Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Al-Afgaani Sa`id
"buku ini berisi tentang tata bahasa Arab."
Damaskus: Matba`ati ami`ati Suriyyah , 1957
ARA 492.7 ALA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abah, Muhamad al-Mukhtar Walad
"Buku ini berisi tentang morfologi bahasa Arab"
[Place of publication not identified]: al- Munadzomah al- Islamiyah Litarbiyah wal U`lum wa al-Tsaqfa, 1996
ARA 492.7 ABA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hassan, Tammam
"buku ini berisi tentang perbedaan antara kalimat normatif dan deskriptif."
Kairo: Maktabat al-Angelo Mesir, 1958
ARA 492.7 HAS l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sayyidah, Ali bin Ismail bin
"buku ini berisi hukum-hukum dan peraturan dalam bahasa (tata bahasa Arab)."
Kairo: Maktabat Mustofa al-Babiy al-Halabi wa awladuhu, 1958
ARA 492.7 SAY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Sa`id, Abi al-Barakat Abdu al-Rahman Bin Muhammad Bin
"Buku ini berisi tentang tata bahasa Arab."
Leiden: E.J. Brill, 1913
ARA 492.7 ABI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Royani
"Penelitian ini bertujuan mengungkapkan interferensi bahasa Indonesia dalam penggunaan bahasa Arab melalui kesalahan dalam tulisan mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Bahasa Arab Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Jurusan Terjemah Fakultas Adab dan Humaniora.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menggunakan tes sebagai instrumen pengumpulan data, dan pendekatan kualitatif, yaitu menggunakan analisis kontrastif untuk menemukan persamaan dan perbedaan kongruensi kedua bahasa.
Di dalam telaah ini dibicarakan beberapa konsep yang mendasari analisis penelitian. Konsep-konsep itu mencakup pengertian kontak bahasa, interferensi, bahasa Arab di Indonesia, dan analisis kontrastif.
Melalui penelitian ini diketahui bahwa terdapat interferensi sintaktis Indonesia pada pemelajar Indonesia dalam kemampuan menulis dan menerjemahkan bahasa Arab. Dari 40 buah karangan dan 40 buah terjemahan, telah diidentifikasi sebanyak 107 kesalahan. Dari 107 kesalahan sintaksis, 30 adalah kesalahan kongruensi subjek-predikat, 15 adalah kesalahan kongruensi predikat-subjek, 2 adalah kesalahan kongruensi keterangan al-ha:l, 4 adalah kesalahan kongruensi pronomina-anteseden, 45 adalah kesalahan kongruensi induk-pewatas, 8 adalah kesalahan kongruensi pewatas-induk, dan 3 adalah kesalahan kongruensi hipotaksis. Dilihat dari jumlah kesalahan terbanyak adalah kesalahan kongruensi induk-pewatas (42%) pada tataran frasa dan kesalahan kongruensi subjek-predikat (28%) pada tataran kalimat.

This Research is aimed at disclosing Indonesia language interference in Arabic language based on the mistakes in the article, by the student of Arabic language major of the faculty of Tarbiyah and Teachers Training, and Translation majors of the faculty of Adab and Humanities, Syarif Hidayatullah of State Islamic University (UIN) Jakarta.
This Research uses quantitative approach, that is using test as data collecting instrument, and qualitative approach that is using contrastive analysis to find similarities and differences of both language congruence. In this study some concepts are analyzed including congeniality of language contact and interference, Arabic language in Indonesia, and contrastive analysis.
