Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Wahdini
"Cryprosporidium sp adalah parasit yang merupakan protozoa penyebab diare pada individu lmunodefisiensi seperti penderita HlV/AIDS, Diagnosis criptosporidiosis dengan menemukan ookista pada tinja menggunakan metode pulasan tahan asam dinilai kurang sensitif. Deteksi koproantigen Crypto:,poridium sp menggunakan ELISA diketahui lebih sensitif dan spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk deteksi koproantigen Cryptosporidlum sp pada pasien HIV/AJDS dengan diare kronik menggunakan ELISA dan MTA serta melihat korelasi antara nilai absorbansi dengan hitung ookista. Sebanyak 95 sampel tinja dari pasien HIV/AIDS dengan diare kronik diperiksa menggunakan pulasan tahan asam yang merupakan gold standort dan deteksi koproantigen. Frekuensi kriptosporidiosis menggunakan deteksi koproantigen sebesar 36,8% dan dengan metode MTA 11,6%. Nilai sensitivitas dan spesifisitas koproantigen dibandingkan dengan pulasan tahan asam sebesar 100% dan 71A%. Tidak terdapat korelasi antara nilai absorbansi dengan hitung ookista.

Cryptosporidium sp is a protozoan parasite, causes severe diarrhea in immunodeficient hosts like the HIV/AIDS patients. Diagnosis of cryptosporidiosis by finding the oocyst from stool by modified acid fast staining, is insensitive. Coproantigen detection offers more sensitive and specific technique to detect Cryptosporidium infection. The objective of this study is to determine cryptosporidiosis proportion among HIVIAIDS patients by Cryptosporidial antigen detection in stool compare it to modified acid fast staining and determine its correlation with oocyts count. A number of 95 stool specimens from the HIV/AIDS patients with chronic diarrhea were subjected to coproantigen ELISA test and modified acid-fast staining (gold standard). The frequency of Criptosporidial infection was 36,8% and 11,6% respectively by coproantigen detection and AF staining with 100% sensitivity and 71.4% specificity. There is no correlation between optical density and oocyst count."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32063
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahdini
"Cryptosporidium sp adalah parasit yang merupakan protozoa penyebab diare pada individu imunodefisiensi seperti penderita HIV/AIDS. Diagnosis criptosporidiosis dengan menemukan ookista pada tinja menggunakan metode pulasan tahan asam dinilai kurang sensitif. Deteksi koproantigen Cryprosporidfum sp mengunakan ELISA diketahui lebih sensitif dan spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk deteksi koproantigen Cryptosporidium sp pada pasien HIV/AIDS dengan diare kronik menggunakan ELISA dan MTA serta melihat korelasi antara nilai absorbansi dengan hitung ookista. Sebanyak 95 sampel tinja dari pasien HIV/AIDS dengan diare kronik diperiksa rnenggunakan pulasan tahan asam yang merupakan gold standorr dan deteksi koproantigen. Frekuensi kriptosporidiosis menggunakan deteksi koproantigen sebesar 36,8% dan dengan metode MTA lI,6%. Nilai sensitivitas dan spesifisitas koproantigen dibandingkan dengan pulasan tahan asam sebesar 100% dan '71,4%. Tidak terdapat korlasi antara nilai absorbansi dengan hitung ookista.

