Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirza Fajar Wicaksono
"Latar belakang dan Tujuan Indonesia saat ini masih mcnggunakan bensin bertimbal dengan tingkat pencemaran timbal di udara tinggi. Jakarta Barat merupakso wilayab di DKI Jakarta yang paling padat dilalul kendaraan bermotor.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan kadar timbal di dalam darah terbadap terjadinya hipertensi pada polisi yang bekerja di jalan dan faktor-faktor lain, seperti obesitas, riwayat keluarga hipertensi, kebiasaan merokok. konsmnsi kopi, perilaku memakai masker dan olahraga dengan terjadinya hipertensi.
Metode penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayab kerja polsek Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah polisi yang bekerja di jalan. Disain penelitian adalah studi Cross Sectional, dengan analisis kasus konlrol, 30 kasus dan 60 konlrol dillrutsertakan ) da1am penelitian ini. Kastt; diperoleh dengan cam consecuiive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darab dan analisis kadar timbal dalam darah.
Hasil penelitian Rerata kadar timbal di dalam darah adalab 19.83 , dengan nilai median 18.80. Terdapat hubungan yang signifikan antarn faktor obesitas (OR = 5,1) riwayat keluarga hipcrtensi (OR=l7,68) dan kadar Pb dalam darab (OR=4,5) dengan kejadian hipertensi.
Kesimpulan dan Saran
Ada pengarah kadar timbal di dalam darah, dengan kejadian hipertensi. Saran yang diajukan adalah melakukan pemeriksaan kadar timbal dalam darah minimal sekali setahun, termasuk melakukan upaya penurunan pajanan timbal, dan menurunkan berat badan polisi yang bekerja di jalan.

Tile Background and Tbe Objectives
Most of the cities in Indonesia are still using head gases which causes high lead level pollution. West Jakarta is one of the .areas that high burden of motor vehicles and is among the worst polluted area in Jakarta city. The aim of this study is to identify the relation of blood lead levels and hypertension among traffic police and other related factors such as obesity ,family history of hypertension, smoking,. consumption of coffee, use of mask as protection and physical exercise.
The Research Method
This research was carried out in the work territory Sector Police West Jakarta. The research population was traffic police assigned on the road. A cross sectional study design was used with case control analysis. Sixty cases and 30 controls Were recruited for this study Cases were recruited consecutively. Data was'collected by interviews, physical examination and measuring blood lead level.
The Conclusion and the Reccomendation
A significant relationship was'found between blood lead level and hypertension incident. Police with the blood lead level ?: 18,80 JWdL had a risk almost of 6,5 times higher to get hypertension. It is recommended that blood lead level should be measured at least once a year and reduce police weight that worked in the road."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T21022
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Fajar Wicaksono
"Indonesia saat ini masih menggunakan bensin bertimbal dengan tingkat pencemaran timbal di udara tinggi. Jakarta Barat merupakan wilayah di DKI Jakarta yang paling padat dilalui kendaraan bermotor. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan kadar timbal di dalam darah terhadap terjadinya hipertensi pada polisi yang bekerja di jalan dan faktor-faktor lain, seperti obesitas, riwayat keluarga hipertensi, kebiasaan merokok, konsumsi kopi, perilaku memakai masker dan olahraga dengan terjadinya hipertensi.
Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja polsek Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah polisi yang bekerja di jalan. Disain penelitian adalah studi Cross Sectional, dengan analisis kasus kontrol, 30 kasus dan 60 kontrol diikutsertakan dalam penelitian ini. Kasus diperoleh dengan cara consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah dan analisis kadar timbal dalam darah.
Hasil penelitian: Rerata kadar timbal di dalam darah adalah 19.83 pg/dl, dengan nilai median 18.80 pg/dl. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor obesitas (OR = 5,l) riwayat keluarga hipertensi (0R=17,68) dan kadar Pb dalam darah (0R=4,5) dengan kejadian hipertensi.
Kesimpulan dan Saran: Ada pengaruh kadar timbal di dalam darah, dengan kejadian hipertensi. Saran yang diajukan adalah melakukan pemeriksaan kadar timbal dalam darah minimal sekali setahun, termasuk melakukan upaya penurunan pajanan timbal, dan menumnkan berat badan polisi yang bekerja di jalan.

