Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122677 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Heni Lestari
"Berbicara mengenai lingkungan dalam perkembangan kepribadian seorang anak, tentunya yang pertama kali kita ingat adalah lingkungan keluarga di mana anak itu hidup dan tinggal sejak ia dilahirkan ke dunia ini.
Terkait dengan pembentukan karakter anak, keteladanan dan kasih sayang orang tua merupakan dua unsur yang diperlukan dalam membimbing dan mengarahkan anak agar mereka dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut agama dan masyarakatnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan keteladanan dan kasih sayang orang tua dalam pembentukan karakter anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada empat orang murid di SDIT Insan Mandiri Jakarta. Keteladanan merupakan metode efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak, karena sifat anak yang peniru. Teori social learning (belajar sosial) Bandura menyebutkan bahwa sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Menurut Bandura, usia mempengaruhi dalam proses belajar seorang anak. Apabila fisik dan mental sudah matang, panca indera sudah siap menerima stimulus-stimulus dari lingkungan. Oleh karena itu, dalam hal pemberian stimulus kepada anak berupa keteladanan, maka harus diperhatikan perkembangan ranah kognitif anak. Sebab ranah kognitif adalah ranah kejiwaan yang berkedudukan di otak, yang dalam perspektif psikologis merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa).
Sedangkan kasih sayang orang tua, rnerupakan sumber bagi sehatnya lahir dan batin seorang anak, karena anak yang dididik dengan penuh kasih sayang akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang sehat lahir dan batin. Fromm mengiklasifikasikan cinta dalam lima tipe, yaitu cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotis, cinta diri sendiri, dan cinta kepada Tuhan. Cinta keibuan, menurut Erich Fromm adalah penguatan cinta tanpa syarat terhadap hidup dan kebutuhan anak-anaknya. Sedangkan Mubarok, memasukkan cinta orang tua kepada anak termasuk dalam cinta rahmah dan cinta kulah, di mana dalam kedua cinta ini terdapat kasih sayang yang tulus dan kesadaran untuk mendidik anaknya.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa orang tua yang dapat memberikan keteladanan dan kasih sayang yang tulus dengan disertai kesadaran untuk mendidik anaknya terbukti dapat membentuk 9 karakter anak.

Talking about environment in the personal development of children, the first thing comes up to our mind is family circumference where children have lived and stayed since they were born in the world.
With respect to children's character development, parents' modeling and affection are the two elements needed to guide and direct children so they can behave in accordance with the moral values in their religion and community.
The objective of this research is to find out the role of parents' modeling and affection in developing children's character. This research makes use of qualitative method using case study approach to four students of SDIT (Integrated Islamic Elementary School) Insan Mandiri Jakarta. Good modeling is an effective method for teaching moral values to children for their characteristic as imitators. Bandura's social learning theory states that most of the things human beings learn occur through imitating and modeling. According to Bandura, age affects a child's learning process. When physic and mental are already mature, the five senses are ready to receive stimulus from the environment. Therefore, in giving a child stimulus in the form of good modeling, we must pay attention on the development of child's cognitive domain. This is true since cognitive domain is a spiritual domain located in the brain, which is in the perspective of psychology constitutes a source and at the same time controller of the other spiritual domains, namely affective domain (feeling) and psychomotor domain (intention).
Meanwhile, parents' affection is the source physical and spiritual health of a child. Therefore, a child educated with full affection will grow to become an adult human being that is healthy physically and spiritually. Fromm classifies Love into five types, namely brotherhood love, motherhood Love, erotic love, love to one self and love to God. Motherhood love, according to Erich Fromm, is reinforcement to love without condition to the lives and needs of her children. While Mubarok includes love of parents to their children in rahmah love and kulfah love, in which there exist a sincere affection and consciousness to educate their children.
The outcome of this research shows that parents that are able to provide good model and sincere affection accompanied with consciousness to educate their children prove to be able to form 9 characters of children."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Atma Jaya Catholic University of Indonesia (UAJ) perceives the whole process of education as a systematic process to form excellent character, whether through curricular, cocurricular and extracurricular activities. Instead of designing a specific course that teaches the formation of character, UAJ maximizes the three activities (curricular, cocurricular and extracurricular) through an integrative approach to forming the excellent character. Integrative character of education presupposes the operation of a model or particular "software" in any phase of learning called dialogue-affirmation-action. The question of whether the approach to learning and character models is quite successful in UAJ is still to be proven. Neverthless, what has been done so far placed UAJ on the right track. Careful planning and quick decision at university level regarding the existence of character building center will ensure the success of character education in UAJ."
