Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Chairuddin
"Bisnis perumahsakitan mengalamj perubahan mendasar berkaitan dengan peningkatan daya saing rumah sakit dalam meraih pangsa pasar pada saat ini dan masa mendatang. Salah satu produk rumah sakit yang sangat berkembang sejak tahu 80-an adalah rawat jalan. Bedah rawat jalan (BRJ) merupakan bagian dari layanan rawat jalan yang saat ini merupakan Iayanan yang terus meningkat karena banyak memberikan keuntungan seperti biaya yang lebih murah, rendahnya tingkat infeksi, berkurangnya kecemasan pasien dan pasien merasa lebih nyaman.
Di Amerika BRJ mencapai 70-75 % dari seluruh pembedahan. Di Indonesia BRJ teiah dilakukan diberbagai rumah sakit tetapi umumnya belum menjadi Iayanan yang terencana baik, hanya merupakan pelayanan baru atau tarnbahan yang diadakan karena adanya kebutuhan dari masyarakat dan belum ada pelaporan tersendiri untuk pelayanan ini. Melihat potensi layanan ini di masa mendatang dan untuk mengetahui bagaimana sebaiknya pelayanan ini diberikan dilakukan penelitian di RS Haji Jakarla mengingat angka pelayanan BRJ masih rendah dan untuk mendapatkan gambaran kesiapan rumah sakit terutama kamar bedah dalam melaksanakan BRJ.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dukungan manajemen, kesiapan SDM baik dokter maupun perawat, dan kesiapan fasilitas untuk mendukung pelayanan BRJ. Juga dinilai kesiapan kamar bedah melaksanakan pelayanan ini dibandingkan standar yang ada. Peneiitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Informasi yang didapat berupa data primer melalui wawancara mendaiam dan observasi dan data sekunder melalui telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan kamar bedah secara umum telah siap melakukan pelayanan BRJ., tetapi dukungan manajemen masih belum maksimal. Dari segi SDM baik perawat dan dokter siap melakukan pelayanan BRJ. Dari fasilitas dan layanan pendukung layak melakukan BRJ. Saran kepada manajemen adalah selain BRJ dicantunkan dalam rencana strategis berikutnya, harus dibuat konsep dan disain BRJ yang biak dan dijabarkan dalam pelaksanaan strategi serta ada evaluasi untuk tindakan koreksi.

The hospital businesses are having a basic changes linked by the increased hospital competition abilities in reaching the market-section nowadays and future. One of the Hospitals products which is very popular since 80's is the ambulatory care. Ambulatory surgery is a part of the ambulatory care programs which is popular because it gives a lot of benefits to the hospital and the patients, such as cheaper , low-infection level, less of anxiety and the patients feels more comfortable.
In United State ambulatory surgery achievement till 70-75 % from whole surgery. ln Indonesia ambulatory surgery have done by various hospital but generally the care not to be good planned, only the new care because the people need the service and not yet different report for the care. Observe the potential this care for future and how the good standar for this practice, had done study at Haji Hospital Jakarta keep in mind ambulatory surgery achievement still low and for observe readiness operathing theater bring about the ambulatory surgery.
The aim of the study is to find out management support, human resources readiness whether nurse or doctor, and facility readiness to support the ambulatory surgery. Operating theater readiness also to be compare with available standard. The study using a qualitative approach, and the information obtained are a primary data from in-depth interview and observation, and secondary data from documents review.
The study found that generally operating theater ready for servicing ambulatory surgery, but management support not yet maximum. From human resources whether nurse or doctor is ready to serve. From facility and service support good too. Suggestion for management is ambulatory surgery persisten included in the strategic planning furthermore and must be made ambulatory surgery concept and design and conversion to the realize strategi and evaluation have to made for corrective action.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T21072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Suryani
"Achievement of hospital marketing is strongly rely on their perception of costumer behaviour. Loyal costumer grow to be a valuable asset for health service provider. The understanding of costumer loyalthy development phases could construct costumer trustworthiness.
