Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Daruati
"Penelitian ini mengkaji kekeringan pertanian lahan sawah di Propinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sebaran wilayah dan pola kekeringan pertanian lahan sawah yang terjadi di Propinsi Jawa Barat dan untuk mengetahui hubungan kekeringan pertanian lahan sawah dengan karakteristik fisik lahannya. Kekeringan pertanian diperoleh meggunakan model TVI (Thermal Vegetation Index) dari pengolahan citra satelit MODIS Terra tahun 2000-2011. TVI merupakan rasio antara LST (Land Surface Temperature) dan EVI (Enhanced Vegetation Index). Faktor fisik yang dikaji adalah, curah hujan, kemiringan lereng, geomorfologi, drainase tanah, dan wilayah irigasi. Hasil yang didapatkan adalah kekeringan sangat berat tertinggi terjadi pada bulan September 2006 seluas 806.564 ha yang meliputi hampir seluruh Propinsi Jawa Barat karena pengaruh El Nino, sedangkan terendah terjadi pada bulan September 2010 seluas 101.959 ha yang sebagian besar berada di Kabupaten Subang dan Indramayu karena pengaruh La Nina. Sebaran kekeringan pada tahun 2000-2011 memiliki pola yang sama yaitu pada awal musim kering (Mei) kekeringan terjadi di bagian utara (sepanjang pantura) kemudian bertambah luas ke arah timur/selatan pada pertengahan musim kering (Juli-Agustus) lalu bertambah lagi ke arah barat pada akhir musim kering (September). Kejadian kekeringan ada hubungannya dengan kondisi fisik wilayah tetapi yang paling berpengaruh adalah curah hujan berdasarkan uji ststistik Chisquare.

This study examines agricultural drought paddy fields in West Java. The aims of this research are to know the pattern and distribution of paddy field drought in West Java and the correlation between drought and the physical characteristics. The agricultural drought is obtained from TVI (Thermal Vegetation Index) model. TVI is derived from MODIS Terra satellite image which is the ratio between the LST (Land Surface Temperature) and EVI (Enhanced Vegetation Index). Physical factors studied are rainfall slope, geomorphology, soil drainage, and irrigation areas. The most severe drought occurred in September 2006 because of El Nino, covering 806,564 ha, distributed in almost all West Java Province while the lowest occurred in September 2010 because of La Nina, covering 101,959 ha, mostly distributed in Subang and Indramayu district. Spatial distribution of drought in 2000-2011 have the same pattern at the start of the dry season (May) drought occurred in the north (along the coast) then expanded to the east / south in the middle of the dry season (July-August) and then increased further to the west at the end of the dry season (September). Incidence of drought has correlation with the physical condition of the area, but the most influential is the rainfall based on Chi-square test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T32612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Adeanti
"Kekeringan merupakan bencana yang setiap tahun terjadi pada musim kemarau, kejadian bencana kekeringan tidak terlepas dari fenomena iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). Kekeringan dapat memberikan dampak negatif pada sektor pertanian lahan sawah yang berakibat penurunan luas tanam, luas panen, dan hasil produktivitas. Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor menyebutkan bahwa Kabupaten Bogor pada musim kemarau terkena dampak dari kekeringan pertanian.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeteksi wilayah kekeringan secara spasial dan temporal, serta menganalisis wilayah kekeringan menurut kondisi topografi seperti ketinggian dan kemiringan lereng. Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 8 OLI/TIRS pada tahun 2014-2018 dengan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan Normalized Difference Water Index (NDWI) lalu menghasilkan indeks kekeringan dengan analisis Normalized Difference Drought Index (NDDI).
Hasil pengolahan diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu normal, kekeringan ringan, kekeringan sedang, dan kekeringan berat. Berdasarkan dari pengolahan data tahun 2014, 2016, 2017, dan 2018 menunjukan bahwa kelas kekeringan ringan mendominasi di Kabupaten Bogor dan pada tahun 2015 didominasi kelas kekeringan sedang. Analisis statistik menunjukan kekuatan hubungan antara nilai NDDI dengan kondisi topografi yaitu ketinggian dan kemiringan lereng memiliki hubungan yang lemah dan tidak signifikan.

