Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142048 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyna Fitria
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas ekstrak biji kacang merah (Vigna angularis) sebagai inhibitor enzim α-amilase secara in vitro dan in vivo. Biji kacang merah (Vigna angularis) diekstrak dengan PBS (Phosphate Buffer Saline) kemudian difraksinasi dengan amonium sulfat. Metode in vitro dilakukan dengan mengamati persentase inhibisi pada masing-masing fraksi ekstrak. Tahap selanjutnya dilakukan uji in vivo dengan metode tes toleransi glukosa oral (TTGO). Hasil persentase inhibisi tertinggi pada uji in vitro yaitu terdapat pada fraksi endapan amonium sulfat 0--60% yaitu sebesar 72,39%. Persentase inhibisi pada ekstrak kasar sebesar 52,64%. Uji in vivo dilakukan pada ekstrak kasar dengan pertimbangan tidak ada perbedaan persentase inhibisi secara bermakna dibandingkan dengan fraksi endapan ammonium sulfat 0?60%. Tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kontrol positif, kontrol negatif, kelompok dosis 1 (600 mg/300 g bb), dan dosis 2 (800 mg/300 g bb). Pengukuran kadar glukosa darah postprandial dilakukan pada menit ke-30, 60, dan 120 setelah pemberian ekstrak. Analisis protein ekstrak kacang merah (Vigna angularis) dengan metode SDS-PAGE elektroforesis menunjukkan ukuran protein dari phaseolamin sebesar ±55,9 kDa pada setiap fraksi ekstrak. Hasil penelitian uji in vivo menunjukkan bahwa ekstrak kasar biji kacang merah (Vigna angularis) tidak menunjukkan efek penurunan kadar glukosa darah.

The research was done in order to determine the activity of a mixture extract adzuki bean (Vigna angularis) for α-amylase inhibitor by in vitro and in vivo method. Adzuki bean (Vigna angularis) seeds was extracted with PBS (Phosphate buffer saline) and fractionated with ammonium sulphate, then percentage of inhibition of each fraction was observed. In vivo study was done with oral glucose tolerance test method. The in vitro result showed that highest activity in fractination with ammonium sulphate was founded in saturation level of 0--60%, α-amylase were inhibited 72,39 %. Percentage of inhibition of crude extract is 52,64 %. In vivo method was done with crude extract because there is no significant difference in the percentage of inhibition with ammonium sulphate fraction. Male rats were divided into five group. They were normal control group, negative control group, positive control group, and the other 2 group given the extract (600 mg/300 g body weight and 800 mg/300 g body weight). Glucose level was measured in 30, 60 and 120 minutes post glucose administration. Electrophoresis analysis of extract by SDS PAGE showed that the size of phaseolamin was ±55,9 kDa. The result of this study showed that crude extract of adzuki bean (Vigna angularis) has no effect on lowering blood glucose level."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Arianto
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian madu PS (Pollen Substitute) terhadap konsentrasi trigliserida plasma darah tikus (Rattus norvegicus L.) jantan galur Sprague-Dawley. Dua puluh empat tikus jantan dibagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok kontrol normal (KK1) yang tidak diberi diet tinggi lemak, kelompok kontrol perlakuan (KK2) yang diberi diet tinggi lemak, larutan propylthiouracil (PTU) 0,01%, dan akuades, dan dua kelompok perlakuan (KP1 dan KP2) yang diberi diet tinggi lemak, larutan propylthiouracil (PTU) 0,01%, dan madu PS dengan dosis masing-masing 10% dan 20% b/v. Bahan uji diberikan setiap hari selama 14 hari berturut-turut.
Hasil uji anava satu faktor (P < 0,05) menunjukkan adanya pengaruh nyata pemberian madu PS terhadap konsentrasi trigliserida akhir pada semua kelompok perlakuan. Hasil uji LSD (P<0,05) menunjukkan penurunan konsentrasi trigliserida pada seluruh kelompok perlakuan (KP1 dan KP2). Konsentrasi trigliserida pada kelompok perlakuan yang mendekati kelompok kontrol normal dicapai oleh kelompok perlakuan dengan dosis 20% b/v.

