Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hermiati
"Puskesmas Sukaraja Kecamatan Telukbetung Selatan merupakan salah satu dari 27 puskesmas yang ada di Kota Bandar Lampung dengan cakupan kasus pneumonia yang tinggi dibandingkan dengan puskesmas lain yaitu tahun 2008 dari 5.661 seluruh kasus, sebanyak 32,56% terdapat di Puskesmas Sukaraja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kondisi rumah meliputi Kelembaban, suhu, pencahayaan, ventilasi, kepadatan hunian kamar, penggunaan obat nyamuk bakar, jenis bahan bakar untuk masak, dan kebiasaan merokok dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung dan pengaruh karakteristik balita antara lain jenis kelamin, status gizi, asi eksklusif, imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung.
Disain penelitian kasus kontrol dengan jumlah responden 240 orang yang terdiri atas kasus 120 orang dan kontrol 120 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 12 - 59 bulan yang tinggal di wilayah Puskesmas Sukaraja dengan kriteria: Kriteria inklusi kasus dan kontrol sebagai berikut: Sampel tinggal di wilayah puskesmas Sukaraja dan dinyatakan menderita pneumonia sesuai dengan gejala demam, nafas cepat 40 kali per menit atau lebih dan tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK), sampel memiliki KMS, responden mau bekerjasama dengan peneliti, kontrol merupakan balita yang rumahnya paling dekat dengan kasus dan tidak menderita pneumonia berdasarkan hasil pemeriksaan tenaga kesehatan di Puskesmas Sukaraja. Kriteria ekslusi kasus dan kontrol: Sampel memiliki penyakit menahun atau kronik seperti tuberculosis dan asma, sampel menderita pneumonia namun tinggal di luar wilayah Puskesmas Sukaraja, sampel atau responden menolak untuk diwawancara.
Variabel terikat kejadian pneumonia pada balita dan variabel bebas terdiri dari ventilasi, kepadatan hunian kamar, jenis bahan bakar, penggunaan obat nyamuk bakar, suhu, pencahayaan, kelembaban, jenis kelamin, status gizi, ASI eksklusif, dan imunisasi. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian pneumonia pada balita yaitu jenis kelamin, status gizi, imunisasi, kepadatan hunian kamar dan kelembaban. Faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita adalah variabel kelembaban. Upaya yang dilakukan adalah promosi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit pneumonia, rumah sehat, status gizi balita dan imunisasi.

Sukaraja Public Health Center Kecamatan Telukbetung Selatan to from one of them for 27 Public Health Center which any in Bandar Lampung City with to seize problem pneumonia which high to equal with other Public Health Center such on 2008 for 5.661 all problem, to much 32,56% found in Public Health Center Sukaraja. This research done for to know the conditions influence of house such as dampness, temperature, lighting, ventilation, full room habitation, to use remedy against gnats, the kind fuel oil for cook, and smoking habitually with pneumonia happening for the baby in Sukaraja Public Health Center in Bandar Lampung City and characteristic influence the baby such as gender, nutritious statu, asi eksklusif, imunisasi with pneumonia influence for baby in Sukaraja Public Health Center Bandar Lampung City.
The research design case control with total respondent 240 people which to consist of 120 problem people and 120 control people. Sample with this research are all the babies age 12-59 months which live in Sukaraja Public Health Center district with criteria: problem inclusive criteria and as follow control: live sample in Sukaraja Public Health Center district and to make clear suffering pneumonia to match with fever indication, fast breath 40 time per minute or more and pull chest partition part of the bottom into deep, Sample have KMS, respondent wants to cooperate with researcher, to form control the baby who the house near with the problem and no pneumonia suffer the based on inspection result paramedic in Sukaraja Public Health Center. Problem exclusi ease and control: Have sample to stay for one year illness or chronic such as tuberculosis and asma, pneumonia suffer sample in spite of live in out Sukaraja Public Health Center district, sample or respondent reject for interview.