The Background and The Objectives: Most of the cities in Indonesia are still using lead gases,which causes high lead level pollution . West Jakarta is one of the areas that high burden of motor vehicles and is among the worst polluted area in Jakarta city. The aim of this study is to identity the relation of blood lead levels and hypertension among traffic police and other related factors such as obesity ,family history of hypertension, smoking, consumption of coffee, use of mask as protection and physical exercise.
The Research Method: This research was carried out in the work territory Sector Police West Jakarta. The research population was traffic police assigned on the road. A cross sectional study design was used with case control analysis. Sixty cases and 30 controls were recruited for this study Cases were recruited consecutively. Data was`collected by interviews, physical examination and measuring blood lead level.
Results of the Research: The average the blood lead level was 19,83 ug/dl, with a median of 18,80 pg/dl. Statistical analysis showed significant relation between hypertension and obesity (OR=5, l ), family of hypertension (OR=l 7,68) and blood lead level (OR=6,5).
The Conclusion and the Recommendation: A significant relationship was`found between blood lead level and hypertension incident. Police with the blood lead level 3 18,80 pg/dL had a risk almost of 6,5 times higher to get hypertension. It is recommended that blood lead level should be measured at least once a year and reduce police weight that worked in the road.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32867
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faudji
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kadar testosteron dan cortisol dalam darah akibat pajanan polutan di udara serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik, metode cross sectional dengan analisis kuantitatif. Sampel penelitian adalah polisi lalu lintas (terpajan polutan) dan polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) DKI Jakarta, dengan besar sampel 30 polisi lalul intas dan 30 polisi yang bertugas di kantor. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik menggunakan chisquare test.
Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata kadar testosteron dalam darah antara polisi lalu lintas (terpajan polutan) lebih tinggi yaitu 516,5133 dibandingkan nilai rata-rata kadar testosteron dalam darah pada polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) yaitu 472,77.Nilai rata-rata kadar cortisol dalam darah pada polisi lalu lintas (terpajan polutan) lebih tinggi yaitu 10,8883 dibandingkan nilai rata-rata kadar cortisol dalam darah pada polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) yaitu 10,5607.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel riwayat merokok, usia, jarak rumah ketempat kerja, jenis kendaraan yang digunakan indek smassa tubuh dengan kadar testosteron dan cortisol dengan nilai P.Value > 0,05. Meskipun tidak ada hubungan yang signifikan namun perlu dilakukan tindakan pencegahan berupa pengukuran kadar polutan di udara dan medical check-up untuk mengurangi dampak gangguan fungsi reproduksi jika terpajan polutan dalam waktu yang cukup lama.

This study aimed to describe levels of testosterone and cortisol in the blood due to exposure to pollutants in the air and to know what factors that influence it. This type of research is descriptive analytic, cross sectional methode with a quantitative analysis. The samples were traffic policemen (exposed to pollutants) and police on duty at the office (not exposed to pollutants) in Jakarta, with a large sample of 30 traffic policemen and 30 police on duty at the office. The data obtained were then processed statistically using the chisquare test.
Based on the results of the study, the mean testosterone levels in the blood between the traffic policemen (exposed to pollutants) is 516.5133 which is higher than the average levels of testosterone in the blood to the police on duty at the office (not exposed to pollutants) which is 472.77. The average value of cortisol levels in the blood at the traffic policemen (exposed to pollutants) is higher which is 10.8883 compared to the average levels of cortisol in the blood at the police on duty at the office (not exposed to pollutants) which is 10.5607.
