Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29298 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Peni K. Samsuria Muthalib
"This is a study on carotenoid extracted from ?Minyak Buah Merah? (Pandanus conoideus) in therapy simulation using high dose of β-carotene on two lymphocytes?that of a healthy subject and a leukemia patient. Superoxide production in mithocondrial lymphocyte as a result of β-carotene exposure was examined using a flow cytometer. The test finds that superoxide (a specific mitochondrial free radical) increases easier and faster in leukemic lymphocytes than in normal lymphocytes. The results of the study support previous meta-analysis studies that high dosages of β-carotene and vitamin E supplements as antioxidant should be discouraged because it increases all-cause mortality."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mardhiyatna
"ABSTRAK
Pencitraan hiperspektral adalah gabungan teknologi pencitraan dan spektroskopi. Teknologi ini merupakan teknologi telah banyak digunakan untuk penilaian kualitas makanan. Informasi spasial dan spektral pada objek yang diamati dapat diperoleh secara bersamaan dengan menggunakan pencitraan hiperspektral. Dalam penelitian ini, pencitraan hiperspektral pada rentang spektral 400-1000 nm digunakan untuk memprediksi kandungan klorofil total dan karotenoid daun bayam hijau dan merah Amaranthus tricolor L. berdasarkan spektral reflektansi. Data spektral di wilayah ROI pada setiap daun diekstraksi dengan merata-rata semua piksel pada ROI. Kandungan klorofil total dan karotenoid diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Partial Least Square Regression PLSR digunakan untuk membuat model prediksi antara kandungan klorofil total dan karotenoid terukur dan spektrum reflektansi. Koefisien korelasi prediksi rp klorofil total dan karotenoid untuk daun bayam hijau pada panjang gelombang 400-1000 nm diperoleh sebesar 0,91 dan 0,80, sedangkan untuk bayam merah diperoleh rp klorofil total sebesar 0,90 dan rp karotenoid sebesar 0,90. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencitraan hiperspektral dapat digunakan sebagai uji tak rusak untuk memprediksi kandungan total klorofil dan karotenoid. Kata kunci: Pencitraan hiperspektral, Klorofil, Karotenoid, Daun Bayam, PLSR.

ABSTRACT
Hyperspectral imaging is a technology that combines imaging and spectroscopy. This technology is a non destructive technology and used for food quality assessment. Spatial and spectral information on the observed object can be obtained simultaneously by using hyperspectral imaging. In this study, hyperspectral imaging in the spectral range of 400 1000 nm was used for total chlorophyll and carotenoid content prediction of green and red Amaranthus tricolor L. leaves based on reflectance profile. Spectral data in the region of interest ROI of each leaf were extracted by averaging all the pixels in the ROI. The determination of total chlorophyll and carotenoid content was measured using spectrophotometer UV Vis. The Partial Least Squares Regression PLSR was used to create a model prediction between the measured total chlorophyll and carotenoid content and the reflectance spectral. For green Amaranthus tricolor L. leaves, the correlation coefficients r in the full wavelength 400 ndash 1000 nm for predicting total chlorophyll and carotenoid are 0.91 and 0.80. For red Amaranthus tricolor L. leaves, the correlation coefficients r in the full wavelength 400 ndash 1000 nm for predicting total chlorophyll and carotenoid are 0.90 and 0.90. The results show that the hyperspectral imaging could be used as a nondestructive test to predict total chlorophyll and carotenoid content. Keyword Hyperspectral imaging, Total chlorophyll, Carotenoid, Amaranthus tricolor L. Leaves, PLSR"
2017
T49791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Bariq Ikhsan
