Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83632 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angga Prawira Kautsar
"Alat dasar yang digunakan untuk menyelesaikan tujuan komunikasi perusahaan sering disebut sebagai bauran promosi dan temasuk di dalamnya advertising, sales promotion, public relation, personal selling dan direct marketing. Sedangkan purchase decision adalah keputusan membeli suatu merk. Dengan terpengaruhnya purchase decision dari pelanggan maka pembelian berulang akan terjadi. Semakin baik bauran promosi dilakukan, semakin sering pembelian berulang dari pasien RSIA HERMINA Pasteur. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metoda deskriptif analitik. Sampel yang dibutuhkan sebanyak 100 orang dengan kriteria merupakan pasien anak (sesuai dengan WHO bahwa usia anak adalah dari umur 1 bulan sampai 17 tahun), dirawat pada periode awal Desember 2006-akhir Februari 2007, memiliki alat telekomunikasi. dan responden adalah ibu kandung atau tiri dari
pasien. Data diperoleh melalui alat ukur berupa kuesioner yang disebarkan atau melalui hubungan telepon dengan responden. Ukuran data diperoleh dari pembobotan setiap penanyaan untuk masing-masing variabel dalam penelitian. Analisis statistika
yang digunakan adalah analisis univarial menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji korelasi Pearson dan analisis multivariat menggunakan analisis jalur. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang positif
antara bauran promosi dengan purchase decision pasien rawat inap anak RSIA HERMINA Pasteur. Besar kontribusi untuk masing-masing bauran promosi pengaruh langsung dan tidak Iangsung yaitu advertising sebesar 0,27%, sales promotion sebesar 4.6S%, public relation sebesar 20.44%. dan direct marketing sebesar 0,04%.

Basic tools that used to accomplish company communication objectives known as promotion mix and include within advertising, sales promotion, public relation, and direct marketing. Purchase decision is a consumer's decision to buy a brand. Purchase decision influenced will lead customer to purchase frequently. Better promotion mix will affect the frequent purchase to RSIA HERMINA Pasteur. The thesis use quantitative method and descriptive analysis. Sample expected about 100 person that have requirement as child (based on WHO parameter that child is baby age on 1 month to boy age on 17), as a patient within period December 2006-last February 2007, have telecommunication tools, and respondents are mother or mother in law of patient. Data is obtained by instrument-a questioner have been given directly or by telephone dialed to the respondent. Data measurement is obtained by giving score to each question for each variable in thesis. Statistical analysis have been used are univariate analysis through frequency distribution, bivariate analysis through Pearson correlation and multivariate analysis through path analysis. In conclusion is
found that promotion mix had a positive influenced on purchase decision in bed patient of RSIA HERMINA Pasteur. Contribution of each promotion mix directly and indirectly for advertising about 0,27%, sales promotion about 4,68%, public relation about 20,44%, and direct marketing about 0,04%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Prawira Kautsar
"Alat dasar yang digunakan untuk menyelesaikan tujuan komunikasi perusahaan sering disebut sebagai bauran promosi dan termasuk di dalamnya advertising, sales promotion, public relation, personal selling clan direct marketing. Sedangkan purchase decision adalah keputusan membeli suatu merk. Dengan terpengaruhnya purchase decision dari pelanggan maka pembelian berulang akan terjadi. Semakin baik bauran promosi dilakukan, semakin sering pembelian berulang dari pasien RS1A HERMINA Pasteur. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metoda deskriptif analitik. Sampel yang dibutuhkan sebanyak 100 orang dengan kriteria mcrupakan pasien anak (sesuai dengan WHO bahwa usia anak adaIah dari umur 1 bulan sampai 17 tahun), dirawat pada pariotie awal Desember 2006โ€”akhir Februari 2007, memiliki alat telekomunikasi, dan responden adalah ibu kandung atau tiri dari pasien. Data diperoleh melalui alat ukur berupa kuesioner yang disebarkan atau melalui hubungan telepon dengan responden. Ukuran data diperoleh dari pembobotan setiap pertanyaan untuk masing-masing variabel dalam penelitian. Analisis statistika yang digunakan adalah analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji korelasi Pearson dan analisis multivariat menggunakan analisis jalur. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang positif antara bauran promosi dengan purchase decision pasien rawat inap anak RSIA IIERMINA Pasteur. Besar kontribusi untuk masing-masing bauran promosi pengaruh langsung dan tidak Iangsung yaitu advertising sebesar 0,27%, sales promotion sebesar 4,68%, public relation sebesar 20,44%, dan direct marketing sebesar 0,04%.