There was no significant association between smoking history variables, age, distance from home to the workplace, type of vehicle used by the body mass index levels of testosterone and cortisol with P.Value value> 0.05. Although there is no significant relationship but precautions need to be done in the form of measured levels of pollutants in the air and medical check-up to reduce the impact ofreproductive dysfunction when exposed to pollutants in a long time.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdian Nurdiono
"Pekerja yang berisiko terkena pajanan polutan udara di jalan raya adalah polisi lalu lintas. Hal ini dikarenakan hampir sepanjang waktu kerjanya polisi lalu lintas berada di jalan raya. Semakin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan di daerah DKI Jakarta menyebabkan meningkatnya tingkat polusi udara di jalan raya salah satunya adalah partikulat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian kadar gula darah polisi yang bertugas di jalan raya dengan kadar gula darah pada polisi yang tidak bertugas di jalan raya DKI Jakarta tahun 2012 . Desain penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data didapatkan dari hasil observasi dan wawancara.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan kadar gula darah dengan usia, riwayat merokok, riwayat minum kopi, IMT, dan usia.

Workers at risk of exposure to air pollutants on the highway is a traffic cop. This is because most of the time it works the traffic police were on the highway. The increasing number of vehicle users in Jakarta area led to increased levels of air pollution on the highway one of which is particulate.
This research study aims to determine the blood sugar level police on duty on the highway with glukose levels that are not on police duty in Jakarta highway in 2012. The design is an observational study conducted by cross-sectional approach. The collection of data obtained from observations and interviews.
From the survey results revealed that there was no association of blood sugar levels with age, smoking history, history of coffee drinking, BMI, and age.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Noor Annashr
"Timbal merupakan salah satu logam berat yang mencemari udara dan terus menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang paling serius. Absorpsi timbal yang meningkat menyebabkan terjadinya penurunan kadar Hb, penurunan jumlah dan pemendekan masa hidup eritrosit, peningkatan jumlah retikulosit dan peningkatan jumlah eritrosit berbintik basofilik.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efek dari kadar timbal dalam darah terhadap kadar Hb dan eritrosit berbintik basofilik pada siswa SD di Desa Cinangka, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel darah vena diambil dari 103 siswa SD Cinangka untuk diukur kadar timbal dalam darah, kadar Hb dan eritrosit berbintik basofilik. Kuesioner digunakan untuk mengetahui data mengenai tingkat pendidikan pendapatan orangtua dan asupan zat gizi. Variabel status gizi diketahui melalui perhitungan Indeks Massa Tubuh/Umur (IMT/U) yang dikonversikan ke dalam skala Z-Score.
Hasil penelitian menunjukkan 61,2% siswa SD memiliki kadar timbal dalam darah tinggi ( 10 μg/dl). Hasil analisis statisik dengan chi square menunjukkan bahwa asupan protein (p = 0,03; OR = 4,184 95% CI : 1,062-16,49) dan asupan zat besi (p = 0,008; OR = 5,398 95% CI : 1,406-20,718) memiliki hubungan yang signifikan dengan kadar Hb pada siswa SD Cinangka. Untuk variabel dependen eritrosit berbintik basofilik, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kadar timbal dalam darah yang tinggi (p = 0,001; OR = 180 95% CI : 38,093-850,551) dan pendidikan ibu yang rendah (P = 0,005; OR = 3,92 95% CI : 1,459-10,532) merupakan faktor risiko terjadinya eritrosit berbintik basofilik pada siswa SD.

Lead is one of the heavy metals that pollute the air and lead exposure continues to be the most serious public health problem. Increased lead absorption causes a decrease in hemoglobin contentratiton, a decrease in the amount and shortening the life span of erythrocytes, increased number of reticulocytes and increased number of basophilic stippling.
The purpose of this study to analyze the effects of blood lead levels (BLL) on the hemoglobin concentration and basophilic stippling on elementary students in the Cinangka Village. This study used a cross-sectional design. Venous blood samples were taken from 103 elementary school students to measure BLLs, hemoglobin concentration and basophilic stippling . A questionnaire was used to determine the data on the level of parent?s education, parent?s income and nutrient intake. A nutritional status was known by calculating the Body Mass Index/Age (IMT/U) was converted into Z-Score scale.
