Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55644 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fahmi Hadar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44077
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Septiawan
"Aluminium matrix composite (AMC) ialah sebuah kelas komposit logam dengan berbagai potensi aplikasi struktur dan termal yang sedang berkembang.AMC dapat menyediakan tambahan sifat mekanis, ketahanan termal, ketahanan aus, stabilitas dimensi, dan berat yang lebih ringan.
Dalam penelitian kali ini digunakan grafit sebagai penguat dalam matriks Al-Si dengan menggunakan proses fabrikasi pengecoran aduk. Variasi penambahan kadar dari grafit yang ditambahkan ialah 1%, 3%, dan 5% fraksi berat dimana hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan grafit pada sifat sifat dari AMC tersebut. Untuk meningkatkan kemampubasahan alulminium terhadap grafit, digunakan magnesium untuk mengurangi sudut kontak antara grafit dengan aluminium dengan kadar grafit yang digunakan ialah 3,3% fraksi berat.
Aluminium memiliki sifat mekanis yang bertambah baik saat dilakukan proses perlakuan panas. Hal ini karena pengaruh pengerasan dari presipitat yang terbentuk saat proses perlakuan panas. AMC pada penelitian ini akan diberikan proses perlakuan panas T6 dimana hasilnya akan dibandingkan dengan AMC pada keadaan setelah pengecoran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar grafit pada aluminium memberikan nilai kekerasan yang menurun. Tetapi di lain hal, ketahanan aus semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penambahan grafit. Porositas dari komposit meningkat seiring dengan penambahan penguat grafit.Sementara komposit dengan perlakuan panas T6 memiliki kekerasan yang lebih tinggi dan juga ketahanan aus yang lebih baik dari keadaan setelah pengecoran.

Aluminium matrix composite (AMC) is a developing metal composite class with vast structural and thermal aplication. AMC provide a better mechanical properties, thermal resistance, dimensional stability, and lighter weight.
In this research graphite was used as a reinforce on aluminium silicon matrix and fabricated with stir casting. Graphite is variated from 1%, 3%, and 5% by weight percent in order to investigate the effect of increasing graphite percentage in the AMC. To increase the aluminium wettability to graphite, magnesium used to decrease the contact angle of graphite in aluminium and the percentage of magnesium used is 3,3% by weight percentage.
Aluminium is a heat treatable, in particular condition, and gain a better mechanical properties through heat treatment. The reason is the birth of precipitate because of heat treatment. The AMC on this research was treated in T6 and then compared with as-cast AMC.
The results show that increasing of graphite content in aluminium matrix give a decreasing hardness value. In the other hand, the wear resistances is increasing. Composite porosity increasing by increasing of graphite content. Meanwhile, T6 perlakukan panas composite have a higher hardness value and better wear resistance than the as-cast condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43032
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosia Samuel
"Proses fabrikasi komposit matriks aluminium dapat dilakukan melalui fasa cair dengan menggunakan metode stir casting untuk meminimalisir terbentuknya clustering penguatSiC. Metode ini memiliki keuntungan dalam hal distribusi penguat SiC dengan bantuan magnesium sebagai wetting agent. Dalam hal ini magnesium berfungsi meningkatkan kemampu-basahan antara matriks aluminium dan partikel penguat SiC. Pada penelitian ini dilakukan variasi penambahan penguat SiC sebesar 5% wt, 10% wt, dan 15% wt dengan kadar magnesium tetap 1,5% wt. komposit matriks aluminiumdiberi perlakuan berbeda yaitu kondisi as-cast dan T6 heat-treated dengan perbedaan sifat mekanis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan penguat SiC meningkatkan nilai kekerasan dan menurunkan laju aus. Proses perlakuan panas T6 pada komposit matriks aluminium meningkatkan nilai sifat-sifat mekanik dibandingkan pada kondisi as-cast akibat terbentuknya presipitat sekunder pada kondisi T6 heat-treated. Penambahan fraksi berat penguat SiC pada komposit matriks aluminium juga meningkatkan persen porositas. Persen porositas ini dapat dilihat melalui penurunan nilai densitas aktual komposit matriks aluminium dibandingkan densitas teoritisnya.