Basic tools that used to accomplish company communication objectives known as promotion mix and include within advertising, sales promotion, public relation, and direct marketing. Purchase decision is a consumer's decision to buy a brand. Purchase decision influenced will lead customer to purchase frequently. Better promotion mix will affect the frequent purchase to RSIA HERMINA Pasteur. The thesis use quantitative method and descriptive analysis. Sample expected about 100 person that have requirement as child (based on WHO parameter that child is baby age on I month to boy age on 17), as a patient within period December 2006โ€”last February 2007, have telecommunication tools, and respondents are mother or mother in law of patient. Data is obtained by instrument-a questioner have been given directly or by telephone dialed to the respondent. Data measurement is obtained by giving score to each question for each variable in thesis. Statistical analysis have been used are univariate analysis through frequency distribution, bivariate analysis through Pearson correlation and multivariate analysis through path analysis. In conclusion is found that promotion mix had a positive influenced on purchase decision in bed patient of RSIA HERMINA Pasteur. Contribution of each promotion mix directly and indirectly for advertising about 0,27%, sales promotion about 4,68%, public relation about 20,44%, and direct marketing about 0,04%.;Basic tools that used to accomplish company communication objectives known as promotion mix and include within advertising, sales promotion, public relation, and direct marketing. Purchase decision is a consumer's decision to buy a brand. Purchase decision influenced will lead customer to purchase frequently. Better promotion mix will affect the frequent purchase to RSIA HERMINA Pasteur. The thesis use quantitative method and descriptive analysis. Sample expected about 100 person that have requirement as child (based on WHO parameter that child is baby age on I month to boy age on 17), as a patient within period December 2006โ€”last February 2007, have telecommunication tools, and respondents are mother or mother in law of patient. Data is obtained by instrument-a questioner have been given directly or by telephone dialed to the respondent. Data measurement is obtained by giving score to each question for each variable in thesis. Statistical analysis have been used are univariate analysis through frequency distribution, bivariate analysis through Pearson correlation and multivariate analysis through path analysis. In conclusion is found that promotion mix had a positive influenced on purchase decision in bed patient of RSIA HERMINA Pasteur. Contribution of each promotion mix directly and indirectly for advertising about 0,27%, sales promotion about 4,68%, public relation about 20,44%, and direct marketing about 0,04%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T33905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Romauli
"Penyakit maupun kecelakaan kerja pada tenaga kerja dapat menimbulkan kematian, minimal kecacatan yang tak ternilai mahal harganya. Oleh karena itu, Pemerintah RI menerbitkan Undang-undang nomor 3/1992 tentang perlindungan tenaga kerja melalui program Jamsostek. PT Jamsostek sebagai penyelenggaranya diwajibkan Pemerintah untuk mengadakan RS tempat pelayanan kecelakaan kerja bagi peserta Jamsostek atau Unit Trauma Centre (UTC). Untuk Sumsel, yang terpilih adalah RSMH Palembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana penerapan bauran promosi terhadap pemanfaatan UTC PT Jamsostek Palembang tahun 2004 dan permasalahan yang terjadi yang terkait dengan pemanfaatan UTC tersebut.
Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif karena dapat menggali dan mengeksplorasi data melalui sumber-sumber informan. Informan yang dipilih adalah pasien rawat inap dengan kasus JKK-Jamsostek, perusahaan tempat pasien bekerja, RSMH Palembang dan staf, dan PT Jamsostek Cabang Palembang dan staf.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahun 2004, pemasaran RS khususnya promosi mengalami kemunduran. Penerapan bauran promosi melalui periklanan, promosi penjualan, human & publisitas, dan penjualan tatap muka terhadap pemanfaatan UTC masih sangat minim sekali, sedangkan pemasaran langsung belum sama sekali dilakukan. Kendalanya sangat kompleks sekali antara lain perangkapan togas manajer atas & menengah, program yang belum didukung penuh oleh bagian lain, ketenagaan yang ada saat ini masih sedikit, didukung Urusan Kehumasan RS terpisah dari Divisi Pemasaran. Pengetahuan pemasaran masih sangat terbatas dilevel pelaksana, keterlupaan terapan evaluasi dan penerapan promosi yang telah dilakukan. Hal ini dapat terlihat dari seberapa banyak perusahaan memanfaatkan UTC tersebut, dan ditemukan baru satu orang pada tahun 2002, dan pada tahun 2003 tidak ada sama sekali, dan kemungkinan akan tidak ada juga di tahun 2004. Alasan perusahaan & karyawan memilih UTC tersebut antara lain: karena informasi/promosi UTC yang belum sampai, bila sudah diterima disebabkan procedural UTC yang belum jelas, pelayanan RSMH yang masih menggaung lambat, kebijakan yang diterapkan dari perusahaan yang bersangkutan dalam memilih RS dan kelas perawatan, dan lebih diperburuk lagi dari faktor ketidak tahuan karyawan terhadap hak-hak peserta UTC-Jamsostek
Dengan hal tersebut diatas; sebaiknya promosi UTC harus pro aktif. Gunakan bauran promosi melalui cara yang bervariasi, berkesinambungan, dan kontinyu. Sementara promosi UTC diolah tersendiri dulu untuk meraih pasar dan mepertahankan pasar yang ada melalui program yang terencana, dan dilaksanakan dengan baik, dievaluasi dan ditindak lanjuti dengan serius. Yang mengelola pemasaran RS sebaiknya tidak merangkap fungsi dan tugas, terutama pads level manajerial; baik level atas maupun menengah. Berikan wawasan/penyegaran ilmu/wawasan tentang yang terkait dengan pemasaran jasa kepada para pelaksana. Karena permasalahan ini tidak sepenuhnya tanggung jawab Bagian Pemasaran RS, jadi sebaiknya program ini harus benar-benar didukung oleh bagian lain.