Bunch variable happenings pneumonia for the baby and free variable such as ventilation, full room habitation, the kind fuel oil, to use remedy against gnats, temperature, gender, nutritious status, asi eksklusif, imunisasi. Risk factor which influential towards pneumonia happenings for the baby that is gender, nutritious status imunisasi, full room habitation, dampness. The most dominated factor influence pneumonia happenings for the baby is dampness variable. The action which to do is promotion and socialization to public about pneumonia, healthy house, the baby nutritious status and imunisasi.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33934
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeti Heryati
"Puskesmas Haurpanggung Keeamatan Tarogong Kidul adalah salah satu puskcsmas dari 63 puskesmas yang berada di Kabupaten Garut dengan cakupan penemuan pneumonia selama tahun 2006 menunjukkan angka yang tinggi dibandingkan dengan puskesmas lainnya yaitu 68,4%. Insifien pneumonia di Kabupaten Garut pada tahun 2006 sebesar 30,8% dan berada pada urutan pertama dari kasus penyakit dan penyebab kematian bayi dan balita dan berada pada 10 besar penyakit.
Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui faktor xisiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Pcnclitian mcnggunakan jcnis penelitian kasus kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 124 responden yang terdiri atas kasus sebanyak 62 orang dan kontrol sebanyak 62 oxang. Subyek penelitian adalah balita berumur 2 - 59 bulan yang bertempat tinggal di wilayah kelja Puskesmas I-Iaurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut selama bulan Juni sampai dengan Desembcr 2007. Sebagai variabel terikat kejadian pneumonia pada balita dan variabel bebas terdiri atas ventilasi, kcpadatan hunian, jenis lantai, letak dapur, jenis bahan bakar, kelembaban, pcncahayaan alami, kebiasaan merokok, dan penggunaan obat nyamuk bakar.
Analisis data menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan distribusi frekuensi. Analisis analitik untuk mcnggambarkan hubungan antar variabel dan analisis logistik untuk menetukan prcdiksi. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pnenunonia pada balita yaitu luas ventilasi, kepadatan hunian, letak dapur, pencahyaan alami, kebiasaan merokok., dan pcnggunaan obat nyamuk bakar. Faktor yang paling dominan mempengamhi kejadian Pneumonia pada balita adalah variabel kebiasaan merokok Oleh karena itu pcrlu ada upaya promosi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit pneumonia, rumah sehat, dan bahaya asap rokok.

Haurpanggung Public Health Center in Tarogong Kidul District is ones public health center between 63 public health center at Kabupaten Gantt with coverage pneumonia evidence along 2006 indicated the high evidance number compared to another Puskemas which is 68,4%. The pneumonia evidence occurred in Garut on 2006 at about 30.8% and existed the first rank of disease evidence and coursed mortality on infant and baby under tive years old.
This research purposed to know risk factor which is related to pneumonia evidence on baby under five years old. The observational utilized case control observational type with total sample are [24 respondent there are on case evidence 62 respondent and control case are 62 respondent. The observational subject was baby with 2-59 months age which is live at working area of l-laurpanggung Public Health Center in Tarogong Kidul District, Garut along June until December 2007. As dependent variable on pneumonia evidence on baby under tive years old and independent variable are on ventilation. population density. floor type, kitchen position, fuel type, humidity. natural lighting. smoking habitual and utilize anti mosquitoes bums type.
The analysis data performed by descriptivcmethod to presented frequently distribution schemas. The analytic analysis pertbrmcd to presented the relation between variable and logistic analysis to make a prediction. The risk factor which is related to the pneumonia evidence on baby under five years old are wide ventilation. population density, kitchen position, natural lighting smoking habit. and using anti mosquitoes bums type. The most dominant factor was influence pneumonia evidence on baby under five years old is smoking habit variable. Therefore it is necessary to implementate the promotion to socialize program to the community about pneumonia disease. healthy house, and cigarettes smokes danger.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34266
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
"Melihat masih tingginya angka kejadian pneumonia pada balita dan belum diketahuipengaruh keberadaan Bakteri Staphylococcus sp sebagai salah satu bakteri penyebabpneumonia di udara ruang maka perlu ada penelotian tentang hubungan keberadaanBakteri Staphylococcus sp di udara ruang dengan kejadian pneumonia pada balita setelahdikontrol dengan variabel perancunya pada balita di Kota Bandar Lampung tahun 2016. Penelitian ini menggunakan data kajian pneumonia oleh BBTKLPP Jakarta pada tahun2016. Sampel penelitian sebanyak 75 kasus dan 75 kontrol yang berasal dari 6 Kecamatandi Kota Bandar Lampung.
Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan terdapat hubungankeberadaan Bakteri Staphylococcus sp di udara ruang dengan kejadian pneumonia padabalita setelah dikontrol variabel perancu di Kota Bandar Lampung OR=7,332 CI 95 2,874-18,707 dimana balita yang positif ditemukan Bakteri Staphylococcus sp di udararuang rumahnya memiliki risiko 7,332 kali lebih besar terkena pneumonia.

Seeing the high rate of pneumonia incidence in infant and unknown effect ofStaphylococcus sp bacteria as one of the bacteria causing pneumonia in indoor air, hencethere is need of research about relation of existence of Staphylococcus sp bacteria inindoor air with incidence of pneumonia in infant after controlled with confoundingvariable at infant in Bandar Lampung City in 2016. This research used pneumonia studydata by BBTKLPP Jakarta in 2016. The sample of research are 75 cases and 75 controlsfrom 6 sub districts in Bandar Lampung City.
From the result of the research, it can beconcluded that there is a relationship between an existence of Staphylococcus sp bacteriain indoor air with the incidence of pneumonia in infants after controlled confoundingvariables in Bandar Lampung City OR 7,332 CI 95 2,874 18,707 where the infantfound Staphylococcus sp bacteria in indoor air his home had a 7,332 times greater risk ofdeveloping pneumonia.Key words Pneumonia, Infant, risk factors, case control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmah
"Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan pengendalian pneumonia balita dilihat dari komponen input, proses, dan output. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, berlokasi di dinas kesehatan dan 2 puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan di dinas kesehatan sarana dan dana cukup. Untuk perencanaan, pelaksanaan dan monitoring kegiatan belum maksimal dilaksanakan karena keterbatasan SDM dimana pemegang program ISPA merangkap program diare sehingga tidak fokus dan kesulitan untuk memantau 43 puskesmas. Data kelengkapan laporan sebesar 97,09% dan ketepatan laporan baru mencapai 6,01%. Hasil penelitian di puskesmas masih ada sarana yang belum lengkap dan petugas di BP anak puskesmas belum terampil dalam tatalaksana kasus dan menggunakan alat sound timer. Perencanaan kegiatan pneumonia balita belum ada di POA (Plan Of Action) puskesmas. Diperlukan penambahan SDM kesehatan dan workshop MTBS serta bimbingan teknis untuk petugas puskesmas.

This study aims at assessing the implementation of pneumonia control for under-five children. From input, process and output components. This study uses qualitative approach in district health office and two public health centers (puskesmas). The results show that there is enough equipment, materials and sufficient fund in district health office. But, planning, implementation, and monitoring activities have not been implemented well since there is one staff only at district health office who is responsible for managing acute respiratory program. She also needs to manage diarrhea program and monitor 43 puskesmas. The report completeness at district health office reaches 97.09%, but timeliness reaches 6.01% only. In contrary with the condition at district health office, at puskesmas where the achievement is low, there is still lack of equipment and materials. The personnel also lacks of skill in managing the pneumonia case and using sound timer. The plan of action of pneumonia control program for under-five children has also not been written in the puskesmas plan of action. More human resources, capacity building on integrated management of childhood illnesses, and technical assistance for puskesmas personnel are needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilla Fahimah
"Pneumonia merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia dengan prevalensi 44%. Di Indonesia, pneumonia balita merupakan penyebab kematian nomor dua setelah diare dengan proporsi 15,5%. Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang dipengaruhi oleh pencemar fisik dan kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas udara rumah dengan kejadian pneumonia balita dengan metode cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan hubungan signifikan terjadi pada PM10 dan PM2.5 (p < 0.05) dengan nilai risiko 4,40 dan 3,20. Hubungan tidak signifikan terjadi antara kepadatan hunian rumah dan kamar, ventilasi rumah dan lubang penghawaan dapur, perokok dalam rumah dan penggunaan obat nyamuk bakar, SO2, NO2 dan CO (p > 0.05) dengan pneumonia.

