Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170631 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramdansyah
"Pariwisata merupakan primadona devise negara maju maupun negara berkembang. Pariwisata dunia saat ini tengah terganggu dengan persoalan besar, terorisme, kejahatan maupun pandemi seperti flu burung dan Flu Babi H INI. Akibatnya jumlah wisman menurun tajam disuatu negara yang mendapat teror bom atau pandemi penyakit. Jumlah pemasukan devise turut merosot tajam. Badan kesehatan dunia kemudian mendorong negara-negara anggota perkumpulannya untuk memperhatikan masalah pariwisata dengan kesehatan. Tujuannya agar pariwisata dunia tetap dapat berlangsung dan wisatawan mancanegara (wisman) tidak muncul rasa takut untuk berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata tertentu.
Banyaknya ancaman terhadap dunia pariwisata bukan sebagai faktor pengganggu bagi wisman untuk berkunjung ke suatu negara. Negara berkembang seperti Indonesia selalu dipersepsikan beresiko terhadap ancaman terorisme, korban kejahatan dan terkena penyakit. Dave! warning terkadang dipublikasikan agar tidak berkunjung ke Indonesia, Namun kerapkali tidak efektif Travel warning dan pemberitaan media tentang buruknya kondisi lingkungan kesehatan suatu negara tidak mempengaruhi keinginan berkunjung kembali ke suatu negara. Penelitian ini ingin mengetahui persepsi takut jatuh sakit dan keinginan berkunjung kembali ke Indonesia.
Tujuan penelitian ingin membuktikan bahwa persepsi takut jatuh sakit selama berada di Indonesia memiliki hubungan dengan keinginan berkunjung kembali wisman. Analisis yang digunakan dalam pene!itian ini adalah regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Sampel penelitian sebesar 125 wisman yang berada di Jakarta pada minggu pertama dan kedua November 2009.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa persepsi takut jatuh sakit dan kesehatan Iingkungan terbukti berhubungan dengan keinginan untuk berkunjung kembali. Faktor lain seperti sumber informasi kesehatan, usia, jenis kelamin, frekuensi, tujuan dan bentuk kunjungan tidak berpengaruh terhadap keinginan berkunjung kembali ke Indonesia. Model akhir penelitian ini adalah y = 0,449 + 0,379 (kesehatan lingkungan) + 0,439 (persepsi takutjatuh sakit).

Tourism is thc primer revenue tor both developed and developing countries. Today tourism is facing the big problems. Terrorism, crime and pandemic such as Avian Influenza. Swine flu are the obstacles for the development of tourism. Tourists cancel their holiday destinations. The impact of the problems is the revenue ofthe country drop extremely.
Many threats are faced by the tourists today, but they still take the vacations. The study focuses on it. The developing country such as indonesia is perceived as the risky destination. Travel wamings were published to prevent their citizens not to come to the risky countries. The publicity of the travel waming is sometimes not effective. Tourists still insist coming to Indonesia.
The purpose of the research is to prove whether the perception of fear being sick may influence the willingness to revisit Indonesia. Linear regression is done to prove the relation among the variables. Samples of the research are the intemational tourists which were staying on the first and second weeks of month November 2009.
The result is the perception of fear being sick, food and sanitation influence the willingness to revisit Indonesia. Other factors, the sources of health infomation on Indonesia, age, sex, frequency, purpose visit, and model of visit, did not influence the dependent variable. The last model of research is y = 0,449 + 0,379 (food and sanitation) + 0,439 (perception of fear being sick).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T33789
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zaeni
"Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia dalam konteks pengukuruan bobot prioritas terhadapat faktor keamanan, kemudahan visa, transportasi, akomodasi dan kurs serta pengukuran terhadapat prioritas pilihan tempat wisata di Indonesia (Bali, Yogyakarta, dan Sumatera Utara). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan disain deskriptif.
Model operasional penelitian menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dari Thomas L Saaty, professor pada Whorton School of Economics, Amerika Serikat (1971-1975). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif dengan populasi penelitian adalah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia tahun 2008 dengan sampel sebanyak 100 orang asing dari lima benua (Amerika, Australia, Asia, Afrika dan Eropa).
