Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitompul, Johanuddin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham baik gabungan maupun sektoral dalam jangka panjang.
Berdasarkan tujuan ini maka dilakukan analisis dengan metode kointegrasi dan granger kausalitas yang menggunakan data harian periode 2 Januari 2002 sampai dengan 30 Juni 2005. Ada tiga model yang akan diuji yaitu model l hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saharn gabungan (IHSG), model 2 hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham sektor finance dan model 3 hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham sektor basic industry.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dianaJisis tidak sta:sioner pada Jevel akan tetapi stasioner pada first difference. Selanjutnya, walaupun terintegrasi pada orde yang sama tetapi ternyata kerlua variabel untuk masing-masing model tidak terkointegrasi menurut rnetode Engle Granger akan tetapi terkoin egrasi menurut metode Johansen's Coinregralion Test. Dari ketiga model yang terkointegrasi diketahui bahwa untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham terdapat hubungan satu arah (cateris paribus). Hasil ini diperkuat oleh Granger Causalily Test yang menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar merupakan variabel dependen dan indeks harga saham baik gabungan maupun sektoral maupun variabel independen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T31978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tammi Hilda Giani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat long run equilibrium antara indeks saham di Indonesia dan nilai tukar Rupiah/Dollar Amerika Serikat. Observasi dilakukan pada data harian dari tahun 2001-2013 dengan menggunakan tambahan analisis overlapping (sub periode). Selain itu, ada penambahan variabel kontrol harga emas untuk mengontrol hubungan antar pasar. Studi ini juga menelusuri hubungan kausalitas antara return saham dan nilai tukar. Dari hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa tidak ada kointegrasi baik dalam keseluruhan periode maupun sub periode namun ada hubungan kausalitas antara return saham Indonesia (IHSG) dengan nilai tukar Rupiah/Dollar Amerika Serikat yang terjadi di dalamnya.

This study has a propose to examine whether there is a long run equilibrium between stock index in Indonesia and exchange rate Rupiah/US Dollar. The observation taken from 2001-2013 and uses overlapping technic to analyze subperiod. In additional, to control the relationship between two markets, international gold price added as control variable. Furthermore in order to detect the short run relationship within the market, Granger Causality test taken into this paper. The result exhibit absence in long term equilibrium either from all or sub period. Meanwhile Granger Causality test proves variation of relationship between stock return and exchange rate from sub periode."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Asmila Denga
"Perkembangan pasar modal dari hari ke hari semakin menarik dan merupakan penelitian yang menantang. Interaksi pasar modal dengan pasar valas merupakan topik yang terus dikaji dan belum dapat disimpulkan (inconclusive). Krisis keuangan yang dimulai di Thailand pada Juli 1997 telah membawa dampak ke beberapa negara Asia, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura dan negara-negara lainnya. Krisis yang menimpa perekonomian Indonesia yang ditandai dengan terdepresiasinya mata uang domestik terhadap US Dollar yang diikuti dengan naiknya suku bunga dan inflasi secara tajam telah menimbulkan kepanikan luar biasa bagi investor di pasar saham yang ditunjukkan oleh turunnya harga saham secara drastis. Fenomena tersebut dapat dijadikan penelitian hubungan antara nilai tukar dan harga saham dengan pendekatan Error Correction Model yang mana dapat menjelaskan hubungan dinamis jangka pendek maupun jangka panjang.
Studi ini menguji dua permasalahan penelitian yang selanjutnya akan dijawab melalui pembuktian hipotesis. Pertama apakah perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap US Dollar memiliki efek yang terbalik ( negative effect) dengan indeks harga saham baik jangka pendek maupun jangka panjang di 4 negara di Asia yaitu Indonesia. Thailand, Filipina dan Singapura. Kedua apakah perubahan indeks harga saham akan membawa efek yang terbalik ( negative effect ) pada nilai kurs jangka pendek dan jangka panjang. Selanjutnya dari dua hipotesis tersebut dapat dijawab pula pertanyaan bahwa dari dua variabel tersebut mana yang leading terhadap lainnya.