Through this research we will know that there is a syntax interference with Indonesian students in their ability to write and translate Arabic language. From 40 compositions and 40 translations, works 107 mistakes have been identified. From 107 mistakes of syntax, 30 are in subject-predicate congruence, 15 are in predicate-subject congruence, 2 are in modification congruence al-ha: l, 4 are in induk-pewatas congruence, 8 are in pewatas-induk congruence, and 3 are in hipotaxis congruence. Seen from the number of mistakes, most mistakes are in induk-pewatas congruence (42%) and in predicate-subject (28%).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaqiatul Mardiah
"Konsep semantik modus, keaspekan dan waktu kebahasaan dalam bahasa Arab mempunyai kekhasan sendiri yang berbeda dari bahasa-bahasa lainnya. Bahasa arab memiliki dua bentuk verba untuk mengungkapkan ketiga konsep tersebut, yakni verba ma:di dan verba mUda: ri'. Penggunaan bentuk verba tertentu dalam sebuah kalimat lebih banyak disebabkan oleh penekanan pada fungsi verba dalam menemtkatkan peristiwa pada garis waktu, baik secara internal maupun secara eksternal. Dikatakan secara internal karena tidak memiliki pusat deiktis, tetapi berkaitan dengan konstituen waktu sebuah situasi yang terjadi. apakali situasi itu sedang dilakukan ataukah sudah selesai dilakukan, Adapun dikatakan secara eksternal karena penempatan peristiwa mengacu pada sebuah rujukan waktu yang pada umumnya berupa ?moment of speaking''. Artinya, kalau memiliki pusat deiktis. Lain halnya dengan modus. Di dalam bahasa Arab, modus dinyatakan hanya Lila bentuk verba muda: ri '.
Untuk mengkaji mengapa sebuah bentuk verba digunakan dalam sebuah kalimat dan mengapa bentuk yang lain tidak digunakan, penelitian ini memakai teori uji penyulihan yang dikemukakan oleh Bache (1997: 108-1 10). Dari uji penyulihan tersebut diperolch empat tipe kalimat, yaitu:
(1) kalimat yang tidak dapat disulih karena tidak mempunyai bentuk variannya;
(2) kalimat yang tidak gramatikal;
(3) kalimat yang mengalami perubahan makna; dan (4) kalimat yang mengalami perubahan makna secara halus. Tipe kalimat yang terakhir inilah yang dipakai untuk menjauhu makna dasar sebuah kalegori dan makna hasil interaksinya. Dari sinilah dipcroleh informasi tentang waktu kebahasaan dan keaspekan dalam sebuah kalimat. Begitu Pula dengan modus ataupun modalitasnya.
Makna dasar terbagi dua, yaitu makna dasar keaspekan dan makna dasar waktu kebahasaan atau kekataan. Apabila sebuah kalimat disulih dengan kalimat varian yang berbeda aspeknya rnenghasilkan perubahan hanya pada makna keaspekannya, hal ini disebut makna dasar keaspekan. Apabila yang berbeda kalanya dan mengakibatkan perubahan hanya pada makna kekalaan, hal ini disebut dengan makna dasar kekalaan. Makna hasil interaksi merupakan makna yang dihasilkan dari sebuah uji penyulihan yang berakibat bukan hanya pada perubahan satu kategori saja, melainkan pada lebih dari satu kategori secara bersamaan: misalnya berakibat pada perubahan makna kekalaan dan aksionalitas atau berakibat pada perubahan makna keaspekan dan keakalaan.
Data yang digunakan dalam karya ini berupa novel dan ayat Al Quran, sedangkan metodenya adalah metode penelitian struktural normatif, Dengan menggunakan metode penelitian tersebut, kajian ini memandang satuan bahasa sebagai unit analisis dalam struktur kalimatnya dan makna merupakan titik total: analisis data. Selain ilu, penelitian ini juga hendak menerapkan kaidah-kaidah semesta tentang pengungkap modus, keaspekan, dan waktu kebahasaan ke dalam bahasa Arab; antara lain konsep Sislem Rujukan Waktu (SRW) yang dikernukakan Hoed (1993) dan meta kategori kala, aspek, dan aksionalitas yang ditulis oleh Bache (1994).
Dari analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab-ditinjau dari segi bentuk-mengenal dua bentuk, yakni bentuk lampau dan tak lampau. Namun, dilihat dari konsep semantis waktu kebahasaan bahasa Arab mengenal waktu kebahasaan absolut, yaitu waktu lampau, kini, dan rnendatang. Waktu kini dan ntendalarlg dinyatakan dengan menggunakan verba muda:rii sedangkan waktu lampau diungkapkan dengan mcnggunakan verba ma:di dan unsur leksikal berupa verba bantu/ka:nal, serta konteks kalimat. Ditinjau dari konsep semantis keaspekan, bahasa Arab memiliki dua macam keaspekan, yaitu imperfeklilitas dan perfektifitas. Perfektilitas dinyatakan oleh bentuk verba ma:di, sedangkan Imperfektifitas dinyatakan oleh bentuk verba muda: ri'.