Haji Hospitas is a private hospital located at Pondok Gede, East Jakarta From 2007's data of Out Patient Rate, can be concluded that the number tend to be decreasing and showed no significant improvement. Considering on the situation, which is more expensive to reach new costumer than to retain the old ones, then hospital management is willing to improve marketing strategy by identifying their marketing mix which related to I-laji?s costumer loyalty.
Thesis objective is to discover relationship between Haji?s marketing mix with their costumer loyalthy. Therefore, this research is an observational study through cross-sectional quantitive analysis approach. Primary data collection is performed through self administrated questionaire toward I I0 respondents.
Quantitive approach indicated majority of respondents are having a good perception with the existing marketing mix at Haji Hospital. The result of Chi Square test shows that the determining variables are : location aspect, waiting time aspect and access of informaton aspect. This research conclude : to perform the significance connection between products, prices, promotion and peoples with costumer loyalthy, this study should be completed with qualitative approach.
This thesis is also proposing suggestion to perform study of building the costumer retention marketing programme by hospital management The application programme, based on the research result are Relationship Marketing Programme, Frequent Costumer Gilt, Testimonial Letter and Recommend a Frien and Family Member Reward."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eros Syah Warongan
"Dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan makin rneningkat, sejalan dengan banyaknya rumah sakit yang membangun dan berkembang. Rumah Sakit Haji Jakarta dalam usaha rneningkatkan pelayanannya perlu pengelolahan ketenagaan secara efektif dan efisien sesuai dengan k:walitas yang baik. Faktor terpenting pada rurnah sakit ada1ah sumber daya man usia. Dengan tidak tersedianya jumlah dan jenis tenaga yang cukup akan mempengaruhi penyelenggaraan layanan kesehatan yang bermutu di n1mah sa.kit. Tenaga yang paling banyak dan mempengaruhi kelancaran operasiona! rumah sakit adaialah tenaga keperawatan.
Saiah satu sumber pendapatan rumah sakit haji Jakarta adalah unit rawat jalannya, di iihat dari evaluasi manajemen per 3 bulan terjadi peningkatan klllljungan pasien mencapal 28,21% terhadap target manajemen taiiUn 2005(100%). Untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan rumah sakit terhadap amjungan, maka rumah saklt Haji Jakarta dalam memberdayaka:n sumber daya manusianya untuk lebih efektif dan efisien. Di lain pihak tenaga ketja di rawat jalan khususnya tenaga perawat merasa beban kerja mereka meningkat, maka perlu diketahui pemanfaatan dalam waktu kerja produktif perawat Rawat Jalan Rumah Sakit Haji Jakarta.
Penelitian ini mengnakan penelitian deskriptif analisis dengan menguraikan kegiatan perawat tebih spesifik dan selanjutnya akan dianalisls, penelitian ini dikena) dengan penelitian kerja dcngan metoda Work Sampling. Perhitungan Work Sampling hanya menghitung secara kuantitas maka karena itu kuisioner persepsi beban ketja perawat dipcrlukan untuk merulapetkan gambaran beban kerja dari perawat Hasil dari penelitian ini akan memper1ihatkan babwa pemanfaaatan waktu kelja produktif perawat rawat jalan RSHJ adalah sebagai berikut : Persentase penggunaan waktu kerja produktif, 71,34% kegiatan produktif yaitu: kegiatan produktif langsung 41,78% dan kegiatan produktif tidak langsung 29,6%. Kegiatan pnbadi (non produktil) sebesar 14,39% dan kegiamn pnDadi berhubungan dengan orang lain sebesar 14,19%. Pada 7 poli pelayanan pemanfaatan waktu kerja produktif tertinggi terlihat pada poli Gigi (79,44%) dan kegiatan produktif terendah pada poli THT (60,49%).
Hasil persepsi beban kerja perawat Rawat Jalan tahun 2006 yang mereka msakao tinggi, ini tidak sejalan dengan hasil pengamatan waktu kerja produktif yang rendah sebesar 71 ,34% kegiatan produktif. Dari basil penelitian, RSHJ masih dapat meningkatkan efektif dan efisiensi kerja dengan cara meminimalkan kegiatan pribadi hubungan dengan orang lain (non produktif) 14,19% sehingga dapet mengoptimalisasikan kegiatan produktifnya bingga 80%. Dapat juga dilaksanakan penerapan sistern rewards dan punishment untuk mengoptimalkan pemanfaatan waktu kerja produktif tahun 2006.