Bahan bacaan 26 : (1995-2004)

Mixed Promotion Role in Optimizing Traumatic Centre Unit of PT JAMSOSTEK in dr. Moh. Hoesin Palembang Hospital in 2004.Disease and work accident on laborer may cause death, invaluable deformity minimally. Furthermore, Indonesia Republic's Government publishes protection for labor by law number 311992. Government suggests-PT Jamsostek, as the executor, to perform a hospital for serving JAMSOSTEK's member by Traumatic Centre Unit (CTU). They selected RSMH Palembang for South Sumatera Province. The goals of this research are to examine how far mixed promotion has been implemented (advertising, sales promotion, publicity & public relation, direct marketing, and personal selling) in optimizing CTU of PT Jamsostek in RSMH Palembang in 2004 and the relevant problems that occurred.
The research uses qualitative method because in a no longer time data can be observed and explored through information sources, which are taken from the patient of JKK JAMSOSTEK's member who are in patient, the companies where the patients work, RSMH Palembang and staffs, and PT Jamsostek Brach of Palembang and staffs.
The research found during 2004 year, in this Hospital Marketing Division, especially promotion is in degradation. Implementation of mixed promotion in optimizing the used of CTU Le advertising, sales promotion, publicity & public relation, and personal selling; have been still low in its standard, while direct marketing has not been conducted yet. The constraints of them are still very complex, i.e, double duties of the top and the middle managers, the programs which have not been fully supported by other division, few human power, while the matters done by hospital's public relation are separated from marketing division_ Knowledge of marketing are still limited in the level of executor, the oblivious of evaluation applying to the promotion that have been conducted. The matters can be seen from how many companies optimizing the CTU and is found that one company was in 2002, and there was none in 2003, and probably there would be none too in 2004. The reason why companies & employees choose the CTU are: lack of information and promotion of the CTU, CTU's unclear procedure, image of RSMH's service which is still bad, policy applied by company in choosing hospital treatment class. The worst by the unawareness factors of employees' rights are as the participants of ]KK-Jamsostek.
According to the matter, promotion of CTU should be conducted actively. Using mixed promotion through varietically, synergically, and continuously. For time being, it is processed separately first to reach market and maintain the existing market through planned program, well implementation, and evaluation seriously. Individual who's managed of this department not be allow to have double functions and duties, especially top and middle management. To develop the knowledges/skill/perception about marketing can be implemented by short training, seminar, or formal educative for the staffs, because this matter is not fully responsibility of the Marketing Department Other department must support this program.
References: 26 (1995-2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Partina Wardani
"Obesitas, hiperlipidemia, dan hipertensi merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan pegawai Pusat Administrasi Universitas Indonesia diketahui pegawai memiliki faktor risiko mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah. Upaya pencegahan perlu dilakukan agar faktor-faktor risiko yang telah ada tidak timbul menjadi penyakit. Penelitian ini melakukan upaya intervensi berupa promosi kesehatan dengan strategi promosi kesehatan dari Piagam Ottawa dan melihat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan status kesehatan dengan indikator indeks masa tubuh, tekanan darah, gula darah dan kolesterol pada pegawai. Intervensi dilakukan selama 3 bulan berupa pemberian seminar kesehatan, pemasangan media promosi kesehatan, dan membuat duta kesehatan di setiap unit kerja. Hasil penelitian di dapatkan terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah intervensi serta terdapat penurunan nilai rata-rata pada indikator indikator indeks masa tubuh, tekanan darah, gula darah dan kolesterol.

