Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudith Muhiddin
"Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa S2 KARS dalam mencari dan melihat permasalahan pemasaran yang ada di seputar rumah sakit, khususnya masalah perilaku konsumen, untuk memenangkan persaingan yang sangat ketat, antara rumah sakit saat ini. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan desain penelitian studi kasus. Bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi pada penelitan ini dipakai faktor yang dianggap banyak berpengaruh terhadap pasien dinas yaitu faktor individu, faktor psikologi, faktor strategi pemasaran dan faktor Iingkungan. Faktor individu terdiri dari jabatan, gaya hidup, kepribadian dan yang sedikit mempengaruhi faktor individu adalah jabatan. Faktor psikologi terdiri dari informasi,pembelajaran, dan perubahan perilaku/sikap dan sedikit mempengaruhi adalah pembelajaran faktor pemasaran terdiri dari produk, place dan promosi dan yang sedikit mempengaruhi adalah produk. Faktor lingkungan terdiri dari budaya, kelas sosial dan referensi dan yang sedikit mempengaruhi adalah kelas sosial. Dikatakan sedikit sebab nilai ukurnya tidak ada yang lebih dari 50% dan nilainya terbesar diantara yang sedikit sehingga dapat dikatakan tidak ada yang paling dominan. Faktor yang sangat mempengaruhi pasien dinas untuk berobat kembali adalah berturut-turut faktor lingkungan, individu dan pemasaran. Pada penelitian ini ternyata didapatkan faktor psikologi tidak mempengaruhi keputusan pasien dinas berobat kembali dimungkinkan pada penelitian psikologi dilakukan wawancara mendalam, sedangkan pada penelitian ini tidak dilakukan wawancara mendalam karena keterbatasan waktu pasien dan juga peneliti.

This thesis discussed S2 KARS student’s abilities on funding and describing of marketing’s problems at hospital, especially for consumer's behavior problems to win a very hard competition for each hospital today. This study was a quantitative research by using a cross sectional design and case study method. Consumer's behavior was affected by several factors but this study used factors which were considered having some effects for agency patient at department of defense such as the factors of psychology, marketing strategy and environment. The individual factors including occupation, lifestyle, personality where occupation had a little affected this factor. Psychology factors including information, learning, and the changes of behavior or attitude where learning had a little affected this psychology factor. The marketing factors including product, place and promotion where product had a little affected this factor. Environment factors including culture, social class, and reference where social class had a little affected this factor. lt was called a little because their measure values were no more than 50% and their values were biggest than a little, so it can be said that there were no dominant factors. The factors which were most affect to agency patient at department of defense for going back to internist clinic including the factors of environment, individual, and marketing. From this study indicated that psychology factor did not affect on decision of agency patient at department of defense for going back to internist clinic where it was possible on psychology study by in-depth interview, while there was no in-depth interview in this study because limited time of patient and also researcher."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33946
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ersi Dewanti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26715
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Ratna Arietta
"Waktu tunggu merupakan komponen penentu kepuasan pasien dengan pelayanan yang diberikan oleh sebuah rumah sakit. Semakin lama pelayanan yang diberikan kepada pasien semakin tidak puas pula pasien terhadap pelayanan rumah sakit sehingga mutu pelayananan pun dinilai tidak baik. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian mengenai waktu tunggu pasien dengan tujuan menganalis waktu tunggu pasien yang bervariasi di Departemen Gigi dan Mulut RSPAD Gatot Soebroto selama periode 21 November hingga 28 November 2011. Kategori pasien dibagi menjadi pasien lama dan pasien baru sedangkan cara pendaftaran terbagi menjadi pasien SOP dan Non SOP serta untuk status pasien dibagi atas Militer dan Sipil.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross sectional, kemudian dilakukan uji statistik Chi Square Tests. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien SOP sekitar 1 jam 33 menit yang melebihi ketentuan yang ditetapkan pada Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam keputusan menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008, yaitu kurang dari atau sama dengan 60 menit yang berarti belum ada perbaikan yang berarti dari pihak manajemen rumah sakit berkaitan dengan waktu tunggu. Dengan demikian rekomendasi penelitian kepada pihak manajemen adalah agar memberikan saran dengan memberlakukan aturan-aturan yang terkait dengan standar pelayanan minimal termasuk waktu tunggu poliklinik, agar para petugas yang terkait dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan pihak manajemen dapat mengubah cara pandang terhadap waktu tunggu dengan memprioritaskan waktu tunggu dalam upaya perbaikan pelayanan.