The results showed 61.2% of elementary school students have high blood lead level ( 10μg/dl). Statistical analysis with chi square showed that the protein intake (p = 0.03; OR = 4.184 95% CI : 1.062 to 16.49) and iron intake (p = 0.008; OR = 5.398 95% CI : 1.406 to 20.718) has a significant relation with hemoglobin in elementary students. For basophilic stippling as a dependent variable, the statistical analysis showed that the high BLLs (p = 0.001; OR = 180 95% CI: 38.093 to 850.551) and low maternal education (p = 0.005; or = 3.92 95 % CI: 1.459 to 10.532) is a risk factor of basophilic stippling on elementary students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arni Widiarsih
"ABSTRAK
Penyakit kardiovaskular yang salah satu faktor penyebabnya adalah hipertensi
merupakan penyebab kematian utama secara global (WHO, 2015). Di Indonesia,
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2013) untuk pengukuran tekanan darah
secara langsung pada umur di atas 18 tahun diperoleh prevalensi tertinggi di
Bangka Belitung (30,9%). Prevalensi hipertensi untuk wilayah Sumatera tertinggi
kedua setelah Bangka Belitung yaitu Sumatera Selatan yakni sebesar 26,1%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara konsumsi ikan asin
yang mengandung NaCl tinggi dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional. Jumlah sampel adalah sebanyak 90 orang.
Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariate dengan
metode regresi logistik. Setelah dilakukan pemeriksaan kadar NaCl pada ikan asin
diperoleh kadar NaCl tertinggi terdapat pada ikan asin kepala batu dengan nilai
persentase 21,06% (< 20%). Hasil penelitian juga menunjukkan responden yang
mengkonsumsi ikan asin dengan kadar natrium tinggi memiliki risiko 7,696 kali
(95% CI 1,66-35,49) mengalami hipertensi setelah dikontrol oleh variabel lain
yaitu merokok, riwayat hipertensi, aktifitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), dan
umur. Dengan adanya temuan hasil pemeriksaan ikan asin yang mengandung
kadar NaCl tinggi dengan persentase 21,06% (> 20%) pada jenis ikan asin kepala
batu dan tingginya tingkat konsumsi ikan asin, sebaiknya langkah yang dilakukan
adalah adanya kolaborasi antara Dinas Kesehatan Kota Palembang bekerjasama
dengan Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan Kota Palembang (BPOM)
untuk melakukan sosialisasi terhadap penjual ikan asin mengenai cara pengolahan
ikan asin yang sesuai standar SNI.

ABSTRACT
Hypertension is one contributing factor for cardiovascular disease, as the leading
cause of death globally; more people die of cardiovascular disease than for other
causes and an estimated 17.5 million deaths from cardiovascular disease in 2012
(WHO, 2015). In Indonesia, according to data from Health Research (2013) for
the measurement of blood pressure directly at the age of 18 obtained the highest
prevalence in Bangka Belitung ( 30.9 % ). The second highest prevalence of
hypertension for Sumatra is South Sumatra namely by 26.1 % .The purpose of this
study is to look at the relationship between the consumption of salted fish
containing high NaCl with hypertension. This study used cross sectional design.
The number of samples is 90 people. The analysis is univariate, bivariate, and
multivariate logistic regression method. After examination of the levels of NaCl in
salted fish obtained the highest NaCl concentration in salted fish head stone with a
percentage value of 21.06 % (< 20 %).The results also showed respondents who
consume salted fish with higher natrium chloride levels had a risk of 7.696 (95%
CI 1.66 to 35.49 ) had hypertension after being controlled by other variables,
namely smoking, history of hypertension, physical activity, body mass index (
BMI ), and age. Based on the findings of the examination results of salted fish that
contain high levels of natrium chloride with a percentage of 21.06 % (> 20 %) on
the head stones salted fish and the higher level of salted fish consumption, the
properly step is perform collaboration between Public Health Official of
Palembang City with Medicines and the Food Control Agency Palembang
(BPOM) to disseminate the information how to processing salted fish based on
ISO standard to the salted fish seller in this local area."