Pneumonia is number one deadly disease in the world with the prevalance of 44%. In Indonesia, pneumonia in toodler is the leading cause of death after diarrhea with proportion of 15,5%. Pneumonia is a disease caused by a virus and bacteria that is influence by physical and chemical contaminants. Cross sectional method used in this research to analyze the indoor air quality and incidence of pneumonia. Significant correlation occur between PM10 and PM2.5 (p < 0.05) with odd ratio 4.40 and 3.24.
The results of this research showing absence of the relation between the density of a dwelling house and room, ventilation in the house and in the kitchen, smokers in the house and the use of mosquito coil, SO2, NO2 and CO (p > 0.05) with pneumonia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Widodo
"ABSTRAK
Pneumonia adalah radang paru-para dengan diagnosa nafas ccpat dan sesak serta
adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke daiam. Pneumonia disebabkan oleh
milcroorganisme patogen (bakteri, virus, mikoplasma), aspirasi bahan atau produk
berbahaya Pneumonia dipengaruhi antara lain faktor linglcungan tisik rumah dan
karalcteristik anak. Pneumonia masih menjadi masalah di Indonesia khususnya di Kota
Tasikmalaya. Diperkirakan proporsi penyakit pneumonia penyebab keniatian pada bayi
sebesar l6,4%, sedangkan proporsi penyakit pneumonia pada balita sebesar 25%.
Tujuan penelitian ini adaiah untuk mengetahui hubungan kcjadian pneumonia pada
balita dengan faktor lingkungan Esik kamar tidur dan karakteristik anak.
' Desain penelitian case control dengan pendekatan retrospektifl Sampel sebanyak
300 responden terdiri dari 150 orang kasus dan _150 orang kontrol. Hasil analisis data
diperoleh hasil yaitu dari sepuluh variabel diteliti, yang mempunyai hubungan bermakna
dengan kejadian pneumonia yaitu hanya delapan variabel terdizi dari jenis kelamin
(p=0,00l;OR=2,3), status imunisasi (p=0,009;OR=1,9l), status gizi (p=0,013;
OR=5,04), pembeiian ASI(p=0,028;OR=0,58), ventilasi (p=0,003;OR=0,48),
pencahayaan (p=0,022,0R=0,55), kepadatan hunian (p=o,oo9;oR=o,s) dan asap obat
nyamuk bakar (p=0,003; OR=2,l ). -
Dari hasil uji multivariat tanpa interaksi, faktor dominan yang mempengaruhi
kejadian penyalcit pneumonia pada anak balita adalah status gizi dengan nilai B 1,799
dan OR = 6,041 (CI 95%=l,607-22,713). Scdangkan hasil uji multivariat dengan
intemksi diperoleh' hasil bahwa faktor dominan yang mempengaruhi kejadian
pneumonia anak balita adalah interaksi antara asap obat nyamuk dengan status gizi
dengan nilai B 1,040 dan OR-2,828 (CI 95%=1,66?7-4,7988). Pada perhitungan
probabiiitas didapatkan hasii bahwa balita yang menderita pneumonia memiliki
probabililas adds 15,6 kali punya riwayat status imunisasi tidak Iengkap (DPT dan
Campak), status gizi kurang dan ada asap obat nyamuk bakar di dalam kamar tidur
dibanding balita yang tidak menderita pneumonia Dari hasil penelitian ini disarankan agar anak balita diimunisasi Iengkap (DPT
dan Carnpak), diberi asupan makanan dengan gizi seimbang, dan tidak menggunakan
obat anti nyamuk bakar di dalam kamar tidur, serta perlu disosialisasikan faktor-faktor'
yang berhubungan dengan kcjadian pneumonia pada balita.