Dari analisis terhadap hasil penelitian, disimpulkan bahwa: 1) faktor keamanan sebagai prioritas pertama dengan bobot sebesar 40.7 %, selanjutnya faktor kemudahan visa menjadi prioritas kedua dengan bobot sebesar 25.1 %, faktor transportasi mendapat bobot prioritas sebesar 17.4 %, faktor akomodasi mendapat bobot prioritas sebesar 11.3 % dan faktor kurs menjadi prioritas terakhir dengan bobot sebesar 5.6%. 2) pilihan tempat wisata di Indonesia dengan memberikan pilihan berwisata di propinsi Bali, Yogyakarta, dan Sumatera Utara dengan mengacu pada faktor keamanan, kemudahan visa, transportasi, akomodasi dan kurs diperoleh pilihan tempat wisata wisatawan mancanegara dengan tujuan Bali mendapat bobot prioritas pilihan sebesar 78.3 %, kemudian Yogyakarta mendapat bobot prioritas pilihan sebesar 11.8 % dan untuk pilihan Sumatera Utara mendapatkan bobot prioritas sebesar 10.0%.
Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perlunya melibatkankan masyarakat dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban selain peran aktif aparat keamanan dalam rangka menciptakan citra aman di wilayah Indonesia dan perlunya koordinasi antar instansi pemerintah dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatwan mancanegara ke Indonesia.

This research focuses on factors contributing for international tourists to visit Indonesia within the context of priority assessment on the aspects of security, visa flexibility, transportation, accommodation and currency and also the place of destination factors (Bali, Yogyakarta, and North Sumatera). The research itself utilises quantitative research accompanied with descriptive design approach.
In addition, the research uses operational model of Analytical Hierarchy Process (AHP) from Thomas L. Saaty, a professor at Wharton School of Economics, US (1971-1075). This technique is approaching a quantitative data gathering system with the population of the research sample taken from 100 foreign tourists visiting Indonesia in the year of 2008 from five major continents (America, Australia, Asia, Africa and Europe).
From the analysis, it could be concluded that the rank for aforementioned factors could be positioned: 1) the security factor as the main priority component with 40.7 %, followed by the visa flexibility scheme with 25.1%. The next place filled by the transportation factor with 17.4% and accommodation factor lining up behind with 11.3% and lastly, the currency become the last place with 5.6%. 2) Bali is convinced as the most favourable place for tourist to be visited for foreigners among the three major tourist destinations, such as Bali, Yogyakarta and North Sumatera based on the aspects of security, visa flexibility, transportation, accommodation and currency rate with the value of 78, 3% followed by Yogyakarta with 11.8% and North Sumatera as the least favour with 10.0%.
The research also revealed that the government should also involve the broader public domain in maintaining the order and security in order to support the authority?s official responsibility to uphold and maintain security integrity within the territory of the republic of Indonesia. And lastly, the research also highlights the significance of enhanced coordination among state?s authorities to stimulate the increase of foreign tourist to visit Indonesia in the coming years."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25365
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Medianti
"Penelitian ini menganalisis intervensi promosi luar negeri yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2005-2012. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan pendekatan random effect method. Teridentifikasi enam negara yang mendominasi kunjungan wisman yaitu Singapura, Malaysia, Australia, Jepang, Republik Cina dan Republik Korea.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja promosi pariwisata Indonesia ke luar negeri berpengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Faktor lain yang berpengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara adalah nilai tukar mata uang asing negara asal wisatawan terhadap rupiahdan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun sebelumnya. Faktor pendapatan yaitu PDB riil perkapita berpengaruh negatif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

This research has identified intervention policy of foreign promotion by Ministry of Tourism and Creative Economy in potential demand of inbound tourism to Indonesia from 2005 until 2012. This research used analysis of data panel regression with random effect method. There was six nations that contributed in inbound tourism to Indonesia (Singapore, Malaysia, Australia, Japan, China, and South Korea).