In todays globalization, hospital's competitive level get more intens. For better quality :service, Haji Jakarta Hospital can increase his services to effectively and efficiently, As an important human resources in hospital. nurses have a great deal in hospital activity. If there is not enough number and specification of nurses it will impact on hospital quality services.
1 One of the HajJ Jakarta Hospital revenue come from his ambulatory care. Management ~evaluation every three months in 2006 showed that patients visit and hospital revenue have ,increased 28,.21% beyond hospital's management target ln2006 (100%), To maintain and Increase hospital revenue on patients visit. Haji Jakarta Hospital have to manage his nurses effectively and :efficiently. In other side. to face increasing workload which is felt by ambulatory care's employee :especially nurses, have to know a spread evenly productive work time in Haji Jakarta Hospital ;ambulatory care nurses.
This study is a descriptive analytic study. It describes nurses activity more specific and :men analyzes it It is also using work sampling method and perception questionnaire to describe nurses are workload.
This study revealed that nurses spends most of their time in productive activity than in unproductive activity (71.34%) but still below. the working time standard (80%). The productive ;consist of 41~8% in direct productive activity and 29,58% in indirect productive activity.
Findings :indicated that in unproductive activity, nurses spend their time in personal activity (14,39%) and :personal activity related to other people ( 14 .19%). Further, according to seven ambulatory careS;, ambulatory care which his nurses spend their time in productive activity were found highest in mental ambulatory care (79,44%) and lowest in THT ambulatory care (60,49%). Their perception displayed that their workload ln 2006 is heavy enough. Its consistent with study revealed that ;nurses are workload in utilizing productive time work is not enough which is spent in productive time (71,34%).
The findings of the study emphasized that Haji Jakarta Hospital still can increase his work (effectively and eficiently by minimizing unproductive activity related to other people (14,2%) to Optimalize productive activity up to 80%. It also emphasized the importance of rewards and system to optimize and spread evenly productive work time utilization in Haji Jakarta Hospital's ambulatory cares in 2006 year.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luyanti Tshia
"Penelitian dilaksanakan di Instalasi Kamar Bedah RS Husada tanggal 11- 17 Desember 2012. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif-kualitataif, analisa data kuantitatif dengan menggunakan metode Time and motion study, dimana aktifitas perawat bedah diteliti pada kegiatan perioperatif, serta kegiatan diluar operasi. Kemudian dengan menggunakan metode Formula Unit Ruang Bedah dihitung jumlah kebutuhan perawat bedah berdasarkan beban kerja. Penelititan kuatitatif dengan wawancara mendalam mengenai kompetensi yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perawat bedah, kepada 3 responden yaitu Kepala Bagian Bedah, Kepala Perawat, dan perawat bedah di Instalasi Kamar Bedah untuk mengetahui jumlah kebutuhan berdasarkan kompetensi perawat bedah.

Research was conducted at the Hospital Surgery Room Installation Husada on 11 to 17 December 2012. Research conducted a quantitative-qualitative descriptive research, quantitative data analysis using the Time and motion study, which investigated the activities of a surgical nurse perioperative events and activities outside of surgery. Then using the Formula Unit Ruang Bedah calculated amount need based surgical nurse workload. Qualitative research in-depth interviews about the competence of the knowledge, skills, and attitudes of surgical nurses, to the third respondent, Head of Department of Surgery, Head Nurse Installation, and surgical nurse at Surgical Room Installation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Tajudin
"Penetapan tarif Unit Kamar Bedah (UKB) di Rumah Sakit Islam Jakarta Timur (RSIJT) tanpa menggunakan perhitungan biaya satuan yang benar dapat mengakibatkan kerugian pihak Rumah Sakit. Pada unit pelayanan yang produknya beragam (heterogen) seperti UKB perlu dilakukan analisis biaya di tiap golongan karena pemakaian yang bervariasi untuk bahan medis, alat kesehatan dan lama operasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran penetapan tarif yang lebih realistis berdasarkan biaya satuan di UKB. Penelitian ini merupakan penelitian operasional yang bersifat deslaiptif. Metode analisis biaya yang digunakan adalah dengan memberikan pembobotan (relative value unit) pada setiap golongan operasi yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu golongan operasi kecil, sedang, besar dan khusus. Untuk setiap kelompok dipilih satu jenis operasi yang dapat mewakili.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya satuan di masing-masing golongan operasi adalah Rp.770.830 untuk operasi kecil, Rp.835.304 untuk operasi sedang, Rp.1.035.938 untuk operasi besar dan Rp.1.651.445 untuk golongan operasi khusus.