"Kandungan total karotenoid dalam tumbuhan umumnya diukur menggunakan analisis spektrofotometri, dengan sifatnya yang merusak sampel terdapat batasan yang bisa dilakukan untuk penelitian selanjutnya. Digunakan pencitraan hiperspektral menggabungkan analissi spektral dan spasial yang bersifat tidak merusak sampel. Timbul masalah terutama pada bagian algoritma untuk membuat sistem prediksi pada citra hiperspektral karena diperlukan algoritma dengan akurasi yang tepat dan cepat. Penelitian ini membahas tentang komparasi algoritma pembelajara mesin metode ensemble dengan menambahkan tuning hyperparameter menggunakan random search dan memanfaatkan seleksi fitur yang dimiliki tiap model untuk meningkatkan performa dan mengurangi waktu latih model prediksi kadar karotenoid pada daun Bisbul. Sistem prediksi menghasilkan performa dasar, random forest dengan semua fitur memiliki RMSE sebesar 38,16, serta R2 sebesar 0,95, dan waktu latih 4,27s, xgboost dengan semua fitur memiliki RMSE sebesar 39,82, serta R2 sebesar 0,95, dan waktu latih 0,83s, lightgbm dengan semua fitur memiliki RMSE sebesar 35,59, serta R2 sebesar 0,96, dan waktu latih 1,73s, catboost dengan semua fitur memiliki RMSE sebesar 31,60, serta R2 sebesar 0,97, dan waktu latih 17,34s. Dengan menggunakan fitur hasil seleksi dan I, performa sistem berhasil ditingkatkan, random forest tuning dengan 30 fitur memiliki RMSE sebesar 34,39, serta R2 sebesar 0,96, dan waktu latih 5,85s, xgboost tuning dengan 120 fitur memiliki RMSE sebesar 33,32, serta R2 sebesar 0,96, dan waktu latih 1,73s, lightgbm tuning dengan 50 fitur memiliki RMSE sebesar 32,24, serta R2 sebesar 0,97, dan waktu latih 0,22s, catboost tuning dengan 40 fitur memiliki RMSE sebesar 28,53, serta R2 sebesar 0,97, dan waktu latih 4,92s. Secara umum Catboot memiliki peningkatan RMSE paling tinggi, lightgbm memiliki peningkatan waktu latih paling tinggi.

The total carotenoid content in plants is generally measured using spectrophotometric analysis, with its destructive to the sample there are limitations that can be done for further research. Hyperspectral imaging combining spectral and spatial analysis is used that is not destructive to the sample. Problems arise, especially in the algorithm section to create a prediction system on hyperspectral images because an algorithm with precise and fast accuracy is required. This study discusses the comparations of machine learning algorithm with the ensemble method by adding hyperparameter tuning using random search and utilizing the feature selection of each model to improve performance and reduce training time for predictive models of carotenoid levels in velvet leaves. The prediction system produces basic performance, random forest with all features has RMSE of 38.16, and R2 of 0.95, and training time of 4.27s, xgboost with all features has RMSE of 39.82, and R2 of 0.95, and training time of 0.83s, lightgbm with all features has an RMSE of 35.59, and R2 of 0.96, and training time of 1.73s, catboost with all features has an RMSE of 31.60, and R2 of 0.97, and training time 17.34s. By using the selected features and I, system performance has been successfully improved, random forest tuning with 30 features has an RMSE of 34.39, and R2 of 0.96, and training time of 5.85s, xgboost tuning with 120 features has an RMSE of 33, 32, and R2 of 0.96, and training time of 1.73s, lightgbm tuning with 50 features has RMSE of 32.24, and R2 of 0.97, and training time of 0.22s, catboost tuning with 40 features has an RMSE of 28.53, and R2 is 0.97, and training time is 4.92s. In general Catboot has the highest increase in RMSE, lightgbm has the highest increase in training time."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Damar Aprilano
"Radikal bebas yang berlebih merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan di dalam tubuh. Untuk menghindari efek kerusakan ini, tubuh membutuhkan suatu proteksi yang diperankan oleh antioksidan. Antioksidan dapat mendonorkan elektron yang dimiliki nya untuk menstabilkan radikal bebas, sehingga dampaknya pada jaringan tidak terjadi. Antioksidan ini dapat ditemukan pada bahan alam, salah satunya Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) yang secara luas digunakan oleh masyarakat. Penilaian aktivitas antioksidan dari air perasan, ekstrak daging buah kulit buah C.aurantifolia dalam metanol dilakukan dengan menggunakan metode diphenylpicrylhydrazyl (DPPH), suatu radikal bebas stabil organik yang dikonversi menjadi nilai hambatan reduksi molekul ini sebesar 50% yang disebut EC50.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Departemen Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada Mei-Juni 2013, dengan menilai absorbansi reduksi DPPH menggunakan spektrofotometri. Data absorbansi yang didapat pada penelitian diolah dengan Microsoft Excel untuk mendapatkan grafik regresi linier dalam penghitungan EC50.