Waiting time is a crucial component of patient?s satisfaction on services provided by an hospital. The longer the time needed to provide service to the patient, the more unsatisfaction felt by the patients, Then the quality of services will be judged as not good. Therefore, the research on patients waiting time in order to analyze the variety of patient waiting time was made. The research took place in Department of Dental and Oral Health Central Army Hospital RSPAD Gatot Soebroto, and held from November 21st until November 28th 2011. Patient category was divided into old and new patients, while patient registration method was divided into SOP and Non SOP, and for patient status was divided into Civil and Military.
This research is using a quantitative approach with a cross sectional design. The data were analyzed using a statistical test, Chi Square test. The outcome shows that the average waiting time spent by patient through SOP is approximately 1 hour 33 minutes, exceeding the provision of Hospital Minimum Service Standard in Policy of Health Minister Number 129/Menkes/SK/II/2008, that is less than or equal to 60 minutes, which means there is still no significant improvement from the hospital management related to patient waiting time. The research recommendations to the management party are to give a suggestion to enforce regulations on minimum services standard, included patients waiting time in clinic. So, the relevant employees would finish their works on time, and the management party should change the perception on waiting time by making a priority in patients waiting time.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Khairunnisa
"Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang berhubungan dengan nafsu makan kurang pada pasien hemodialisis di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan nafsu makan kurang pada pasien hemodialisis di RSPAD Gatot Soebroto. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan pada bulam April-Juni 2012 dengan metode wawancara pengisian kuisioner. Data yang dikumpulkan terdiri dari kondisi nafsu makan, karakteristik pasien (jenis kelamin dan usia), gejala gangguan gastrointestinal, perubahan sensasi pengecapan dan penciuman, lama hemodialisis, depresi, dan ansietas. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Natalia
Depot: Universities Indonesia Fakultas Farmasi, 2010
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puspitorini
"Rawat jalan adalah pintu gerbang rumah sakit yang merupakan cermin rumah sakit secara keseluruhan dan mempunyai arti strategis. Rawat jalan menjadi faktor penentu daya saing rumah sakit dan berfungsi sebagai profit center serta menampakkan citra rumah sakit. Permintaan rawat jalan pada sebuah rumah sakit dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan, baik faktor dari pengguna maupun dari faktor penyedia jasa pelayanan yang merupakan satu kesatuan dalam menghasilkan suatu produk pelayanan di rumah sakit. Produk pelayanan suatu rumah sakit sangat erat kaitannya dengan orang orang yang menghasilkan produk layanan seperti : dokter, perawat serta tenaga administrasi. Oleh karena itu, kinerja yang baik dari pemberi pelayanan kesehatan akan meningkatkan kepuasan bagi penguna layanan kesehatan. Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto memiliki pelayanan khusus untuk masyarakat umum bernama Paviliun Kartika. Pada evaluasi di tahun 2011 ditemukan pemanfaatan / utilisasi poliklinik sore Paviliun Kartika tidak maksimal. Perlu diketahui faktor internal dari sisi dokter, dari sisi manajemen Paviliun Kartika serta dari sisi kebijakan RSPAD, yang berhubungan dengan utilisasi poliklinik sore Paviliun Kartika. Motivasi dalam diri seseorang berupa daya dorong untuk berbuat sesuatu dan tujuan yang ingin dicapai dengan berbuat sesuatu tersebut. Motivasi juga dipengaruhi perasaan aman dalam bekerja, gaji yang sesuai, lingkungan kerja yang menyenangkan, kepemimpinan dan penghargaan. Oleh karena itu sebagai salah satu sumber penghasilan terbesar rumah sakit, unit rawat jalan harus dikelola dengan profesional, kinerja dan motivasi ditingkatkan sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal dan mampu memberikan kepuasan bagi pengguna layanan kesehatan.