Penelitian ini juga membuat simulasi tarif yang dihitung menurut kelas perawatan. Hasil simulasi tarif bila memperhitungkan semua komponen biaya (full cost) ternyata lebih tinggi dari tarif yang berlaku sekarang. Sebagai contoh untuk operasi kecil di kelas VIP sebesar Rp.1.510.827 sedangkan tarif yang saat ini berlaku adalah Rp.850.000. Dibanding tarif Rumah Sakit pesaing, tarif di RSUT lebih rendah. Akhirnya penelitian ini ditutup dengan saran agar RSIJT hendaknya melakukan evaluasi terhadap tarif operasi yang berlaku saat ini.

Analysis of Price Setting of Surgical Unit at Rumah Sakit Islam Jakarta-East Jakarta in the Year 2000Price setting of surgery unit without computation of unit cost will lead loss to the hospital. Therefore, in a service unit producing various products needs to be supported by proper cost analysis.
The study was aimed to get more realistic description of price computation and price setting in a Surgical Unit. This research was a descriptive operational research using relative value unit technique as method of unit cost computation for every group of surgery, which divided into 4 (four) groups i.e. minor surgery, middle surgery, major surgery, and special surgery. For each surgery group was picked one of surgeries that represented its group.
The finding of this research showed that unit cost of every group of surgery was as follows: minor surgery was Rp 770.830,-, middle surgery was Rp 835.304,-, major surgery was Rp 1.035.938,-, and special surgery was Rp 1.651.445,-.
This study also conducted tariff simulation that computed according to type of inpatient class. The finding of this simulation which including full cost revealed that tariff for every group of surgery was higher than the existing tariff in the hospital. For example, the tariff for minor surgery in VIP class was Rp 1.510.827,-while the existing tariff was Rp 850.000,-. In comparison to the tariff applied in the hospital's competitors, the tariff applied in Rumah Sakit Islam Jakarta was lower.
Based on the above-mentioned findings, it is suggested to Rumah Sakit Islam Jakarta to conduct the evaluation for surgery tariff.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 9269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Ariotejo
"Proses pelayanan pasien umum di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Haji Jakartajika dilihat dari alur mobilitas pasien rawat jalan sejak melakukan pendaftaransampai dengan pasien pulang terlihat adanya alur yang membuat pasien berjalanbolak-balik ke kasir maupun ke ruangan penunjang pelayanan laboratorium danradiologi . Hal ini tentu saja merupakan tindakan pemborosan dari segi waktumaupun pergerakan pasien. Untuk itu perlu dilakukan upaya terus menerus continuous improvement dalam upaya peningkatan kualitas dan efisiensipelayanan kepada pasien di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Haji Jakarta.

The process of general patient care in the outpatient installation of Haji HospitalJakarta when viewed from the outpatient mobility flow since registration until thepatient came home seen the flow that makes the patient walk back and forth to thecashier or to the supporting room service laboratory and radiology . This is ofcourse a waste of time and the movement of patients. Therefore, continuousimprovement is needed in the effort to improve the quality and efficiency ofservice to the patient in the outpatient installation of Jakarta Hajj Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amarina Anggraini
"Era perdagangan bebas yang telah disepakati dalam kerangka AFTA, APEC dan WTO mengharuskan setiap perusahaan meningkatkan perhatiannya kepada kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dimana kebutuhan dan keinginan pelanggan tidak hanya terfokus pada keistimewaan karakteristik produk/jasa yang ditawarkan tetapi juga kualitas pelayanan yang menyertai produk/jasa tersebut, seperti waktu pelayanan dan ketepatan penyerahan.