Obesity, hyperlipidemia, and hypertension are risk factors for coronary heart disease. Based on the results of medical check up in Universitas Indonesia employees in 2016 known employees have risk factors for coronary heart disease. Preventive action need to be done so that existing risk factors do not arise into illness. This research undertakes an intervention effort in the form of health promotion with health promotion strategies from the Ottawa Charter and examines the effect of health promotion on knowledge, attitudes, and health status with indicators of body mass index, blood pressure, blood sugar and cholesterol in employees. Intervention conducted for 3 months in the form of health seminars, installation of health promotion media, and create health ambassadors in each work unit. The results of the study found that there was an increase in knowledge and attitude before and after the intervention and there was a decrease in the mean values in indicators of body mass index, blood pressure, blood sugar and cholesterol."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idik Djumhali
"Perkembangan rumah sakit di Indonesia berjalan dengan pesat, terutama setelah adanya deregulasi dibidang perumah sakitan, seperti rumah sakit pemerintah menjadi rumah sakit swadana (Kepres 38/1991), pendirian rumah sakit profit oleh badan hukum yang berbentuk PT (Permenkes 84/1990) dan dalam rangka menyongsong era globalisasi. Pertumbuhan ini mengakibatkan persaingan antar rumah sakit menjadi lebih ketat, baik swasta dengan swasta maupun swasta dengan rumah sakit pemerintah,hal ini menyebabkan pentingnya pemasaran agar rumah sakit tetap dapat bertahan.
Rumah sakit umum Cibabat Cimahi adalah rumah sakit kelas C milik pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Bandung, yang berlokasi di kota Administratif Cimahi, mempunyai 126 tempat tidur dengan 22 dokter spesialis dan 11 dokter umum, dan telah menjadi unit swadana sejak Agustus 1996. Pemanfaatan tempat tidur (BOR) RSUD Cibabat masih rendah terutama kelas I, oleh karena itu perlu upaya untuk meningkatkan pemasarannya melalui analisis pelayanan rawat inap kelas I, yang bertujuan untuk mengetahui kesenjangan antara pelayanan saat ini dengan keinginan pasien atau konsumen. Untuk itu telah dilaksanakan survei konsumen dengan teknik kualitatif, dimana data diperoleh melalui pengisian kuesioner yang berisi tangapan pasien yang dirawat lebih 3 hari terhadap kegiatan rawat inap kelas I, serta wawancara mendalam antara 15 April sampai dengan 15 Juni 1997.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa segmen pasar rawat inap kelas I adalah segmen pasar menengah kebawah, sedangkan penilaian terhadap pelayanan rawat inap kelas I masih adanya, kesenjangan baik sarana ruang perawatan maupun pelayanan oleh dokter, perawat, pelayanan obat, pelayanan administrasi, pelayanan makanan,serta kebersihan umum rumah sakit. Agar supaya pemanfaatan rawat inap kelas I (BOR) meningkat, maka perbaikan pelayanan baik sarana maupun sumber daya manusianya harus segera dilaksanakan yang disesuaikan dengan keinginan pasien yang dikemukakan dalam kuesioner dan wawancara mendalam dan berpedoman pada SK Dirlen Yan medik Dep Kes RI No 0159/1987 tentang standar fasilitas ruang perawatan.

The Marketing Development through the First Class Inpatient Service AnalysisThe development of hospital in Indonesia take the place quickly, it had been, most important after the existence of the regulation in hospitalization field, such as government hospital had became the hospital as an profit oriented organization with take from in company with shares (P.T) as the legal body and in frame of opposed the globalization era. This growth had been resulted the competition among hospital to be more firm, bath among private hospitals and, between private hospital and government hospital, those had caused the importance of marketing in order of the hospital can hold survival.
The General Hospital of Cibabat , Cimahi is a C class of hospital that owned by level II regional government of Bandung Regency, which have location in Cimahi Administrative city, that had installed of 126 bad-room and assigned 22 medical specialist and of 11 general physician. The General Hospital of Cibabat had became the unit of self-funding hospital, since of august 1996. In order to increase the utility and coverage of inpatient service that most important in first class, that had been conducted the analysis for lodged-treatment of first class, which have objective to obtain the understand about discrepancy of among desired. For that reason, it had carried out the survey to consumer and employed a qualitative technique, which most data had obtained thoroughly fill in a questionnaire that had filled with the response of many patients for the activity of first class inpatient, and deeply interview to many patients were nursing in first class in "RSUD Cibabat" that it's period from April 15`h to June 15`h , 1997.