Outpatient hospital is the gate which is the overall hospital mirrors and has a strategic significance. Outpatient be the determining factor of competitiveness and the hospital serves as a profit center as well as revealing the image of the hospital. Demand outpatient at a hospital affected by internal and external factors. Many factors that influence the utilization of health care facilities, both factors of users and service providers of the factors which are an integral part in producing a product of service in hospitals. Products service of a hospital is closely associated with the people who produce services such as doctors, nurses and administrative staff. Therefore, the good performance of the health service will increase user satisfaction for health care services. Gatot Soebroto Central Army Hospital have specialized services to the general public named Pavilion of Kartika. In the evaluation in 2011 found the use / utilization clinic Pavilion of Kartika in the afternoon was not optimal. Keep in mind the internal factors of the physician, of the management of the Pavilion of Kartika and RSPAD policy, relating to utilization clinic of Pavilion Kartika in the afternoon. Motivation in the form of a thrust oneself to do something and the objectives to be achieved by doing these things. Motivation is also influenced by a sense of security in the work, an appropriate salary, pleasant working environment, leadership and respect. Therefore, as one of the biggest sources of income hospitals, outpatient unit should be managed by a professional, improved performance and motivation so as to give maximum contribution and able to provide satisfaction for users of health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
"ABSTRAK
Tesis ini membahas kepatuhan para petugas di kamar operasi dalam menerapkan program keselamatan pasien, khususnya kepatuhan dalam menerapkan verifikasi perioperative di Instalasi Kamar Operasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, dengan sampel 93 orang responden yang terdiri dari para dokter dan perawat . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kapatuhan dengan pendidikan ( p = 0,030 ) , semakin tinggi tingkat pendidikan akan menaikkan nilai kepatuhan sangat baik sebesar 1,545 kali dibandingkan dengan yang berpendidikan lebih rendah. Ternyata tidak terdapat hubungan antara kepatuhan dengan berbagai karakteristik lainnya ( usia, jenis kelamin, status perkawinan, lama bekerja, pengalaman pelatihan, pengetahuan, sikap dan peran kepemimpinan ). Kepatuhan petugas di Rumah Sakit Tentara kemungkinan memiliki budaya tersendiri dibandingkan dengan kepatuhan petugas di Rumah Sakit pemerintah lain maupun Rumah Sakit swasta, oleh karena kepatuhan merupakan hal yang mutlak dilaksanakan di Instansi tersebut. Disarankan agar faktor pendidikan dijadikan sebagai salah satu acuan dalam menempatkan personil di Instalasi Kamar Operasi.

ABSTRACT
This thesis discusses the compliance officers of the operating room in implementing patient safety programs, especially in the compliance verification in the operating room perioperative Installation RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. This research is quantitative research with cross sectional design, with a sample of 93 people respondents consisting of doctors and nurses. The results showed that there is a relationship between compliance with education ( p = 0.030 ). The higher the level of education will raise the value of the excellent compliance of 1,545 times compared to the lower educated. It turns out there was no relationship between compliance with a variety of other characteristics ( age, sex, marital status, number of years work experience, training, knowledge, attitude and leadership roles ). Compliance officers at Army Hospital likely has its own culture compared with compliance officers at government hospitals and private hospitals by the due obedience is an absolute must be carried out in the establishments."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metri Merita
"Skripsi ini membahas mengenai prosedur pelaksanaan informed consent antara dokter dan pasien pada program bayi tabung dan peran informed consent berkaitan dengan tanggung jawab hukum dokter dan rumah sakit dalam penyelenggaraan program bayi tabung di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan yuridis-normatif. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa dalam pelaksanaan informed consent program bayi tabung hendaknya kedua belah pihak saling memberikan informasi secara jelas, sehingga akan mempermudah proses pelaksanaan program bayi tabung kedepannya dan pihak rumah sakit harus memastikan dengan benar bahwa pasangan suami-istri yang hendak menjalankan program bayi tabung merupakan pasangan yang sah menurut hukum.

This research analyzes the procedure of handing out informed consent to the doctor and patients of the in vitro fertilization treatment and the role of such informed consent regarding doctor?s and hospital?s liability at RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. This research is a qualitative research which uses judicial-normative approach. The results of this research suggest that both parties must disclose any material information clearly in the informed consent and that the hospital needs to verify whether or not the patients of the in vitro fertilization treatment are formally registered as spouses.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S65526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Budi Sulistya
"Medical Check Up (MCU) merupakan salah layanan unggulan di RSPAD Gatot Soebroto. Kapasitas ideal (ideal capacity) MCU RSPAD Gatot Soebroto melayani 30 pasien setiap hari layanan. Periode tahun 2008-2011 MCU RSPAD Gatot Soebroto melayani rata-rata 21 orang setiap hari. Pengelolaan keuangan hasil pelayanan pasien swasta dapat digunakan untuk peningkatan pelayanan pasien dinas dan operasional rumah sakit. Pemanfaatan MCU oleh pasien swasta dari tahun 2008-2011 berkisar antara 58%-80% dari jumlah pengguna layanan MCU, 60%-72% dari jumlah tersebut merupakan pasien perusahaan dan instansi. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada pemanfaatan layanan MCU oleh perusahaan dan instansi di RSPAD Gatot Soebroto.
