Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laksmono Widagdo
"Berbagai intervensi dilakukan untuk menekan kasus DBD seperti fogging, serta himbauan 3M plus, tetapi ABJ (angka bebas jentik) di Semarang masih di bawah target. Intervensi yang paling baik adalah melalui PSN (pemberantasan sarang nyamuk) 3M plus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik responden, pengetahuan, dan sikap dengan PSN 3M Plus pada berbagai sarang nyamuk, mengetahui hubungan PSN 3M Plus dengan kepadatan jentik, mengetahui kepadatan jentik dan memperoleh bentuk prediksi kepadatan jentik melalui PSN 3M plus. Penelitian dilakukan di Kelurahan Srondol Wetan, melalui observasional, kuantitatif, explanatory research dengan metode survei secara cross-sectional. Populasi penelitian adalah rumah responden dengan responden pelaku PSN 3M Plus. Jumlah sampel 188, dipilih dengan cara stratified random sampling. Uji statistik menggunakan Kendalls Tau dan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa ada hubungan antara karakteristik sosial yakni pendidikan, pekerjaan, jumlah penghuni rumah dan pendapatan rata-rata dengan PSN 3M Plus sedangkan umur, pengetahuan dan sikap, tidak terdapat hubungan. Terdapat pula hubungan antara PSN 3M Plus di bak mandi, ember dan gentong plastik dengan kepadatan jentik. Disarankan kepada pihak DKK Semarang dan Puskesmas Srondol khususnya supaya mampu menerapkan strategi penyuluhan PSN 3M Plus di bak mandi, ember dan gentong plastik. Bagi peneliti lain yang berminat pada hubungan PSN 3 M Plus dengan kepadatan jentik disarankan menggunakan metode purposive sampling dan r.

Interventions have been done to reduce DHF incidence, such as fogging and suggestion to do 3 M plus, but ABJ (larva?s number) of Semarang is still under the target. The best intervention is by doing 3M plus. The aims of this research are to know the relation between social characteristics, knowledge, and attitude with the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites, the relation between the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites with larva density, the larva density and also the prediction model of larva density from the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites. The research has been done at Kelurahan Srondol Wetan, with observational, quantitative, and explanatory research by using cross-sectional survey method. The population were the houses with the respondent-the person who did the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites. Sample number were 188 with stratified random sampling. The statistic test was the Kendalls Tau and multiple regresion.
The result showed that there are relation between social characteristics such as education, family number, job, and salary, with the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites but there is no relation with age, knowledge and attitude. There are also relations between the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites at bath tub, water tub and also bucket with the larva density. Based on those results, Health Department of Semarang especially Community Health Center in Srondol Wetan expected to do health education about 3 M Plus at bath tub, bucket and water tub. Suggestion also addressed to the next researcher to use purposive sampling and water storage classification for the same research."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amrul Hasan
"Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat hingga saat ini di Kota Bandar Lampung dengan jumlah penderita yang terus meningkat. Pada tahun 2001 Incidence rate sebesar 13,56 per 100.000 penduduk, meningkat menjadi 109,8/100.000 penduduk pada tahun 2006 dan akhir Februari 2007 Kota Bandar Lampung dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam berdarah dengue lokal.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kebiasaan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pencegahan gigitan nyamuk dengan kejadian demam berdarah dengue di Kota Bandar Lampung, menggunakan desain kasus kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 406 individu terdiri dari 203 kasus dan 203 kontrol. Kasus adalah individu yang menderita DBD yang pernah dirawat di rumah sakit dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dari tanggal 1 Maret 2007 sampai 15 Mei 2007, sedangkan kontrol dipilih dari tetangga kasus yang bertempat tinggal dalam radius 100 meter dari tempat tinggal kasus. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2007. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi rumah kasus dan dan kontrol kemudian diwawancarai dan observasi lingkungan rumah.