Farmasi adalah salah satu unit di rumah sakit yang memberikan layanan produk dan jasa dalam bentuk layanan resep. Dimana bagi pelanggan mutu layanan resep farmasi yang baik umumnya dikaitkan dengan kecepatan pelayanan. Aktivitas yang terjadi pada proses operasi layanan resep diduga dipengaruhi oleh faktor jenis resep, jumlah item dan shift.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor jenis resep, jumlah item dan shift terhadap efektifitas siklus aktivitas proses layanan resep farmasi rawat jalan di RS. Haji Jakarta yang diukur dengan rasio siklus efektifitas (CE) dikaitkan dengan kepuasan pelanggan dan persepsi pelanggan terhadap waktu yang terbentuk akibat aktivitas proses layanan resep.
Penelitian ini dilakukan di Unit Farmasi RS. Haji Jakarta dari tanggal 8 April sampai dengan 19 April 2002. Sampel penelitian sebanyak 231 lembar resep, penelitian dilakukan dengan pendekatan time motion study, survey dan wawancara mendalam.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas proses layanan resep di farmasi Rawat Jalan RS. Haji Jakarta memiliki nilai rata-rata CE sebesar 38,75%. Ini berarti bahwa aktifitas layanan resep masih belum efektif karena masih terkandung aktifitas yang bersifat tidak menambah nilai. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan resep Farmasi Rawat Jalan RS. Haji Jakarta masih rendah dimana 55,4% menyatakan "kurang puas". Persepsi pelanggan terhadap waktu tunggu yang ditanggung saat menebus obatnya di Farmasi Rawat jalan RS. Haji Jakarta masih rendah dimana 45,7% menyatakan "lama" atas pelayanan resep Farmasi RS. Haji Jakarta.
Dari analisis bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan kinerja aktivitas proses layanan resep farmasi rawat jalan yanitu faktor 'jenis resep' dan 'jumlah item' (beban resep). Dari analisis multivariat didapat variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja aktivitas proses layanan resep farmasi rawat jalan yaitu faktor 'jenis resep'.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan informasi tentang kinerja proses layanan resep Farmasi Rawat Jalan di RS. Haji Jakarta dapat dijadikan pedoman bagi proses perbaikan dalam meningkatkan mutu layanan kefarmasian. Dengan melakukan pengelolaan aktivitas yang menambah nilai akan dihasilkan kinerja yang lebih efisien.

The Free-Trade era in the result of the AFTA, APEC and WTO Agreement are driving companies to focus more on their customer needs. Not only focusing on the characteristic specialities of the products/services offered, but also the quality that comes along within the product/service itself, such as service time and deliver accuracy.
Pharmacy is a unit in the hospital that gives products and services in the form of receipt services. Whereas for the customers, a good pharmacy's receipt services quality are usually related to providing quick service. The activities that occured in a receipt services operational process are hypothetically influenced by several factors; the receipts' kind, number of items and work-shift.
This research intended to discover the influence of all the above factors on how effective the activities cycle in a pharmacy's receipt services operational process in a hospital which are measured by the Cycle Effectiveness (CE) ratio, related to customers' satisfaction and perception about the formed time after the receipt services process.
The research took place in the Pharmacy Unit of the Rumah Sakit Haji Jakarta from April 8th to April 19th 2002. The research samples included 231 medical receipts. The research was also done with several approaches; time motion study, survey, and deep interviews.
The analyses being used are univariate, bivariate and multivariate analysis. The result of this research shows that the average CE value of the activity process in the pharmacy's receipt services in the Rumah Sakit Haji Jakarta are 38,75% which mean that such activity is not effective because there are still some non-added value activities. The customers' level of satisfaction is still low where there is still 55,4% stated 'not satisfied'. The customers' perception of the time length taken to wait for the medicine is still low, where 45,7% stated 'long' for the pharmacy's receipt services in the Rumah Sakit Haji Jakarta.
