangrove selalu mengalami perubahan setiap periodenya. Ekosistem mangrove di sepanjang pesisir Kabupaten Pandeglang mengalami penambahan dari tahun 2010 hingga 2015, namun kembali berkurang pada tahun 2020 akibat bencana tsunami Banten tahun 2018. Perubahan ini tentunya juga mempengaruhi terjadinya perubahan garis pantai. Berdasarkan hasil analisis statistik, penurunan luas mangrove mempunyai pengaruh sebesar 48,63% terhadap luas abrasi dan penambahan luas mangrove mempunyai pengaruh sebesar 51,7% terhadap luas akresi. Secara spasial penelitian ini menunjukkan penurunan dan penambahan luas mangrove berbanding lurus dengan perubahan luas abrasi dan akresi.

The coastal area of Pandeglang Regency , which faces the Sunda Strait, is prone to natural disaters. As the high wave tides, and in same periode including tsunami, are the named type of disasters that frequently hit the area. Mangrove ecosystem that are the part of coastal ecosystems have an importance role in reducing natural disasters caused by seawater waves. In addition to preventing abrasion, the mangrove root system can hold sediment. So that it will expand the coastline or accretion. This study aims to determine the effect of existence of mangrove ecosystems on coastline change in the form of abrasion and accretion within ten years during 2010 to 2020. The research method uses remote sensing and GIS Technology. The remote sensing data collection uses is separate into Landsat 7 ETM+ for 2010 and Landsat 8 OLI/TRS for 2015 and 2020. Spatial data processing using google earth engine, ArcGIS 10.6 and ENVI 5.3 software. Mangrove ecosystem change data is obtained using NDVI method. GIS technology is used for spatial analysis of coastline change rate data. As a result of this study show that during 2010 to 2020, mangrove ecosystems always change every period. Mangrove ecosystems along the coastal area of Pandeglang Regency increased during 2010 to 2020, but decreased in 2020 caused by Banten Tsunami disaster in 2018. This change certainly also affects the change of coastline. Based on the results of statistical analysis, the decrease in mangrove area has an influence of 48.68% on the area of abrasion, and the addition of mangrove area has an influence of 51.7% on the area of accretion. Spatially revealed that the decrease and the addition of mangrove area is proportional to the area changes abrasion and accretion."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tety Ariska
"Penelitian mengenai struktur komunitas lamun di perairan Muara Binuangeun, Banten, telah dilakukan pada tanggal 6--9 November 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang mencakup persentase tutupan, frekuensi, kerapatan, indeks nilai kepentingan, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi pada setiap stasiun di Muara Binuangeun. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis lamun yang diperoleh di Muara Binuangeun sebanyak 3 jenis dari 2 suku. Persentase tutupan lamun di setiap stasiun berkisar antara 28,40--61,60%. Kerapatan lamun di setiap stasiun berkisar antara 637--1655 individu/m2. Jenis Thalassia hemprichii memiliki frekuensi tertinggi berkisar 86,67--100%, sedangkan Halodule uninervis merupakan jenis dengan frekuensi terendah berkisar 6,67--20%. Thalassia hemprichii memiliki indeks nilai kepentingan tertinggi di Muara Binuangeun berkisar 138--300%, sedangkan Halodule uninervis memiliki indeks nilai kepentingan terendah yang berkisar antara 4--12%. Nilai indeks keanekaragaman di Muara Binuangeun tergolong rendah berkisar antara 0--0,73, dengan nilai indeks dominansi yang tergolong tinggi pada stasiun 1 dan 2 (1,00), tergolong sedang pada stasiun 3 (0,53) dan tergolong rendah pada stasiun 4 (0,49). Nilai indeks kemerataan pada stasiun 1 dan 2 yang tergolong rendah (0), serta stasiun 3 (0,63) dan 4 (0,67) yang tergolong tinggi. Secara umum, struktur komunitas lamun pada lokasi penelitian tergolong tidak stabil karena tingkat keanekaragaman dan kemerataan yang rendah serta tingkat dominansi yang tinggi.