Dalam menganalisis permasalahan tersebut digunakan analisis time series untuk mengetahui hubungan intertemporal antara indeks harga saham dan exchange rate. Error Correction Model (ECM ) dua variabel digunakan untuk melihat hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara dua pasar tersebut. Semua series data diuji stasionerity terlebih dahulu kemudian uji kointegrasi untuk melihat adanya keseimbangan jangka panjang. Apabila kedua variabel cointegrated maka dapat dibentuk persamaan keseimbangan ECM. Data Indeks harga saham dan Exchange rate seluruhnya didapatkan dari Reuters, dengan mengambil periode penelitian 1998 sampai dengan tahun 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan exchange rate 4 negara sampel penelitian memiliki efek jangka panjang yang tidak searah dengan indeks harga saham. Artinya depresiasi mata uang akan membawa efek pada penurunan indeks harga saham. Sedangkan untuk jangka pendek ada hubungan yang tidak searah juga bagi Thailand dan Singapura, sedangkan bagi Filipina hubungan searah (positif).
Bagi Indonesia ternyata uji F joint hipotesis menunjukkan tidak signifikan adanya pengaruh (causality) jangka pendek atas perubahan exchange rate terhadap indeks harga saham. Untuk jangka panjang perubahan indeks harga saham terhadap exchange rate 3 negara yaitu Indonesia. Thailand dan Singapura menunjukkan tidak signifikan, sedangkan Filipina menunjukkan pengaruh yang searah. Secara umum dapat disimpulkan bahwa exchange rate leading terhadap indeks harga saham. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan melihat dua faktor yang mungkin dapat dijadikan alasan mengapa untuk negara emerging market exchange rate leading. Pertama size pasar valas jauh lebih besar dibandingkan pasar saham (proksinya nilai perdagangan) dan yang kedua, penentuan pricing di pasar valas lebih bersifat Internasional, sedangkan pasar saham lebih bersifat domestik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahreza
"Skripsi ini membahas hubungan kointegrasi dan kausalitas antara harga emas, harga minyak dunia, nilai tukar rupiah, dan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG tahun 2007-2016. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data dari tahun 2007 hingga 2016. Data harga emas diperoleh dari World Gold Council, harga minyak dunia menggunakan West Texas Intermediate dari US Energy Information Administration, nilai tukar dari Bank Indonesia, serta IHSG dari laporan statistik Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga emas, harga minyak dunia, nilai tukar rupiah, dan IHSG tidak memiliki hubungan kointegrasi dan variabel IHSG dan harga minyak dunia memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai tukar rupiah.

This thesis discusses the cointegration and causality relationship between gold price, crude oil price, rupiah exchange rate, and Indonesia Stock Exchange Composite Index IHSG period 2007 2016. This research is quantitative research with data from 2007 until 2016. Gold price data obtained from World Gold Council, crude oil price using West Texas Intermediate from US Energy Information Administration, exchange rate from Bank Indonesia, and IHSG from Indonesia Stock Exchange statistics report.
The results of this study indicate that the variable gold price, crude oil prices, exchange rate of rupiah, and IHSG has no cointegration relationship and variable IHSG and crude oil price has causality relationship to rupiah exchange rate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Asmila Denga
"Perkembangan pasar modal dari hari ke hari semakin menarik dan merupakan penelitian yang menantang. Interaksi pasar modal dengan pasar valas merupakan topik yang terus dikaji dan belum dapat disimpulkan (inconclusive). Krisis keuangan yang dimulai di Thailand pada July 1997 telah membawa dampak ke beberapa negara Asia, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura dan negara-negara lainnya. Krisis yang menimpa perekonomian Indonesia yang ditandai dengan terdepresiasinya mata uang domestik terhadap US Dollar yang diikuti dengan naiknya sukubunga dan inflasi secara tajam telah menimbulkan kepanikan luar biasa bagi investor di pasar saham yang ditunjukkan oleh turunnya harga saham secara drastis. Fenomena tersebut dapat dijadikan penelitian hubungan antara nilai tukar dan harga saham dengan pendekatan Error Correction Model yang mana dapat menjelaskan hubungan dinamis jangka pendek maupun jan gka panjang.