There's a factor concluded from the bivariate analysis that related to the performance of the activity process in the pharmacy's receipt service, which is the 'kind of receipts and numbers of item' factor. While from the multivariate analysis the most dominant variable related to the performance of the activity process in the pharmacy's receipt service, which is the 'kind of receipts'
Based on this research, hopefully the information about the performane of the activity process in the Rumah Sakit Haji, Jakarta pharmacy's receipt services can be used as some sort of guidance to improve process and increase the pharmacy's service quality. By managing an added value and a non-added value activity we will have a much more efficient performance as a result.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicianus Novyanto S.
"Pengelolaan limbah klinis di Rumah Sakit (RS) Pelni selama ini belum memperoleh perhatian serius, ditandai oleh masih banyaknya limbah klinis bercampur dengan limbah non medis (rumah tangga) di kantong-kantong hitam serta masih adanya kantong warna kuning yang berisi limbah klinis dibuang ke tempat penyimpanan limbah sementara. Kondisi inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui lebih jauh tentang pengelolaan limbah klinis di RS Pelni, khususnya di Kamar Operasi. Dengan latar belakang permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang diarahkan untuk mengungkap permasalahan-permasalahan yang ada di lokasi penelitian dengan mendeskripsikan hasil penelitian apa adanya. Data-data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan penyebaran kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni kurang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit sebagai akibat dari sosialisasi kebijakan yang kurang maksimal, volume sampah yang cukup besar, terbatasnya tenaga cleaning service dan petugas incenerator, realisasi anggaran yang tidak penuh, fasilitas yang kurang memadai, ketidaksingronan struktur dan fungsi organisasi pengelola limbah klinis, dan minimnya supervisi mengenai pengelolaan limbah klinis.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka ada lima hal penting yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni. Pertama, perlu sosialisasi SOP pengelolaan limbah klinis secara lebih intens agar memberikan kontribusi yang lebih besar pada implementasi dan output pengeloaan limbah klinis. Kedua, perlu peningkatan, perbaikan atau penambahan sumber daya pengelolaan limbah klinis, baik SDM, anggaran, fasilitas (trolly, incenerator) maupun penataan organisasi. Ketiga, pemeliharaan atau peningkatan disiplin dan motivasi petugas pengelola limbah klinis, terutama melalui intensifikasi supervisi dalam bentuk pengawasan dan pemberian penghargaan kepada petugas yang berprestasi. Keempat, peningkatan kualitas pengelolaan limbah klinis dengan bertumpu pada peningkatan disiplin dan perbaikan fasilitas. Peningkatan disiplin dapat dilakukan dengan pengawasan dan pengetatan jadwal, sedangkan perbaikan fasilitas difokuskan pada penambahan kantong kuning, tempat limbah, penyediaan trolly tertutup, perbaikan atau penambahan incenerator. Kelima, peningkatan anggaran pengelolaan limbah klinis secara lebih signifikan. Anggaran hendaknya dialokasikan untuk membiayai kebutuhan perbaikan dan penambahan fasilitas seperti tempat limbah (yang selama ini menggunakan ember), penambahan kantong kuning, penyediaan trolly tertutup, dan perbaikan atau penambahan incenerator.
Dafar Bacaan; 41 (1970 - 2001)

System Analyzes of clinical Waste Management from Surgery Room in Pelni Hospital (RS Pelni), Petamburan JakartaRecently people do not pay serious attention to the Clinical waste management at Pelni Hospital, and it is proved by lot of clinical waste are mixed with non medical waste (household) in black bag and there are also yellow bag containing clinical waste disposed to temporary waste storage. This condition has encouraged the writer to observe more the clinical waste management at RS Pelni, specifically at Surgery Room. Based on such issue background, I made this research with the purpose to obtain idea concerning clinical waste management at Surgery Room RS Pelni.