Hasil penelitian diketahui ada hubungan kebiasaan melakukan PSN dengan kejadian demam berdarah dengue, individu yang tidak melakukan PSN berisiko 5,85 (95% CI : 2,86 - 11,99) kali terkena DBD, sedangkan individu yang melakukan 1 jenis PSN (menguras atau menutup atau mengubur) berisiko 2,22 (95% CI : 1,32-3,72) kali untuk terkena DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan PSN setelah dikontrol dengan variabel riwayat tetangga yang pemah sakit DBD, keberadaan benda yang dapat penampung air di sekitar rumah dan kebiasaan melakukan pencegahan gigitan nyamuk. Ada hubungan antara kebiasaan melakukan pencegahan gigitan nyamuk dengan kejadian DBD, Individu yang tidak pernah melakukan pencegahan gigitan nyamuk berisiko 7,82 (95% CI : 4,12-14,86) kali untuk terkena DBD, sedangkan individu yang melakukan 1 pencegahan (mengunakan penolak nyamuk di oles di kulit repellent atau anti nyamuk bakar atau menyemprot ruangan dengan pembasmi serangga) berisiko 4,21 (95% CI : 2,31 - 7,65) kali untuk terkena DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 3 pencegahan gigitan nyamuk setelah dikontrol dengan variabel umur, riwayal tetangga pernah sakit DBD, keberadaan benda yang dapat menampung air di sekitar rumah dan kebiasaan melakukan PSN.
Untuk menanggulangi DBD kegiatan PSN perlu dilakukan secara teratur minimal satu minggu sekali. Untuk mencegah terjadi terkena DBD dapat dilakukan melindungi diri agar tidak digigit nyamuk terutama 2 jam sebelum matahari terbit dan terbenam dengan menggunakan anti nyamuk yang di oles di kulit, anti nyamuk semprot ataupun electrik/bakar.

Dengue haemorrhagic fever most important public health problem in Bandar Lampung today. Increasing case occure from 2001 to 2006, if 2001 incidence rate 13,56/ 100.000 became 109,8/ 100.00 at 2006 and the end of February 2007 stated Bandar Lampung local outbreak dengue haemorrhagic fever.
A case-control study was conducted to explore correlation the risk factor of dengue infection in Bandar Lampung from 20 April to 30 May 2007. 230 case and 230 control were included for statisyical analysis. After further adjusting the confounder there are strong correlation between habitual Eliminating Mosquitos Breeding Sites and use personal protective (eg; use repellent, mosquito coil and use insecticide hand sprayer) with dengue case.
Individual has one PSN estimated to be 2,22 (95% Cl : 1,32-3,72) times as great for individual has 3 PSN and individual did not PSN estimates to be 5,85 (95% CI : 2,86 - 11,99) times as great has dengue fever for individual has 3 PSN after controlled by history neightborhood DHF, water container around house, use mosquitoes prevention bites. Individual use one mosquitoes prevention bites estimated to be 4,21 (95% Cl : 2,31-7,65) times as great for individual use three mosquitoes prevention bites and individual did not use mosquitoes prevention bites estimated to be 7,82 (95% CI : 4,12- 14,86) times as great for individual use three mosquitoes prevention bites.