Hasil penelitian menunjukan bahwa air perasan memberikan aktivitas antioksidan terbesar (EC50 = 6,03%), diikuti oleh ekstrak kulit buah (EC50 = 13,75%) dan daging buah (EC50 = 14,36%) dalam metanol dari C. aurantifolia. Dapat disimpulkan, air perasan, daging buah dan kulit buah dari C. aurantifolia dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami dalam melawan radikal bebas.

Free radical, one of the leading causes of the damage to the body. Our body need some free radical protection from antioxidant. Antioxidant can give its electron to stabilize the free radical so it can't effect the body tissue. Antioxidant can be found from natural resources, such as Key lime (Citrus aurantifolia). Measurement antioxidant activity from juice, peel and fruit skin extract in methanol are using the diphenylpicrylhydarzyl (DPPH) method, an organic stable free radical, then the result will convert to determine the EC50, number of 50% DPPH reduction by substrate.
The research has done in Medical Pharmacy Department Laboratory of Faculty of Medicine Universitas Indonesia, on May-June 2013, by used the spectrophotometry instrument to measurement the DPPH reduction absorbance. The absorbance data then input to Microsoft Excel to draw the linear regression graph for EC50 determination.
The result of this study show that the juice give the biggest antioxidant activity (EC50 = 6,03%), then fruit skin extract (EC50 = 13,75%), and peel extract in methanol (EC50 = 14,36%) from the C. aurantifolia. In conclusion, juice, peel, and fruit skin of C. aurantifolia have antioxidant activity and can be used as natural antioxidant resources to against the free radical.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Hutama Ekaputra
"Saat ini telah banyak dikembangkan produk antioksidan, salah satunya produk teh herbal (herbal tea). Banyak tanaman di Indonesia yang memiliki potensi akan antioksidan yang baik bagi tubuh, namun belum dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat Indonesia, salah satu diantaranya ialah rimpang kapulaga dan akar alang-alang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh aktivitas antioksidan sediaan teh dari kombinasi rimpang kapulaga dan akar alang-alang yang telah distandarisasi, dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH. Berdasarkan penapisan fitokimia yang telah dilakukan sebagai bagian dari standarisasi, diketahui bahwa rimpang kapulaga (Amomum cardamomum) memiliki kandungan flavonoid dan saponin, sedangkan akar alang-alang (Imperata cylindrica) mengandung flavonoid. Sedangkan dari uji aktivitas antioksidan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai IC50 seduhan teh celup akar alang-alang (466,761 μg/mL) lebih baik dibandingkan IC50 seduhan teh celup rimpang kapulaga (482,698 μg/mL). Teh celup kombinasi rimpang kapulaga dan akar alang-alang memberikan aktivitas antioksidan terbaik pada perbandingan 3 : 7, dengan nilai IC50 sebesar 385,437 μg/mL. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S53351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyliana Denysa
"Kelompok manggis-manggisan, marga Garcinia diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan elektronnya, sangat reaktif yang dapat menyebabkan reaksi oksidatif. Salah satu jenis Garcinia yang memiliki potensi sebagai antioksidan adalah Garcinia tetandra Pierre. Kulit buah Garcinia tetandra Pierre dikestraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut yang kepolarannya bertingkat (n-heksan, etil asetat dan metanol). Masing-masing ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) untuk melihat aktivitasnya yang paling aktif. Ekstrak yang paling aktif dikolom untuk mendapatkan fraksi-fraksi dan hasil fraksi-fraksi tersebut akan diuji kembali aktivitas antioksidannya untuk memperoleh fraksi yang paling aktif. Hasil pengujian aktivitas antioksidan didapatkan pada ekstrak n-heksan dengan nilai IC50 3,582 µg/ml dan fraksi C merupakan fraksi n-heksan teraktif dengan IC50 5.9774µg/ml. Golongan senyawa kimia pada fraksi C adalah terpenoid dan aglikon flavon.