I apply the research method which is the qualitative method directed to reveal the real problems at research site by obviously describing research result. Apparently, research data is obtained through observation, in-depth interview, questioner distribution and documentation.
Research result discloses that the entire quality of clinical waste management at Surgery Room RS Pelni still have to meet the hospital environment sanitation prerequisite because they do not fully apply the socialization policy, for example there are adequately large volume of waste, limited cleaning service and incinerator workers, incomplete budget realization, non-synchronized and clinical waste management organizational function, as well as limited supervision concerning clinical waste management.
Based on such findings, we disclose five significant steps to be applied in order to improve quality of clinical waste management at Surgery Room RS Pelni. Firstly, SOP socialization of clinical waste management should be applied more intensively so that it may highly contribute toward the implementation and output of clinical waste management. Secondly, improvement, enhancement or addition of clinical management resources is required which comprises human resources, budget, facility (trolley, incinerator) as well as organizational structure. Thirdly, maintenance or discipline enhancement and motivation of clinical waste management workers, especially through supervision intensification in the form of monitoring and appreciation awarded to prestige workers. Fourthly, provide quality improvement of clinical waste management based on discipline enhancement and facility development. Discipline enhancement may be applied through monitoring and strict implementation of schedule, whereas facility improvement is focused on the increase of yellow bags, waste storage, closed trolleys, improvement and increase of incinerator. Fifthly, provide increasing of budget for clinical waste management on a more significant basis. Budget should be allocated to finance the improvement and increase of facility such as waste bin (so far they use pail instead ofa bin). increase of yellow bags, provision of closed trolleys, and improvement or increase of incinerator.
List of Bibliography: 41 (1970 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Askar
"Pelayanan kamar Operasi merupakan salah satu bentuk pelayanan yang sangat mempengaruhi tampilan dan merupakan salah satu indikator pelayanan Rumah Sakit.Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Otorita Batam terdiri dari empat ( 4 ) buah kamar operasi yang melayani operasi cito, dan operasi bedah elektif. Komplain dari pasien dan dari survey awal pada saat residensi di bulan September 2010 dari data buku register instalasi kamar bedah didapatkan 95,79% (205 operasi terlambat dimulai dari 214 operasi elektif yang telah dijadwalkan sebelumnya).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyebab keterlambatan dimulainya operasi elektif di instalasi kamar bedah Rumah Sakit Otorita Batam,sehingga diharapkan menjadi masukan yang berarti bagi pihak manajemen Rumah sakit untuk mengelola Instalasi kamar bedah kedepannya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan tidak bersifat intervensi. Hasil penelitian membuktikan bahwa 68% penyebab keterlambatan dimulainya operasi disebabkan oleh terlambatnya kedatangan operator.

Operating room service is one type of services that greatly affect the appearance and is one indicator Hospital appearance. Surgery Instalation Room Batam Authority Hospital consists of four (4) operating rooms that serve Cito surgery, and elective surgery. Complaints from patients and from the initial survey at the time of residency in September 2010 from the data register book installation of the operating room founded 95.79% (205 operations performed late in starting the operation of 214 elective operations previously scheduled).
This study aims to analyze the causes of delay in the commencement of elective surgery in the operating room installation Batam Authority Hospital, which is expected to be input which means the part of hospital management to manage the Installation of the operating room in the future.The study was a descriptive research approach is qualitative and no intervention. The research proves that 68% of the causes of delay in the commencement of operations caused by the delay in the arrival of the operator.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T31668
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fifana Kesumadewi
"Rumah Sakit Haji Jakarta (RSHJ) adalah institusi pelayanan kesehatan yang memiliki budaya organisasi islami. Hal ini ditekankan dalam misi - visi, keyakinan dan nilai dasar Rumah Sakit Haji Jakarta. Di lain pihak, tidak dapat dipungkiri, bahwa RS Haji Jakarta saat ini juga merupakan suatu organisasi bisnis, dimana harus dikelola sebagaimana layaknya suatu organisasi bisnis, yang harus mampu menutupi seluruh biaya operasional dan pengembangan rumah sakit yang ditujukan bagi peningkatan pelayanan. Hal tersebut wajar, karena pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pembiayaan, investasi dan sejenisnya yang memerlukan suatu pengelolaan yang baik. Pengelolaan organisasi RSHJ untuk mencapai misi dan visinya harus didukung dengan strategi dan budaya organisasi yang efektif. Sebagai rumah sakit bernafaskan Islam, RSHJ perlu mempunyai strategi rumah sakit yang berperspektif syari 'ah dan menjadi sarana untuk mempermudah implementasi budaya organisasinya yang berdasarkan nilai-nilai inti yang Islami.