Dengue fever is a mosquitoes-bome disease and the risk of person contracting the disease is determined by individu behaviour in eliminating mosquitos breeding sites and use mosquitoes prevention bites in Bandar Lampung.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Silwanus Kaku
"Kota Kupang adalah salah satu daerah endemis di Provinsi NTT. Insiden rate DBD di Kota Kupang selalu menjadi yang tertinggi diantara kabupaten/kota lainnya di NTT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku PSN dengan kejadian DBD. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol, dimana kasus adalah penduduk Kota Kupang berusia >15 tahun yang menderita DBD pada bulan Januari-April 2019 dan tercatat dalam register puskesmas dan dinas kesehatan, sedangkan kontrol adalah penduduk Kota Kupang berusia >15 tahun yang tidak menderita DBD pada periode yang sama dan tinggal dalam radius 100 meter dari rumah kasus. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku PSN dengan kejadian DBD. Orang dengan pengetahuan kurang berisiko 3,03 kali untuk terkena DBD dibandingkan orang dengan pengetahuan baik (95% CI 1,934-9,821). Orang yang tidak melakukan PSN berisiko 7,65 kali dibandingkan dengan orang yang melakukan PSN (95% CI 3,436-17,033). Pemerintah perlu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara rutin oleh petugas kesehatan dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut menyampaikan pesan kesehatan. Melakukan kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Kupang City is one of the endemic areas in NTT Province. The rate of dengue incidence in Kota Kupang has always been the highest among other districts/cities in the Province. This study aims to determine the correlation between knowledge and behavior of mosquitoes nest eradication (PSN) with the incidence of DHF. This study used casecontrol design, where the case was residents of Kupang City aged >15 years-old, suffering from dengue in January-April 2019 and recorded in the register of public health centers and district health office, while controls were residents of Kupang City aged >15 yearsold, did not suffer from dengue in the same period and lived within a 100 meter radius of the case home. The results of this study state that there is a significant correlation between knowledge and behavior of mosquitoes nest eradication (PSN) with the incidence of DHF. People with less knowledge have a risk of 3,03 times for having DHF than people with good knowledge (95% CI 1,934-9,821). People who did not do PSN risk 7.65 times compared to people who did PSN (95% CI 3.436-17.033). The government needs to increase peoples knowledge and awareness through outreach activities carried out routinely by health workers and involving religious and community leaders to participate in conveying health messages. Also carrying out social service activities to cleanses the environment by involving community participation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Ramadhani
"Perilaku menutup tempat penampungan air merupakan bagian dari upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) yaitu tindakan pengendalian nyamuk vektor penyebab DBD di lingkungan melalui 3M Plus bersama dengan upaya menguras tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas. Penerapan perilaku menutup tempat penampungan air sebagai upaya PSN-DBD masih menjadi masalah karena angka penerapannya yang tergolong rendah yaitu hanya sebesar 16, 9% warga di DKI Jakarta pada tahun 2018 yang menerapkan PSN pada kategori baik sementara lainnya pada kategori sedang dan buruk, hal ini diperparah dengan masih tingginya angka DBD di wilayah Jakarta Timur sebagai yang tertinggi di DKI Jakarta yaitu 689 kasus pada tahun 2023 dengan Kecamatan Pulogadung sebagai wilayah dengan angka kasus tertinggi di pada tahun 2022 yaitu 315 kasus. Incidence Rate kumulatif Kelurahan Cipinang pada tahun 2024 juga menjadi yang tertinggi ketiga di Kecamatan Pulogadung yaitu sebesar 0,25. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku menutup tempat penampungan air sebagai upaya PSN-DBD pada masyarakat RW 6 Kelurahan Cipinang Tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data penelitian dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring oleh 121 ibu rumah tangga di wilayah RW 6. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian telah menunjukkan sebanyak 80 ibu rumah tangga (66,1%) telah melakukan perilaku menutup tempat penampungan air secara rutin. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan (p= 0,018; OR= 6,68; 95% CI 1,28 - 34,78), sikap (P= 0,006; OR= 0,20; 95% CI 0,06 - 0,62), dukungan keluarga (p= 0,023; OR= 2,62; 95% CI 1,21 - 5,67), dan ketersediaan alat penutup tempat penampungan air (p= 0,0005; OR= 26,0; 95% CI 8,60 - 78, 58) dengan perilaku menutup tempat penampungan air. Faktor yang diketahui paling berperan dalam mempengaruhi perilaku menutup tempat penampungan air di wilayah RW 6 adalah ketersediaan tutup tempat penampungan air sehingga saran yang dapat diberikan peneliti yaitu perlu dilakukannya upaya intervensi terkait komponen perilaku menutup tempat penampungan air dan advokasi kepada stakeholders terkait subsidi tempat penampungan air dengan tutup yang sesuai.