2016
T46654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Dwi Jalma
"Peningkatan angka kejadian hipertensi di dunia telah menjadi ancaman kesehatan global. Latihan fisik metode HIIT dan MICT mampu menurunkan tekanan sistolik, diastolik dan tekanan rata-rata arteri. Tujuan penelitian kali ini ingin mengetahui perbedaan efek HIIT dan MICT terhadap kadar eNOS dan TGF-ß1,gambaran EKG dan ketebalan miokardium dengan menggunakan model tikus hipertensi yang diinduksi NOS Inhibitor. Hipertensi diinduksi dengan pemberian L-NAME 40 mg/kg/hari pada tikus jantan galur wistar melalui sonde pada kelompok B, C, dan D, selama lima minggu. Setiap minggu dilakukan pengukuran tekanan darah dan pengukuran berat badan. Intervensi latihan fisik HIIT dan MICT dilakukan lima hari dalam seminggu selama lima minggu. Kadar eNOS dan TGF- ß1 diuji menggunakan metode ELISA. Analisa EKG dilakukan dengan menghitung durasi interval QRSp. Analisis histologi dengan pewarnaan HE dilakukan untuk pengukuran tebal dinding jantung. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan tekanan darah (p = 0.001) dari minggu ke minggu dan pemanjangan durasi QRSp (p = 0.000) pada kelompok yang diberikan induksi. Peningkatan tekanan darah pada kelompok yang diberikan latihan fisik lebih kecil dibandingkan kelompok tanpa latihan fisik. Ketebalan miokardium kelompok induksi lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol tanpa induksi. Pada penelitian ini, tidak ditemukan perbedaan tekanan darah, durasi QRSp, kadar eNOS, kadar TGF-ß1dan ketebalan dinding jantung, antara kelompok yang diberikan perlakuan HIIT dengan MICT. Dapat disimpulkan bahwa latihan fisik baik HIIT dan MICT dapat menekan peningkatan tekanan darah, namun tidak ditemukan perbedaan EKG, kadar eNOS dan TGF-ß1serta ketebalan miokardium, antara HIIT dan MICT pada tikus yang diinduksi dengan L-NAME.

The increasing incidence of hypertension in the world has become a global health threat. HIIT and MICT physical exercise methods can reduce systolic, diastolic, and mean arterial pressure. This study aimed to determine the differences in the effects of HIIT and MICT on eNOS and TGF-ß1 levels, ECG features, and myocardial thickness using a rat model of NOS inhibitor-induced hypertension. Hypertension was induced in Wistar male rats by administering L-NAME 40 mg/kg/day via probe for five weeks in the B, C, and D group. Every week blood pressure and body weight are measured. HIIT and MICT physical exercise interventions were carried out five days a week for five weeks. eNOS and TGF-ß1 levels were tested using the ELISA method. ECG analysis is carried out by calculating the duration of the QRSp interval. Histological analysis with HE staining was performed to measure heart wall thickness. The results showed that there was an increase in blood pressure (p=0.001) from week to week and a lengthening of QRSp duration (p=0.000) in the group given induction. The increase in blood pressure in the group given physical exercise was smaller than in the group without physical exercise. Myocardial thickness in the induction group was higher than in the control group without induction. In this study, there were no differences in blood pressure, QRSp duration, myocardial thickness, eNOS levels, or TGF-ß1 levels between the groups given HIIT and MICT treatment. It can be concluded that physical exercise, both HIIT and MICT, can reduce increases in blood pressure, but there are no differences in eNOS, and TGF-ß1 levels, ECG andmyocardial thickness, between HIIT and MICT in mice induced by L-NAME."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Krisnawaty
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis risiko pajanan timbal dalam air minum terhadap kejadian hipertensi pada penduduk yang bermukim di sekitar TPA Cipayung Kota Depok, Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode PHA (Public Health Assessment) yaitu terdapat dua metode penelitian: ARKL (Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan) dan EKL (Epidemiologi Kesehatan Lingkungan) dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian didapatkan tingkat risiko terhadap efek non karsinogenik pada pajanan timbal dalam air sumur yang dikonsumsi oleh penduduk di sekitar TPA Cipayung masih berada dibawah batas aman yaitu RQ real-time ≤1 (RQ real-time maksimal pada 0.669). Sedangkan pada perhitungan RQ lifespan 40 tahun didapatkan nilai RQ>1 yaitu RQ=1.071. Artinya responden yang mengkonsumsi air sumur terpajan timbal akan berisiko tidak aman terhadap gangguan kesehatan non karsinogenik pada 40 tahun yang akan datang. Perhitungan tingkat risiko terhadap efek karsinogenik pada pajanan timbal dalam air sumur yang dikonsumsi oleh penduduk di sekitar TPA Cipayung, pada jangka waktu 100 tahun yang akan datang berada pada batas aman (ECR 100 tahun = 1.37x10-6). Analisis bivariat yang dilakukan antara tingkat risiko pajanan timbal dalam air sumur dengan kejadian hipertensi tidak didapatkan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0.322. Hasil analisis multivariat didapatkan peluang pada responden yang mengkonsumsi air sumur terpajan timbal sebesar 0.193 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang tidak mengkonsumsi air sumur terpajan timbal setelah dikontrol oleh variabel konsumsi lemak jenuh, umur, kebiasaan merokok, aktivitas fisik kurang dan konsumsi garam tinggi.