ABSTRACT
Pneumonia is implementation of lengs with fast breath and short - winded
diagnosis and existence of chest wall with drawal at down part move inside. Pneumonia
is caused of pathogen microorganism (bacterium, virus, rnicoplasma), materials
aspiration or dangerous product Pneumonia is aifected by the factors of house physical
environment and children characteristics. Pneumonia still become serious problem in
Indonesia especially at T asikmalaya City. It was predicted that proportion of pneumonia
disease caused to the death of baby is l6,4%, while proportion of pneumonia desease of
chlidren imder Eve is 25%. The objective of this research was to lcnow the relation
between pneumonia case of children under tive years with physical environment factor
of badroom and child characteristic.
The research design was case control design and retrospective approach. The
samples were 300 respondents consist of 150 and 150 controls. The result of data
analysis was got : fiom ten variables studied, the variables that have significant relation
ave 8 varables consisted of sex (p=0,00l,OR=2,3), immunization status (p=0,009,
OR=l,9l), nutrition status (p=0,0l3,0R=5,04), giving ASI (p=0,027,0R=0,58),
ventilation (p=0,022,0R=0,48), lighting (p=0,22,0R=0,55), bed room density
(p=0,009,0R=0,5), smoke of medicine for fighting mosquito (p=0,003,0R=2,l). From
multivariate test result without interaction was indicated that dominant factors which
affected on pneumonia disease occurrence of children under live years old were
nutrition status by B-value = l,799 and OR-value == 6,041 CI 95% = 1,607-22,7l3,
whereas multivariate test by interaction was obtained a result that dominant factors
which affected on pneumonia occurrence of children gander five years old were
interaction between smoke of medicine for fighting mosquito and nutrition status by B-
value = 1,040 and OR~value = 2,828 Cl 95% = 1,667-4,7988. At probability calculation,
it was got the result that children under tive years old who suliered from pneumonia had
odd probability 15,6 times of having incomplete immunization status (DPT and
Measles), less nutrition statins and there were smoke of bumed mosquito repellent in the bed room compared to chlidren under tive years who suffered from pneumonia. From
the result ol' research, it was suggested that children under five years old should be
immunized completely (DPT and Measles immunization) it must be given thc lbod
suply with ballanced nutrient and don't use burned mosquito repellent in bad room and it
need to be sosialized the factors which have relation with pneumonia cases of children
under five years old.

"
2007
T34530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiawati
"Pneumonia balita merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pemapasan akut yang disebabkan oleh peradangan atau ixitasi pada salah satu atau kedua pam akibat infeksi, ditandai dengan adanya batuk dan atau kesukaran bemapas disertai napas eepat.Puskemas Klapa Nunggal,menduduki urutan ke 2 terbesar penderita pneumonia (1?7,25%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor risiko kejadian pneumonia balita di wilayah keqja Puskesmas Klapa Nunggal Kabupaten Bogor.
Jenis penelitian yang dipergunakan adalah kasus konlroi, perbandingan kasus : control adalah lzl. Kasus adalah balita yang datang dan berobat ke Puskesmas Klapa Nunggal selama bulan Nopember 2005 - April 2006 dan didiagnosa oleh dolcter/paramedic menderita pneumonia, sedangkan kasus adalah balita yang datang dan bcrobat ke Puskesmas Klapa Nunggal selama bulan Nopember 2005 - April 2006 dan hasil diagnosa dokter/paramedic bukan pneumonia. Jumlah sample dalam pcnelitian ini adalah 260 yang terdiri dari 130 kasus dan 130 kontrol. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan ibu balita responden dan observasi dan pengukuran lingkungan tempat tinggal responden. Selanjutnya basil yang diperoleh dianalisa dengan analisa univariat, bivariat dan multivariate.