Drought is a disaster that occurs every year in the dry season, drought is inseparable from the climate phenomenon El-Nino Southern Oscillation (ENSO). Drought can have a negative impact on the agricultural sector of paddy fields which results in a decrease in planting area, harvest area, and productivity yields. Bogor Regency's Office of Food, Horticulture and Plantation said that Bogor Regency in the dry season was affected by agricultural drought.
The purpose of this study was to detect spatial and temporal areas of drought, and to analyze the area of ​​drought according to topographic conditions such as altitude and slope. This study uses Landsat 8 OLI / TIRS image data in 2014-2018 with the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and the Normalized Difference Water Index (NDWI) then produces a drought index with an analysis of Normalized Difference Drought Index (NDDI).
Processing results are classified into 4 classes, namely normal, mild drought, moderate drought, and severe drought. Based on data processing in 2014, 2016, 2017, and 2018, it shows that light drought class dominates in Bogor Regency and in 2015 was dominated by moderate drought class. Statistical analysis shows the strength of the relationship between NDDI values ​​and topographic conditions, namely altitude and slope of the slope has a weak and non significant.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Kekeringan merupakan bencana alam yang terjadi secara perlahan-lahan hasil dari berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu yang lama. Bencana ini dapat berdampak sangat besar dan mencakup daerah yang luas. Mitigasi untuk menanggulangi bencana ini adalah dengan mengetahui karakteristik wilayah yang terpapar kekeringan, melalui indikator durasi, intensitas dan frekuensi kekeringan. Penilaian kekeringan menggunakan data curah hujan dari 32 stasiun hujan di Kabupaten Kebumen selama periode 1985 - 2015 menggunakan metode de Boer.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keterpaparan kekeringan tinggi di Kabupaten Kebumen cenderung berada di wilayah bagian tengah mengarah ke timur laut kabupaten, yang meliputi 15 kecamatan, yang sebagian besar berada di Kecamatan Karangsambung, Karanggayam, Alian, Pejagoan, Sruweng dan Kebumen. Wilayah yang paling terpapar kekeringan di Kabupaten Kebumen merupakan wilayah dengan penggunaan tanah sawah irigasi 2x padi/tahun, kepadatan penduduk 500-1249 jiwa/km2 dan kepadatan penduduk agraris 51-250 jiwa/km2.

Drought is natural disaster that occurs gradually, resulted from long term declines in rainfall rate. The disaster would not be realized at first, but the impacts caused could be severe. One example of countermeasure efforts is to understand the regional characteristics of the drought exposed regions. Indicators used to assess levels of exposure are the duration, intensity and frequency of droughts. Drought assessment used rainfall rate data from 32 rain stations in Kebumen during 1985-2015 period with de Boer method.