From the results of research can concluded that market segment of first class inpatient is involve middle and downward segment, where as at the base of evaluation for first class inpatient service, there needs to increase, both facility of treatment room or treatment service by doctors or physicians, nurses, medicine service, administration service, dietary service, and cleanliness. In order of occupation of first class inpatient (BOR) to be increased, those services improved must be carry out immediately that suitable with patients or consumen desired that had proposed in questionnaire and deeply interviews.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Diah Lestari
"Ketidakaktifan fisik diidentifikasi sebagai faktor risiko utama urutan keempat sebagai penyebab dan bertanggung jawab atas 6% kematian global, sedangkan kegemukan dan obesitas bertanggung jawab atas 5% kematian global. Data PT X tahun 2018 menunjukkan 64% pekerja mengalami masalah obesitas dan kelebihan berat badan. Perusahaan menyediakan berbagai macam fasilitas aktivitas fisik seperti arena fitness, sepakbola, tennis, yoga, renang, aerobik dan lain-lain, sebagai upaya peningkatan kesehatan pekerja. Hasil observasi langsung, tidak banyak pekerja yang memanfaatkan fasilitas tersebut, misalnya yoga hanya diikuti oleh 10 orang dari total 1296 karyawan. Sehingga perlu dilakukan promosi kesehatan di tempat kerja dan evaluasi hasilnya dalam peningkatan pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi promosi kesehatan dengan tatap muka selama 15 menit.
Desain penelitian adalah controlled randomized experiment study pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kedua kelompok mendapatkan informasi terkait aktivitas fisik melalui poster dan wallpaper komputer, untuk kelompok intervensi diberikan training berupa tatap muka selama 15 menit yang terdiri dari pemberian lembar informasi dan interaksi antara trainee dan trainer.
Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji independent paired t-test dengan siginifikansi 0,05. Hasil analisis mendapatkan p value perubahan atau delta keempat variabel lebih kecil dari 0,05 (p value 0,000) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh promosi kesehatan di tempat kerja terhadap pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik yang signifikan sebelum dan sesudah promosi kesehatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut dikarenakan kelompok intervensi menerima informasi yang bersifat diberikan, disampaikan secara berkelompok dengan media visual dan adanya interaksi dengan trainer, sedangkan kelompok kontrol hanya berdasarkan keinginan dan kebutuhan dari masing-masing individu.

Physical inactivity was identified as the fourth main risk factor as a cause and was responsible for 6% of global deaths, while obesity and obesity were responsible for 5% of global deaths. In PT X, 2018 data shows 64% of workers are obesity and overweight. The company provides various physical activity facilities such as fitness, soccer, tennis, yoga, swimming pool, aerobic, etc. as an effort to improve workers' health. Direct observation found, small amount of workers that use these facilities, for example yoga only attended by 10 people out of 1296 employees. So it necessary to do health promotion at the workplace and evaluation of its influence in increasing knowledge, interest, attention and physical activity of workers. This study aims to determine the differences of changes in knowledge, interest, attention and physical activity in the intervention group and the control group before and after a health promotion face-to-face for 15 minutes.
The study design was a controlled randomized experiment study with two samples (intervention and control). Both groups received information related to physical activity through computer wallpapers and posters, intervention group received 15 minutes face toface training that consisted of giving information sheets and interactions between trainees and trainer.
The results were analyzed using independent paired t-test with significance level 0.05. The results is p value of changes or delta for four variables smaller than 0.05 (p value 0,000) so it can be concluded that there are significant changes in knowledge, interest, attention and physical activity before and after health promotion at the intervention group and the control group. The difference is intervention group receives information that is given, delivered in groups with visual media and interaction with trainers, while the control group is only based on the desires and needs of each individual.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Rita Trisyani
"Promosi Kesehatan adalah upaya memberdayakan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Program unggulan promosi kesehatan adalah PHBS yang mencakup salah satu tatanannya yaitu Tatanan Institusi Kesehatan yang disebut dengan Promosi Kesehatan Rumah Sakit ( PKRS ). Tujuan PKRS adalah mengembangkan pemahaman pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita serta hal-hal yang perlu dilakukan oleh keluarganya, dalam membantu penyembuhan dan mencegah terserang kembali oleh penyakit yang sama. Apabila dilaksanakan dengan baik PKRS dapal memberikan masukan yang baik dalam peningkatan mutu dan citra pelayanan kesehatan.
RSUD Tarakan merupakan salah satu rumah sakit kelas B Non Pendidikan yang telah menerbiikan SK PKRS tentang penetapan Sub Bagian Pemasaran Sosial dan Informasi sebagai pengelola dan koordinator kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit , nomor : 30/SKIRST/2000 tetapi dalam pelaksanaannya kurang berjalan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk memperole informasi mengenai kinerja PKRS di RSUD Tarakan Jakarta Tahun 2004
Desain penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan metode wawancara mendalam ( Indepth Interview ), Fokus Grup Diskusi (FGD) dan analisa data sekunder. Dengan informan pejabat dan karyawan RSUD Tarakan dan pasien.