Studi ini menguji dua permasalahan penelitian yang selanjutnya akan dijawab melalui pembuktian hipotesis. Pertama apakah perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap US Dollar memiliki efek yang terbalik ( negative effect) dengan indeks harga saham balk jangka pendek maupun jangka panjang di 4 negara di Asia yaitu Indonesia. Thailand, Filipina dan Singapura. Kedua apakah perubahan indeks harga saham akan membawa efek yang terbalik ( negative effect ) pada nilai kurs jangka pendek dan jangka panjang. Selanjutnya dari dua hipotesis tersebut dapat dijawab pula pertanyaan bahwa dari dua variabel tersebut mana yang leading terhadap lainnya.
Dalam menganalisis permasalahan tersebut digunakan analisis time series untuk mengetahui hubungan intertemporal antara indeks harga saham dan exchange rate . Error Correction Model ( ECM ) dua variabel digunakan untuk melihat hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara dua pasar tersebut. Semua series data diuji stasionerity terlebih dahulu kemudian uji kointegrasi untuk melihat adanya keseimbangan jangka panjang. Apabila kedua variabel cointegrated maka dapat dibentuk persamaan keseimbangan ECM. Data Indeks harga saham dan Exchange rate seluruhnya didapatkan dari Reuters, dengan mengambil periode penelitian 1998 sampai dengan tahun 2000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan exchange rate 4 negara sampel penelitian memiliki efek jangka panjang yang tidak searah dengan indeks harga saham . Artinya depresiasi mata uang akan membawa efek pada penurunan indeks harga saham. Sedangkan untuk jangka pendek ada hubungan yang tidak searah juga bagi Thailand dan Singapura, sedangkan bagi Filipina hubungan searah (positif ). Bagi Indonesia ternyata uji F joint hipotesis menunjukkan tidak signifikan adanya pengaruh (causality) jangka pendek atas perubahan exchange rate terhadap indeks harga saham. Untuk jangka panjang perubahan indeks harga saham terhadap exchange rate 3 negara yaitu Indonesia. Thailand dan Singapura menunjukkan tidak signifikan, sedangkan Filipina menunjukkan pengaruh yang searah .Secara umum dapat disimpulkan bahwa exchange rate leading terhadap indeks harga saham. Hal iini dapat dipahami bahwa dengan melihat dua faktor yang mungkin dapat dijadikan alasan mengapa untuk negara emerging market exchange rate leading. Pertama size pasar valas jauh lebih besar dibandingkan pasar saham (proksinya nilai perdagangan) dan yang kedua, penentuan pricing di pasar valas lebih bersifat Internasional, sedangkan pasar saham lebih bersifat domestik.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Octavia Widianti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kointegrasi dan kausalitas indeks saham negara-negara di dunia dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia. Indeks saham yang digunakan didapatkan berdasarkan hubungan perdagangan Indonesia dengan negara lain dalam sektor non-migas.  Variabel pada penelitian ini adalah Dow Jones Industries Average, Bombay Stock Exchange Sensex, Kuala Lumpur Stock Exchange, Nikkei, Korea Stock Exchange, Stock Exchange of Thailand, Shanghai Composite, Straits Times Index, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Data pada penelitian ini merupakan data time series dengan menggunakan data bulanan dari Januari 2005 hingga Desember 2017. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan pengujian Augmented Dickey Fuller Test, Lag Optimum, Johansen Cointegration Test, Granger Causality Test, Vector Error Correction Mode (VECM), Variance Decomposition, dan Impulse Response Function. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan kointegrasi pada indeks saham negara-negara di dunia dan IHSG Indonesia, dan terdapat hubungan kausalitas indeks saham negara-negara di dunia dan IHSG Indonesia.