The results obtained from this study indicate that high level of exposures to drought in Kebumen are distributed in the center part to the northeast part of the region. The high level of exposures covered 15 districts, and concentrated in Subdistrict Karangsambung, Karanggayam, Alian, Pejagoan, Sruweng and Kebumen. In Kebumen, the region that most exposed to drought is attributed with the paddy rice fields land use that harvested 2 times a year, a population density of 500-1249 inhabitants/km2 and peasant population density of 51-250 inhabitants/km2.;
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nurhandayani Putri
"Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, kekeringan menempati urutan kedua dengan intensitas terbesar. Kekeringan akan berdampak pada banyak hal, salah satunya pertanian. Kekeringan pertanian sendiri akan mengganggu proses pertumbuhan tanaman karena kekurangan air yang berdampak pada produktivitas tanaman. Salah satu daerah yang mengalami kekeringan pertanian adalah Kabupaten Kuningan. Teknologi GIS dapat mendeteksi kekeringan di suatu daerah melalui metode Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI). TVDI merupakan salah satu parameter indeks kekeringan berdasarkan sensitivitas spektrum tampak (tampak) dan inframerah dekat (inframerah dekat) terhadap perilaku vegetasi dan kondisi stres vegetasi terkait kekurangan air. TVDI menggunakan dua parameter yaitu indeks kehijauan dan suhu permukaan. Penelitian ini menggunakan variabel citra Landsat 8 OLI / TRIS, penggunaan lahan dan curah hujan. Citra landsat akan diolah menjadi nilai NDVI dan LST, hubungan kedua nilai tersebut direpresentasikan menjadi nilai persamaan linier yang akan dimasukkan ke dalam rumus TVDI dan distribusi TVDI akan diekstraksi menggunakan pemanfaatan lahan sawah. Untuk melihat pengaruh TVDI terhadap produktivitas padi digunakan uji Sperman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TVDI didominasi oleh kelas kering. Untuk melihat pengaruh TVDI terhadap produktivitas padi digunakan uji Sperman Rank. Dari hasil pengujian ditemukan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara kedua variabel tersebut, artinya nilai TVDI tidak berpengaruh besar terhadap produktivitas padi. Dan hubungannya negatif atau searah yang artinya semakin tinggi nilai TVDI maka semakin rendah nilai produktivitasnya.

The National Disaster Management Agency (BNPB) said that drought ranks second with the greatest intensity. Drought will have an impact on many things, one of which is agriculture. Agricultural drought itself will disrupt the process of plant growth due to lack of water which has an impact on crop productivity. One of the areas experiencing agricultural drought is Kuningan Regency. GIS technology can detect drought in an area through the Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) method. TVDI is one of the parameters of the drought index based on the sensitivity of the visible (visible) and near infrared (near infrared) spectrum to vegetation behavior and vegetation stress conditions related to water shortages. TVDI uses two parameters, namely the greenish index and surface temperature. This study uses Landsat 8 OLI / TRIS imagery variables, land use and rainfall. Landsat images will be processed into NDVI and LST values, the relationship between the two values ​​is represented as a linear equation value which will be entered into the TVDI formula and the TVDI distribution will be extracted using the use of paddy fields. To see the effect of TVDI on rice productivity, the Sperman Rank test was used. The results showed that TVDI was dominated by dry class. To see the effect of TVDI on rice productivity, the Sperman Rank test was used. From the test results, it was found that there was a weak relationship between the two variables, meaning that the TVDI value did not have a major effect on rice productivity. And the relationship is negative or unidirectional, which means that the higher the TVDI value, the lower the productivity value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weling Suseno
"Kekeringan pertanian di Pulau Jawa akan berdampak luas pada ketersediaan pangan, melalui interpretasi citra NOAA yang diintegrasikan dengan data curah hujan, jenis tanah, dan penggunaan tanah, penelitian ini mengungkapkan pola kekeringan pertanian di Pulau Jawa tahun 2008. Analisis keruangan yang diperkuat analisis statistik terungkap bahwa pola kekeringan pertanian di Pulau Jawa pada tahun 2008 bergerak atau bergeser ke utara saat memasuki pertengahan musim kemarau dan kemudian bergerak ke arah timur saat mendekati akhir musim kemarau sesuai dengan pola umum curah hujan di Pulau Jawa. Kekeringan pertanian tidak berhubungan atau dipengaruhi dengan jenis tanah dan penggunaan tanah pertanian namun berkaitan erat atau sangat dipengaruhi oleh curah hujan.