Hasil dan Kesimpulan Penelitian menunjukkan bahwa :
Jumlah tenaga PKRS tidak memadai dan SDMnya masih rendah, Dana tidak dialokasikan khusus untuk PKRS. Sedangkan Sarana tidak tersedia khusus untuk PKRS. Perencanaan tentang PKRS di RSUD Tarakan termasuk kegiatan PKRS, belum ada sama sekali. Pada Pengorganisasian, sudah ditetapkan dalam SK tetapi tidak ditindak lanjuti dan tidak adanya dukungan dari Direktur RSUD. Sehingga saat ini pelaksanaan PKRS di RSUD Tarakan jauh dari yang diharapkan. Pemantauan yang selama ini belum pernah dilakukan terhadap pelaksanaan PKRS di RSUD Tarakan, belum pernah ditindak lanjuti baik oleh manajemen RS. Departemen Kesehatan maupun Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Sehingga bisa dianalisis bahwa kinerja PKRS RSUD Tarakan masih sangat rendah.
Disarankan untuk RSUD Tarakan adalah
Sebaiknya SDM tenaga PKRS harus lebih ditingkatkan rnelalui Pendidikan dan Pelatihan. Dana dan Sarana disediakan khusus untuk PKRS. Pengarsipan di Sub Bag Pemasaran Sosial dan Informasi seharusnya dikelola dengan baik, sehingga mudah untuk mendapatkannya. Sebaiknya ada Berita Acara penyerahan tugas dari Kepala Sub Bag yang lama ke Kepala Sub Bag Pemasaran yang baru. Perencanaan yang baik untuk kegiatan PKRS. Pengorganisasian harus dilakukan secara baik seperti yang telah ditetapan di SK tentang PKRS dan ditindak lanjuti serta adanya dukungan yang penuh dari Direktur RSUD Tarakan. Yang terpenting PKRS harus benar-benar dilaksanakan oleh Sub Bag Pemasaran Sosial dan Informasi dan didukung oleh unit-unit yang ada di RSUD Tarakan. PKRS di RSUD Tarakan . Dalam pelaksanaannya, PKRS sebaiknya mendapat dukungan dari pihak pengelola program yaitu Departemen Kesehatan khususnya Ditjen Yanmed, Pusat Promosi Kesehatan dan Dinas Kesehatan Propinsi untuk selalu memberikan pembinaan dan dukungan baik berupa sarana atau media serta melibatkan secara aktif panitia PKRS dalam setiap proses pengembangan program PKRS serta dilakukan pemantauan secara kontinyu. Menindak lanjuti legalitas pelaksanaan PKRS sebagai komponen akreditasi rumah sakit. Sehingga akan didapatkan kinerja PKRS yang baik dan profesional serta dirasakan manfaatnya oleh RSUD Tarakan.
Daftar Bacaan : 30 (1964-2003)

Analysis of the Implementation of Health Promotion in Hospital at Tarakan Jakarta General Hospital in 2004Health promotion is an effort to empower community to maintain, enhance, and protect themselves and their environment. The strong point of health promotion program is healthy and clean life behavior in which one of its arrangements is the arrangement of health institution that called health promotion in hospital. The goal of health promotion in hospital is to increase the knowledge of patients and their family about the disease they have and the things should be done to help the healing and to avoid suffering the same disease. If it is conducted well, it can be a good input to improve health care quality and image.
Tarakan Jakarta General Hospital is one of non-teaching type B hospitals that had published the decree of health promotion in hospital number 301SIfIRST12000 in term of the determination of Sub-division of Information and Social Marketing as manager and coordinator of health promotion in hospital program. However, practically it was not done well.
The aim of study was to gain the information about performance of health promotion in hospital at Tarakan Jakarta General Hospital in the year 2004.
The research design was qualitative using in-depth interview method, focus group discussion, and secondary data analysis. Informants of the study consisted of managers, staffs, and patients in the Tarakan Jakarta General Hospital.
The study showed that the quantity of human resources was inadequate, quality of human resources was improper, and the fund for health promotion in hospital was not allocated particularly. There was no planning for health promotion in hospital at all. Although the decree of health promotion in hospital was available but it was not followed up, and there was no encouragement from director of hospital. The implementation of health promotion in hospital was still far than expected. So far, the hospital management, Ministry of Health, as well as DKI Jakarta Health Office had not followed up the monitoring of implementation of health promotion in hospital. It showed that the performance of health promotion in hospital was poor.