The research was done to observe the effect of honey PS (Pollen Substitute) on the concentration of triglyceride in blood plasma of male rat (Rattus norvegicus L.) Sprague-Dawley strain. Twenty-five male rats were divided into four groups, consisting of normal control group (KK1) that was not given a high fat diet, treatment control group (KK2) that was given a high fat diet, 0.01% propylthiouracil (PTU) solution, and two treatment groups (KP1 and KP2) that were given a high fat diet, 0.01% propylthiouracil (PTU) solution, and honey PS with dose of 10% and 20% w/v, respectively, for 14 consecutive days.
The result of anova test (P < 0.05) showed significant effect of honey PS toward triglyceride concentration in all treatment groups. LSD test (P < 0,05) showed that the decreased blood total cholesterol concentration occurred at both treatment groups (KP1 and KP2). The concentration of triglyceride in the treatment group that approached the normal control group achieved by the treatment group with dose of 20% w/v.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S54040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Octaviani Salim
"Latar Belakang: Keterbatasan obat antidiabetes menjadi salah satu rintangan dalam upaya mengatasi masalah diabetes di Indonesia. Kekayaan tumbuhan medikasi Indonesia dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut, termasuk pengembangan Tithonia diversifoliasebagai antidiabetes.
Tujuan: Mengetahui efek ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia terhadap kadar glukosa darah dan perubahan histologis pankreas pada tikus Sprague dawleyyang diinduksi aloksan.
Metode: Sebanyak 24 tikus Sprague dawley, yang bergula darah normal, dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok normal tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif yang diberikan Metformin, kelompok kontrol negatif yang diberikan aquades, serta tiga kelompok perlakuan lainnya yang diberikan ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Aloksan dengan dosis 120mg/kgBB disuntikan secara intraperitoneal kepada semua tikus kecuali kelompok normal. Setelah 4 hari, kadar gula darah puasa GDP tikus diperiksa. Tikus dengan kadar GDP >200mg/dL akan diberikan perlakuan sesuai dengan kelompoknya selama 16 hari. Pemeriksaan kadar GDP dilaksanakan pada hari ke 4, 8, 12, dan 16. Selanjutnya, pankreas tikus akan diambil untuk pemeriksaan histologi secara kualitatif dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Data kadar GDP yang diperoleh dianalisis dengan one way ANOVA.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dapat menurunkan kadar GDP dari tikus yang diabetes. Dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar GDP tikus adalah 200mg/kgBB. Sedangkan, ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 600mg/kgBB mampu memperbaiki struktur histologi pankreas dari tikus.
Kesimpulan: Ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia mampu menurunkan kadar GDP tikus dan memperbaiki struktur histologi pankreas pada tikus.

Background: The limitation of antidiabetic medication is one of the obstacles to overcome diabetes problem in Indonesia. The wealth of Indonesian medical plants can be a solution to solve that problem, including the development of Tithonia diversifolia as an antidiabetic agent.
Objective: Determining the effect of Paitan Tithonia diversifolia leaf extract on blood glucose levels and histological changes in alloxan induced Sprague dawley rats pancreas.
Methods: There were 24 Sprague dawley rats, with normal blood glucose levels, divided into 6 groups, namely normal group without any intervention, positive control group was treated with Metformin, negative control group was treated with aquades, and other three groups were treated with Paitan extract at dose of 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Alloxan with a dose 120mg/kgBB injected via intraperiotenal to all rats, except the normal group. After 4 days, the rats blood glucose level were checked. Rats with fasting blood glucose FBG level>200mg/dL treated according to their groups for 16 days. FBG checked on day 4, 8, 12, and 16. Then, pancreas of the rats will be taken for qualitative histological examination with Hematoxilin Eosin staining. The FBG level were analyzed with one way ANOVA test.
Results: This research showed Paitan Tithonia diversifolia leaf extract could decrease FBG level of diabetic rats. The most effective dose to reduce rats FBG level was 200mg/kgBB. Extract of paitan (ithonia diversifolia leaf at 600mg/kgBB was able to improve histological structure of rats pancreas.
Conclusion: Extract of paitan Tithonia diversifolia leaf was able to decrease diabetic rats FBG level and improve the histological structure of rats pancreas.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kandou, Theresia L.
