Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boris A., Fischer
"Pondasi merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menahan beban- beban yang diterima oleh suatu bangunan, termasuk beban lateral. Beban lateral dapar berupa beban gempa, beban angin, dan lain-lain. Tiap pondasi kelompok tiang baik dari segi susunan formasi tiang dan jumlah tiang memiliki nilai kapasitas pembebanan lateral yang berbeda. Untuk mendapatkan nilai kapasitas pembebanan lateral dari suatu kelompok tiang diperlukan nilai faktor efisiensi dari kelompok tiang. Dengan membuat berbagai desain kelompok tiang baik dari segi susunan formasi tiang dan jumlah tiang diperoleh desain yang ekonomis.
Faktor efisiensi kelompok tiang sangat jarang dibahas dalam literatur-literatur geoteknik. Di dalam literatur-literatur geoteknik susunan formasi tiang dan jumlah tiang tidak dipermasalahkan terhadap nilai efisiensi kelompok tiang. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi besar-kecilnya nilai efisiensi kelompok tiang. Hasil penelitian dengan menggunakan metoda Finite Difference. menunjukkan bahwa susunan formasi tiang dan jumlah tiang mempengaruhi besar-kecilnya nilai efisiensi kelompok tiang. Jika jarak tiang semakin kecil maka faktor efisiensi dari kelompok tiang semakin kecil. Sedangkan jika jarak tiang semakin besar maka faktor efisiensi dari kelompok tiang semakin besar.

The Foundation is part of Structure of Building which its function to resist lateral loads which accepted by building, include lateral loads. The lateral load can be earthquake, wind load, etc. Each group piles both in terms of composition piles formation and the number of piles foundation has different efficiency values. To get capacity of lateral load from a group pile is needed efficiency factor value. By making group of pile both in terms of composition piles formation and the number of piles so can obtain the economies of structure.
Efficiency factor of group piles is rarely discussed in literatures of geotechnic. In literatures of geotechnic the configuration formation pile and the number of piles is not disputed the value of efficiency of the group pile. This study aims to analyze the factors which are affecting to the expenses of factor efficiency value. The result by using Finite Difference Method shows that the layout and number of piles can be influence of the value efficiency of the group piles. If the number of the distance between pile become small so efficiency factor be smaller. If the number of the distance between pile become large so efficiency factor be higher.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Mawarni
"

Adanya galian dan beban alat berat pada tanah lunak di sekitar tiang pancang menyebabkan pergerakan lateral tanah yang menghasilkan tekanan pasif pada fondasi tiang sehingga mengalami pergeseran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pergeseran tiang pancang pada studi kasus yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur akibat pengaruh beban surcharge berupa alat berat dengan/tanpa adanya galian pada tanah lempung lunak. Perilaku pergeseran tiang disimulasikan menggunakan program aplikasi berbasis metode elemen hingga MIDAS GTS NX. Tiang pancang dimodelkan dengan menggunakan model konstitutif elastis dan elasto – plastis untuk mendapatkan hasil deformasi yang sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Sedangkan tanah dimodelkan dengan menggunakan model konstitutif tanah hardening soil untuk menggambarkan perilaku perubahan kekakuan pada tanah lempung. Analisis dilakukan untuk memeriksa kerusakan dan pergeseran lateral tiang pada kondisi lapangan serta pada skenario galian dan beban yang berbeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi di lapangan dengan galian sedalam 0.8 m dan beban alat berat seberat 21.9 kN/m2 yang bekerja sejauh 6 m dari tiang yang digali tidak menyebabkan tiang bergeser sesuai kondisi pergeseran aktual di lapangan. Pada analisis pengaruh tahap konstruksi galian dan beban alat berat, pola pergeseran lateral tiang cenderung meningkat secara linier seiring pertambahan kedalaman galian namun tidak meningkat secara linier seiring pertambahan jarak beban alat berat.