The agricultural drought in Java Island will impact to tenacity of food, pass through of NOAA interpretation that integrate to precipitation, soils, and landuse, in this research explain the agricultural drought pattern in Java Island in 2008. Spatial analysis that supported by statistical analysis expressed that the agricultural drought in Java Island in 2008 moving toward northern Java Island when meddle in the middle of dry season and then moving toward eastern Java Island when meddle in the end of dry season appropriate with general precipitation pattern in Java Island. The agricultural drought is not influenced by soils and agricultural landuse but it is influenced by precipitation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S33533
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arofah Arief Santoso
"Kekeringan adalah bencana hidrometeorologis yang selalu terjadi setiap tahun di Indonesia. Salah satu penyebab kekeringan adalah fenomena El Nino yang berakibat pada berkurangnya curah hujan di suatu daerah. Kabupaten Majalengka memiliki karakteristik daerah yang unik karena terdiri dari daerah dengan dataran rendah hingga pegunungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi kekeringan meteorologis berdasarkan parameter curah hujan dengan metode Standardized Prec presipitasi Index (SPI) dan kekeringan lahan yang diperoleh berdasarkan pendekatan penginderaan jauh menggunakan Normalized Difference Dried Index (NDDI) pada tahun yang mengalami El Nino, yaitu 2015 dengan tahun memiliki curah hujan normal pada tahun 2018. Melalui teknik yang tumpang tindih dan uji statistik, kekeringan dianalisis berdasarkan karakteristik regional, yaitu kemiringan, jenis tanah, dan penggunaan lahan.
Hasil analisis pola spasial wilayah kekeringan dan daratan meteorologis bergerak dari utara ke selatan, di mana dari Mei hingga September terjadi peningkatan tingkat dan tingkat kekeringan. September adalah puncak kekeringan, di mana berdasarkan dua metode penentuan kekeringan, semua kecamatan di Kabupaten Majalengka dipengaruhi oleh kekeringan dari tingkat kering hingga ekstrem. Di El Nino, kekeringan meteorologis menunjukkan bahwa beberapa daerah mengalami kekeringan ekstrem, tetapi di musim kemarau tanah itu hanya pada tingkat yang sangat kering. Kekeringan yang terjadi pada tahun 2015 dan 2018 memiliki tingkat dan tingkat kekeringan yang berbeda. Kekeringan memiliki hubungan dengan karakteristik fisik daerah tersebut, tetapi yang paling berpengaruh adalah kemiringan berdasarkan uji statistik Chi-square.

Drought is a hydrometeorological disaster that always happens every year in Indonesia. One of the causes of drought is the El Nino phenomenon which results in the reduction of rainfall in an area. Majalengka Regency has unique regional characteristics because it consists of areas with lowlands to mountains. This study aims to see the distribution of meteorological drought based on rainfall parameters with the Standardized Precipitation Index (SPI) method and land drought obtained based on the remote sensing approach using the Normalized Difference Drought Index (NDDI) in the year experiencing El Nino, namely 2015 with the year has a normal rainfall in 2018. Through overlapping techniques and statistical tests, the drought is analyzed based on regional characteristics, namely slope, soil type, and land use.
The results of the spatial pattern analysis of the meteorological drought area and land moved from north to south, where from May to September there was an increase in the extent and level of drought. September is the peak of drought, where based on the two methods of determining drought, all sub-districts in Majalengka Regency are affected by drought from dry to extreme levels. In the El Nino meteorological drought showed that some regions experienced extreme drought, but in the drought the land was only at very dry levels. Drought that occurred in 2015 and 2018 has different extent and level of drought. The drought has a relationship to the physical characteristics of the area, but the most influential is the slope based on the Chi-square statistical test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Zuhro
"Kabupaten Indramayu merupakan salah satu sentra padi Jawa Barat dengan 56 % wilayahnya berupa sawah. Namun beberapa tahun terakhir produktivitas padi berkurang karena terjadinya bencana kekeringan akibat musim kemarau panjang. Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu mencatat bahwa pada tahun 2012, 2015 dan 2018 lahan sawah mengalami gagal panen yang disebabkan kekeringan sangat berat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persebaran wilayah kekeringan pertanian lahan sawah tahun 2012, 2015 dan 2018 serta hubungannya dengan curah hujan, kemiringan lereng dan ketinggian di Kabupaten Indramayu. Indeks kekeringan VHI Vegetation Health Index digunakan untuk mengetahui persebaran wilayah kekeringan lahan pertanian. VHI merupakan kombinasi indeks VCI Vegetation Condition Index dan TCI Temperature Condition Index yang diperoleh dari pengolahan data NDVI Normalized Difference Vegetation Index dan LST Land Surface Temperature Citra Landsat 7 dan 8.