This research aims to analyse the cointegration and causality relationship among selected stock market indexes in the world and Indonesia Stock Exchange Composite Index (IHSG). The stock market indexes are selected based on the trading relationship among Indonesia and other countries in non oil and gas sectors. The selected stock market indexes are Dow Jones Industries Average, Bombay Stock Exchange Sensex, Kuala Lumpur Stock Exchange, Nikkei, Korea Stock Exchange, Stock Exchange of Thailand, Shanghai Composite, Straits Times Index, and Indonesia Stock Exchange Composite Index (IHSG). This research is a time series research which uses monthly data from January 2005 until December 2017 and Augmented Dickey Fuller Test, Lag Optimum, Johansen Cointegration Test, Granger Causality Test, Vector Error Correction Mode (VECM), Variance Decomposition, and Impulse Response Function. The results of the research show that there is cointegration among selected stock market indexes and Indonesia Stock Exchange Composite Index and there is  causality among selected stock market indexes and Indonesia Stock Exchange Composite Index."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardo Ryan Dwitanto
"Tujuan dari penelitian ini meliputi lima hal. Pertama, menguji apakah terdapat hubungan simultan (bidirectional) antara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (ldrus). Kedua, menguji apakah terdapat hubungan relasional jangka panjang (kointegrasi) antara Idrus dan lHSG. Ketiga, mempelajari pola hubungan kointegrasi antara Idrus dan IHSG, jika terdapat hubungan kointegrasi antara keduanya. Keempat, mempelajari pengaruh variabel-variabel lag IHSG dan variabel-variabel lag ldrus terhadap IHSG dan ldrus. Kelima, mempelajari pola pengaruh Dow Jones Industrial Averages (DJIA) ienhadap IHSG dan Idrus.
Penelitian ini memasukkan IHSG dan ldrus sebagai variabel-variabel endogenus, serta DJIA (indeks saham Dow Jones) sebagai variabel eksogenus. Semua data ditransformasikan ke dalam logaritma natural (Ln). Sampel Penelitian dibagi menjadi dua periode yaitu periode sebelum krisis ekonomi (19 Mei 1996-29 Juni 1997) dan periode selama krisis ekonomi (4 Januari 1998-9 September 2001). Analisis data meliputi tujuh langkah. Pertama, uji simultanitas. Kedua, pra-uji umuk menentukan order integrasi. Ketiga, penentuan panjang lag dalam VARL. Keempai, uji kointegrasi dengan metode Johansen. Kelima, analisis hasil estimasi. Keenam, uji kausalitas Granger. Ketujuh, innovation accounting.
Untuk periode sebelum krisis ekonomi, data generating process menggunakan Vector Autoregressive in Differenced (VARD) lag 3 atau VARD(3). Sedangkan, untuk periode selama krisis ekonomi menggunakan Vector Error Correction Model (VECM) lag 7 atau VECM(7).
Hasil uji simultanitas series dalam level menunjukkan adanya pengaruh timbal balik antara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan IHSG pada kedua periode. Pada periode sebelum krisis ekonomi tidak ada hubungan kointegrasi antara kedua variabel endogenus, karena nilai tukar selama periode tersebut berdasarkan managed floating. Hasil VARD(3) menemukan tidak ada hubungan timbal balik antara perubahan IHSG atau D(LnIHSG) dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS atau D(Lnldrus) dalam jangka pendek. Variabel eksogenus atau D(LnDJIA) tidak berpengaruh terhadap D(Ln1}-ISG) maupun D(Ln1drus) karcna perbedaan metode perhitungan indeks maupun karena nilai tukar berdasarkan managed floating.
Pada periode selama krisis ekonomi terdapat hubungan kointegrasi antara kedua variabel endogenus. Hasil VECM(7) menunjukkan pengaruh negatif LnIdrus terhadap LnIHSG dalam jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam jangka panjang lebih rentan terhadap infaltion disturbance. Hasil uji kausalitas Granger menemukan hubungan searah dimana IHSG mempengaruhi Lnldrus. Hal ini berarti IHSG merupakan leading indicator dalam jangka pendek. Perubahan indeks saham Dow Jones atau D(LnDJIA) berpengaruh negatif terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat atau D(Lnldrus) dimana perhitungan nilai tukar menggunakan free floating. Namun, D(LnDJIA) tidak berpengaruh terhadap perubahan IHSG atau D(LnlHSG), karena perbedaan metode perhitungan. Hasil ini konsisten dengan periode sebelum krisis ekonomi.