"Ruang Lingkup Cara Penelitian : Diet tinggi karbohidrat tinggi serat dianjurkan sebagai suatu pedoman terapi diet diabetes melitus dalam upaya menurunkan kadar glukosa darah. Kandungan serat dalam diet standar yang dianut sekarang, ternyata belum cukup memenuhi kebutuhan serat yang dianjurkan. Untuk memenuhi kebutuhan serat dalam diet standar diabetes melitus', bekatul (rice bran), suatu bahan makanan tinggi serat yang diperoleh dari beras, diteliti pengaruhnya terhadap kadar glukosa darah penderita NIDDM rawat jalan di RSCM Jakarta. Sebanyak 90 gram biskuit bekatul diberikan dalam diet standar 20 orang penderita NIDDM baru dan dibandingkan dengan 20 orang penderita NIDDM baru lainnya sebagai kontrol. Kandungan serat dalam biskuit adalah 22,99 gram/100 gram, sedangkan untuk kontrol diberikan biskuit plasebo yang isokalori dengan kandungan serat 0,30 gram/100 gram.
Pemberian biskuit adalah selama 2 minggu, yang didahului dengan 2 minggu periode stabilisasi dengan maksud agar penderita sudah dapat menjalankan diet dengan benar. Pengaruh diet dinilai dari perubahan kadar glukosa darah selama periode stabilisasi dan pengaruh bekatul dinilai dari perubahan kadar glukosa darah selama periode perlakuan, baik dalam keadaan puasa maupun 2 jam sesudah makan.
Hasil dan Kesimpulan : Pada periode stabilisasi kadar glukosa darah puasa penderita kelompok perlakuan turun 12,6% dan kelompok kontrol turun 7,58%. Perbedaan ini tidak bermakna (p>0,05). Kadar glukosa darah 2 jam SM penderita kelompok perlakuan turun 18,06%, ini berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol yang turun sebanyak 6,14%. Dapat disimpulkan bahwa diet standar mempunyai pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah; pengaruh ini lebih besar pada penurunan kadar glukosa darah 2 jam sesudah makan, dan hanya sedikit berperan terhadap kadar glukosa darah puasa. Pada periode perlakuan kadar glukosa darah puasa .mapun 2 jam SM pada kelompok perlakuan turun masing-masing 26,64% dan 21,96%. Dibandingkan dengan kelompok kontrol dimana penurunan kadar glukosa darah puasa adalah 6,08%, dan 2 jam SM sebesar 4,62%, perbedaan ini sangat bermakna (p<0,01). Evaluasi masukan zat-zat gizi pada kedua kelompok selama penelitian adalah sama, dibuktikan dari tidak berbedanya bahwa penurunan kadar glukosa darah lebih bermakna dengan diet standar yang diberi bekatul dibandingkan dengan tanpa bekatul."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eksap Nurhati Ulfah
"Ekstrak akar kelembak mengandung senyawa stilben yang dinamakan rhaponticin dan rhapontigenin. Senyawa stilben ini bekerja sebagai agonis PPAR-? yang diduga dapat memperbaiki metabolisme lemak dan glukosa pada wanita menopause. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek peningkatan kadar adiponektin dan penurunan gula darah puasa serta penghambatan penebalan dinding intima-media aorta pada wanita menopause dari ekstrak etanol 70% akar kelembak pada tikus betina yang diovariektomi. Dalam penelitian, 30 ekor tikus betina diovariektomi dan 6 ekor tikus betina dilakukan pembedahan tanpa ovariektomi. Tikus-tikus tersebut kemudian dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok 1 adalah kontrol negatif yang mendapatkan CMC 0,5%, kelompok 2 sebagai kontrol positif mendapatkan Tamoksifen Sitrat dengan dosis 0,4 mg/200 g BB tikus, kelompok 3, 4, dan 5 adalah kelompok yang mendapatkan ekstrak etanol 70% akar tanaman kelembak dengan dosis berturut-turut 7 ; 35; dan 175 mg/200 g BB tikus yang disuspensikan dalam CMC 0,5%, dan kelompok 6 sebagai kelompok sham diberikan CMC 0,5%. Pemberian perlakuan dimulai pada hari ke-21 pascaovariektomi selama 28 hari. Setelah perlakuan, tikus diambil sampel darah untuk pemeriksaan kadar adiponektin dan gula darah , kemudian dikorbankan untuk diukur berat uterusnya dan aorta. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% akar tanaman kelembak dapat meningkatkan kadar adiponektin, dan menghambat penebalan lapisan intima-media aorta tapi tidak menurunkan gula darah puasa pada tikus yang diovariektomi.