Hasil pengolahan indeks VHI menunjukkan persebaran wilayah yang tidak mengalami kekeringan hingga kekeringan sangat berat pada wilayah pesisir pantai Kabupaten Indramayu. Sedangkan kategori tingkat kekeringan ringan berada pada wilayah barat bagian utara dan tengah Kabupaten Indramayu. Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara curah hujan dengan kekeringan pada tahun pengamatan 2012, 2015 dan 2018. Sedangkan ketinggian dan lereng tidak ada hubungan signifikan dengan kekeringan.

Indramayu Regency is one of the rice centers in West Java with 56 % of its area is rice fields. But in recent years rice productivity has been reduced due to drought that occurred in Indramayu Regency that caused by a shift of the beginning season and a long dry season. The Indramayu District Agriculture Office noted that in 2012, 2015 and 2018 paddy fields experienced crop failures due to very heavy drought.
The purpose of this study was to determine the distribution of 2012, 2015 and 2018 wetland agricultural drought areas and their relationship with rainfall in Indramayu Regency. The VHI drought index Vegetation Health Index is used to determine the pattern of distribution of the drought area of agricultural land. VHI is a combination of VCI Vegetation Condition Index and TCI Temperature Condition Index derived from NDVI data processing Normalized Difference Vegetation Index, LST Land Surface Temperature of Landsat 7 and 8 images.
The processing results of the VHI index show the distribution of drought levels no drought to extreme drought, where in 2012, 2015 and 2018 the distribution of drought in agricultural land has the same pattern, which is dominated by the coastal areas of Indramayu Regency due to the influence of less rainfall. While the level of mild drought is in the western and center regions of Indramayu Regency. Based on the results of statistical tests, there is a significant relationship between rainfall and drought in 2012, 2015 and 2018. Whereas altitude and slope dont have relationship with drought.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya
"Kecamatan Babakan Madang merupakan salah satu kecamatan sering dilanda kekeringan. Kekeringan yang melanda kecamatan ini cenderung semakin parah apabila terjadi fenomena iklim yang menyebabkan bulan kering semakin panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kerentanan wilayah terhadap kekeringan yang ada di Kecamatan Babakan Madang. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode logika fuzzy dan metode analisis spasial serta deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah terpapar kekeringan di Kecamatan Babakan Madang membentuk pola semakin ke utara dan ke selatan semakin tinggi indeks keterpaparannya sedangkan pada bagian tengah wilayah indeks keterpaparannya rendah dikarenakan penggunaan tanah pada bagian utara adalah dominan sawah sedangkan pada bagian selatan dominan hutan. Wilayah sensitif kekeringan di Kecamatan Babakan Madang membentuk pola semakin ke selatan semakin tinggi indeks sensitivitasnya dikarenakan jenis batuan yang berada di selatan yaitu andesit dan vulkan tidak bisa menyimpan air. Wilayah kapasitas adaptif di Kecamatan Babakan Madang membentuk pola semakin ke utara semakin tinggi indeks kapasitas adpatifnya dikarenakan tingkat pendidikan yang tinggi tetapi tidak adanya pelatihan bencana. Wilayah rentan terhadap kekeringan di Kecamatan Babakan Madang didominasi oleh tingkat kerentanan sangat tinggi, semakin ke selatan indeks kerentanan wilayahnya pun semakin tinggi dan dominasi dari kelas sangat tinggi mencakup luas 6577.8 ha atau 66.63% dari luas wilayah total.