Excavation and heavy equipment loads in soft soil around the pile cause lateral movement of the soil that produces passive pressure on the pile foundation so that it shifts.  This study aims to analyze the behavior of pile displacement in a case study located in Gresik, East Java due to the influence of surcharge loads in the form of heavy equipment with/without excavation in soft clay soil. The pile displacement behavior was simulated using a finite element method-based application program MIDAS GTS NX. The piles were modeled using elastic and elasto-plastic constitutive models to obtain deformation results in accordance with actual conditions in the field. The soil was modeled using a hardening soil constitutive model to illustrate the behavior of stiffness changes in clay soil. Analyses were conducted to examine the damage and lateral displacement of the piles under field conditions as well as under different excavation and load scenarios. The analysis showed that the field condition with 0.8 m deep excavation and 21.9 kN/m2 heavy equipment load acting 6 m away from the excavated pile did not cause the pile to shift according to the actual shifting condition in the field. In the analysis of the effect of excavation construction stage and heavy equipment load, the lateral displacement pattern of the pile tends to increase linearly as the excavation depth increases but does not increase linearly as the distance of the heavy equipment load increases.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Maulidta
"Tanah ekspansif dapat mengembang ke segala arah, baik arah vertikal maupun lateral. Pada arah lateral, tanah ekspansif menimbulkan tekanan pengembangan lateral atau lateral swelling pressure (LSP) yang mengakibatkan kerusakan berupa deformasi pada struktur. Aktivitas pengembangan tersebut dapat terjadi akibat adanya perubahan kadar air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergeseran tiang pancang pada galian tanah ekspansif menggunakan aplikasi berbasis metode elemen hingga MIDAS GTS NX dengan studi kasus pergeseran tiang pancang jenis spun pile di Gresik, Jawa Timur. Pemodelan tiang pancang dilakukan dengan memodelkan material tiang yang bersifat elastis-plastis menggunakan mohr-coulomb serta bersifat elastis. Analisis dilakukan untuk mencari besar tekanan tanah ekspansif yang terjadi di lokasi penelitian dengan back analysis dan untuk mengetahui pengaruh kedalaman galian, kadar air awal, muka air tanah, serta beban alat berat terhadap pergeseran lateral tiang pancang. Hasil back analysis menunjukkan bahwa tiang akan mengalami pergeseran lateral sesuai dengan kondisi di lapangan ketika terdapat tekanan pengembangan lateral tanah ekspansif sebesar 527 KPa pada model elastis dan 478 KPa pada model elastis-plastis. Pada analisis pengaruh, pergeseran lateral tiang pancang akan semakin meningkat seiring dengan semakin dalamnya galian, semakin kecilnya kadar air awal, tidak tergenangnya galian oleh MAT, dan adanya alat berat di sisi galian

Expansive soil can swell in any direction, both vertically and laterally. In the lateral direction, expansive soils cause lateral swelling pressure (LSP) which results in deformations of the structure. The swelling can occur due to changes in moisture content. This study aims to analyze the displacement of piles in expansive soil excavations using a finite element method-based application MIDAS GTS NX with a case study of spun pile displacement in Gresik, East Java. Piles are modeled with elastic-plastic material behavior using mohr-coulomb and elastic material behavior. The analysis was conducted to find the pressure of expansive soil that may occurs in the study site with back analysis and to determine the effect of excavation depth, initial water content, groundwater level, and heavy equipment load on pile lateral displacement. The results of the back analysis show that the piles will be displaced laterally in accordance with the actual conditions when there is a lateral swelling pressure of 527 KPa in the elastic model and 478 KPa in the elastic-plastic model. In the effect of environmental conditions and construction stage analysis, the lateral displacement of the piles will increase with the deeper the excavation, the smaller the initial water content, the non-inundation of the excavation by MAT, and the addition of heavy equipment on the side of the excavation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Georgius Akias John
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S34846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanny Dharma Putra
"Penggalian di dekat sebuah pondasi tiang mengakibatkan gerakan tanah ke arah galian yang menyebabkan timbulnya respon tiang yang dikenal sebagai fenomena tiang pasif. Tesis ini membahas fenomena tersebut pada pondasi tiang-rakit dengan menggunakan metode elemen hingga tiga dimensi. Penelitian ini difokuskan pada galian dengan dinding penahan dan menguji efek panjang dan kepadatan tiang, kekakuan rakit, koneksi tiang ke rakit, kekuatan dan pelapisan tanah, jarak dan kedalaman galian, kekakuan dinding, dan beban pondasi terhadap respon yang terjadi pada pondasi tiang-rakit. Penelitian ini menunjukkan bahwa respon pondasi tiang-rakit sangat dipengaruhi oleh panjang dan kepadatan tiang, kekakuan rakit, serta jarak dan kedalaman galian.