The initiative to close water reservoirs is a key component in the campaign against Dengue Hemorrhagic Fever Mosquito Nests (PSN-DBD). This involves controlling mosquito vectors responsible for dengue fever through the 3M Plus approach, along with water reservoir drainage and recycling efforts. Despite its importance, the implementation of this behavior faces challenges, with only 16.9% of DKI Jakarta residents in 2018 adopting PSN in the optimal category. This issue is worsened by the persistently high incidence of dengue fever in East Jakarta, reaching 689 cases in 2023, with Pulogadung District having the highest number at 315 cases in 2022. The cumulative incidence rate in Cipinang Subdistrict is expected to be the third-highest in Pulogadung Sub District in 2024 at 0.25. This study aims to identify factors influencing the adoption of water reservoir closure behavior in the community of RW 6, Cipinang Subdistrict, in 2024, utilizing a cross-sectional design. Data was gathered from 121 housewives through online questionnaires, and chi-square tests were employed for analysis. Findings indicate that 66.1% of surveyed housewives regularly practice closing water reservoirs. The research highlights significant correlations between knowledge (p= 0.018; OR= 6.68; 95% CI 1.28 - 34.78), attitude (p= 0.006; OR= 0.20; 95% CI 0.06 - 0.62), family support (p= 0.023; OR= 2.62; 95% CI 1.21 - 5.67), and the availability of water reservoir covers (p= 0.0005; OR= 26.0 ; 95% CI 8.60 - 78.58) with the behavior of closing water reservoirs. Notably, the most influential factor in RW 6 is the availability of water reservoir lids. As a recommendation, intervention efforts should focus on promoting the behavioral aspect of closing water reservoirs and advocating for subsidies to facilitate the provision of suitable lids.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Bur
"Latar Belakang : Perbedaan antara demam dengue ( DD ) dan demam berdarah dengue ( DBD ) adalah terjadinya kebocoran plasma pada DBD. Kebocoran plasma pada ruang interstitial ditandai dengan adanya efusi cairan di pleura dan peritoneal, hemokonsentrasi, serta hipovolemia intravaskular. Keadaan ini menyebabkan gangguan perfusi ke jaringan, sehingga menyebabkan metabolism anaerob. yang menimbulkan peningkatan kadar laktat dalam darah.
Tujuan Penelitian: Mengetahui peran laktat sebagai prediktor prognosis dan diagnosis kebocoran plasma pada infeksi dengue pasien dewasa.
Metode: Studi potong lintang, pada infeksi virus dengue pasien dewasa yang dirawat di bangsal penyakit dalam RS Cipto Mangunkusumo dan RS Persahabatan Jakarta. Jumlah subjek sebanyak 57 orang. Dilakukan pemeriksaan kadar laktat untuk melihat perbedaan rerata kadar laktat antara DD dan DBD dengan uji t-tes tidak berpasangan, dan nilai titik potong kadar laktat pada keadaan tanpa atau dengan kebocoran plasma dilakukan dengan menentukan sensitifitas dan spesifisitas terbaik dari kurva ROC yang sudah dibuat.
Hasil: Rerata kadar laktat pada DBD secara bermakna lebih tinggi daripada DD. Nilai titik potong untuk prediktor prognostik pada hari ke-3 yang ditentukan dengan kurva ROC mendapatkan nilai kadar laktat ≥ 2,65 mmol/ L dengan AUC 0,626 ; IK 95% 0,480-0,772. Dan nilai titik potong untuk diagnostik pada hari ke-5 mendapatkan nilai kadar laktat ≥ 2,55 mmol/L memberikan sensitivitas 66,6%% dan spesifisitas 54,2%.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna kadar laktat antara DD dan DBD. Nilai kadar laktat ≥ 2,65 mmol/L belum dapat digunakan sebagai prediktor prognostik adanya kebocoran plasma pada fase kritis. Nilai kadar laktat ≥ 2,55 mmol/L pada saat fase kritis dipakai sebagai petanda adanya kebocoran plasma dengan akurasi yang rendah.