Mangosteen group, Garcinia genus is known having antioxidant activity that can ward off these free radicals. Free radicals are atoms or compounds that lose its electron pair, which can lead to highly reactive oxidative stress. One of Garcinia?s species which are potent for antioxidant is Garcinia tetandra Pierre. The rind of Garcinia tetrandra Pierre are extracted by maceration method using multilevel polarity solvents (n-hexane, ethyl acetate and methanol). Each extract was tested for antioxidant activity by 1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) to see the activities which has the most active fraction. The most active extracts are got column to obtain fractions, which the fractions will be tested again to obtain the antioxidant activity of the most active fraction. The test result is obtained on the antioxidant activity of n-hexane extracts with IC50 ​​3.582 ug / ml and fraction C is the fraction of n-hexane-active with IC50 5.9774 ug / ml. Class of chemical compounds in fraction C are terpenoids and aglikon flavon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Kelebihan produksi melanin dapat dikontrol oleh penghambat tirosinase atau antioksidan. Daun dan kulit batang matoa (Pometia pinnata J.R. Forst & G. Forst) (Sapindaceae) mengandung senyawa fenolik, namun penelitian mengenai aktivitas antioksidannya masih terbatas dan belum pernah diteliti sebagai penghambat tirosinase. Tujuan penelitian ini adalah meneliti potensi matoa sebagai penghambat tirosinase dan peredam radikal bebas, serta mengidentifikasi golongan senyawa pada fraksi teraktif dan ekstrak etanol daun dan kulit batang matoa. Uji penghambatan tirosinase dilakukan dengan mengukur serapan L-dopakrom pada λ = 490 nm. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH. Ekstrak teraktif difraksinasi secara partisi cair-cair dan dilakukan pengujian antioksidan dari fraksi-fraksi yang diperoleh. Persen inhibisi ekstrak etanol daun dan kulit batang matoa terhadap aktivitas tirosinase berturut-turut adalah 24,54 ± 0,22% dan 21,93 ± 0,57% (konsentrasi akhir 200 μg/mL). Nilai IC50 kedua ekstrak tersebut dalam peredaman DPPH berturut-turut adalah 6,11 μg/mL dan 5,47 μg/mL). Fraksi teraktif dari ekstrak etanol kulit batang matoa adalah fraksi etil asetat (nilai IC50 = 5,38 μg/mL). Ekstrak etanol daun dan kulit batang matoa serta fraksi etil asetat mengandung flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid, dan glikosida. Matoa tidak memiliki kemampuan sebagai penghambat tirosinase yang baik, namun memiliki aktivitas antioksidan yang baik meskipun masih lebih rendah dibandingkan kuersetin.

