Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Membran rapat selulosa asetat telah dibuat dengan mencampurkan selulosa asetat, formamida, dan seton pada berbagai komposisi dan kondisi pengeringan beku. Membran tersebut diuji untuk pemisahan campuran alkohol eter yaitu methanol dan metal tersier butil eter (MTBE) melalui proses pervaporasi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa makin besar konsentrasi Formamida, maka nilai fluks air, koefisien penggembungan, dan koefisien difusi semakin besar. Proses pengeringan beku yang lama menghasilkan membrane yang makin rapat. Analisa struktur dengan spektroskopi infra merah menunjukkan tidak adanya ikatan hydrogen yang terbentuk antara selulosa asetat dengan formamida di dalam membran. Uji ketahanan jebol menunjukkan adanya penurunan sifat mekanik membran yang disebabkan oleh adanya deformasi struktur membran dan pelebaran pori membran akibat proses osmosa balik. Hasil pervaporasi menunjukkan bahwa persen penggembungan dan koefisien difusi terhadap methanol lebih besar dari MTBE. Temperatur optimum untuk mendapatkan fluks dan selektifitas yang tinggi pada pervaporasi adalah 40oC untuk membran dengan komposisi 25% b/b selulosa asetat, 25% formamida b/b, dan waktu pengeringan beku 48 jam. Hasil optimum yang didapatkan pada kondisi tersebut adalah fluks permeat 12,6 L/m2 jam dan faktor pemisahan sebesar 39,9. Di atas temperature tersebut, fluks total membran menurun."
Lengkap +
MPI 1:1 (1998)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Devara Putra
"ABSTRAK
Osmosis adalah suatu peristiwa aliran alami yang terjadi apabila terdapat dua larutan berbeda konsentrasi dan dipisahkan oleh suatu membran semipermeabel. Membran semipermeabel adalah suatu pembatas yang memiliki ukuran pori tertentu, sehingga dapat dilalui oleh molekul pelarut, namun tidak oleh molekul zat terlarut. Tekanan aliran yang disebabkan peristiwa osmosis dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin dan kemudian dikonversikan menjadi energi listrik. Dalam penelitian ini dibuat suatu reaktor osmosis dengan memanfaatkan membran reverse osmosis. Sebagai larutan uji digunakan larutan NaCl teknis yang memiliki kemurnian 89,6%. Variasi yang dilakukan antara lain adalah variasi tingkat rejeksi membran, variasi suhu input larutan, variasi konsentrasi larutan NaCl, variasi luas membran, dan terakhir variasi ketinggian reservoir. Penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan dan debit air yang dihasilkan proses osmosis semakin meningkat seiring dengan kenaikan tingkat rejeksi membran, konsentrasi larutan NaCl, luas permukaan membran, serta ketinggian reservoir. Aplikasi dengan air laut menggunakan luas membran 42 cm x 53 cm menghasilkan tekanan maksimum sebesar 1,09 bar dengan debit rata - rata 3,38 mL/menit yang bila dikonversikan dapat menghasilkan energi listrik sebesar 15,7 mWatt per m2 membran.

ABSTRACT
Osmosis is a natural flow process that occurs when two solutions with different concentrations are separated by a semipermeable membrane. Semipermeable membrane is a barrier that has a specific pore size, so only the solvent molecules can flow through it, not the solute molecules. The flow of water that produced by osmosis process can be used as a source of energy to turn a turbine and then converted into electrical energy. This experiment was performed using a reactor that utilizes reverse osmosis membrane. The technical saline solution with 89.6% purity was used as the test solution. The experiment variables include the variation of membrane’s rejection rate, the temperature of input solution, the variation of NaCl solution concentration, the variation of membrane area, and finally the variations of reservoir height. This study showed that the pressure and flow of water that generated by osmosis process increased with the increase of membrane rejection rate, the concentration of NaCl solution, the surface area of the membrane, as well as the different height of the system. The application with sea water using membrane area of 42 cm x 53 cm resulted a maximum pressure of 1.09 bar with the maximum debit of water at 3.38 mL/min, which can be converted to produce 15.7 mWatt electricity per m2 membrane."