This research has five objectives. First, investigate whether simultaneous is in Jakarta Composite Stock Price Index (JKSE) and rupiah - U.S. dollar exchange rate (ldrus) relationship. Second, investigate whether co-integrating relationship between Idrus and JKSE. Third, study the relationship between ldrus and JKSE in the long run. Fourth, study the eiiects of lagged values of JKSE and lagged values of ldrus on JKSE and Idrus, respectively. Fifth, study the effect of Dow Jones Industrial Averages (DJIA) on JKSE and Idrus, respectively.
JKSE and ldrus are treated as endogenous variables. DHA is treated as exogenous variable. All of series are transformed to natural logarithmic (Ln). Period of research is divided to two periods, before crisis period (19 May 1996-29 June 1997) and during crisis period (4 January 1998-9 September 2001). The analysis of data will be done in seven steps. First, test of simultaneous. Second, pre-test for determining the order of integration for each series. Third, determine lags of Vector autoregressive in Level (VARL). Fourth, Johansen co-integration test. Fifth, analyze the estimate parameters. Sixth, test of Granger causality. Seventh, do innovation accounting.
For before economic crisis period, data generating process use Vector autoregressive in Differenced (VARD) lag 3, while, for during economic crisis period, it use Vector Error Correction Model (VECM) lag 7.
Test of simultaneous with series in level found bidirectional relationship between Jakarta Composite Stock Price Index (JKSE) and rupiah - US dollar exchange rate (Idrus) in both period. There is no co-integrating relationship between Lnldrus and LnJKSE in before economic crisis period because of managed floating exchange rate. Analysis of parameters of VARD lag 3 found no bidirectional short-run relationship between rupiah - US dollar differential or D(LnIdrus) and IKSE differential or D(LnJKSE). DJIA differential or D(LnDJIA) doesn?t affect D(LnJKSE) because of difference in determination method. D(LnDJIA) doesn?t affect D(LnIdrus) also because rupiah - US dollar exchange rate was managed.
There is co-integrating relationship between Lnldrus and LnJKSE in during economic crisis period. Analysis of parameters of VECM lag 7 found negative long-run relationship between Lnldrus and Ln]KSE. It suggests that Idrus - IKSE relationship in the long-run has more exposure to inflation disturbance. Granger causality runs only one way from LnJKSE to Lnldrus. It suggests that JKSE is a leading indicator in the short-run. DJIA differential or D(LnDJIA) has negative effect on D(Lnldrus), which is rupiah - US dollar exchange rate is free floated, D(LnDJIA) has no effect on D(LnlHSG) because of difference in determination method. lt is consistent with the result of before economic crisis period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Maharddhika
"Terdapat dua pendekatan yang dilakukan untuk meneliti hubungan antara nilai tukar dan harga saham, yaitu good market approach yang menyatakan bahwa perubahan mata uang atau kurs akan mempengaruhi harga saham dan juga portfolio ballance approach yang menyatakan bahwa perubahan harga saham akan mempengaruhi nilai tukar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausal antara nilai tukar dan harga saham yang ada di Indonesia, baik hubungan tersebut bersifat satu arah dimana hanya terdapat satu variabel yang mempengaruhi maupun dua arah dimana kedua variabel saling mempengaruhi pada periode krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 dan juga pada periode tahun 1999-2016 pasca krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah data historis mingguan IHSG periode 1997-2016 dan juga kurs dollar Amerika periode 1997-2016. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Granger-Causality test dengan tujuan untuk mengetahui seperti apa hubungan antara nilai tukar dan harga saham di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan kausal antara nilai tukar dan harga saham. Pada periode tahun krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998, nilai tukar dan harga saham memiliki hubungan kausal satu arah dimana hanya nilai tukar yang mempengaruhi harga saham tetapi harga saham tidak mempengaruhi nilai tukar, sedangkan pada periode tahun 1999-2016 pasca krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 nilai tukar dan harga saham memiliki hubungan kausal dua arah dimana nilai tukar dan harga saham saling mempengaruhi satu sama lain.