Excess production of melanin can be controlled by tyrosinase inhibitors or antioxidants. Leaves and stem barks of matoa (Pometia pinnata J.R. Forst & G. Forst) (Sapindaceae) contain phenolic compounds, but study of its antioxidant activity was limited and has not been studied as tyrosinase inhibitor. This study aims to investigate potency of matoa as tyrosinase inhibitor and antioxidant. We also identified the chemical compounds in the most active fraction and ethanol extract from the leaves and stem bark of matoa. The extracts were tested by evaluated the formation of L-dopachrome at 490 nm. Antioxidant activity were tested using DPPH method. The most active extract were liquid-liquid partition fractionated and the antioxidant activity assay of the fractions were performed. Ethanol extract of leaves and stem bark of matoa showed weak anti-tyrosinase activity (% inhibition were 24.54 ± 0.22% and 21.93 ± 0.57%, respectively, final concentration 200 μg/mL), but they showed strong DPPH-radical scavenging activity (IC50 values were 6.11 μg/mL and 5.47 μg/mL, respectively). The ethyl acetate fraction was the most active fraction with IC50 value 5.38 μg/mL. Ethanol extract from leaves and stem bark of matoa, and the ethyl acetate fraction contain flavonoids, tannins, saponins, triterpenoids and glycosides. The result showed that matoa doesn?t have potency as tyrosinase inhibitor, but it has good antioxidant activity although that?s still lower than quercetin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Sandhy Padmanaba
"Daun sambung nyawa (Gynura procumbens L.) merupakan tanaman obat yang memiliki sifat antioksidan. Daun sambung nyawa segar mudah dibudidayakan di Indonesia namun tidak praktis untuk dikonsumsi secara langsung. Produk fresh juice dari daun sambung nyawa segar menjadi alternatif sediaan yang bisa ditawarkan kepada masyarakat supaya lebih praktis untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan antioksidan fresh juice daun sambung nyawa dengan metode scavenging radikal hidroksil menggunakan reagen 2-deoksiribosa sebagai model inti sel. Aktivitas antioksidan fresh juice daun sambung nyawa diukur melalui pembentukan kromogen merah muda MDA-TBA hasil degradasi 2-deoksiribosa menggunakan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 520 nm. Kemampuan scavenging fresh juice tertinggi yang didapat pada penelitian ini adalah 50,37% pada konsentrasi 90 mg/ml. Konsentrasi efektif fresh juice daun sambung nyawa untuk mengangkut radikal hidroksil sebesar 50% ditunjukkan oleh nilai EC50 yang tercapai pada konsentrasi 87,03 mg/ml. Hingga waktu penyimpanan 8 jam, penurunan rata-rata kemampuan scavenging fresh juice daun sambung nyawa yang disimpan pada suhu refrigerator sebesar 10,63%, tidak sebanyak jika fresh juice disimpan pada suhu kamar mencapai penurunan kemampuan scavenging rata-rata 20,82%. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa fresh juice daun sambung nyawa baik yang disimpan pada suhu refrigerator maupun suhu kamar kurang memiliki daya tahan terhadap pertumbuhan bakteri, namun memiliki potensi sebagai antibakteri alami. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Dewi
"Daun teh hijau segar kaya akan polifenol yang merupakan komponen bioaktif pada tanaman dan baik untuk kesehatan manusia. Komponen polifenol dalam daun teh hijau segar diidentifikasi sebagai katekin dan derivatnya yang tergolong dalam sub-kelas flavonoid.