Lengkap +
2014
S55677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrasno Kartohardjono
"Pemanasan global yang disebabkan oleh efek rumah kaca merupakan masalah yang penting untuk dibicarakan pada saat ini dan gas CO2 merupakan salah satu penyebabnya. Industri merupakan salah satu penghasil gas CO2 dalam jumlah cukup besar setiap harinya.
Proses pemisahan dengan menggunakan membran merupakan teknologi alternatif dalam pemisahan gas C02. Teknologi pemisahan gas dengan menggunakan membran pada kasus-kasus tertentu memberikan keuntungan-keuntungan yang lebih baik daripada dengan teknologi pemisahan lainnya.
Dalam penelitian ini akan digunakan Nylon Film (Oriented Nylon) sebagai membran untuk pemisahan gas CO2 dari campurannya dengan udara. Nylon Film yang digunakan berbentuk lembaran (flat) dari PT. EMBLEM ASIA.
Pengujian dilakukan dalam dua tahap yaitu pengujian pada kondisi ideal dan pengujian pada kondisi aktual. Pengujian pada kondisi ideal untuk mengetahui pengaruh tekanan, umpan terhadap permeabilitas gas-gas murni dan selektivitas gas C02/02 dan C02/N2. Sedangkan pengujian pada kondisi ideal adalah untuk memisahkan campuran gas yang mengandung 63,045% N2, 16,91% 02 dan 20,045 % CO2 dengan variasi stage cut.
Hasil pengujian pada kondisi ideal menunjukkan bahwa permeabilitas gas CO2 murni meningkat dengan naiknya tekanan umpan. Permeabilitas gas 02 dan N2 pada rentang 0,5 MPa sampai 0,8 MPa relatif konstan, sehingga selektivitas ideal C02/02 dan C02/N2 juga bertambah. Sedangkan pada rentang 0,8 MPa sampai 1,5 MPa, permeabilitas gas 02 dan N2 meningkat dengan naiknya tekanan umpan yang mengakibatkan turunnya selektivitas gas 002102 dan C02/N2. Selektivitas tertinggi yang diperoleh dari pengujian pada kondisi ideal yaitu pada tekanan umpan 0,8 MPa dengan selektivitas C02/02 sebesar 11,618 dan CO2/N2 sebesar 16,604.
Dengan menggunakan selektivitas ideal pada tekanan umpan 0,8 MPa dilakukan pemodelan maternatis untuk memperkirakan komposisi di sisi permeat dan di sisi tertolak pada kondisi aktual.
Hasil pengujian pada kondisi aktual dan pemodelan menunjukkan bahwa stage cut turut berpengaruh terhadap komposisi gas. Reaksi CO2 di sisi permeat hasil pemodelan dan pengujian pada kondisi aktual menurun dengan naiknya stage cut dan fraksi udara di sisi tertolak menurun dengan bertambahnya stage cut.
Dari hasil penelitian pada kondisi aktual didapat kondisi operasi optimum adalah pada stage cut sebesar 0,21. Umpan yang mengandung udara 79,95% dapat ditingkatkan kandungannya menjadi 83,1% di sisi tertolak."
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP 2000 35
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Sugama
"Keunggulan proses pemisahan gas CO2 dengan membran dibandingkan dengan proses pemisahan lalnnya seperti distilasi kriogenik dan proses adsorpsi adalah penggunaan energi yang lebih rendah, tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan biaya operasinya yang relatif lebih rendah. Mekanisme terjadinya pemisahan dalam membran adalah berdasarkan perbedaan permeabilitas dari setiap komponen gas dalam campurannya. Gas CO2 memiliki sifat-sifat fisik yang memungkinkannya mmtuk berpermeasi lebih mudah menembus membran, seperti diameter kinetik molekulnya yang kecil, solubilitasnya yang relatif besar, dan kemampuannya untuk berinteraksi dengan molekul-molekul penyusun membran polimer.