The result of this research is that promotional expenditure of Indonesia?s tourism has positive significant relation with inbound tourism to Indonesia. Another factors that have positive relations are real exchange rate, and inbound tourism to Indonesia one previous year. Income factor GDP per capita real has negative relation with inbound tourism to Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Gilang Widagdyo
"Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi daya tarik ekowisata di Kampung Adat Kasepuhan Ciptagekr Jawa Barat Indonesia dan menentukan faktor-faktor daya tarik ekowisata yang berimplikasi dalam meningkatkan pangsa pasar wisatawan domestik. Penelitian ini menggunakan metode survey dan observasi serta wawancara mendalam kepada para pemangku kepentingan. Metode analisis faktor digunakan untuk menganalisis ; faktor-faktor daya tarik ekowisata yang terdapat di kawasan Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar yang dapat meningkatkan pangsa pasar wisatawan domestik Faktor-faktor yang | terbentuk adalah: Faktor Petualangan dan Budaya, Faktor Daya Tarik Wisata dan Keindahan ) Alam serta Faktor Nilai Pranata Sosial dan Sejarah. Dari ketiga faktor terbentuk hanya faktor 1 dan 3 yang mempengaruhi minat berkunjung dan dapat meningkatkan pangsa pasar wisatawan domestik karena memiliki nilai koreksi antarfaktor diatas 0,5yaitu 0,641 dan j 0,705. Sedangkan faktor 2 memiliki niki lebih kecil dari 0,5 yaitu 0,402 dikatakan belum j tepat dikarenakan faktor ini masih memiliki korelasi dengan variable lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
"
Jakarta: FEB UIN Syarif Hidayatullah, 2017
650 ESENSI 7:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Suprapto
"Tesis ini membahasdampak pengeluaran pemerintah pada sektor pariwisata terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di 5 negara ASEAN (Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia dan Vietnam).Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitianpendekatan pemodelan permintaan pariwisata. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa PDBper kapita danpopulasi originasi wisatawan merupakan faktor yang signifikan dalam mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. REER komparatif negara tujuan wisata dan negara originasi wisatawan ditemukan juga berdampak positif dan signifikan. Jarak yang juga signifikan dalam mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara namun arahnyanegatif.Sedangkan pengeluaran pemerintah bidang pariwisata yang menjadi variabel interestpenelitian ditemukan tidak signifikan dalam mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

This thesis discusses the impact of government spending on the tourism sector on increasing the number of internationaltourist arrivals in 5 ASEAN countries (Singapore, Malaysia, Thailand, Indonesia and Vietnam). This research is a quantitative study with a research design approach to tourism demand modeling. From the results of statistical analysis it was found that GDPper capitaand tourist origination populations weresignificant factor in influencing the number of internationaltourist arrivals. The REER comparative between destination and tourist origination countries was also found to have a positive and significantimpact on the numbers of internationaltourist arrivals. The distance is also significant impact onthe number of internationaltourists arrivals but the direction is negative. While government expenditure in tourism sectors was foundnot significant impact onthe number of internationaltourists arrivals."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilisa Fajriyati
"ABSTRAK
Tourist Satisfaction (kepuasan wisatawan) berperan penting dalam industri
pariwisata. Penting bagi pemasar untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kepuasan wisatawan tersebut dan bagaimana
konsekuensinya dimasa yang akan datang. Penelitian ini mencoba mengungkapkan
faktor-faktor pembentuk kepuasan wisatawan terkait dengan destination image,
tourist expectation, dan perceived value serta bagaimana kepuasan tersebut
berpengaruh pada tourist complaint yang terjadi dan dampaknya terhadap tourist
loyalty.
Fokus penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh faktor-faktor di atas
terhadap wisatawan di Kota Banjarmasin. Sampel penelitian berjumlah 185
responden yang terdiri dari wisatawan domestik dan wisatawan asing.
Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan
teknik judgement / purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah kuesioner dan dianalisis dengan software LISREL 8.8 untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
positif antara destination image terhadap tourist expectation, destination image
terhadap perceived value, tourist expectation terhadap perceived value, perceived
value terhadap tourist satisfaction, serta tourist satisfaction terhadap tourist loyalty.
Sedangkan tourist satisfaction berpengaruh secara negatif terhadap tourist
complaints. Selebihnya, hasil menunjukkan tidak ada pengaruh diantara tourist
expectation terhadap tourist satisfaction serta tourist complaints terhadap tourist
loyalty.

ABSTACT
Tourist Satisfaction plays important roles in tourism industry. It is very
important to clarify the factors affecting tourist satisfaction and what are the
consequences in the future. This research tries to evaluate factors affecting tourist
satisfaction related to destination image, tourist expectation, and perceived value and
how satisfaction affecting tourist complaint and the impact to tourist loyalty.
The focus of this research investigates the effect of those factors for
tourists in Banjarmasin. The samples comprise of 185 respondents, consist of
domestic tourists and also foreign tourists. The samples collected using
nonprobability sampling with judgement/ purposive sampling as its technique.