This study aims to analyze the risk of lead exposure in drinking water to the incidence of hypertension in residents living around the TPA Cipayung in Depok City, 2019. This study uses the PHA (Public Health Assessment) method, there are two research methods: ARKL (Health Risk Analysis Environment) and EKL (Epidemiology of Environmental Health) with a cross sectional study design. The results showed that the level of risk for non-carcinogenic effects on lead exposure in well water consumed by residents around the TPA Cipayung was still below the safe limit of real-time RQ ≤1 (maximum real-time RQ at 0.669). The calculation of 40 years lifespan RQ is >1 (RQ = 1.071). This means that respondents who consume lead-exposed well water will be at risk of being unsafe for non-carcinogenic health problems in the next 40 years. Calculation of risk level for carcinogenic effects on lead exposure in well water consumed by residents living around the TPA Cipayung, in the period of 100 years to come is at the safe limit (ECR 100 years = 1.37x10-6). Bivariate analysis conducted between the level of risk of lead exposure in well water and the incidence of hypertension did not show a significant relationship with the value of p = 0.322. The results of multivariate analysis showed that respondents who consumed lead water exposed to 0.193 times had hypertension compared to respondents who did not consume lead-exposed well water after being controlled by variables of saturated fat consumption, age, smoking habits, lack of physical activity and high salt consumption"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Rodiah
"Umumnya penelitian akupunktur pada hipertensi menggunakan kombinasi akupunktur tubuh dan telinga yang dibandingkan dengan obat atau plasebopunktur dan belum ada yang membandingkan efektivitas antara akupunktur tubuh dengan akupunktur telinga. Selain itu di Indonesia belum ada yang meneliti efek akupunktur terhadap kadar nitrit oksida (NO) serum pada penderita hipertensi esensial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek antara akupunktur telinga dengan akupunktur tubuh terhadap tekanan darah (TD) serta apakah penusukan titik akupunktur tubuh dan akupunktur telinga memiliki efek meningkatkan kadar NO serum pada penderita hipertensi esensial.
Metode penelitian yang digunakan adalah uji klinis acak terkontrol. Penelitian dilakukan pada 32 pasien hipertensi esensial yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A (akupunktur telinga) dan kelompok B (akupunktur tubuh).
Hasil menunjukkan rerata penurunan TD sistolik dan diastolik serta kadar NO serum antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p=0.916; p=0.592; p=0.576). Dengan demikian akupunktur telinga dan akupunktur tubuh memiliki efek yang sebanding dalam menurunkan TD pada pasien hipertensi esensial meskipun hal tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kadar NO serum.

Generally the study of acupuncture on hypertension using a combination of the body and ear acupuncture compared with medication or placebopuncture. The study comparing of efficacy body acupuncture with ear acupuncture not performed yet. In Indonesia no one has studied the effects of acupuncture on levels of nitric oxide (NO) serum in patients with essential hypertension.
This study aims to determine the comparative effects of ear acupuncture with body acupuncture on blood pressure (BP) thus whether the insertion of the acupuncture points of the body acupuncture and ear acupuncture has the effect of increasing levels of serum NO in patients with essential hypertension.
On this study used randomized clinical trial method. The research was conducted on 32 patients with essential hypertension and divided into two groups which are group A (ear acupuncture) and group B (body acupuncture).