There are two approaches conducted to examine the relationship between exchange rate and stock price, which is a good market approach which states that changes in currency or exchange rate will affect stock prices and also portfolio ballance approach which states that changes in stock prices will affect the exchange rate. This study aims to analyze the causal relationship between exchange rates and stock prices in Indonesia, both relations are one way where there is only one variable that influences or two way where the two variables affect each other in the period of economic crisis of Indonesia in 1997 1998 and also in the period 1999 2016 after the economic crisis of Indonesia in 1997 1998. The sample of research used in this study is the weekly historical data JCI period 1997 2016 and also the weekly US dollar exchange rate period 1997 2016. This research was conducted by using Granger Causality test model with the aim to know what kind of relationship between exchange rate and stock price in indonesia. The results of this study suggest that there is a causal relationship between exchange rates and stock prices. In the period of 1997 1998 Indonesia 39 s economic crisis, exchange rate and stock price have a one way causal relationship where only exchange rates affect the stock price but the stock price does not affect the exchange rate, while in the period of 1999 2016 after the 1997 Indonesian economic crisis 1998 exchange rates and stock prices have a two way causal relationship where exchange rates and share prices affect each other."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Reski Lestari Rombe
"Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Patrick Kuok-Kun Chu (2011), yang menguji kointegrasi dan kausalitas Variabel Makro Ekonomi yaitu; Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks HArga Konsumen (IHK), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Nilai Aktiva Bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara variabel makro ekonomi dengan nilai aktiva bersih reksa dana, penelitian ini menggunakan uji kointegrasi,kausalitas granjer dan vector error correction model.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan Uji Johansen-Cointegration ditunjukkan adanya kointegrasi yang signifikan antara variabel makroekonomi dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB), Berdasarkan Uji Granger Causality ditemukan bahwa perubahan NAB dapat disebabkan oleh NAB itu sendiri dan oleh SBI, hubungan antara SBI dan NAB bersifat dua arah, dan hasil penemuan selanjutnya menunjukkan NAB berpengaruh terhadap IHK, IHK berpengaruh terhadap SBI, dan M2 berpengaruh terhadap IHK, dan untuk VectorError Correction Model dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada Variabel Makro Ekonomi (IHSG,Inflasi,M2,SBI), dibuktikan bahwa ke empat variabel makro ekonomi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan NAB, hal ini ditunjukkan oleh signifikasi model jangka panjang maupun jangka pendek.

This report describes the study that resembles a research conducted by Patrick Kuok-Kun in 2011 which tested the Cointegration and Causality of Macroeconomic variables: Jakarta Composites Index (JCI), Consumer Price Index (CPI), Bank Indonesia Certificate, Amount of Circulate Money (Money Supply) and Net Asset Value. This study is intended to describe the short-term and long-term relationships between Macroeconomic variables and Net Asset Value in mutual funds using the Cointegration and Granger Causality as well as the Vector Error Correction Model (VECM).
The analysis using Johansen Cointegration Test indicates that the examined Macroeconomic variables and Net Asset Value are significantly cointegrated. However, according to the Granger Causality Test, the changes in Net Asset Value may be caused by the internal variation of Net Asset Values and Bank Indonesia Certificate. Therefore, the relationship between Net Asset Values and Bank Indonesia Certificate is mutually dependent. Further study strongly implies the influence of Net Asset Values to Consumer Price Index, Consumer Price Index to Bank Indonesia Certificate, and also the influence of Money Supply back to Consumer Price Index. The result of Vector Error Correction Model of the Net Asset Value shows that all Macroeconomic Variables (Jakarta Composite Index, Inflation, Money Supply and Bank Indonesia Certificate) can be employed to predict the Net Asset Value motion. This is represented by the significant change in short and long term models.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>