Rhubarb root extract contains compound stilbene called rhaponticin and rhapontigenin. Stilbene compound works as an agonist of PPAR-? were allegedly can improve metabolism of lipid and glucose in postmenopausal women. This study aims to determine the effect of 70% ethanol extract of rhubarb root on increased levels of adiponectin and decreased fasting blood sugar as well as inhibition of intima-media thickening of the wall of the aorta in ovariectomized female rats. In the study, 30 female rats were ovariectomized and 6 female mice performed surgery without ovariectomy. The mice were then divided into 6 groups. Group 1 is a negative control group who received 0.5% CMC, group 2 as a positive control group get Tamoxifen Citrate at a dose of 0.4 mg / 200 g BB rats, groups 3, 4, and 5 is the group receiving the 70% ethanol extract of the roots of plants rhubarb with successive doses of 7; 35; and 175 mg / 200 g BW mice that were suspended in 0.5% CMC, and 6 groups as sham group given 0.5% CMC. Provision of treatment started on day 21 pascaovariektomi for 28 days. After the treatment, the rats were taken blood samples for examination adiponectin levels and blood sugar, then sacrificed to measure weight uterus and aorta. This study showed that administration of 70% ethanol extract of rhubarb plant roots can increase adiponectin levels, and inhibiting the thickening of the intima-media layers of the aorta but not lower fasting blood sugar in ovariectomized rats.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Putu Agus Mahendra
"ABSTRAK
Pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi saat berolahraga, memiliki kandungan pati resisten. Kandungan pati resisten pisang berperan terhadap nilai indeks glikemik serta respon glikemik pisang pada konsumsi pisang. Penelitian dengan uji eksperimental desain crossover, tersamar tunggal dan alokasi strata, pada 12 pelari rekreasional putra usia 20−22 tahun dilakukan untuk melihat pengaruh kematangan pisang yang dikonsumsi dua jam sebelum berlari 10.000 m terhadap kadar glukosa darah, respon kelelahan serta waktu tempuh berlari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan pati resisten pada pisang mentah dan matang berturut-turut sebesar 1,15 g/100g dan 0,42 g/100g. Pada perlakuan didapatkan perbedaan bermakna antara pisang mentah dibandingkan pisang matang pada hasil gula darah sewaktu (GDS−I, GDS−II dan GDS−III, p<0,001), asam laktat (La−II dan La−III, p<0,001), serta performa berlari 10.000 m (p<0,001) yang dinilai dengan VAS dan waktu tempuh. Hasil ini menunjukkan konsumsi pisang mentah dapat menjadi pilihan asupan nutrisi pada dua jam sebelum berlari untuk meningkatkan performa.

ABSTRACT
Banana is a fruit which is often consumed during exercise and contain resistant starch. The content of banana resistant starch contributes to the impact of banana glycemic index and glycemic values on consumption. This experimental study with crossover design, single blind and strata allocation, in 12 recreational runners aged 20−22 years old, was conducted to determine the effect of the maturity of banana that is consumed two hours before 10.000m running on blood glucose level, fatique responses and time. The result showed that the content of resistant starch in banana raw and banana ripe in row is 1,15 g/100g and 0,42 g/100g. There are significant differences in banana raw treatment compared to ripe banana on blood glucose level (GDS−I, GDS−II dan GDS−III, p<0,001), lactic acid (La−II dan La−III, p<0,001), and running performance (p<0,001) assessed with VAS scale for fatique and time. This study shows that consumption of raw bananas can be an option for nutrition intake two hours before running to improve running performance."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okvitasari Purbowati
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh campuran ekstrak tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan sambiloto (Andrographis paniculata Nees) terhadap kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan. Tikus dikelompokkan menjadi delapan kelompok. Kelompok kontrol normal tidak diinduksi aloksan dan diberi larutan Carboxy Methyl Cellulose (CMC). Kelompok lainnya diinduksi aloksan dosis 100 mg/kg bb secara intraperitoneal dan masing-masing diberi larutan CMC (kelompok kontrol negatif), Glibenclamide® (kelompok kontrol positif), ekstrak binahong dosis 250 mg/kg bb (kelompok perlakuan ekstrak binahong), ekstrak sambiloto dosis 500 mg/kg bb (kelompok perlakuan ekstrak sambiloto), dan campuran ekstrak dosis 750 mg/kg bb (kelompok perlakuan campuran ekstrak dosis 1); dosis 375 mg/kg bb (kelompok perlakuan campuran ekstrak dosis 2); serta dosis 187,5 mg/kg bb (kelompok campuran ekstrak dosis 3). Pemberian bahan uji dilakukan secara oral selama 21 hari berturut-turut. Hasil uji Kruskal-Wallis dan Anava 1-faktor (P < 0,05) menunjukkan bahwa ketiga dosis campuran ekstrak berpengaruh nyata terhadap penurunan rerata kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa darah terbesar dicapai oleh kelompok dosis 750 mg/kg bb dengan rerata kadar glukosa darah mendekati nilai kelompok normal, yakni pada hari ke-15 sebesar 121,36 mg/dl dan pada hari ke-22 sebesar 85,37 mg/dl.

