Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sofiani Yudha Lastyaningsih
"Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia (74%), di Asia Tenggara (55%) bahkan di Indonesia (73%). Salah satu upaya pemerintah dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM adalah deteksi dini faktor risiko PTM melalui program UKBM yang disebut dengan Posbindu PTM. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi secara mendalam mengenai gambaran pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam dilakukan kepada informan PJ Posbindu PTM, Kepala Puskesmas, Kader Kesehatan, Dinas Kesehatan, Kepala Urusan Keuangan Desa, sedangkan FGD dilakukan kepada peserta Posbindu PTM di wilayah Puskesmas Madiun. Sementara untuk data sekunder, dilakukan observasi pada sarana dan prasarana dan telaah dokumen pada dokumen ketenagaan dan pendanaan. Hasil penelitian menunjukkan komponen input untuk kegiatan Posbindu PTM sudah tersedia baik dana, sarana, prasarana, dan SOP. Namun, jumlah petugas puskesmas masih terbatas dan peran kader kesehatan kurang optimal. Dalam komponen process, kegiatan Posbindu PTM meliputi wawancara faktor risiko, pengukuran antropometri, pemeriksaan laboratorium, konsultasi dan edukasi atau penyuluhan serta rujukan bila diperlukan. Namun pada kegiatan pelaporan masih belum dilakukan secara maksimal. Pada komponen output ditemukan masalah yaitu terkait alokasi dana, kurangnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya sosialisasi oleh kader dan petugas puskesmas serta waktu pelaksanaannya. Oleh karena itu, disarankan bagi pihak puskesmas untuk meningkatkan sosialisasi Posbindu PTM dan mungkin dapat melakukan kegiatan Posbindu PTM di luar jam kerja. Dinkes diharapkan dapat memastikan Posbindu Kit diberikan tepat waktu, lebih perhatikan expired date BHP dan meningkatkan pengawasannya. Kemudian pemerintah desa atau kelurahan disarankan turut membantu memotivasi masyarakat untuk datang dan meningkatkan pemanfaatan ADD untuk bidang kesehatan.

Non-Communicable Diseases (NCDs) are the main cause of death in the world (74%), in Southeast Asia (55%) and even in Indonesia (73%). One of the government's efforts to prevent and control PTM is early detection of PTM risk factors through the UKBM program called Posbindu PTM. This research aims to explore in-depth information regarding the implementation of Posbindu PTM at the Madiun Health Center, Madiun Regency. This research was conducted qualitatively with a case study design. In-depth interview data collection techniques were carried out with PJ Posbindu PTM informants, Heads of Health Centers, Health Cadres, Health Services, Heads of Village Financial Affairs, while FGDs were carried out with Posbindu PTM participants in the Madiun Health Center area. Meanwhile, for secondary data, observations were made on facilities and infrastructure and documents reviewed on personnel and funding documents. The research results show components input For Posbindu PTM activities, funds, facilities, infrastructure and SOPs are available. However, the number of community health center officers is still limited and the role of health cadres is less than optimal. In components process, Posbindu PTM activities include risk factor interviews, anthropometric measurements, laboratory examinations, consultations and education or counseling as well as referrals if necessary. However, reporting activities are still not carried out optimally. On components output Problems were found, namely related to fund allocation, lack of community knowledge and lack of socialization by cadres and health center officers and the timing of implementation. Therefore, it is recommended for the health center to increase socialization of Posbindu PTM and carry out activities outside working hours. It is hoped that the Public Health office can ensure that the Posbindu Kit is provided on time, so pay more attention expired date BHP and increase its supervision. Then it is recommended that the village or sub-district government help motivate the community to come and increase the use of ADD for the health sector."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ana Wijayanti
"Kelurahan Siaga merupakan salah satu program yang digulirkan Depkes mulai tahun 2006. Di Kota Madiun juga sudah melaksanakan program tersebut mulai tahun 2007. Penelitian ini bertujuan mengetahui Gambaran Pelaksanaan Kelurahan Siaga di Kota Madiun, dengan menggunakan desain kualitatif untuk mengetahui informasi komponen pelaksanaan kelurahan siaga. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tujuh belas variable yang harus dinilai di setiap Poskesdes, baru beberapa kelurahan saja yang melaksanakan kelurahan siaga seperti yang diharapkan.