Fabrication of aluminum matrix composite can be done through liquid phase by using stir casting method in order to minimalizing the formation of SiC clustering penguat. This method has the advantage in the distribution of SiC reinforce with the function of magnesium as wetting agent. In this case, magnesium will increase the wettability between aluminum matrix and the SiC reinforce particle. This research focus on the addition of SiC reinforce in the amount of 5% wt, 10% wt, and 15% wt with a fix amount of magnesium, 1,5% wt. The aluminum matrix composite is given by different treatment, as-cast condition and T6 heat treated with different mechanical properties.
The result shows that the addition of SiC reinforce will increase the hardness value and decrease the wear rate value of aluminum matrix composite. T6 heat treatment process in aluminum matrix composite increase the mechanical properties value greater than the as-cast condition as the formation of secondary precipitate in T6 heat-treated condition. The addition of SiC reinforce weight fraction in aluminum matrix composite also increase the porosity percentage. This porosity percentage can be observed by the decreasing value of actual density aluminum matrix composite compared by theoritical density.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43249
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Tanoto
"Komposit paduan aluminium 6061 berpenguat alumina memiliki potensi untuk memiliki sifat mekanik yang baik dengan massa yang rendah. Pada penelitian ini, persentase volume fraksi alumina yaitu 5%, 10%, 15%, dan 20% dilakukan untuk mengetahui titik optimum dari keempat variasi tersebut. Selain itu, magnesium dengan volume fraksi 8% ditambahkan sebagai agen pembasahan antara matriks aluminium dengan penguat alumina. Proses pengecoran aduk digunakan pada pembuatan komposit ini karena memiliki keuntungan secara ekonomis dibandingkan metode lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kekuatan tarik dengan titik optimum pada volume fraksi 10% hingga mencapai 190 MPa. Selain itu, sifat kekerasan meningkat seiring dengan penambahan penguat alumina yang juga menyebabkan turunnya laju keausan. Porositas juga meningkat seiring dengan penambahan penguat alumina. Peningkatan sifat mekanis terjadi pada komposit paduan aluminium berpenguat alumina dibandingkan dengan paduan aluminium tanpa penguat.

Aluminium alloy 6061 composite strengthened by alumina has the potential to have good mechanical properties with low mass. In this study, the percentage of alumina volume fraction 5%, 10%, 15%, and 20% performed to determine the optimum point of the fourth variation. In addition, the volume fraction of magnesium with 8% added as a wetting agent between aluminium with reinforcing alumina. Stir casting process used in the manufacture of composite because it has economic advantages over other methods.
The results showed that the increase in tensile strength with the optimum point on the volume fraction of 10% to reach 190 MPa. In addition, the nature of hardness increased with the addition of alumina which also cause a decrease in the wear rate. Porosity also increases with the addition of alumina. Improved mechanical properties of aluminium alloys occurs in aluminium alloy 6061 composite strengthened by alumina compared with aluminium alloy without reinforcement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa Niken Wincana
"Komposit aluminium membutuhkan waktu aging yang tepat untuk memperoleh sifat mekanis yang optimum melalui proses pengerasan endapan. Pada penelitian ini, komposit aluminium paduan 6061 yang diperkuat partikel alumina (Al2O3) yang dibuat melalui proses stir casting diberi perlakuan T6 dengan waktu aging selama 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam pada temperatur 175°C. Dilakukan pengujian sifat mekanis berupa uji tarik, uji keras dan uji laju aus, serta pengamatan struktur mikro dan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu artificial aging yang optimum untuk komposit aluminium adalah selama 6 jam pada temperatur 175°C. Nilai laju aus menurun setelah dilakukan perlakuan T6. Nilai kekerasan meningkat setelah dilakukan perlakuan T6 dengan waktu aging selama 4 dan 6 jam. Nilai kekuatan tarik menurun bila dibandingkan dengan komposit as-cast akibat pembentukan void pada antarmuka saat perlakuan T6 diberikan. Faktor-faktor dalam proses fabrikasi akan menentukan sifat mekanis komposit.