This
reasearch used questionnaire as reaserch instrument and analize by using LISREL
8.8 to determine the effect of each variable. The result of this research showed
positive effects between destination image to tourist expectation, destination image
to perceived value, tourist expectation to perceived value, perceived value to tourist
satisfaction, and tourist satisfaction to tourist loyalty. While tourist satisfaction
negatively affecting tourist complaints. The rest of the result showed there’s no
effect between tourist expectation to tourist satisfaction and between tourist
complaints to tourist loyalty."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Saputra
"Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan kontribusi sektor pariwisata terhadap pembangunan ekonomi nasional dan daerah, Pemerintah menetapkan Taman Nasional Komodo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas. Kebijakan ini ditengarai mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Taman Nasional Komodo yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat, NTT.  Penelitian ini bertujuan untuk menguji spillover effect peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Taman Nasional Komodo terhadap peningkatan kunjungan wisman ke destinasi wisata lain di provinsi NTT serta pengaruhnya terhadap peningkatan perekonomian kabupaten-kabupaten lain di provinsi NTT. Dengan menggunakan metode Spatial Autoregressive (SAR) dan Spatial Durbin Model (SDM) pada data 19 Kabupaten/Kota di NTT dalam kurun waktu Tahun 2012-2018, penelitian ini menemukan bahwa terdapat spill over effect yang positif dan signifikan dari kunjungan wisatawan mancanegara ke Taman Nasional Komodo terhadap kunjungan wisman ke destinasi wisata di daerah lainnya di NTT. Efek dari peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara juga berasosiasi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik secara lokal maupun terhadap daerah lain di NTT. Lebih lanjut, peningkatan sektor pariwisata tersebut dapat mendorong terjadinya konvergensi pembangunan wilayah di provinsi NTT.

To increase tourist visits and the contribution of the tourism sector to national and regional economic development, the Government has designated Komodo National Park in East Nusa Tenggara (NTT) Province as one of the super priority tourist destinations. This policy has been proven to be able to increase foreign tourist visits to Komodo National Park, which is in West Manggarai Regency, NTT. This study aims to examine the spill over effect of increasing foreign tourist visits to Komodo National Park on increasing foreign tourist visits to other tourist destinations in NTT province and increasing the economy of other districts in NTT province. By using the Spatial Autoregressive (SAR) and Spatial Durbin Model (SDM) methods on data from 19 districts/cities in NTT in the period 2012-2018, this study found that there was a positive and significant spill over effect from foreign tourist visits to Komodo National Park. on foreign tourists visiting tourist destinations to other areas in NTT. The effect of increasing foreign tourist arrivals is also positively and significantly associated with economic growth both locally and in other regions in NTT. Furthermore, the increase in the tourism sector can encourage the convergence of regional development in the province of NTT.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Wulan Andadari author
"Sejak tahun 2004 tahun hingga tahun 2006, industri pariwisata di seluruh dunia telah mengalami pertumbuhan rata-rata di alas 4% dan menunjukkan bahwa sektor ini tidak mudah lagi terpengaruh oleh berbagai ancaman eksternal seperti: terorisme, bencana alarm, masalah kesehatan dan kenaikan harga bahan bakar minyak.
Selama beberapa dekade, wisatawan asal Eropa - terutama Eropa Barat, yang merupakan bagian dari kelompok negara-negara industri dengan pendapatan per kapita tinggi - tercatat sebagai pemain utama di tingkat global, dimana penduduknya paling banyak rnelakukan perjalanan wisata ke luar negeri dan mengeluarkan paling banyak biaya untuk wisata outbound.
Melihat adanya kecenderungan industri pariwisata untuk terus tumbuh di masa depan, World Tourism Organization (WTO) telah mengagendakan Tourism 2020 Vision sebagai target pembangunan pariwisata jangka panjang. WTO juga memprediksi bahwa perjalanan wisata kategori long-haul travel di seluruh dunia akan meningkat dengan pertumbuhan sekitar 5,4% hingga tahun 2020, dibandingkan dengan perjalanan wisata kategori inrraregional travel yang hanya mengalami kenaikan sekitar 18%. Selain itu, WTO memperkirakan bahwa wilayah Eropa akan tetap menjadi sumber pasar wisatawan internasional terbesar dari jumlah kunjungan dan pengeluaran untuk perjalanan wisata.
Perkembangan industri pariwisata tidak pernah terlepas dari berbagai perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, politik dan sosial. Demikian pula halnya dengan masyarakat Uni Eropa. Situasi dunia sejak awal abad ke-21 telah mengubah kebiasaan masyarakat Uni Eropa dalam berlibur, tren pariwisata di Eropa dan pilihan destinasi mereka untuk berwisata naik di tingkat regional maupun di luar wilayah Uni Eropa.