Hasil analisa bivariat adalah faktor risiko kejadian pneumonia balita : Status ekonomi keluarga (OR=2,35), Status gizi (0R=2,29), Pemberian ASI Eksklusif (OR=4,59), Jumlah hunian rumah (OR=1,7) dan jumlah hunian kamar (OR= 1,84). Hasil anaiisa multivariate menunjuukan bahwa factor~faktor dominan dengan kejadian pneumonia adalah tidak ASI eksklusif dengan jumlah hunian kamar padat (OR=2,91).
Kesimpulan : Faktor risiko dominan kejadian pneumonia balita di Puskesmas Klapa Nunggal Kab.Bogor adalah jumlah hunian kamar padat dengan tidak ASI Elcsklusifi Saran meningkatkan penyuluhan dan promosi kepada masyamkat khususnya ibu balita mengenai pentingnya memberikan ASI Ekslcusif, makanzm bergizi serta rumah sehat di wilayah keija Puskesmas Klapa Nunggal.

Under five pneumonia is one of the Acute Respiratory Infection (ARI) disease which is the inflammation or irritation to the one or both lung caused by infection, signed by cough and sort of breath. The purpose of this study is to know the risk factors of under tive pneumonia incidence in public health center at Klapa Nunggal area, Bogor district.
This study using case control study design. Comparison of case and control and using (lzl). The group case is children under tive that come to the public health center at Kjapa Nunggal from november 2005 until april 2006 which diagnosed by the doctors and paramedics with pneumonia cases, and the control is children under tive that come to the public health center at Klapa Nunggal from november 2005 until april 2006 which diagnosed by the doctors and paramedics with non pneumonia. Number of samples in this study is 260 which is consist of 130 cases and 130 control cases. The data is collected by interviewing the mother of respondent, measuring and observation the respondent residence. The data analyze with univariate , bivaiiate and multivariate analyzes.
Result bivariatc analizes shows that the variable which is the risk tactor variable for incidence of under five Pneumonia : Economic status of ,thc family ( OR=2,35), Nutrition status (OR=2,29), exclusive breast feeding (OR==4,59), The house population dencity (OR=l ,7), The room population dencity (OR=l,84).
It has conclude that the risk factors for incidence Pneumonia children under tive are children in the public health center Klapa Nunggal, Bogor district are very density room population with no exclusive breast feeding (OR=2,9l)_ Advice increase health education and promotion to the community in this area especially to mother of the under five children about the importance of exclusive breast feeding, good nutrition and healthy houses in the public health center at Klapa Nunggal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andham Dewi
"Skripsi ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pencarian pengobatan pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur (p=0,039), akses pelayanan kesehatan (p=0,048), dan persepsi keseriusan penyakit (p=0,034) mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku pencarian pengobatan. Saran yang diberikan adalah perlunya pendidikan kesehatan tentang pneumonia kepada tenaga kesehatan, kader, dan masyarakat.

The focus of this study is factors related to mother?s health seeking behaviour on under-fives children suffered from pneumonia in working area of Pancoran Mas Community Health Center Depok. This study was conducted through cross sectional study design. Data collecting was done through interview based on questionnaire. According to bivariate analysis, there are 3 factors related to health seeking behaviour, which is age (p=0,039), health care accessibility (p=0,048), and percieved seriousness (p=0,034). Based on study results, it is suggested that health education about pneumonia for health personnel and community is needed."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S46475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Sudirman
"Penyakit pnemonia sampai sekarang masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Profil Kesehatan Kota Bekasi tahun 2002 menyebutkan pnemonia menempati urutan ke 4 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas untuk golongan umur 29 hari- <1 tahun sebesar 4,82% (1.456 orang) dan 3.328 orang (4,15%) untuk golongan umur 1-4 tahun. Hasil penelitian-penelitian terdahulu baik di dalam maupun di luar negeri menunjukkan bahwa umur, keadaan gizi, kekebalan tubuh, lingkungan fisik rumah dan perilaku merupakan faktor yang dapat mempengaruhi insiden pnemonia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor lingkungan fisik rumah dan faktor risiko lainnya dengan kejadian pnemonia pada balita. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain kasus kontrol. Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Teluk Pucung Kota Bekasi dengan waktu penelitian bulan Maret sampai dengan Juni 2003.