Excavation near a pile foundation resulting ground motion in the direction of excavation that causes a phenomenon known as passive pile. This thesis discusses the phenomenon in the pile-raft foundation using three-dimensional finite element method. These studies focused on the excavation with retaining wall and examine the effect of pile length and density, raft stiffness, pile to raft connection, soil strength and stratifications, excavation distance and depth, wall stiffness, and the load on foundation to examine responses of the pile-raft foundation. This study shows that the response of pile-raft foundation is strongly influenced by the length and density of the pole, raft stiffness, and the distance and depth of excavation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Suhartanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbi Prayudha
"Distorsi dari penjalaran gelombang seismik menghasilkan penampang seismik yang kurang mewakili struktur geologi bawah permukaan. Migrasi, salah satu langkah dalam pengolahan data seismik, dapat memperbaiki masalah tersebut dengan mengurangi efek penjalaran gelombang (depropagasi). Pergeseran Fase, Kirchhoff, dan Finite Difference merupakan metode-metode migrasi yang dibahas pada penilitian ini. Masing-masing dari tiga metode tersebut diaplikasikan kepada dua tipe model struktur geologi yang berbeda, Marmausi dan Salt Dome. Model Marmausi memiliki struktur geologi yang kompleks dan perubahan kecepatan lateral dan vertikal yang signifikan. Sementara Model Salt Dome memiliki variasi kecepatan yang rumit dan dapat menyebabkan banyak difraksi gelombang seismik. Hasil-hasil migrasi dari dua model tersebut menunjukkan bahwa setiap metode migrasi memiliki keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan masing-masing. Metode Kirchhoff memunculkan hasil yang relatif bagus pada area berkemiringan curam dibandingkan dengan metode lainnya. Sementara Metode Finite Difference dapat mengatasi perubahan velocity yang relatif rumit baik secara lateral ataupun vertikal.
The Distortion Of seismic wave propagation create a less representative seismic section to the subsurface geological structure. Migration, one step in seismic data basic processing, can fix that problem by diminishing the effect of seimic wave propagation (depropagation). Phase Shift, Kirchhoff, and Finite Difference are migration methods studied in this research. Each of those three methods are applied to two different types of geological structure model, Marmausi and Salt Dome. Marmausi Model has complex geological structure and significant change on both lateral and vertical velocity. While Salt Dome Model has complex velocity variation and can cause a lot of seismic wave diffractions. The migration results produced from those two models show that each migration method has superiorities and also weaknesses. Kirchhoff Method produces relatively good result on steep slope area compare to others. While Finite Difference Method can handle the relatively complex change of velocity both on lateral or vertical."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S29396
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budy Purnomo Wasisso
"Pembebanan suatu struktur dibagi atas dua bagian besar yakni pembebanan statik dan pembebanan dinamik. Dalam kenyataannya, pembebanan dinamik sering menimbulkan permasalahan struktur yang lebih kompleks dan lebih banyak menimbulkan dampak negatifbagi kekuatan struktur daripada pembebanan statik, sehingga pengetahuan yang baik mengenai perilaku struktur akibat pembebanan dinamik sangat diperlukan dalam perencanaan struktur maupun pemecahan masalah perilaku dinamik dari struktur yang ada.
Perilaku dinamik suatu struktur dapat dijelaskan dengan menentukan parameter-parameter modus getamya yang terdiri dari frekuensi alami, redaman viskus dan bentuk modus getar {mode shape), dimana ketiganya dapat ditentukan secara analitis (teoritis) maupun secara percobaan (eksperimen). Pada skripsi ini akan dilakukan suatu percobaan untuk mendapatkan frekuensi alami dan respons struktur pada satu model pondasi riang baja sederhana.