Aluminium composite needs proper aging period to achieve its optimum mechanical properties through precipitation hardening process. In this research, alumina (Al2O3) particulate reinforced aluminium alloy 6061 composite which is fabricated by stir casting method, undergoes T6 treatment in 175°C for 2 hours, 4 hours, 6 hours, and 8 hours. Mechanical properties evaluations such as tensile testing, hardness testing, and wear rate testing; also microstructure and SEM observation are conducted.
Research shows that the optimum artificial aging period for the aluminium composite is 6 hours in 175°C. Wear rate decreases after T6 treatment applied. Hardness increases after T6 treatment applied with aging period of 4 and 6 hours. Tensile strength decreases compared to as-cast composite due to formation of void at interface when T6 treatment conducted. Manufacturing factors will affect the mechanical properties of composite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizky Dwi Septian
"Kebutuhan akan material yang memiliki sifat mekanik yang baik serta berbobot ringan sudah semakin tinggi saat ini, terutama untuk aplikasi yang memerlukan performa tinggi. Komposit aluminium berpenguat Al2O3 (AMC) menawarkan keunggulan tersebut. Pada penelitian ini, fabrikasi komposit dilakukan menggunakan paduan aluminium 6061 dan penguat serbuk Al2O3 berukuran 60μm melalui proses stir casting. Dalam penelitian ini diketahui pengaruh penambahan kadar Al2O3 serta Mg sebagai agen pembasahan terhadap sifat mekanik komposit. Variasi kadar Al2O3 yang ditambahkan sebesar 10% dan 15% fraksi volume serta kadar Mg 8%, 10%, dan 15%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik optimal sebesar 202 MPa diperoleh pada komposit dengan kadar Al2O3 10% dan Mg 10%. Selain itu, kekerasan dan ketahanan aus komposit meningkat seiring penambahan kadar Al2O3 dan Mg. Porositas juga meningkat ketika kadar Al2O3 yang ditambahkan semakin besar.

Demand of materials with good mechanical properties and have light weight increased in recent years especially for high performance applications. Aluminium reinforced Al2O3 composite (AMC) provide this superiority. In this research, composite was fabricated from Aluminium Alloy 6061 and 60 μm Al2O3 reinforce particles by stir casting process. This research investigated the effect of addition Al2O3 content and Mg as wetting agent to mechanical properties of composite. The addition of Al2O3 into Al melt was 10% and 15% of volume fraction and Mg was 8%, 10%, and 15%.
The result showed that the optimum tensile strength of 202 MPa was obtained in composite with 10% volume fraction of Al2O3 and 10% Mg. Moreover, hardness and wear resistant of composite increased with the addition of Al2O3 and Mg content. Porosity also increased when greater amount of Al2O3 content was added.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
"Komposit aluminium 6061 dengan partikel penguat alumina memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang baik serta mempunyai densitas yang rendah. Komposit aluminium 6061 dibuat dengan proses stir casting (pengadukan). Komposit aluminium dengan 10% alumina dilakukan proses perlakuan panas T6 (penuaan buatan) pada suhu yang berbeda : 150, 175, 200, dan 225oC. Variasi suhu dilakukan untuk mendapatkan puncak penuaan.
Perlakuan panas ini bertujuan untuk mengetahui pada suhu tertentu komposit akan mengalami under aging (penuaan muda) maupun penuaan berkelanjutan. Sifat mekanis pada perlakuan penuaan 175oC didapatkan nilai kekerasan dan ketahanan aus yang baik. Hal ini membuktikan pada suhu 175oC merupakan puncak penuaan. Akan tetapi, nilai kekuatan komposit aluminium yang didapat rendah. Hal ini disebabkan oleh void, kluster, dan kemampubasahan antara matriks dan partikel penguat yang kurang baik. Perlakuan panas pada suhu 175 oC menghasilkan presipitat yang optimal sehingga dapat menghalangi pergerakan dislokasi dan meningkatkan nilai kekerasan dan ketahanan aus.