Populasi penelitian adalah balita yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Teluk Pucung. Sampel penelitian terdiri atas kasus dan kontrol. Kasus adalah balita yang datang berobat ke Puskesmas Teluk Pucung dalam kurun waktu penelitian dan berdasarkan diagnosis dokter/paramedis dinyatakan sebagai penderita pnemonia Sedangkan kontrol adalah tetangga terdekat kasus yang tidak menderita pnemonia pada saat penelitian dilakukan. Besar sampel secara keseluruhan adalah 196, terdiri dari 98 kasus dan 98 kontrol. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, observasi dan pengukuran, Alat yang digunakan (meteran, timbangan bayi, lux meter, Microdust 880nm. Data di analisis hasil dengan menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat dengan bantuan perangkat lunak yang tersedia di UPT komputer FKM UI.
Hasil analisis bivariat dengan uji Chi square menunjukkan bahwa 13 dari 18 variabel bebas yang diteliti mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian pnemonia pada derajat kepercayaan 95%. Variabel-variabel tersebut adalah kepadatan rumah, pencahayan ruang tamu, pencahayaan kamar tidur, luas ventilasi rumah, luas ventilasi kamar tidur, kadar PM10 ruang tamu, kadar PM10 kamar tidur, kadar PM10 dapur, adanya perokok dalam rumah, status gizi, status imunisasi, status ekonomi keluarga, perilaku ibu menggendong balita saat memasak. Hasil analisis multivariat untuk mendapatkan faktor yang paling mempengaruhi kejadian pnemonia pada balita secara berurutan dengan melihat OR tertinggi adalah kadar debu PM10 kamar tidur balita (Olt 11,255), status imunisasi (OR=6,839), status gizi (OR=6,041), luas ventilasi kamar tidur balita (OR 5,089), kepadatan hunian rumah (OR=4,312), perilaku ibu memasak dengan menggendong balita didapur (OR 2,7913).
Intervensi yang dilakukan dalam sistim kewaspadan dini penyakit pnemonia perlunya surveilans aktif petugas P2M dan sanitarian Puskesmas Teluk Pucung bersama kader posyandu dan kader kesehatan lingkungan dalam pembuatan pemetaan wilayah balita berisiko dari faktor dominan tersebut dan ditindak lanjuti dengan penyuluhan terhadap masyarakat tentang penyakit pnemonia pada balita dengan alternatif pencegahannya melalui peningkatan gizi pada balita, pemberian imunisasi yang lengkap, serta merubah perilaku ibu dalam memasak dengan tidak menggendong balita.
Daftar Pustaka : 37 (1974-2002)

Physical House's Environmental and Another Risk Factors Related to Under Five Years Children Pnemonia Cases in Teluk Pucung Community Health Center (Puskesmas) Area, Bekasi District Year 2003In developing country as in Indonesia, pneumonia recognized as a Community cause of death for babies and under five years children. According to Bekasi Health Profile year 2002, pneumonia is number four from ten diseases in Community Health Centre (Puskesmas), for age group 29 days < 1 year is 4.82 % (1,459 persons) and for age group 1-4 year is 4.15 % (3,328 persons). Based on the last research indicated that age, nutrition, immunity, physical house environment, and behavior, are factors which influences pneumonia incident.
Research objectives is define physical house's environment and another risk factors related to babies and under five year children pneumonia. This research held from March to June 2003 in the Teluk Pucung Community Health Centre (Puskesmas) Area, Bekasi. Research method is using Case-Control studies. Population is babies who live in Teluk Pucung Community Health Centre (Puskesmas) Area. Case is child under five years who attending to Community Health Centre for care in the research period and diagnosed as pneumonia. Control was taken from the closed neighbor to the case. Total numbers of samples are 196 persons; with number of each case and each control are 98 persons. Research instruments are questioners, check list, and field measurement tools such as scale, lux meter, microdust 880 nm. Result analyzed by invariant, bivariant chi-square test, and multivariant aplicated by logistic regression software.