Penelitian ini bersifat diskriptif dan kualitatif. Penelitian diskriptif dengan responden dari masing-masing perusahaan/instansi sebanyak 19 dan pada penelitian kualitatif melibatkan 9 informan dari 3 perusahaan dan 2 instansi. Ada 4 faktor yang berpengaruh pada pemanfaatn layanan MCU oleh perusahaan dan instansi yaitu Faktor Organisasi, Persepsi terhadap Penyelengara layanan, Faktor pengguna dan Faktor kompetitor. Tujuan MCU dari organisasi berperan besar dalam pemanfaatan layanan MCU, menurut persepsi responden faktor yang sangat besar mempengaruhi pemanfaatan layanan MCU adalah: Tarif yang sesuai, Paket MCU yang dibutuhkan Perusahaan/ Instansi, kelengkapan fasilitas medis, keakuratan hasil MCU, Kecepatan hasil, kerahasiaan hasil MCU, dan kualitas pelayanan. Instansi yang memanfaatkan layanan MCU untuk seleksi pejabat aspek independensi, legalitas, kerahasiaan hasil MCU, keamanan dan belum adanya fasilitas MCU yang memadai menjadi pertimbangan yang sangat besar mempengaruhi pemanfaatan layanan MCU di RSPAD Gatot Soebroto.
Untuk meningkatkan pemanfaatan layanan MCU oleh pelanggan perusahaan dan instansi disarankan agar: 1) Meningkatkan akses informasi dengan selalu memperbaharui website RSPAD Gatot Soebroto, upaya marketing termasuk membuat informasi lengkap tentang profile MCU serta membina hubungan yang baik dengan para pengambil keputusan di Perusahaan dan Instansi, 2) Tersedia unit cost yang up to date sebagai dasar penetapan tarif yang kompetitif, 3) Pembuatan paket MCU berorientasi dengan kebutuhan pelanggan, 4) Fasilitas medis selalu dipelihara dan dilengkapi agar hasil pemeriksaan akurat, 5) Kesamaan visi pengelola dan pelaksanan MCU, 6) Perbaikan sistem informasi management yang terintegrasi untuk mempercepat hasil MCU, 7) Jadwal hari layanan MCU ditambah untuk pelanggan perusahaan dan instansi, 8) Khusus MCU untuk tujuan seleksi karyawan/pejabat agar di dalam perjanjian kerjasama dilengkapi dengan standar kelulusannya.

Medical Check-Up (MCU) Unit service is one of the leading service in RSPAD Gatot Soebroto. Ideal Capacity RSPAD Gatot Soebroto MCU serves 30 patients each office day. Between 2008 and 2011 RSPAD Gatot Soebroto served about 21 patients each day. Financial income from the service of private patient can be used to improve the quality of service for the army patient and also for hospital operational cost. Utilization of MCU for the private sector from 2008-2011 was about 58-80% of the number of service users, and 60-72% of those numbers were patients from companies and institution. A research is needed to determine the factors that affect the MCU service utilization by companies and institutions in RSPAD Gatot Soebroto
This research is using a descriptive and qualitative approach. The descriptive research took 19 respondents from companies or institution. In qualitative research involved 9 informants from 3 companies and 2 institutions. There are 4 factors that can be affect for the utilization of MCU by companies and institutions : organization, perceptions to the provider, user and competitors. The result of this research has concluded the factors that greatly affect to the utilization of MCU services were: the aim of the MCU utilities, the perception to the provider: a rational service fee, service packages that meet the requirement of the companies or institutions, completeness of MCU facilities, the accuracy of MCU result, quick MCU result, confidentially of the result and quality service. The lack of independency, legality, confidentiality of result, security and MCU facilities in the institutions needs for official selection has become a big consideration that affect the MCU service in RSPAD Gatot Soebroto.
To increase the utilization of MCU services by companies and institution, it is recommended to: 1) Improve access to information by updating the RSPAD website, improve the marketing by giving a complete profile about MCU and also develop a good relationship with the decision maker in companies and institution, 2) Have an update unit cost as a basic for determining a competitive fees, 3) Make an MCU package oriented to customer needs, 4) Keep the maintenance of medical facilities to keep an accurate examination result, 5) Align vision between the manager and the executive at MCU to achieve an excellent service, 6) Improvement of an integrated information management to accelerate the MCU result, 7) Extend the time of MCU service for companies and institution, 8) Make a ?passing grade? for MCU, especially for the purpose of employee or government official selection and completely be explained in the cooperation agreement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31765
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>