Dalam penelitian ini, daun teh hijau segar dimaserasi dengan dua jenis pelarut, yaitu air-metanol dan air-etil asetat untuk mengekstrak komponen katekin, kemudian diidentifikasi dengan KLT. Isolat daun teh hijau yang dimaserasi dengan air-etanol menghasilkan empat komponen katekin, sedangkan yang dimaserasi dengan air-etil asetat menghasilkan dua komponen katekin. Fe- MMT disintesis dari bentonit Jambi yang difraksinasi, kemudian fraksi yang memiliki kandungan MMT tertinggi digunakan untuk sintesis berikutnya. Pertama-tama, MMT disintesis menjadi Na-MMT, kemudian disintesis menjadi Fe-MMT dengan proses impregnasi menggunakan larutan NaCl 1M dan larutan FeCl3 0,3M. Katalis Fe-MMT dikarakterisasi menggunakan metode XRD, FTIR untuk mengiidentifikasi struktur MMT. Metode AAS mengidentifikasi Na+ dan Fe3+ yang terkandung dalam katalis. Reaksi kopling oksidatif katekin dikondisikan pada suhu 115oC dan waktu 24 jam, identifikasi produk menggunakan metode KLT dan LC-MS/MS. Hasil analisis produk menunjukkan dimer katekin yang terdiri dari epikatekin, epigalokatekin, epikatekin galat dan epigalokatekin galat dengan nilai m/z 580, 612, 884 and 912. Aktivitas peredaman radikal produk dimer katekin menggunakan radikal bebas 2,2-difenil-1- pikrilhidrazil (DPPH), menunjukkan dimer katekin memiliki nilai IC50 57,583 μg/mL lebih tinggi dibanding monomernya dengan nilai IC50 65,899 μg/mL."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktrian
"Perkembangan teknologi dan industri menyebabkan meningkatnya jumlah radikal bebas di lingkungan. Selain itu, Indonesia adalah negara tropis yang selalu terpapar oleh sinar UV sepanjang tahun yang menyumbang pembentukkan radikal bebas dalam tubuh. Jengkol (Archidendron pauciflorum) merupakan salah satu tanaman berbau khas didaerah tropis dan banyak terdapat di Indonesia. Jengkol telah digunakan sejak dahulu oleh masyarakat sebagai bahan pangan. Telah diketahui di dalam jengkol terdapat zat antioksidan seperti vitamin C, flavonoid dan asam jengkolat. Asam jengkolat mengandung sistein yang merupakan antioksidan. Namun aktivitas asam jengkolat sebagai antioksidan masih belum diketahui efektifitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan jengkol terhadap radikal bebas yang diinduksi CCl4 0,55 mg/KgBB. Penelitian ini menggunakan 32 tikus Sprague dawley jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol, kelompok jengkol, kelompok CCl4 dan kelompok yang diberikan jengkol ditambah CCl4. MDA hati sebagai indikator kerusakan sel hati diukur setelah 8 hari dengan menggunakan metode Wills.
Dari analisis statistik didapatkan hasil bahwa jengkol dapat menurunkan kadar MDA hati pada tikus yang diberi CCl4 (p=0.026). Hal ini diperkirakan karena adanya aktivitas antioksidan dari sistein yang dihasilkan dari pemecahan asam jengkolat sehingga terjadi penurunanan kadar peroksida lipid yang diukur menggunakan indikator MDA hati.

The development of technology and Industry have caused increasing of free radicals in environment. Indonesia, a country that is located in tropical area, is exposed to the UV light during the years so that increasing the rate of free radical formation in the cells. Jengkol (Archidendron pauciflorum) is one of plants that grow on the tropical land. People have use it as food source since many years ago in Indonesia. As known, there are antioxidants contained in jengkol such as vitamin C, flavonoid and jengkolic acid. The jengkolic acid consist of cysteine that has antioxidant effect on free radical. However, the ability of jengkolic acid as the antioxidant is still unknown.
This study was conducted to know the abiliy of jengkol seed extract against free radical induced by 0.55 mg/KgBB CCl4.This experimental study used 32 samples of Sprague Dawley rats. There were 4 random groups of experiments, the control group, jengkol group, CCL4 group and jengkol added with CCL4 group. The indicator of tissue damage was liver MDA which calculated after 8 days by using the Wills method.
Form statistical analysis, we got the result that jengkol seed extract could decrease the level of liver MDA in the rats given CCl4 (p=0.026). This result was estimated because of the antioxidant activity of cysteine that cames from the jengkolic acid so that the level of lipid peroxidation decrease as indicated by the decreased in the liver MDA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>