Bivariants analyses by chi-square from 18 variables, indicated that 13 variables correlated with pneumonia with 95 % degree of freedom, that is; house's crowded, guest and bed room's lighting, houses and bed rooms ventilation space, PM10 for bed room and PMIO for kitchen, nutrition, immunization and economic status, maternal behaviors to held their baby when they are cooking, and the existence of smoker in their houses. Multivariate analyses to identify dominant factors related to babies pneumonia are PM10 dust contents in under five years children bedroom (OR =11.255), immunization status (CR=.839), nutrition status (OR=6.041), under five years children bedroom ventilation space (OR-5.089), house crowded (OR-4.3121), maternal behavior to hold under five children's when there are cooking (CR=2.794).
Early pneumonia alert system needs active surveillances from the Communicable Diseases Control and the Sanitarian officers, together with the Integrated Health Post (Posyandu) and the Environmental Health cadres, especially to develop under five years children risk factors mapping area. It should be followed by health community education to develop understanding about pneumonia disease with alternative prevention by increasing nutrient, giving complete immunization, and mother changed behaviors.
References : 37 (1974 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Rizkianti
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran kejadian pneumonia pada balita 10-59 bulan yang dirawat inap di RSUP Persahabatan Jakarta tahun 2008 serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tersebut, mencakup antara lain karakteristik balita (jenis kelamin, umur, status gizi, status imunisasi, dan riwayat BBLR), karakteristik ibu (tingkat pendidikan dan status pekerjaan), dan karakteristik pelayanan kesehatan (lama hari rawat). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kejadian pneumonia adalah sebesar 13,4%. Karakteristik balita, karakteristik ibu, dan karakteristik pelayanan kesehatan tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kejadian. Akan tetapi, diketahui bahwa balita laki-laki (PR 1,25; 0,48-3,29), berumur 12-59 bulan (PR 0,82; 0,12-5,52), berstatus gizi baik (PR 0,68; 0,23-1,99), memiliki status imunisasi (DPT dan campak) yang tidak lengkap (PR 110; 0,36-3,37), memiliki riwayat lahir normal (PR 0,81; 0,78-1,37), dengan ibu yang tingkat pendidikannya tinggi (PR 0,95; 0,34-2,69), ibu yang bekerja (PR 1,42; 0,43-4,64), dan dirawat ≤5 hari (PR 0,90; 0,33-2,45) memiliki proporsi menderita pneumonia yang lebih tinggi.
Dari hasil tersebut, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor risiko pneumonia pada balita di rumah sakit sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan lebih dini terkait faktor-faktor risiko tersebut; penyuluhan kepada orang tua pasien mengenai gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit pneumonia juga perlu dilakukan sehingga penyakitnya tidak bertambah berat.

The aim of this study is to find out the occurrence of pneumonia among infant age 10-59 months hospitalized in Persahabatan Hospital Jakarta during 2008 and factors related to the occurrence, such as infant characteristics (sex, age, nutritional status, immunization status, and low-birth weight), mother characteristics (education and working status), and health service characteristic (length of stay). This study is a descriptive-quantitative study with cross-sectional design.
The result shows that the proportion of pneumonia within infant is 7%. Infant characteristics, mother characteristics, and health service characteristic is not correlated significantly to the occurrence of pneumonia. Other wise, male infant (PR 1,25; 0,48-3,29), age 12-59 months (PR 0,82; 0,12-5,52), has good nutritional status (PR 0,68; 0,23-1,99), has incomplete immunization (PR 110; 0,36-3,37), normal birth-weight (PR 0,81; 0,78-1,37), with mother in higher grade education (PR 0,95; 0,34-2,69), with mother who works (PR 1,42; 0,43-4,64), and hospitalized ≤5 days (PR 0,90; 0,33-2,45) increased risk of pneumonia.
Based on the results, it is necessary to conduct further study about the risk factors of infant pneumonia in the hospital so that prevention-due to those risk factors can be done earlier; giving the information about pneumonia symptoms to parents is needed in order to prevent disease becomes more severe."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>