Pada penelitian ini digunakan Polyester Film yang digunakan sebagai membran unmk pemisahan campuran C02 dan Udam P gujian dilakukan dalam dnla iahap yaitu pada kondisi Ideal menggunakan gas murni CO2 , O2 dan N2 dan pada kondisi Aktual menggunakan campuran gas dmgan komposisi 20.045 % CO2, 16.91 % O2 dan 63.045 % N2.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Permeabilitas Ideal O2 dan N2 oenderung konstan dengan kenaikan tekanan. Sedangkan Permeabilitas Ideal CO2 meningkat tajam dengan kenaikan tekanan. Hal ini disebabkan molekul-molekul gas co2. berinteraksi mempengaruhi struktur rantai membran sehingga membuatnya semakin fleksibel, semakin mudah untuk dilewati molekul gas CO2.
Dari perhitungan, pada permodelan maupun Aktual, diperoleh peningkatan fraksi gas CO; yang tertolak terhadap kenaikan fraksi gas yang permeat (stage cut). Sebaliknya terdapat peningkatan & aksi udara yang permeat terhadap kenaikan stage cut. Ini disebabkan meningkatnya permeabilitas membran akibat interaksi struktur membran dengan molekul-molekul gas C02, sehingga membran jadi kurang selektif terhadap gs C02. Sebaliknya gas-gas di dalam campuran yang seharusnya sulit lmtuk permeat, sebagian ikut terpermeasi.
Selektivitas Ideal C02/N2 tertinggi didapat sebesar 26.769 dan Selektivitas Ideal C01/O2 tertinggi didapat sebesar 11.618 pada tekanan 900 kPa. Koudisi optimum untuk pemisahan gas dengan membran Polyester Film berada pada tekanan 900 kPa dan stage cut 0,21 dengan kemurnian udara yang diperoleh sebesar 85% dari udara umpan sebesar 79,9 %. Kemurnian udara ini dapat ditingkatkan sampai dengan 94% dengan stage cut sebesar 161."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrasno Kartohardjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Andrini Prabandari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pan Ade Nata
"Gas alam hasil eksplorasi mengandung senyawa karbondioksida yang keberadaannya merugikan. Teknologi pemisahan CO2 yang dipakai sekarang ini umumnya menggunakan proses absorpsi melalui kolom konvensional dengan pelarut amina. Sebagai alternatif, teknologi kontaktor membran serat berongga telah dikembangkan untuk proses ini. Penelitian menggunakan membran polipropilen yang bersifat hidrofobik. Evaluasi difokuskan pada studi perpindahan massa dalam proses absorpsi CO2 oleh larutan DEA (Diethanolamine) dengan variasi jumlah serat dan laju alir pelarut. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan laju alir akan meningkatkan nilai koefisien perpindahan massa dan fluks CO2. Sementara penambahan jumlah serat akan menurunkan nilai koefisien perpindahan massa dan fluks CO2.

Natural gas produced by the exploration contained the carbon dioxide compound that this existence can damage the system. Separation technology CO2 that is worn now generally used the process of the absorption through the conventional column with amine solvent. As the alternative, the hollow fiber membrane contactor technology was developed for this process. The research was carried out by using the membrane polypropilen that was hydrophobic. Evaluation was focused on the study of mass transfer in the CO2 absorption process by the DEA (Diethanolamine) solution with the variation of the amount of fiber and the solvent flow rate. Results that were received showed the increase of solvent flow rate will increase the value of the mass transfer coefficient and flux of CO2. While the increase amount of fiber will reduce the value of the mass transfer coefficient and flux of CO2."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52175
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Basuki M
"ABSTRAK
Gas buangan yang terdapat dalam industri proses kimia terkadang masih mengandung gas hidrogen dalam konsentrasi yang relatif besar. Sementara itu, harga gas alam yang merupakan bahan baku utama pembuatan hidrogen cenderung naik, oleh karena itu perlu dipertimbangkan suatu cara yang terbaik untuk mendapatkan kembali gas hidrogen yang terikat di dalam gas buangan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan proses membran. Diantara berbagai jenis membran, jenis membran metal komposit memiliki kelebihan dibanding jenis membran lainnya. Diantaranya adalah bahwa jenis membran terscbut memiliki kctahanan thermal dan kimia serta selektivitas dan permeabilitas yang lebih tinggi.