Research on community structure of seagrass in waters of Muara Binuangeun, Banten, was conducted on November 6th -- November 9th, 2015. The study aims to determine the community structure of seagrass which includes diversity, cover percentage, frequency, density, importance values, diversity index, evenness index, and dominance index at all of station in Muara Binuangeun. The location of sampling was determined by purposive sampling. The results showed that there are 3 species of seagrass from 2 family in Muara Binuangeun. Percentage seagrass covering in each station ranged from 28,40--61,60%. Seagrass density at each station ranged from 637--1655 individuals/m2. Thalassia hemprichii is the highest frequency (86,67--100%), while Halodule uninervis is the lowest frequency (6,67--20%). Thalassia hemprichii has the highest importance index in Muara Binuangeun (138--300%), while Halodule uninervis has the lowest importance index(4--12%.). The diversity index value in Muara Binuangeun was considered as low (0--0,73), with the dominance index value was high at stations 1 and 2 (1,00), was moderate at station 3 (0,53) and was low in station 4 (0,49). Evenness index values at stations 1 and 2 were considered as low (0), was moderate at station 3 (0,63) and was high at station 4 (0,67). In general, the community structure of seagrass in Muara Binuangeun is unstable because of the diversity and evenness were low, and also dominance were high.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S61565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Agustin
"ABSTRAK
Sistem pasar yang terdapat di Kabupaten Pandeglang adalah sistem pasar periodik dan harian. Sebuah sistem pasar periodik dan harian terdiri atas serangkaian pusat pasar yang saling terkait satu sama lain ke daerah sekitarnya dan ke daerah lain oleh arus orang dan komoditas. Pasar periodik adalah salah satu jenis pasar yang sudah jarang ditemukan langka di masa saat ini, pasar tersebut memiliki fitur lain yaitu mobilitas pedagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mobilitas pedagang pasar periodik di Kabupaten Pandeglang dan menganalisis pola mobilitas pedagang pasar periodik di Kabupaten Pandeglang. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial, temporal, deskriptif, dan komparatif. Hasil yang didapat adalah mobilitas pedagang terdiri dari tiga tipe antara lain pergerakan pedagang di antara dua pusat pasar berbeda dalam satu minggu, pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu, dan pergerakan pedagang di antara empat pusat pasar berbeda dalam satu minggu. Sementara pola mobilitas pedagang pasar periodik Kabupaten Pandeglang terkait dengan rumah, mobilitas pedagang, hari berdagang, dan karakteristik pedagang. Sebagian besar mobilitas pedagang adalah pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu. Hari berdagang sama dengan hari pasar dan hari pasar periodik dan mobilitas pedagang mengikuti dimana pusat pasar atau pusat sedang memiliki pasar harian dan pasar periodik yang berlangsung sesuai dengan hari pasar dan hari pasar periodiknya. Pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu paling banyak terjadi pada pedagang barang tahan lama laki-laki sementara pergerakan pedagang di antara dua pusat pasar berbeda dalam satu minggu paling banyak terjadi pada pedagang barang tidak tahan lama perempuan. Sedangkan pergerakan pedagang di antara empat pusat pasar berbeda dalam satu minggu jarang terjadi. Semua pedagang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Pandeglang dan pulang ke rumah sehabis berdagang baik di pasar periodik ataupun pasar harian.

ABSTRACT
The existing market system in Pandeglang Regency is a system of periodic and daily markets. A system of periodic and daily markets is made up of a series of market centres linked to each other to their surrounding areas and to other regions by flows of people and commodities. Periodic market is one type of market that is rarely found in the present, the market has another feature mobility of trader. This study aims to determine mobility of periodic market traders in Pandeglang Regency and to analyze mobility pattern of periodic market traders in Pandeglang Regency. The analysis was used are spatial, temporal, descriptive, and comparative analysis. The result is that mobility of traders consists of three types namely mobility of traders between two different market centers within a week, mobility of traders between three different market centers within a week, and mobility of traders between four different market centers within a week. While the mobility pattern of periodic market traders in Pandeglang Regency is associated with home, mobility of traders, trading days, trader characteristics. Most of mobility of traders is mobility of traders between three different market centers within a week. Trading days are equal to market days and periodic market days and mobility trader follows where market center or center is having daily market and periodic market that take place in accordance with market day and periodic market day. Mobility of traders between three different market centers within a week is most common on durable good male trader meanwhile mobility of traders between two different market centers within a week is most common on perishable good female trader and mobility of traders between four market centers within a week is rarely. All traders reside in Pandeglang Regency and return to home after trading either in periodic market or daily market. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Russel, Fhillipo
"Gunung Karang merupakan gunung api yang belum pernah meletus. Skripsi ini membahas mengenai wilayah potensi panas bumi berdasarkan karakteristik fisik wilayah di Gunung Karang. Metode yang digunakan adalah geokimia dengan mengambil sampel mata air dan metode SIG dalam mengolah penentuan spasial dalam wilayah potensi panas bumi di Gunung Karang. Wilayah potensi panas bumi di Gunung Karang terbagi menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah. Wilayah potensi panas bumi dengan kelas tinggi memiliki luas wilayah 24.16 Km2 dan berada di wilayah mata air panas Cisolong dan Banjar 2. Karakteristik fisik yang mempengaruhi potensi panas bumi dalam penelitian ini adalah kerapatan patahan.

Gunung Karang is a volcano, but never being erupted. This research about geothermal potential based on characteristics of region on Gunung Karang. Method used in this research is geochemistry by take a sample of hot springs combined with GIS for the determination of its territory. Region of Gunung Karang there are three is a high potential, normal potential and low potential. Region of high geothermal potential has an area 24.16 Km2 and where its on Cisolong rsquo s hot spring and Banjar 2 hot spring. Kawah rsquo s hot spring has a normal potential. Physical characteristics significant to geothermal is index of the fault.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>