Mood, Asexuality, and Temporality in Arabic Language The semantic concept of mood, aspectuality, and temporality in Arabic language is uniquely different from other languages. Arabic has two verb forms to discover these three concepts, which are ma: di and muda: ri?. The use of that verb in a sentence depends on temporal constituency of it rather another function, internally and externally. It is said internally because it has no deictic center, but is associated to constituent of time of the occurrence of a situation, either the situation is being done or has been done. It is said externally because the placement of event refers to some other time, usually to the moment of speaking. We mean that kala has deictic center. It is different to mood. In Arabic, mood is expressed by the verb form muda:ri' only.
This investigation uses substitution test theory of Bache (1997: 108 - 110) to study why a form of verb is used in a sentence and the other is not used in. From the test, we obtain four types of sentences; those are:
(1) a sentence we cannot substitute because it has no variance form;
(2) an ungrammatical sentence;
(3) a sentence that is experiencing a meaning change; and
(4) a sentence that is experiencing a smoothly meaning change. The latest type of sentence is used to understand the definition level of a category and the function level of it. From this process, it will be obtained information on temporality and aspectuality in a sentence. Mood or modality of sentence will also be obtained.
The definition level is divided into two forms, that are the definition level of aspectuality and temporality or tense, When a sentence is substituted with a variant of sentence, that is in different aspect, produce a change only in its aspect meaning, it is said the definition level of aspectuality. When the difference is in its tense and this cause a change only in the meaning of tense, it is called the definition level of temporality. The function level result is produced by a substitution test that has an impact not only on the change of one category but also on the change of temporality meaning and actionality, or has an impact on the change of aspectualtity and temporality.
We use novel and ayat Al Quran as resources of data, and normative structural as a research method. Based on the research method, this study views constituent as a unit of analysis in a sentence structure and the meaning is the starting point of data analysis. This research will also apply the mechanism of universe on the discovery of mood, aspectuality, and temporality into Arabic; some of those are the concept of The Time Benchmark System (SRW) of Hoed (1993) and the metacategory of tense, aspect, and actionality of Bache (1994).
The results of analysis revealed that Arabic - in term of form -- has two forms, which are the past and not the past forms. Meanwhile, according to semantic concept, the temporality of Arabic acknowledges the absolute temporality, which is past, present, and future times. The present and future times is expressed by using a verb muda: ri ', but the past time is expressed by using a verb ma: di and the lexical item that is modal /ka:na/, and a sentence context. From the view of aspectuality semantic concept, Arabic has two types, which are imperfectivity and perfectivity. Perfectivity is expressed by a verb form ma: di, meanwhile imperfectivity is expressed by a verb form muda: ri?.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T12108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badawi, El-Said
London: Routledge, 2004
R 492.78242 BAD m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Brockelmann, Carl
"Buku ini berisi tentang tata bahasa Arab"
Leipzig: Otto Harrassowitz , 1960
JER 492.7 BRO a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Fuad
"Sebagai alat komunikasi terpenting, bahasa mempunyai sifat-sifat maupun ciri khas masing-masing. Salah satu ciri khas yang dimiliki oleh suatu bahasa asalah sifat unik yang dimilikinya dalam arti bahwa bahasa mempunyai sistemyang tidak harus ada pada bahasa lain. Dalam bahasa Arab (bA) terdapat salah satu keunikan yang dimilikinya, yaitu adanya keterangan perbandingan eksplisit (kpe), dan keterangan perbandingan implisit (kpi) dalam struktur kalimat Arab. Dikatakan eksplisit, karena di dalam struktur kalimat Arab dapat ditentukan berdasarkan konteksnya. Dikatakan implisit, karena tidak ditemui secara kontekstual. Tetapi baru dapat ditentukan setelah konteks tersebut diterjemahkan dari bA ke dalam bahasa Indonesia. Dalam skripsi ini yang dibahas hanyalah kpi bA. Tujuan yang dicapai adalah untuk mengungkapkan kpi bA secara jelas dengan menggunakan metode penulisa deskriptif mulai dari bentuk, kasus, posisi, dan fungsinya dalam kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S13139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>