Babakan Madang subdistrict is one of the districts are often hit by drought. The drought that hit this district tend to be more severe in case of climate phenomenon that causes dry months getting longer. The purpose of this study was to determine the vulnerability of meteorological drought in Subdistrict Babakan Madang. This research method approach, Fuzzy Logic and methods of spatial analysis and descriptive. The results showed that the area exposed to drought in Babakan Madang subdistrict form a pattern of getting to the north and to the south the higher the index whereas exposure to long fetches in the middle area of lower exposure to long fetches index due to the use of land in the northern part is the dominant fields while in the southern part of the dominant forest. Drought sensitive regions in Babakan Madang subdistrict form a pattern of getting to the south the higher the index the sensitivity is due to the type of rock that is located in the southern volcanic andesite and can not store water. Territory adaptive capacities in Babakan Madang subdistrict patterning Further north the higher the index adpatifnya capacity due to high level of education but no disaster training. Region prone to drought in Babakan Madang subdistrict is dominated by a very high degree of vulnerability, the vulnerability of the region to the south of the index was higher and the dominance of very high class covers a total area 6577.8 ha or 66.63% of the total land area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alinda Roihanna Fariesta
"Kekeringan menjelaskan suatu tahap kelangkaan air pada waktu tertentu di lokasi tertentu. Kekeringan berdampak dalam banyak hal. Gagal panen atau “puso” akan terjadi dari kekeringan jangka pendek, sementara gangguan ekonomi mungkin terjadi dalam periode kekeringan jangka panjang. Beberapa wilayah di Indonesia secara berkala terkena dampak kekeringan pada musim kemarau, termasuk Kabupaten Indramayu. Sebagai salah satu lumbung padi terbesar di Jawa Barat, 63% wilayah Indramayu ditutupi oleh sawah. Oleh karena itu, pemantauan kekeringan pertanian di lokasi tersebut menjadi tantangan karena kerusakan luas yang disebabkan oleh peristiwa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi spasial dan temporal kekeringan di persawahan Indramayu. Penelitian ini memanfaatkan Normalized Difference Drought Index (NDDI) yang dihasilkan dari Landsat 8 OLI-TIRS untuk mengidentifikasi lokasi kekeringan. Pengamatan dilakukan pada bulan kering Juli, Agustus, September, dan Oktober. Daerah kekeringan paling parah terjadi pada bulan Oktober, terutama di tiga kecamatan, yaitu Gantar, Kroya, dan Haurgeulis. Analisis korelasi berbasis statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara NDDI dan jarak dari jaringan irigasi, meskipun korelasi yang relatif lebih kuat ditemukan antara NDDI dan produktivitas tanaman. Secara konklusif, NDDI berhasil diterapkan untuk mengidentifikasi daerah kekeringan di Kabupaten Indramayu"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaya Suyana
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gejala perkembangan pola penggunaan lahan di daerah hulu sungai sehubungan dengan perkembangan penduduk dan dinamika sosial ekonomi, dan bagaimana dampaknya terhadap kondisi hidrologi.
Masalah pokok yang diteliti mencakup: (a) perkembangan pola penggunaan lahan dan dampaknya terhadap fluktuasi debit sungai, (b) korelasi antara peralihan hak pemilikan atau penguasaan lahan pertanian dengan alihguna lahan tersebut menjadi pemukiman, dan (c) korelasi antara status pemilikan atau penguasaan lahan pertanian dengan kondisi penggunaan lahan tersebut. Sehubungan dengan kemungkinan adanya korelasi-korelasi antara variabel-variabel tersebut, dirumuskan dua hipotesis sebagai berikut :
1) Alihguna lahan pertanian menjadi pemukiman ada korelasinya dengan peralihan hak pemilikan atau penguasaan lahan tersebut, kalau peralihan hak itu terjadi dari penduduk lokal (desa) kepada penduduk kota.
2) Kondisi penggunaan lahan pertanian yang dimiliki atau dikuasai oleh penduduk kota cenderung lebih jelek dari lahan pertanian yang dimiliki penduduk desa.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data perkembangan penggunaan lahan di daerah hulu Ciliwung, Kecamatan Cisarua, Jawa Barat, yang meliputi kurun waktu 17 tahun {1969-1986).