Background: The difference between dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF) is plasma leakage which occurs in DHF. The leakage of plasma into interstitial space is shown by pleura and peritoneal effusion, hemoconcentration, and intravascular hypovolemia. Anaerob metabolism will occur due to perfusion dysfunction which will cause increased serum lactate.
Objectives: To determine the role of lactate as a prognostic predictor and diagnostic in plasma leakage which occurs in adult dengue-infected patients.
Methods: This is cross-sectional study which is conducted in adult dengueinfected patients hospitalized in internal medicine ward of Cipto Mangunkusumo Hospital and Persahabatan Hospital in Jakarta. There are 57 adult dengue-infected patients recruited. Serum lactate is examined to determine the mean difference between DF and DHF. The data is analyzed by t-test independent and cut-off point is identified in presence as well as absence of plasma leakage which is to determine the sensitivity and specificity based on ROC curve.
Results: The mean of serum lactate in DHF is significantly higher compared to DF. The cut-off point of prognostic predictor in day three of fever which is determined based on ROC curve shows lactate serum ≥ 2.65 mmol/L with AUC 0.626; 95% CI 0.480-0.772. Moreover, the cut-off point of diagnostic factor in day five of fever is shown by serum lactate ≥ 2.55 mmol/L with sensitivity 66.6% and specificity 54.2%.
Conclusion: There is difference of serum lactate in DF and DHF. Serum lactate ≥ 2.65 mmol/L could not be used as a prognostic predictor of plasma leakage in critical phase. Serum lactate ≥ 2.55 mmol/L during critical phase could be used as a marker of plasma leakage but low of accuracy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meivita Sarah Devianti
"Infeksi dengue masih merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Deteksi dini berperan penting sebagai dasar penatalaksanaan awal infeksi dengue. Antigen NS1 pada virus dengue telah terbukti sebagai marka untuk diagnosis dini. Penelitian ini menganalisis lebih lanjut mengenai sensitivitas dan spesifisitas kit SD Bioline Dengue Duo terhadap keberadaan protein Non- Structural (NS1) pada pasien yang terinfeksi virus dengue serotipe 2 (DENV-2). Kinetik NS1 dan keberadaan imunoglobulin M (IgM) pada serum pasien pun dievaluasi dari hari pertama demam sampai hari ketujuh. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis komunitas di Jakarta yang dimulai sejak Januari 2010 sampai Mei 2013. Kami menggunakan sampel serum dari pasien dengan gejala klinis infeksi dengue. Reverse Transcription - Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan/atau isolasi virus dan/atau kenaikan titer imunoglobulin G (IgG) antidengue digunakan sebagai baku emas. Sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi negatif dan positif ditampilkan dalam tabel 2x2 dan area dibawah kurva dari Receiver Operating Curve. Dari 105 pasien, 23 diantaranya positif terinfeksi DENV-2, sementara 34 orang teruji negatif infeksi virus dengue (DENV). Sensitivitas dan spesifisitas SD Bioline Dengue Duo terhadap DENV-2 bernilai 78.3% dan 100% (CI 95%, 73.5% sampai 94.2%). Hasil kinetik NS1 menunjukkan pola penurunan, yang dimulai pada hari kelima. Namun, keberadaan IgM mengalami pola kenaikan secara bertahap Dapat disimpulkan bahwa kit ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi terhadap DENV-2 sehingga dapat digunakan sebagai alat diagnostik infeksi dengue di Jakarta, Indonesia.