JPUKIA 4:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Hanif
"Pembinaan karakter dalam lingkup tni-polri merupakan hal yang penting untuk dilakukan demi terciptanya bangsa dengan karakter yang baik. Maka dari itu, pendidikan karakter menjadi kunci dasar untuk menghasilkan insan Indonesia yang cakap"
Jakarta: Seskoal Press, 2019
023.1 JMI 7:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Indonesia memiliki tokoh pendidikan yang kehebatannya tidak kalah dengan tokoh-tokoh dunia lainnya yaitu Ki Hajar Dewantara. Beliau menjelaskan bahwa pendidikan adalah sebuah upaya dalam meningkatkan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter, pikiran, intelek) dari tubuh anak, sehingga kehidupan anak didik selaras dengan dunianya. Pembelajaran didefinisikan oleh Knowles sebagai cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan. Budi pekerti secara operasional merupakan suatu perilaku positif yang dilakukan melalui kebiasaan yang akan terbentuk menjadi karakter seseorang/peserta didik. Berdasarkan dua definisi tersebut tampak bahwa pendidikan, pembelajaran, budi pekerti/karakter merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah satu dengan lainnya. Perilaku positif yang harus dilatihkan kepada peserta didik terdiri dari atas banyak aspek yang satu diantaranya adalah cara berbicara. Dengan demikian, melatih kemampuan berbicara yang mengandung perilaku positif menjadi kewajiban guru mata pelajaran bahasa (Bahasa Indonesia). Keterampilan berbahasa pun tidak dapat dilatihkan secara terpisah antar satu keterampilan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Sebagai guru yang profesional, menyusun strategi pembelajaran bahasa Indonesia yang selalu terkait dengan pendidikan karakter tidak lagi menjadi suatu beban. Sastra adalah gambaran kehidupan manusia. Sastra menjadi media yang tepat di dalam menanamkan karakter positif bagi peserta didik.
Melalui guru bahasa Indonesia yang profesional akan terbentuk sebuah generasi muda yang memiliki budi pekerti luhur atau berkarakter kuat."
JPUT 16:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
JPK 16:3(2010 )edkkusus
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tsalitsa Haura Syarifah
"Banyaknya permasalahan perilaku pada siswa jenjang menengah memicu munculnya program pendidikan karakter di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pembentukan karakter dapat dilakukan melalui keterlibatan siswa di dalam kelas, sehingga persepsi siswa terhadap iklim kelasnya menjadi penting untuk dilihat pada penelitian ini. Sebagai upaya menjelaskan perilaku siswa jenjang menengah yang terkait dengan pendidikan karakter, penelitian ini hadir untuk melihat hubungan antara classroom climate sebagai faktor lingkungan dan performance goal orientation sebagai faktor diri pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Classroom climate diukur menggunakan Individualized Classroom Environment Questionnaire (ICEQ) short version (Fisher & Fraser, 1985), sedangkan performance goal orientation diukur menggunakan Goal Orientation And Learning Strategies Survey (GOALS-S) (Dowson & McInerney, 1997). Teknik analisis yang digunakan adalah multiple correlation dengan R menunjukkan besaran koefisien korelasi yang didapatkan. Hasil penelitian terhadap 149 siswa kelas XI yang berasal dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara classroom climate dan performance goal orientation (R = 0,332, p<0,01). Selanjutnya ditemukan pula hubungan yang signifikan antara classroom climate dan mastery goal orientation, namun tidak terbuktikan adanya hubungan antara classroom climate dan work avoidance goal orientation, serta social goal orientations.

Many behavioral problems at secondary level students cause the character education program in many countries, including Indonesia. Character building can be done by involving students in the classroom. Therefore, students perception of classroom climate becomes essential to be analyzed in this study. As an attempt to explain secondary level students behavior which is related to character education, this study presents to investigate the correlation between classroom climate as environmental factor and performance goal orientation as person factor among senior high school students. Classroom climate variable is measured using the Individualized Classroom Environment Questionnaire (ICEQ) short version (Fisher & Fraser, 1985), while the performance goal orientation is measured using Goal Orientation And Learning Strategies Survey (GOALS-S) (Dowson & McInerney, 1997). Multiple correlation is used for the analysis technique with R shows the amount of correlation coefficient earned. The results from 149 students class of XI majoring in science and social science indicates that there is a significant correlation between classroom climate and performance goal orientation (R = 0.332, p<0.01). Furthermore, research also found a significant correlation between classroom climate and mastery goal orientation, but it does not prove the existence of the correlations between classroom climate and work avoidance goal orientation, as well as the social goal orientations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Listyarti
Jakarta: Erlangga, 2012
371.3 RET p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>