From the results show that there were no significant differences between the ear acupuncture with body acupuncture on reducing systolic and diastolic BP and serum NO levels (p=0.916; p=0.592; p=0.576). Thus ear acupuncture and body acupuncture have the same effect in lowering blood pressure in patients with essential hypertension although this effect was not accompanied by increased levels of serum NO.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T58488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiuedinawaty
"Keterpajanan timbal di udara ambien pada anak-anak yang berasal dari pembakaran bahan bakar kenderaan bermotor, dapat tezjadi jika terhimp senyawa timbal tersebut selama dipeljalanan dari rumah ke sekolah, Emisi tersebut merupakan basil samping pembakaran yang teljadi dalam mesin-mesin kendaraan, yang berasal dari senyawa zerramelkvl-lead dan ietraetlzyl-lead yang selalu ditambabkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor tersebut. Dimana iimbal yang dibuang ke udara melalui asap buang kendaraan bermotor iersebut menjadi sangar tinggi, apabila terhirup dalam sistem pemafasan akan dapat meningkalkan kadariimbal dalam darah anak-anak..
Tujuan dari penelitian ini ingin rncngetahui hubungan keterpajanan timbal di udara ambien dengan kadar timbal dalam darah siswa sekolah dasar kelas empat, lima dan enam di kecamatan Cikarang. Penelitian ini mempnmyai keraugka konsep bahwa keterpajanan tirnbal di udara ambien yang diukur dengan lama dijalan sebagai variabel independen akan mempengamhi kejadian kadartimbal dalam daxah siswa sebagai variabcl dcpenden. Juga diteliti fakbor bebas lain, yang dapat mempalgaruhi variabel dependen seperti status gizi, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekeljaan ayah, pekeljaan ibn, riwayat batuk kronis, riwayat minurn obat casing, konsumsi susu, kebiasaan merokok dan pengeluaran orang fua.
Penelitian ini menggnmakan disain Cross Sectional, dengan jumlah populasi 160 orang siswa sekolah dasar kelas empat, lima dan enam di kecamatan Cikarang. Data dalam peneiitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara pengisian kuesioner, untuk mengetahui lama dijalan dari rumah kesekolah (ekwosnre/Sfariabel independen) dan kadar timba! dalam darah diukur dengan menggunakan AAS (outcome/variabel dependen). Hasil penelitian memmjukkan bahwa 62,4% siswa yang terpajan' lebih mernpunyai kadar timbal tinggi dalam damh pada siswa sekolah dasar kelas empat, lima dan enam di kecarnatan Cikarang. Kesimpulan pcnclitian ini adalah bahwa siswa yang telpajan lebih mempnmyai resiko 9 kali utuk mempunyai kadar timbal tinggi didalam darah dengan can of point median (S.72pg/dl) setelah dikontrol dengan pendidikan ayah dan kebiasaan merokok.

Lead exposure in children is sourced automotive combustion, while inhaled lead for trams road to go to school. Emission is e.Hected combustion vehicle machines, content tetramethyl lead and tetraethyl lead always added vehicle gasoline. Lead depletion is throwaway air automotive combustion, is very high. Metal lead, if inhaled in breathing system is etfect to up blood lead level children.
Purpose of the research is knowing correlation lead exposure ambient with blood Icad level elementary. school tbrth, fifth, sixth at Cikarang. This research has concept that exposure lead in ambient that’s measure time at the road as variable indepaident is effecting blood lead level schoolchild as variable dependent. Thus researcher has researched mother factor which influence variable dependent as nutrition status, ihthefs education, mother’s education, thtliefs work, mother’s work, cough chroniw, helmint’s drug milk consumption, smoking habit and parcnt’s consumption.
This research use cross sectional design, with 160 population schoolchild elementary school forth, iitih, sixth at Cikarang This data is taken lbr measurement time of the road fiom the house until to school (exposurefvariable independent) and blood lead level measurement AAS (outcome/variable dependent). The summaly showed that 62,4% child more exposure has high blood lead level at schoolchild elementary school Ruth, iiiih, sixth at Cikarang. Schoolchild’s more exposure has 9 time risk ibr has blood lead level, with cut of point median (5,72 pg/dl ) aher is controlled by father’s education and smoking habit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34013
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>