Dari pengamatan tentang profit terkini wisatawan Uni Eropa (LIE) dan pilihan destinasi mereka serta tren pariwisata yang berlaku saat ini, diketahui bahwa perjalanan wisata yang dilakukan di tingkat regional masih mendominasi kebiasaan masyarakat UE. Meskipun demikian, minat pada sebagian masyarakat UE - khususnya negara-negara pasar utama wisatawan internasional, seperti: Inggris, Jerman, Belanda dan Perancis - untuk melakukan perjalanan wisata jarak jauh ke luar wilayah Eropa meningkat. Beberapa negara di kawasan Asia, antara lain: Thailand, Jepang dan Cina, menjadi destinasi favorit untuk perjalanan wisata yang akan datang. Namun sejumlah faktor dapat menjadi penghalang bagi para wisatawan untuk mengunjungi wilayah ini, seperti: terorisme, kekacauan politik, travel warnings, faktor keselamatan dan keamanan, flu burung dan biaya yang mahal.
Hingga sekarang, Indonesia bukan daerah tujuan wisata (DTW) pilihan utama para wisatawan UE karena dianggap masih belum terbebas dari faktor-faktor penghalang tersebut. Padahal minat wisatawan UE untuk berkunjung ke Indonesia sebenarnya masih ada, dimana hal ini terlihat dari data Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI yang menunjukkan bahwa jumlah kedatangan wisatawan UE sejak tahun 2003 hingga 2006 relatif stabil. Indonesia perlu mengupayakan kebijakan yang mendorong pertumbuhan industri pariwisata nasional dan mengakomodasi tren yang berlaku di dunia pariwisata internasional untuk menangkap potensi wisatawan UE agar di masa depan mereka memilih Indonesia sebagai DTW favorit.

During the period of 2004 until 2006, tourism industry worldwide had been experiencing the average growth above 4% and proved that this sector has become barely affected by the external threats, such as: terrorism, natural disaster, health issues and the raise of oil prices.
European tourists - particularly those coming from industrial countries in West Europe with the high ranking income per capita in the world - have been recorded as Key players globally since they took the highest number of outbound trips and generated the highest spending abroad for decades.
Taking into account that the tourism industry will continue to develop in the future, World Tourism Organization (WTO) has set up the agenda of Tourism 2020 Vision as its target for the tourism development in the long term. WTO has also predicted that the long-haul travel worldwide will increase nearly 5.4% until the year 2020, compared to the slow growth of the intraregional travel at 18%. Furthermore, WTO forecasts Europe will remain the biggest market source of international tourists based on the number of trips and the spending abroad.
Some factors i.e. economic issues, political situation and social life, play significance role for changes in the development of tourism industry. Since the beginning of the new millennium, the situation at global level has influenced the behavior of the people of European Union in the way they took their holidays, the tourism trend in Europe and their preference concerning tourist destinations either regionally within the European Union or outside the European Union.
Having observed the latest profile of European Union tourists, their choice of destination as well as the trend of tourism in Europe, the intraregional travel has still been predominant. Nevertheless, some European Union tourists - especially from the main source market of international tourists i.e. United Kingdom, Germany, Netherlands and France - have showed growing interest to make long-haul travel outside the European continent. The following are their preferred destinations in Asian region for the next holidays: Thailand, Japan, and China. However, some factors might hold back the European Union tourists from visiting this region, such as: terrorism, political turmoil, travel warnings, safety and security, bird flu and high prices.
Until today, Indonesia is not the main tourist destination for European Union tourists since it is still perceived as an area surrounded by some negative factors mentioned above. Yet, the data from the Department of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia revealed that European Union tourists are interested in visiting Indonesia which has been indicated by a relatively stable growth from year 2003 - 2006. Indonesia needs to implement an encouraging policy towards its tourism industry and accommodate the latest trend in the international tourism industry aiming to attract the European Union tourists so that in the future they would choose Indonesia as their preferred destination.
"
2007
T20653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Bey
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
"ABSTRAK
Makalah (Latar Belakang, Permasalahan, Peran Lembaga Pendidikan Tinggi, Aspek Ilmu Pengetahuan & Teknologi, Penutup). Pengembangan potensi wisata Indonesia sebagai salah satu penyumbang devisa negara. Masalah pengadaan dan pengelolaan sarana dan prasarana penunjang, salah satunya adalah masalah sanitasi, sering menjadi kendala berkembangnya potensi wisata, yang menyebabkan berkurangnya jumlah wisatawan yang datang ke daerah wisata tersebut. Perguruan tinggi dapat berperan dalam aspek teknologi untuk menunjang pengadaan fasilitas penunjang tersebut, yang akan mendukung berkembangnya potensi wisata di Indonesia."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>