It was recommended for Tarakan Jakarta General Hospital in order to increase quality of its human resources through education and training. The fund should be allocated for such program. The archive system should be managed well in Sub-division of Information and Social Marketing. The announcement letter of job submission from the previous head of Sub-division of Information and Social Marketing toward the new one should be available. The better planning for health promotion in hospital should be provided. The decree of health promotion in hospital should be followed up and encouraged by the hospital director. The health promotion in hospital also should be encouraged by the Ministry of Health particularly Directorate of Medical Care, Center for Health Promotion, and the Province Health Mice by giving facility or media and involving health promotion in hospital committee in every health promotion development process and monitoring continuously. The legality of implementation of health promotion in hospital should be followed up as a hospital accreditation component. So the performance of health promotion in hospital becomes professional and gives benefit to the hospital itself.
References: 30 (1964-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Santosa
"Program Promosi Kesehatan adalah suatu usaha untuk melindungi dan meningkatkan tingkat kesehatan pekerja yang bergantung pada komitmen management perusahaan dan peran sorta pekerja untuk peduli terhadap kesehatan mereka. Model program promosi kesehatan yang dikembangkan oleh Netherland Institute for Health Promotion and Disease Prevention (NIGZ) terdiri dari 8 elemen dengan sub elemen didaiamnya, yaitu Kondisi Kontekstuai dan Kelayakan, Anaiisis Perrnasalahan, Analisis Psikologis, Perilaku dan Lingkungan, Kelompok Target, Penentuan Tujuan, Perencanaan Program, lmpiementasi Program dan Evaluasi. Setiap pegawai PT X setiap tahun wajib mengikuti Pemeriksaan Medis Tahunan (AMCU ยป- Annual Medical Check Up) yang dilakukan oleh klinik di Kantor Balikpapan maupun di Rumah Sakit. Pekerja yang masuk dalam kategori lit (berisiko rendah) wajib mengikuti program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi. Apabila kondisinya tidak membaik sehingga membahayakan keselamatannya maka pegawai tersebut akan diminta untuk pindah ke Kantor Balikpapan sehingga memudahkan akses ke fasilitas medis yang lebih lengkap. Dari data keikutsertaan rata-rata di perusahaan PT X pada tahun 2006, diketahui terdapat perbedaan tingkat partisipasi dalam kegiatan Promosi Kesehatan Rehabilitasi yang dilakukan secara rutin setiap minggu antara pekerja Kantor(11%) dan di Iapangan (CPU : 25%, NPU : 42 % , CPA : 56%). Penelitian diiakukan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan elemen pengeiolaan program promosi kesehatan dan tingkat partisipasi peserta oiah raga rehabiiitasi pada pekerja Kantor dan Pekerja Lapangan (CPU. NPU dan CPA) di Perusahaan PT X pada Tahun 2006. Penelitian secara kualitatif dengan metode Grounded Theory diketahui bahwa elemen program yang memberikan hubungan kontekstual dengan tingkat partisipasi adalah elemen Kondisi Kontekstual clan Kelayakan dan elemen Analisa Permasa|ahan_ Elemen program yang memberikan hubungan pengaruh dengan tingkat partisipasi adalah elemen Anaiisa Psikologis, Perilaku dan Lingkungan dan elemen Kelompok Target. Elemen program yang merupakan hubungan strategi aksi/reaksi adalah elemen Penentuan Tujuan, elemen Perencanaan program dan elemen lmlementasi Program. E|Temen Program Promosi Kesehatan yang berhubungan Iangsung dengan tingkat partisipasi pekerja adalah interaksi antara Penentuan Tujuan, Perencanaan Program dan lmplementasi Program, sedangkan Kondisi Konstekstual dan Kelayakan, Analisis Masalah, Kelompok Target dan Analisis Psikoiogis, Perilaku dan Lingkungan berhubungan secara tidak langsung. Elemen Kondisi Kontekstual dan Kelayakan dan Elemen Perencanaan Program diduga memberikan pengaruh kepada tingkat partisipasi peserta program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi di PT X pada tahun 2006. Disarankan agar perusahaan menerapkan waktu pelaksanaan program olah raga rehabilitasi yang fleksibel disesuaikan dengan kondisi di masing - masing lokasi, melibatkan kelompok penghubung dalam tahap-tahap pemilihan strategi program, menentukan target tingkat partisipasi yang diharapkan dari kelompok penghubung dalam proses penyusunan program, memasukan keberhasilan program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi sebagai salah satu indikator ketercapaian program manajemen lini pemsahaan (KPI - key performance indicator).