Penelitian ini bertujuan uutuk menganaisis budaya organisasi lslami di RS Haji Jakarta, dengan fokus untuk mengetahui gambaran Budaya Organisasi lslami yang ada di Rumah Sakit Haji Jakarta saat ini berdasarkan nilai dan perilaku individu, nilai dan perilaku antar individu serta nilai dan perilaku kepemimpinan. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana penerapan Budaya Organisasi Islami RSHJ pada seluruh karyawan/anggota organisasi serta mengetahui informasi berkenaan dengan hambatan-hambatan dalam pembinaan/penerapan Budaya Organisasi Islami tersebut.
Penelitian ini adalah penelitian deskliptif analitik yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Besar sampel minimum yang diambil pada penelitian ini menggunakan rumus dari Lemeshow, S. (1993) dan Ariawan, I. (1998) dengan cara simple random sampling dan dari perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel minimum sebesar 96 responden. Untuk pemilihan informan menggunakan cara purposive (sengaja dipilih) yang terdiri dari Direktur dan Direksi/ Kepala Bidang RSHJ, kmyawan RSHJ serta pasien RSHJ.
Secara umum angka rata-rata persepsi responden terhadap 20 variabel budaya organisasi Islami di RSHJ Saat ini berada pada interval 2,00 - 2,99, dimana nilai rerata (mean) total adalah 2.6959 dan standar deviasi 0.1750. Ini berarti RSHJ mempunyai budaya yang sedang atau tidak lemah namun juga tidak kuat. Responden yang adalah karyawan RSHJ beranggapan bahwa variabel interaksi dengan bawahan (AI Udwiyah) merupakan variabel terlernah sedangkan yang paling kuat adalah variabel penampilan fisik yang Islami.
Budaya Organisasi Islami yang belum kuat di RSHJ kemungkinan berkaitan dengan mindset SDM yang terbentuk dalam organisasi dipengaruhi pandangan dikotomisasi terhadap Islam secara sekuler, meskipun RSHJ menyadari bahwa koridor nilai Islam adalah satu kekuatan bagi organisasinya. Hambatan lain adalah adanya penilaian karyawan RSHJ bahwa masih kurangnya beberapa hal seperti keteladanan dan kekompakan pam pimpinan, komitmen individu terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi serta kontrol dan evaluasi yang jelas terhadap pencapaian budaya organisasi Islami di RSHJ. Hal ini disebabkan tidak maksimalnya komunikasi vertikal dua arah dan komunikasi horisontal dalam organisasi Serta belum tercapainya shared vision dalam tubuh Organisasi. Sementara itu, interaksi pimpinan dengan bawahan yang dianggap paling tidak membudaya kemungkinan berkaitan dengan struktur organisasi yang birokratis dan kurang fleksibel disertai kemungkinan pengaruh dari budaya hirarki dan paternalistik.
Dalam penelitian ini tergali informasi dari sisi pandangan karyawan dan pasien RSHJ bahwa penampilan Esik yang Islami di RSHJ sudah membudaya dengan kuat. Hal ini perlu dipertahankan oleh RSHJ sebagai suatu kekuatan organisasi, sebaliknya untuk nilai-nilai budaya yang masih lemah perlu dilakukan upaya untuk mengeliminir hambatan-hambatan yang ada sehingga penerapan budaya organisasi Islami RSHJ dapat terealisasi sebagaimaua mestinya dalam usaha mendukung peningkatan kinerja rumah sakit."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>