Kesimpulannya di Kota Madiun belum melaksanakan kelurahan siaga seperti yang diharapkan serta belum ada kelurahan yang mempunyai status kelurahan siaga mandiri. Untuk itu Dinkes Kota maupun instansi yang terkait diharapkan meningkatkan sarana/prasarana, ketenagaan serta meningkatkan kegiatan di dalam Poskesdes.

The alert district is one program that?s roll on or held in Madiun city by healthy department since 2006. Madiun city is also implement those program since 2007. The purpose of this researct is to know the description of alert district implementation in Madiun city. In this researct, the researctler using the qualitative design to know the component information of alert district implementation. The collecting data of this researct is by doing intensive interview and direct observation. The result of the researct shows that the seventeen variable has to get the valve in every Poskesdes. It?s only a few of district roll on the alert district that they suppose to be held.
The conclusion is Madiun city is having not rolled on yet the alert district that they suppose to be, and there is no district has the classification as the independent alert district. So that, healthy department or related institution is expented not only to increase the facility and human recourses but also add or increase the activity in the Poskesdes."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"The main purpose of this research is to investigate the factors influencing the labor supply on the non-agricultural activities and the of income from non-agricultural activities to the structure and distribution of farmer household income.
To reach the goals, three models are developed. The first and second models are labor supply models of husband and wife, respectively. For both models, the dependent variables are labor supplies proxied by work-hours of non-agricultural activities per year. While the independent variables for both models are area of land used, wage level in non-agricultural, age, number of household member with age above and below 5 years, number of working household members, and location of the household. The third model is a model with contribution of non-agricultural income as its dependent variable, while its independent variable is area of land used. The data source for this research is
taken from a primary survey, while the secondary data gathered BPS in Gunung Kidul.
The study shows that husband labor supply on non-agricultural activities is affected by the area of land used, wage level, education level, number of household members, and household location. But, education level and number of working household members are not giving significant influence to husband labor supply on non agricultural sectors. Furthermore, wife labor supply is influenced by the area of land used, wage level, age, education level, number of household members with age below 5 years, and household location. In the contrary, number of household members of age over 5 years and number of working household members aren 't seem to have significant effect on wife labor supply model on non agricultural activities."
2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja terhadap kegiatan non usaha tani dan pengaruh pendapatan dari kegiatan non usaha tani tersebut terhadap struktur dan distribusi pendapatan rumah tangga tani.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terutama data primer dari hasil survei langsung yang dilengkapi dengan data sekunder lainnya yang diperoleh dari BPS Kabupaten GunungkiduI. Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis yang ingin dijawab. Dalam menjawab hipotesis tersebut selain secara deskriptif yang didukung data-data juga dengan menggunakan model, yang terdiri dari tiga model. Model pertama dan kedua masing-masing adalah model penawaran tenaga kerja terhadap kegiatan non usaha tani oleh suami dan oleh istri. Balk model suami maupun model istri variabel dependennya adalah penawaran tenaga kerja yang menggunakan proksi jumlah jam kerja untuk kegiatan non usaha tani selama satu tahun. Variabel independen untuk kedua model tersebut juga sama yaitu iuas lahan yang dikuasai, tingkat upah pada kegiatan non usaha tani, umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga yang berumur lebih dari 5 tahun, jumlah anggota rumah tangga yang berumur kurang dari 5 tahun, jumlah anggota rumah tangga yang bekerja, dan lokasi tempat tinggal. Model ketiga adalah model dengan variabel dependennya kontribusi pendapatan non usaha tani dan variabel independennya adalah leas lahan yang dikuasai.
Dan hasil studi ini menunjukkan bahwa penawaran tenaga kerja suami
terhadap kegiatan non usaha tani dipengaruhi oleh luas lahan yang dikuasai, tingkat upah, tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga yang berumur 5 tahun ke atas, jumlah anggota rumah tangga yang berumur kurang dari 5 tahun dan lokasi tempat tinggal. Sedangkan tingkat pendidikan dan jumlah anggota rumah tangga yang bekerja, tidak terlihat mempengaruhi secara signifikan model penawaran tenaga kerja suami terhadap kegiatan non usaha tani. Kemudian penawaran tenaga kerja istri terhadap kegiatan non usaha tani dipengaruhi oleh luas lahan yang dikuasai, tingkat upah, umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga yang berumur kurang dari 5 tahun dan lokasi tempat tinggal. Sedangkan jumlah anggota rumah tangga yang berumur 5 tahun ke atas dan jumlah anggota rumah tangga yang bekerja, tidak terlihat mempengaruhi secara signifikan model penawaran tenaga kerja istri terhadap kegiatan non usaha tani. Efek negatif variabel luas lahan dan lingkal upah mcnyiratkan bahwa keterlibatan dalam pekerjaan non usaha tani di Kecamatan Wonosari hanya merupakan strategi bertahan hidup bukan sebagai perluasan kerja.