Healt Promotion Program is an effort to protect and improve workers health status which builds upon company and management commitment and workers involvement in their health. Netherland institute for Health Promotion and Disease Prevention (NIGZ) has developed a Health Promotion Program models which consists of 8 elemens and sub elements : Contextual Condition and Feasibility, Problem Analysis, Detemiinant of psychological / behavior problem and environment, Target Group, Objective, Intervention Development, Implementation, and Evaluation. All employee of PT X must undergo an Annual Medical Check Up at companys medical fasility or at the appointed hospital. Any employee whose health status categorized at any risk must follow rehabilitation sport program untill the condition is suitable with his/her workload, otherwise he/she shall be transferred to other site or to Balikpapan Base where medical fasilities are more complete. Data on average participation rate of rehabilitation sport program for the year of 2006 vary between Baiikpapan Base (11%) and operational sites. (CPU : 25%, NPU : 42 %, CPA : 56 %). Research was performed to find relation between implementation of health promotion elemen and participation rate of rehabilitattion sport program on employee working at Balikpapan Base and Operational sites (CPU, CPA, NPU) in year of 2006. Using Grounded Theory qualitative research method, it is found those elements which give a contextual relation to participation rate are Contextual Condition and Feasibility and Problem Analysis. Elements which give contribution relation to participation rate are Psychological/behavior Analysis and Environment and Target Group. Elements which give interaction relation to participation rate are Objective, Intervention Development and Implementation. Health Promotion Program elements which are directly connected to participation rate are Objective, intervention Development, and Implementation. While Contextual Condition and Feasibility, Problem Analysis, Psychological/behavior Analysis and Environment and Target Group are connected to participation rate ind irectly. Based on similar trend between participation rate and semi quantitative result of element assessment (NIGZ questionnaire, 2003) it is suspected that Contextual Condition and Feasibility and intervention Development as dominant contributing factor to participation rate of rehabilitation sport program at TOTAL E&P Indonesia in year 2006. It is suggested to management of PT X to be more flexible in setting the timing of sport activity that suitable with each location, to involve and set up target for intennediaries in Intervention Development, to include achievement of health promotion program as Key Performance Indicator of line hierarchy. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marniati
Depok: Rajawali Press, 2021
613 MAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Dian Novita Wira Restiana
"ABSTRAK
Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dapat dirawat oleh ibunya menggunakan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Sejak 2010 RSIA Budi Kemuliaan telah menerapkan PMK. Tujuan penelitian ini untuk menilai komunikasi perawat kepada ibu BBLR mengenai PMK. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procedure (RAP) dan observasi non partisipasi dengan menggunakan triangulasi sumber data. Informan terdiri dari 6 perawat di ruang perinatologi Neo 2, 3 ibu dengan BBLR, dan seorang bidan ruang perinatologi. Pengumpulan data dilakukan pada 7 April hingga 13 Mei 2015. Analisis data dilakukan menggunakan matriks data kualitatif, dan interpretasi dilakukan berdasarkan tema atau isi.
Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan perawat mengenai berbagai aspek PMK dan komunikasi non verbal sudah baik kecuali sentuhan kepada pasien. Perawat sebagai komunikator juga sudah menerapkan komunikasi metode SAJI (Salam, Ajak Bicara, Ingatkan dan Jelaskan) kepada ibu BBLR. Hampir seluruh perawat tidak menggunakan media (leaflet, brosur) dalam menyampaikan informasi PMK. Informasi yang disampaikan perawat kepada ibu BBLR mengenai PMK adalah definisi PMK, manfaat, teknik melakukan PMK, informasi pemberian ASI, pengukuran suhu, dan tanda ? tanda bahaya pada bayi. Rumah sakit disarankan untuk melakukan penyegaran mengenai aspek komunikasi kepada para perawat dan menyiapkan media seperti leaflet atau buku PMK bagi ibu. Selain itu disarankan untuk menindak lanjuti program PMK kepada ibu BBLR melalui pesan singkat / SMS dan telepon.

ABSTRACT
Kangaroo Mother Care (KMC). Since 2010 RSIA Budi Kemuliaan has implemented KMC program. The aim of this study is to assest communication between the nurses and mother with LBWB regarding KMC. This study using a qualitative approach with Rapid Assessment Procedures (RAP) design and non participant observation. The informan consisted of 6 nurses in the perinatology neo room two, 3 mothers with LBWB, and a midwife in perinatology room. The data collected from April 7 to May 13 2015. Data analysis employed both matrix qualitative data and content analysis.
The results showed that the knowledge of different aspect of KMC as well as use of non verbal communication technique (except touching to client) are good. In addtion, the nurses also used GATHER method (Greet, Ask, Tell, Help and Explain) for communication and almost all nurses hardly use audio visual media (leaflets, brochures) in conveying information about KMC. Information transferred to mothers with LBWB regarding KMC including definition and advantages of KMC, both KMC, breastfeeding, temperature measurements techniquess, and danger signs of LBWB. Suggestion is given to the management of RSIA Budi Kemuliaan to conduct refreshing coach regarding communication technique for the nurses and to prepare audio visual media such as brochures, leaflets or KMC Low Birth Weight Babies (LBW), Kangaroo Mother Care (KMC), Nurse, GATHER Method, Communication.
"
2015
S60908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>