The research was done in order to determine the effect of a mixture of extract binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) and sambiloto (Andrographis paniculata Nees) on blood glucose levels of male white rats (Rattus norvegicus L.). The male rats were divided into eight groups. Normal control group was not induced alloxan and given Carboxy Methyl Cellulose (CMC) solution. The others were induced alloxan at dose of 100 mg/kg body weight intraperitoneally and each of them was given CMC solution (negative control group), Glibenclamide® (positive control group), binahong extract at dose of 250 mg/kg body weight (binahong group), sambiloto extract at dose of 500 mg/kg body weight (sambiloto group), and mixture extract at dose of 750 mg/kg body weight; 375 mg/kg body weight; and 187,5 mg/kg body weight. The test materials were administrated for 21 consecutive days orally. The result of this experiment showed that statistically both single and mixture extract could decrease blood glucose levels significantly (P < 0,05). The highest decrease of blood glucose levels was achieved by the mixture extract at dose of 750 mg/kg body weight with an average value of blood glucose level 121,36 mg/dl (14 days after treatment) and 85,37 mg/dl (21 days after treatment). "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S828
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Yanti
"Peningkatan kadar glukosa darah dapat disebabkan oleh peningkatan hormon kortisol dan epineprin yang terjadi selama stress. Terapi zikir dan relaksasi Benson dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan menimbulkan respon relaksasi. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang bertujuan membandingkan efektifitas terapi zikir dengan relaksasi Benson terhadap penurunan kadar glukosa darah pasien diabetes mellitus. Sampel berjumlah 72 orang yang terdiri dari 24 orang kelompok kontrol, 24 orang kelompok zikir, dan 24 orang kelompok relaksasi Benson.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi pada masing-masing kelompok (p=0,00), selisih rata-rata kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi antar kelompok (p=0,000), dan rata-rata kadar glukosa darah setelah intervensi antar kelompok (p=0,00). Terapi zikir lebih efektif dibandingkan relaksasi Benson dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Penelitian ini merekomendasikan agar perawat menerapkan terapi zikir dan relaksasi Benson sesuai dengan keyakinan dan tingkat keimanan pasien serta direkomendasikan penelitian selanjutnya dengan desain Randomized Controlled Trial (RCT) dengan jumlah sampel yang lebih besar.

Increased blood glucose levels can be caused by increased hormone cortisol and epineprin that occur during stress. Dhikr Therapy and Benson relaxation can reduce blood glucose levels by causing a relaxation response. The design was quasi-experimental study aims to compare the effectiveness of dhikr therapy with Benson relaxation to blood glucose levels of patients with diabetes mellitus. Sample of 72 people consisted of a control group of 24 people, 24 people of the group of dhikr therapy, and 24 people of Benson relaxation.
The results showed a significant difference between blood glucose levels before and after intervention in each group (p = 0.000), the difference in average blood glucose levels before and after intervention between groups (p = 0.000), and the mean of blood glucose levels after the intervention (p = 0.00). Dhikr therapy is more effective than Benson relaxation on reducing blood glucose levels.