Dalam penelitian ini digunakan membran keramik serta membran keramik/nikel untuk proses pemisahan campuran gas H2/N2. Pendeposisian logam nikel pada membran keramik dilakukan dengan menggunakan metode impregnasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permeabilitas ideal gas H2 dan N2 pada membran keramik relatif konstan terhadap perubahan tekanan. Sedangkan permeabilitas ideal dad kedua gas tersebut cenderung konstan untuk membran keramik/nikel.
Kenaikan tekanan pada membran keramik menyebabkan penunman harga selektivitas ideal H2/N2. Sedangkan untuk membran keramik/nikel selektivitas ideal H2/N2 berfluktuasi terhadap perubahan tekanan Selektivitas ideal H2/N2; tertinggi untuk membran keramik terjadi pada tekanan 400 kPa yaitu sebesar 2,71 sedangkan untuk membran keramik/nike] tenjadi pada tekanan 600 kPa sebesar 4,09. Selektivitas aktual H2/N2 tertinggi untuk membran keramik diperoleh pada tekanan 400 kPa pada stage cut 0.1927 yaitu 1,744 sedangkan untuk membran keramik/nikel diperoleh pada tekanan 400 kPa pada stage cut 0.1004 yaitu sebesar 2.996.

"
Lengkap +
2001
S49011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuko Gunawan
"ABSTRAK
Proses pemisahan gas H2 dari aliran purge gas pada pabrik ammonia perlu
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pabrik. Proses pemisahan menggunakan membran bisa menjadi teknologi altematif dalam pemisahan gas H2. Salah satu jenis membran yang bisa digunakan untuk proses tersebut adalah membran keramik, dimana membran tersebut memiliki stabilitas termal dan kimiawi yang baik, sehingga dapat dioperasikan pada suhu tinggi. Namun demikian membran keramik memiliki tingkat
selektivitas yang relatif lebih rendah dibandingkan membran polimer, oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan selektivitasnya.
Penambahan lapisan logam nikel yang bersifat permeatif terhadap gas H2, pada permukaan membran keramik diharapkan dapat meningkatkan selektivitas membran dalam proses pemisahan gas H2. Dalam penelitian ini dilakukan preparasi membran keramik/nikel dengan metode presipitasi, untuk proses pernisahan campuran gas H2/N2. Tahap pengujian membran dilakukan terhadap membran keramik tanpa lapisan nikel dan keramik dengan lapisan nikel. Pengujian dilakukan pada kondisi ideal, menggunakan gas H2 dan N2 murni, serta pada kondisi aktual menggunakan campuran gas dengan komposisi 71.794 % H2 dan 28.206 % N2.
Dari hasil penelitian, menunjukkan adanya peningkatan permeabilitas dan
selektivilas pada memhran keramik/nikel dibandingkan dengan membran keramik tanpa Iapisan nikel. Kenaikan lekanan operasi menyebabkan penurunan harga selektivilas pada kedua jenis membran.
Nilai selektivitas ideal tertinggi untuk membran keramik dicapai pada tekanan 4 bar, yaitu sebasar 2.706. Sedangkan untuk membran keramik nikel nilai selektivitas tertingginya adalah 4.23, dan juga dicapai pada tekauan 4 bar.
Selektifitas aktual pada kedua jenis membran akan menurun apabila fraksi umpan yang permeat (stage cut) dinaikkan, dan penurunnya akan lebih tajam pada tekanan yang lebih tinggi. Selektivitas terbaik pada membran keramik, yaitu sebesar 1.689 dicapai pada tekanan 4 bar dengan stage cut sebesar 0.0995, sedangkan untuk membran keramik/nikel selektivitas terbaiknya sebesar 3.043, juga pada tekanan 4 bar, dan dengan Stage cut sebesar 0.0858.

"
Lengkap +
2001
S49014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>