6061 aluminum composite with alumina particles reinforced have high hardness and wear resistance as well as having a low density. 6061 aluminum composites made by stir casting process. Composite aluminum with 10% alumina done T6 heat treatment process (Artificial Aging) at different temperatures: 150, 175, 200, and 225oC. Temperature variations performed to obtain peak aging.
This heat treatment aims to find out at a certain temperature composites will experience under aging and over aging. The mechanical properties obtained at temperature of 175oC have high hardness and wear resistance. This proves at temperature 175oC is peak aging. However, aluminum composite strength values obtained low. It is caused by voids, clusters, and wettabillity between matrix and reinforcement particles that are less good. Heat treatment at a temperature of 175 oC produces optimal precipitates that can hinder the movement of dislocations and increase the value of hardness and wear resistance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz
"Pembuatan komposit bermatriks aluminium dengan penguat abu terbang digunakan metode stir casting yang bertujuan untuk mereduksi terjadinya pembentukan pengelompokan penguat pada penguat abu-terbang. Peningkatan kekuatan matriks ditingkatkan dengan menambahkan magnesium. Pada penelitian ini, abu terbang menjadi variabel tetap dengan nilai volum fraksi sebesar 2.5% sedangkan magnesium dijadikan sebagai variabel peubah dengan variasi volum fraksi sebesar 1.5%, 3%, 4.5%, dan 6%. Setelah proses pengecoran, sampel diuji untuk melihat sifat mekanik yang terjadi akibat adanya perubahan volum fraksi dari magnesium. Pengujian mekanik yang digunakan berupa pengujian tarik, pengujian kekerasan, pengujian densitas dan porositas. Pengamatan struktur mikro serta scanning electron microscope (SEM) dengan electron dispersive X-Ray spectoscopy (EDX) digunakan sebagai pendukung untuk sifat mekanik yang terjadi pada komposit aluminium.

Fabrication of aluminum matrix composite with fly-ash as reinforce used liquid casting method to reduce the formation of fly-ash cluster. Aluminum matrix was enhanced by the addition of magnesium. In the study, fly-ash was a fixed variable with a value of the volume fraction of 2.5% hence magnesium was used as variables with variations in the volume fraction of 1.5%, 3%, 4.5%, and 6%. After fabrication, composite was tested to see the mechanical properties caused by changes in the volume fraction of magnesium. Mechanical testing were used in the form of tensile testing and hardness testing. Microstructure observation and scanning electron microscope (SEM) with electron dispersive X-Ray spectroscopy (EDX was used as a support for the mechanical properties of aluminum composite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutomo Kusmarnadi B.
"Pada pembuatan komposit dengan matriks aluminium dan dengan abu terbang sebagai penguat digunakan metode stir casting. Pengunaan metode stir casting dilakukan untuk mengurangi terjadinya pembentukan kelompok pada penguat abu terbang. Selain itu, untuk meningkatkan kemampu basahan matriks dengan penguat digunakan penambahan magnesium sebagai agen pembasah. Pada penelitian magnesium menjadi variabel tetap dengan nilai volum fraksi sebesar 3% dan menggunakan abu terbang sebagai variabel pengubah dengan volum fraksi sebesar 2.5%, 4%, 6%, dan 8%. Kemudian dilakukan pengujian untuk mendapatkan data sifat mekanik akibat perubahan volum fraksi penguat. Pengujian mekanik yang dilakukan berupa pengujian tarik, pengujian kekerasan, pengujian densitas dan porositas. Selain itu, pengamatan struktur mikro, X-Ray Diffraction (XRD), dan Scanning Eletron Microscope (SEM) digunakan sebagai pendukung untuk mendapatkan data sifat mekanik yang terjadi pada komposit bermatriks aluminium.

In fabrication of aluminum matrix composite reinforced by fly-ash writer used stir casting method in order to reduce clustering effect of reinforce. Magnesium used in order to increase the wetability of aluminum matrix. As wetability increase, aluminum matrix can bind the reinforce more. Volume Fraction of magnesium used as fixed variable with value of volume fraction of 3% magnesium used. Fly-ash used as variables with variation of volume fraction 2.5%, 4%, 6%, and 8%. After fabrication made, composite is tested by mechanical testing to observe the mechanical properties of composite. The composite tested by using tensile testing and hardness test. Microstructure observation, X-Ray Diffraction (XRD), and Scanning Electron Microscope was used to support the mechanical properties that occured at aluminum composite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>