This study recommends that nurses to apply treatment dhikr therapy and relaxation Benson in accordance with levels of faith and confidence of patients and recommended further research by design Randomized Controlled Trial (RCT) with a larger number of samples.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30917
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniati Setianingsih
"ABSTRAK
Diet Rendah Gula dan Tinggi Serat sebagai Intervensi Menurunkan glukosa Darah pada   Keluarga dengan Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Peningkatan jumlah penduduk dewasa di perkotaan sebagai populasi berisiko berdampak pada munculnya berbagai penyakit, diantaranya Diabetes Mellitus. Diet tidak seimbang dapat menjadi faktor risiko terjadinya Diabetes Mellitus. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan keefektifan intervensi keperawatan diet rendah dan gula tinggi serat dengan pendekatan keluarga selama lima minggu dalam menurunkan kadar glukosa darah. Hasil asuhan keperawatan diperoleh penurunan kadar glukosa darah pada Ibu R dari 258 mg/dL menjadi 146 mg/dL.Kesimpulan hasil karya ilmiah ini adalah intervensi diet rendah gula dan tinggi serat dengan pendekatan keluarga efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah. Hasil penelitian merekomendasikan diterapkannya intervensi diet rendah gula dan tinggi serat dengan melibatkan keluarga oleh perawat komunitas pada keluarga dengan masalah risiko ketidastabilan kadar glukosa darah.

ABSTRACT
Glucose Level in Family with Risk for Unstable Blood Glucose Level. The increase of adult population in urban areas as at-risk population have an impact on the emergence of various diseases, including Diabetes Mellitus. An unbalanced diet can be a risk-factor for Diabetes Mellitus. The purpose of this scientific paper is to describe the effectiveness of low sugar and high fiber diet intervention with family approach for five weeks in reducing blood glucose levels. The result obtained from nursing care show a decrease in blood glucose levels in Mrs. R from 258 mg/dL to 146 mg/dL. The conclusion is a low sugar and high fiber diet intervention with family approach was effective in reducing blood glucose levels. This results recommends the implementation of low sugar and high fiber diet intervention with family involvement by community nurses in families with a risk for unstable blood glucose levels. Diabetes Mellitus, diet, blood glucose.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Hardian
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui potensi madu PS (Pollen Substitute) sebagai penurun kadar glukosa darah puasa dan post-prandial mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY. Dua puluh empat ekor mencit jantan dibagi ke dalam 4 kelompok hewan uji, yaitu kelompok kontrol normal (KK1) yang diberikan pakan standar dan akuades, kelompok kontrol perlakuan (KK2) yang diberikan aloksan dan akuades, dan 2 kelompok perlakuan (KP1 dan KP2) yang diberikan aloksan serta madu PS 10% dan 20%selama 14 hari berturut-turut. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada awal (t0) dan akhir penelitian (t14)dengan menggunakan glukometer. Hasil uji anava satu arah (P<0,05) menunjukkan adanya pengaruh nyata pemberian madu PS terhadap kadar glukosa darah semua hewan uji. Hasil uji LSD (P<0,05) menunjukkan bahwa kadar glukosa darah KP2 tidak berbeda nyata dengan KK1. Penurunan kadar glukosa darah puasa dan post-prandialKP2 secara berturut-turut mencapai 42,5% dan 39,75%.Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian madu PS 20% dapat menurunkan kadar glukosa darah mendekati normal (mengacu pada KK1).

The study has been conducted to know the hypoglycemic effect of PS (Pollen Susbtitute) honey administration on fasting and post-prandial blood glucose level of male-DDY mice (Mus musculus L.). Twenty four male mice were divided to four groups consisting of normal control group (KK1) which was administered with neither alloxan or PS honey; treatment control group (KK2) which was administered with alloxan; and two treatment groups (KP1 and KP2) which was administered with alloxan and PS honey 10% and 20%, respectively, within 14 consecutive days. Fasting (16 hours) and post-prandial (2 hours after eating) blood glucose level were measured using glucometer. One-way anova test (P<0,05) showed that fasting and post-prandial blood glucose level decreased significantly. Least significant difference (LSD) (P<0,05) test showed that only the administration of 20% PS honey (KP2) cause the significant decrease in both fasting and post-prandial blood glucose level. According to normal control group (KK1), the blood glucose level of KP2 has been reduced to its normal range. It is concluded that administration of 20% PS honey significantly lowered blood glucose level (fasting and post-prandial).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>