Dengue infection is still become the major health problem in the world, including Indonesia. Early detection plays important role in developing early basic management. NS1 antigen in dengue virus is proven to be an early marker for early diagnosis and this research to analyzed the sensitivity and specificity of SD Bioline Dengue Duo based on the presence of Non-Structural protein 1 (NS1) on dengue serotype-2 virus (DENV-2) infected patients. Kinetics of NS1 and the presence of immunoglobulin M (IgM) antibody were also evaluated from the 1 st day to 7th day. This research was a community-based study in Jakarta started from January 2010 until May 2013. We used serum samples from patients with clinical manifestation of dengue infection. Furthermore, Reverse Transcription - Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) and/or virus isolation and/or augmentation of immunoglobulin G (IgG) antidengue titer were used as a gold standard. Sensitivity, specificity, negative and positive predictive value of diagnostic kit will be presented in 2x2 tables and area under the curve of the Receiver Operating Curve. From the total of 105 patients, 23 patients were confirmed positive for DENV-2 infection, while 34 patients were confirmed negative DENV infection. Sensitivity and specificity of SD Bioline Dengue Duo towards DENV-2 accounted for 78.3% and 100% (CI 95%, 73.5% to 94.2%), respectively. Kinetic of NS1 depicted downward trend starting on the 5th day. Nevertheless, IgM presence showed gradual increase trend. This indicates that this kit has high sensitivity and specificity for DENV-2, therefore it can be used as a diagnostic kit for dengue infection in Jakarta, Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Dwi Agustinawati
"Penyakit DBD termasuk penyakit berbasis lingkungan ,jumlah dan penyebarannya kasus cenderung meningkat, seringkali menimbulkan KLB. Tujuan penelitian ini diketahuinya gambaran perilaku masyarakat dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) di Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. Desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada 6 desa, 10 kelurahan dengan responden ibu rumah tangga dengan wawancara.
Hasil penelitian diperoleh gambaran perilaku baik dalam PSN-DBD 51,3%, pengetahuan responden tinggi 94%%, sikap responden bersikap positif 61,3%, reponden belum terpapar penyuluhan 57,3%. Variabel yang berhubungan dengan perilaku masyarakat adalah pendidikan (P Value=0,0001), pengetahuan (P Value=0,001), pemeriksaan jentik (P Value=0,001), sarana dan prasarana (P Value=0,001), dan biaya (P Value=0,004). Dan faktor yang paling dominan adalah pendidikan.
Saran : Peningkatan upaya penyuluhan dan pendidikan masyarakat tentang DBD.

DHF including environmentally based disease, the number and distribution of cases is likely to increase, often causing outbreaks. The purpose of this study known picture of people's behavior and the factors related to people's behavior in the mosquito nest eradication of dengue hemorrhagic fever (PSN-DBD) in Kuningan Kuningan District. Cross-sectional design of the study conducted in 6 villages, 10 villages with respondents housewife with interviews.
The results obtained in both the behavioral description PSN-DBD 51.3%, high 94% of respondents knowledge%, positive attitude 61.3% of respondents, the respondents have not been exposed to 57.3% extension. Variables related to the behavior of people is education (P value = 0.0001), knowledge (P value = 0.001), examination of larvae (P value = 0.001), facilities and infrastructure (P value = 0.001), and cost (P Value = 0.004). And the most dominant factor is education.
Suggestion: Increase outreach efforts and public education about dengue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Syahputra
"Pada akhir tahun 2018 terjadi peningkatan kejadian penyakit DBD yang berada di Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku dari siswa kelas 5 Sekolah Dasar terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) serta Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) di sekolah setelah dilaksanakannya kedua metode intervensi yang berbeda yakni metode presentasi dan video edukasi. Penelitian ini menggunakan metode desain quasi experimental dengan teknik rancangan pre test dan post test design.Hasilnya diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil skor pada pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah diberikan intervensi. Penelitian ini diharapkan dapat menurunkan kejadian penyakit DBD di wilayah Kecamatan Sukmajaya dan meningkatkan pengetahuan siswa sehingga memicu terbentuknya sikap positif dan perilaku yang baik dalam melakukan suatu upaya pencegahan penyakit DBD melalui kegiatan PSN.