Benda uji yang digunakan dalam percobaan berupa tiang baja yang tidak pejal dan berdimensi bujur sangkar dengan perletakan sendi serta beberapa pegas yang dipasang di kanan kirinya. Tiang baja, perletakan dan pegas-pegasnya ini diletakkan pada suatu kerangka baja yang diusahakan sedemikian rupa sehingga apabila diberikan gaya luar maka benda uji hanya dapat bergerak (bergetar) dalam arah dua dimensi.
Pada percobaan ini, benda uji tersebut diberi gaya impuls dengan palu dalam arah lateral sehingga menghasilkan suatu percepatan yang akan diukur dengan menggunakan accelerometer. Dari percepatan struktur yang telah dihasilkan, maka dapat dicari besarnya frekuensi alami dan respons perpindahan. Langkah berikutnya adalah menentukan frekuensi alami dan respons perpindahan secara numerik menggunakan program GT-STRUDL dengan data masukan adalah besarnya gaya palu pada percobaan dan sifat material benda uji baja beserta dimensinya.
Metode numerik yang digunakan adalah metode superposisi modal, yaitu untuk mendapatkan eigenvalues dan eigenvectors yang selanjutnya digunakan untuk mendapatkan respons perpindahannya. Sebagai langkah akhir adalah membandingkan hasil frekuensi alami maupun perpindahan yang dihasilkan dari percobaan dengan hasil yang diperoleh secara numerik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krismansyah
"Migrasi seismik merupakan salah satu proses akhir dalam processing seismik. Proses migrasi bertujuan untuk meningkatkan resolusi lateral data seismik dengan cara memindahkan kedudukan reflektor pada posisi dan waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan karena penampang seismik hasil stack belumlah mencerminkan kedudukan yang sebenarnya, karena rekaman normal incident belum tentu tegak lurus terhadap bidang permukaan, terutama untuk bidang reflektor yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat menghilangkan pengaruh difraksi gelombang yang muncul akibat pengaruh struktur geologi seperti patahan, sinklin, dan antiklin.
Migrasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu migrasi dengan menggunakan metode fourier split step dan finite-difference. Kedua metode migrasi yang digunakan tersebut diaplikasikan pada empat macam data seismik sintetik yang telah dibuat melalui pemodelan seismik Data seismik sintetik yang dibuat terdiri dari empat macam model geologi, yaitu model geologi dua perlapisan (sinklin-antiklin), model geologi tiga perlapisan (patahan), dan model geologi empat perlapisan dan satu channel, pada model geologi yang ketiga ini terdapat dua macam model kecepatan, yaitu model yang memiliki kecepatan kontinu dan model yang memiliki kecepatan tidak kontinu. Dilakukan perbandingan antara kedua metode migrasi yang digunakan terhadap data seismik sintetik yang ada.
Hasil migrasi dengan menggunakan metode finite-difference terlihat lebih baik dalam mengatasi variasi kecepatan lateral yang sederhana maupun kompleks dibandingkan dengan metode fourier split step. Tapi, migrasi dengan menggunakan metode fourier split step lebih membutuhkan waktu yang singkat dalam hal proses komputasi dibandingkan metode finite-difference.

Seismic migration is a part of final process in seismic processing. The purpose of migration is to enhance spatial resolution of seismic data. This migration is performed by moving the position of reflector with regards to the real position and reflecting time based on the wave path. The different image between the stacked section and true subsurface position of the event due to the record of normal incidence is not always perpendicular to its reflector, especially a reflector with a certain dip. In addition, migration collapse diffraction effect is shown from the result of geological structure such as fault, sincline and anticline.
The migration algorithm that was used is split step fourier and finite-difference migration. Both migration methods were applied to four types of synthetic seismic data that were produced by seismic modeling. The produced synthetic seismic data consisted of four types of geological modeling which are: double layered geological model (syncline - anticline), triple layered geological model (fault), four layered geology model, and one channel. For the third geological models it was found that there were two types of velocity model, a continual velocity and the other was not. Comparison was then done for the two migration methods used with the existing synthetic seismic data.
The results show that finite-difference migration is better than split step fourier migration in solving and handling variation of a simple and complex lateral velocity. In contrast, split step fourier migration is faster than finite-difference migration in the computation process.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Robbi Prayudha
Depok: Universitas Indonesia, 2009
FIS.020/09 Pra a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>