Kegiatan non usaha tani telah mempunyai peranan penting, utamanya bagi petani gurem dalam meningkatkan pendapatan maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Dilihat menurut ukuran luas lahan, semakin sempit penguasaan lahan maka semakin besar peranan kegiatan non usaha tani dalam penyerapan tenaga kerja dan semakin besar pula kontribusi pendapatan non usaha tarsi terhadap pendapatan rumah tangga. Tingkat upah pekerja dari rumah tangga tani tergolong masih rendah, terutama dari rumah tartgga petani gurem. Pendapatan dari kegiatan non usaha tani ternyata mampu meningkatkan pemerataan pendapatan rumah tangga tani. Hal ini bisa dilihat dari menurunnya koefisien gini dari 0,45 menjadi 0,39 setelah adanya pendapatan non usha tani, sementara share dari 40 persen petani termiskin kontribusinya juga naik dari sekitar 13 persen menjadi lebih dari 16 persen."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"The main purpose of this research is to investigate the factors influencing the labor supply on the non-agricultural activities and the eject of income from non-agricultural activities to the structure and distribution of farmer household income. To reach the goals, three models are developed The first and second models are labor supply models of husband and wife, respectively. For both models, the dependent variables are labor supplies proxied by work-hours of non-agricultural activities per year. While the independent variables for both models are area of land used; wage level in non-agricultural, age, number of household member with age above and below 5 years, number of working household members, and location of the household The third model is a model with contribution of non-agricultural income as its dependent variable, while its independent variable is area of land used The data source for this research is taken from a primary survey, while the secondary data gathered from BPS in Gunung Kidul.
The study shows that husband labor supply on non agricultural activities is ejected by the area of land used wage level. education level, number of household members, and household location. But, education level and number of working household members are not giving significant influence to husband labor supply on non agricultural sectors. Furthermore, wife labor supply is influenced by the area of land used wage level, age, education level, number of household members with age below 5 years, and household location. In the contrary, number of household members of age over 5 years and number of working household members aren 't seem to have significant effect on wife labor supply model on non agricultural activities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
JEPI-8-2-Jan2008-195
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Kusetiarini
"Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) saat ini masih merupakan masalah kesehatan utama. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per tahun (rata-rata 4 kali per tahun). Di Kabupaten Madiun penyakit ISPA menjadi urutan pertama penyakit dalam 10 penyakit terbesar di banyak puskesmas. Meskipun jumlah total kasus ISPA di kabupaten Madiun mengalami penurunan, tapi di Puskesmas Simo mengalami peningkatan.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor karakteristik balita, perilaku menutup mulut saat batuk/bersin dan lingkungan fisik rumah dengan kejadian ISPA non pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Simo Kabupaten Madiun Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif desain potong lintang. Jumlah sampel 106 orang diambil secara sampel proposional. Uji statistik yang digunakan adalah kai kuadrat.
Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA non Pneumonia pada balita adalah kelembaban, ventilasi, kepadatan hunian, merokok dalam rumah, bahan bakar minyak tanah/kayu dan penggunaan obat nyamuk bakar.

Acute respiratory infections (ARI) Disease is still a major health problem. Cough and cold episodes of illness in infants in Indonesia is estimated at 3 to 6 times per year (average of 4 times per year). Respiratory illness in Madiun Regency became the first disease in the 10 largest disease in many centers. Although the total number of ARI cases in Madiun Regency has decreased, but at the Simo health center has increased.
This study aims to determine the characteristics of children under five factors, the physical environment of the home, the source of pollution in the home and closing mouth behavior when coughing / sneezing with the incidence of non pneumonia ARI in infants in Simo Health Center, Madiun Regency 2012. This type of research is quantitative with cross-sectional research design. The number of samples taken 106 people in a proportional sample. Statistical test used was the chi square.
Based on these results, factors related to the incidence of non pneumonia ARI in infants is the humidity, ventilation, occupancy density, smoking in the house, gasoline, kerosene / wood and the use of mosquito coils.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>