In the end of year 2018, there was an increase DHF disease in Depok City This research aims to measure and determine the differences in knowledge, attitude and practice of 5th grade students of Elementary School towards Dengue Hemorragic Fever (DHF) and Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) for increasing larvae free rates (ABJ) in schools with two different intervention methods. This study uses a quasi experimental method design with pre test and post test design techniques. The results of the study revealed that there was an increase in the score on students’ knowledge, attitudes and practice after being given intervention in both the presentation and video education methods. This study is expected to reduce the incidence of DHF in Sukmajaya district area and increase student knowledge so as to trigger the formation of positive attitudes and good behavior in carrying out an effort to prevent DHF disease through PSN activities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Marcella
"Kecamatan Bayah merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sering mengalami kejadian luar biasa (KLB). Untuk memberantas DBD, masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai DBD dan kemudian dievaluasi. Dalam penelitian ini, masyarakat diwakili oleh santri.
Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai pemberantasan vektor DBD setelah mendapat penyuluhan. Penelitian menggunakan desain crosssectional. Data diambil di Pesantren X Kecamatan Bayah pada tanggal 16-18 Oktober 2009. Analisis data menggunakan uji chi-square. Sebanyak 60% santri adalah perempuan dan 40% laki-laki. Santri yang mendapat informasi dari 2 sumber sebanyak 37,9%. Sumber informasi paling berkesan bagi 45,3% santri adalah petugas kesehatan. Hanya 17,9% santri yang memiliki riwayat DBD. Sebanyak 19 santri (20,0%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 46 santri (48,4%) cukup, dan 30 santri (31,6%) kurang.
Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan jumlah sumber informasi (p = 0,003), namun tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin (p = 0,079), sumber informasi paling berkesan (p = 0,950), dan riwayat DBD (p = 0,101). Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai pemberantasan vektor DBD umumnya cukup dan berhubungan dengan jumlah sumber informasi.
Bayah Subdictrict is an epidemic area of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) with frequent outbreaks. To control DHF, the people should be educated and then evaluated. In this study, people are represented by students.
The objective was to determine the knowledge level of students after health education and association with their demographic characteristics. The design was cross-sectional. Data was collected in Pesantren X in 16-18 October 2009 and analyzed using chi-square test. As many as 60% students are female and 40% are male. There were 37,9% students who received information from two sources. The most impressive information source for 45.3% students was healthcare workers. Only 17.9% students had DHF history. A total of 19 students (20.0%) had good knowledge level, 46 (48.4%) adequate, and 30 (31.6%) poor.
There?s association between the knowledge level and the number of information sources (p = 0.003). There?s no association between the knowledge level and gender (p = 0.079), the most impressive information source (p = 0.950), and history of DHF (p = 0.101). It is concluded that the knowledge level of the students are generally adequate and influenced by the number of information sources.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nugraheni
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan tergolong zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30 dan 31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 45 orang (45%), 23 orang (23%) cukup, dan 32 orang (32%) baik. Terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai PSN DBD dengan usia (p= 0,031), tingkat pendidikan (p=0,002) dan jumlah sumber informasi IRT (p= 0,016). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai PSN DBD dengan pekerjaan (p= 0,223) dan aktivitas yang diikuti di lingkungan (p= 0,546). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai gejala DBD tergolong kurang, berhubungan dengan usia, pendidikan dan jumlah sumber informasi, dan tidak berhubungan dengan pekerjaan dan aktivitas di lingkungan rumah.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems especially in Jakarta. There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society?s knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about eliminition of mosquito breeding places (PSN) and their associatied factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on 30th and 31st of May 2009. The number of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data was analyzed using chi-square fascilitated by SPSS. The outcome shows that 45% of respondents are lack of knowledge, 23% of respondents have adequate knowledge, and 32% has good knowledge about PSN. There are significant difference between respondent's knowledge about DHF and their age (p=0,031), their formal education (p=0,002) and the number of information's sources they received (p=0,016). There are no significant difference between respondent's knowledge about DHF and their work (0,223) and their activity in the environment (0,546). In conclusion the level of knowledge about PSN DBD among housewives in Paseban is mostly poor and has significant difference with their age, level of formal education and number of information source they have got. However it has no significant difference with their job and their activity in the environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>