Perkembangan pola penggunaan lahan diungkapkan secara deskriptif berdasarkan hasil analisa peta-peta penggunaan lahan tahun 1969, 1978, dan 1983 serta data registrasi Kantor Kecamatan Cisarua tahun 1986. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara analisa statistik menggunakan 438 sampel persil tanah yang dipilih secara acak terlapis di 7 desa dalam wilayah penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pertanian di daerah hulu Ciliwung mengalami perubahan yang cepat menjadi pemukiman, dan di samping itu ada kecenderungan alihguna sawah menjadi kebun campuran. Laju perluasan lahan pemukiman rata-rata 44 ha (5,8 %) per tahun. Akibat tekanan penduduk kota laju perluasan pemukiman lebih cepat daripada laju pertumbuhan penduduk lokal. Alihguna lahan pertanian menjadi pemukiman ternyata mempunyai korelasi kuat dengan peralihan hak pemilikan atau penggunaan lahan tersebut dari penduduk lokal kepada penduduk kota. Walaupun di daerah ini terdapat kasus-kasus tanah terlantar yang dimiliki penduduk kota, namun ternyata tidak ada korelasi antara status pemilikan atau domisili pemilik lahan dengan kondisi penggunaan lahan tersebut.
Perkembangan penggunaan lahan di daerah ini diduga telah mengakibatkan dampak negatif terhadap kondisi hidrologi berupa peningkatan.fluktuasi debit sungai akibat perluasan lahan pemukiman dan terutama akibat penggunaan lahan pertanian lahan kering yang kurang memperhatikan aspek konservasi tanah. Selain daripada itu peralihan hak pemilikan atau penguasaan lahan dari penduduk desa kepada penduduk kota diduga dapat menimbulkan dampak sosial berupa pelonjakan harga lahan pertanian, melemahnya fungsi sosial tanah di pedesaan, dan keresahan sosial.

This research aims to know phenomenon of land use pattern development in upstream area in connection with population growth and socio-economical dynamic and, to assess its impact on hydrological condition.
The main issues include: (a) the trend of land use changes and it's impact on fluctuation of river run off, (b) correlation between mutation of agricultural land ownership and it's land use conversion to settlement area, and (c) correlation between status of agricultural land ownership and condition of it's utilization. Two hypotheses concerning correlations between the mentioned variables are formulated:
1) Agricultural land use conversion into settlement area is having correlation with its mutation of land ownership, if the mutation happened from the rural to urban people;
2) Condition of the agricultural land utilization owned by the urban people tends worse than that owned by the rural people.
The research was carried out using land use development data in the Upper Ciliwung, Cisarua Sub district, West Java, covering 17 years period (1969-1986). The trend of land use changes during this period was analyzed based on land use maps of the 1969, 1978, and 1983 editions, and land registration data of the Cisarua Sub district Office in 1986. To prove the hypotheses, statistical analysis was applied using 438 stratified random samples of plot (land holding) taken from 7 villages in the study area.
Conclusions of this research are as follows: During the period of 1969-1986 agricultural land in Upper Ciliwung rapidly changed into settlement area and, there is also a tendency of conversion of rice field into mixed garden. Average extension rate of the settlement area was about 44 ha (5.8 %) per year. This rate was higher than the rate of local population growth due to urban population pressure. Conversion of agricultural land into settlement area evidently has strong correlation with mutation of land ownership from rural to urban people. Although there are some agricultural lands belong to urban people are poorly utilized, but there is no correlation between status of agricultural landowner ship and condition of its utilization.
Land use development in this area is predicted to bring about negative impact on hydrological condition i.e. the increase of river run off fluctuation caused by extension of settlement area and mainly due to utilization of agricultural land with less attention on land conservation aspect. It is predicted also that mutation of land ownership from the rural to urban people possibly causes social impacts such as rising of agricultural land price, weakening the social function of land in rural area, and social stress.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>