Cryptosporidium sp is a protozoan parasite, causes severe diarrhea in imrnunodeticient hosts like the HIV/AIDS patients. Diagnosis of cryptosporidiosis by finding the oocyst from stool by modified acid fast staining, is insensitive. Coproantigen detection offers more sensitive and specific technique to detect Cqptosporidium infection. The objective of this study is to determine eryptosporidiosis proportion among HTV/AIDS patients by Cryptosporidial antigen detection in stool compare it to modified acid fast staining and determine its correlation with ooeyts count. A number of 95 stool specimens from the HIV/AIDS patients with chronic diarrhea were subjected to coproantigen ELISA test and modified acid-fast staining (gold standard). The frequency of Criptosporidial infection was 36,8% and 11,6% respectively by coproantigen detection and AF staining with 100% sensitivity and 71,4% specificity. There is no correlation between optical density and oocyst count."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32882
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia
"Terdapat sekitar 14.000 orang yang tertular HIV setiap harinya dan kebanyakan dari mereka adalah remaja usia 15 sampai dengan 24 tahun. Persepsi remaja mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sesuai dengan tujuan umum penelitian yaitu mendapatkan gambaran persepsi remaja tentang mitos HIV/AIDS di SMP Islam P.B. Soedirman Jakarta Timur. Sampel pada penelitian berjumlah 96 orang remaja yang berusia 12 sampai dengan 14 tahun, dipilih dengan simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja memiliki persepsi buruk tentang mitos HIV/AIDS. Pembimbing remaja di SMP Islam P.B. Soedirman Jakarta Timur hendaknya Iebih aktif menambah ilmu sehingga dapat memberikan informasi yang benar kepada peserta didik agar tidak terjadi sikap yang keliru."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5648
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratrieh Nurmala Dewi
"Data surveilan nasional HIV dan AIDS departemen kesehatan mengindikasikan penularan HIV/AIDS yang terus meningkat. Terdapat 12-19 juta orang rawat untuk terkena HIV. Dalam kampanye pencegahan HIV/AIDS sering diinformasikan tentang penggunaan kondom namun sampai saat ini masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi remaja tentang penggunaan kondom sebagai upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS. Desain yang digunakan deskriptif dengan pendekata cross sectional. Karakteristik responden adalah mahasiswa Universitas Indonesia Depok yang berusia antara 17-24 tahun. Sampel dalam penelitian ini yaitu 96 oresponden dipilih melalui purposis sampling. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh mahasiswa memiliki persepsi yang buruk tentang penggunaan kondom untuk mencegah HIV/AIDS. Peneliti merekomendasikan agar perawat dapat berperan aktif memberikan edukasi kepada remaja mengenai penyakit HIV/AIDS dan kondom. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5606
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni Dwintasari
"Latar Belakang: Metode PCR dapat digunakan untuk mengidentifikasi DNA suatu organisme. ldentifikasi gen 18S rRNA sudah hanyak dipakai untuk mempelajari sejumlah organisms eukariot seperti tanaman, hewan dan protozoa termasuk Cryptosporidium sp. Penelitian terdahulu pada anak batita di daerah kumuh dan rawan banjir di Jakarta yang dideteksi secara mikroskopis dengan pcwarnaan modifikasi tahan 838111 (MTA), didapatkan prevalensi 2,l% yang rendah dibandingkan negara berkembang lain yang keadaan lingkungan dan populasinya mirip Indonesia. Deteksi Cryptosporidium sp. secara molekular di feses dengan PCR memungkinkan diagnosis lebih akurat dan cepat.
Tujuan: mengembangkan metode PCR :mink deteksi gen ISS rRNA Cryptosporidium sp. pada feses yang disimpan dalam larutan kalium bikromat 2,5% selama 1 bulan.
Metode: sejumlah 188 sampel feses yang disimpan dalam larutan kalium bikromat dikonsentrasikan dengan teknik air-eter, selanjutnya dilakukan ekstraksi DNA terhadap konsentrat dan sebagian lagi dipulas dengan MTA. Amplifikasi DNA Cryptosporidium terhadap gen 18S rRNA dilakukan dengan program PCR iangsung, siklus 39 kali.
Hasil: pemeriksaan dengan metode MTA konsentrasi didapatkan sembilan sampel positif (4,8%) sedangkan dengan PCR didapatkan 65 sampel positif (34,6%).
Kesimpulan: Larutan kalium bikromat dapat dipakai untuk penyimpanan ookista Cryptosporidfwn sp. tanpa mempengaruhi hasil PCR maupun mikroskopis.

Background: PCR method can be used to characterize an organism DNA. Identification of 18S rRNA gene has been widely used to study eukaryotes like plants, animals and protozoa such as Cryptosporidium sp. Previous study on Cryptosporidium sp. in children under tluee years old in a slum area in Jakarta, detected by direct modiiied acid fast (MAF) showed 2.1% prevalence, which was unexpectedly much lower than other developing country with similar enviromnent and study population. Detection of Cryptosporidium sp. by molecular technique, PCR will offer more accurate and efficient diagnosis.
Objective: develop PCR method to detect Cryptosporidium sp. 18S rRNA gene of stool from stools preserved in potassium dichromate solution for 13 months.
Methods: There were l88 stool samples which have been kept in 2.5% potassium dichromate for 13 months. These samples were concentrated by water-ether technique, extracted the DNA and stained by MAF. Amplihcation of Cnprosporidium sp. ISS rRNA gene was using direct PCR for 39 cycles.
Result: of samples with MAF has found 9 positive (4,8%) and samples with PCR has presented 65 positive (34,6%).
Conclusion: Potassium dichromate solution can be used to preserve oocysts of Cryptosporidium sp since it does not interfere the PCR and microscopic examination result.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T33065
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudina Azimata Rosyidah
"Cryptosporidiurn sp. adalah parasit protozoa usus intraseluler yang rnenginfeksi berbagai hewan verteblata termasuk manusia dan menyehabkan penyakit kriptosporidiosis, juga merupakan agen penycbab diare yang bersifat oportunistik. Gejaia yang berulang dan angka penularan yang tinggi akan menurunkan kualitas hidup penderita sehingga diperlukan diagnosis kriptosporidiosis yang cepat secara mikroskopis pada sediaan tinja yang diwarnai.Tesis ini bcrtujuan membandingkan metode pewamaan modiiikasi tahan asam (MTA) dan auramin fenol (AF) untuk dcteksi ookista Cryploaporidiwn sp. dari sampel tirja dengan dan tanpa konsentrasi. Sensitivitas dan spesifisitas setiap metode dari tinja yang dikonsentrasi, ditentukan dengan PCR* sebagai baku emaa Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain cross sectional menggunakan uji diagnostik.
Hasil uji skrining dan tingkat agreement dihitung Dari 130 sampel tirqa yang diperiksa, 5,4%, 10%, 10%, l9,2% dan 32,3% positif Cryprosporidium sp. dengan metode MTA tanpa konsentrasi, MTA dikonsentrasi, AF tanpa konsenuasi, AF dikonsemrasi dan PCR*. I-Iasil positif ookista Cfgptosporidium sp. lebih banyak ditemukan pada sediazm tinja yang dikonsentrasi.
Hasil tidak berbeda bermakna pada perbandingan basil MTA dengan dan tanpa konsentrasi(p=0,07), sedangkan hasil berbeda bcrmakna pada AF (p=0,00). Sensitivitas MTA dan AF tinja konsentrasi adalah 30,9% dan 54,8%; spesifisitas 100% dan 97,7% dibandingkan dengan PCR*. Metode pewarnaan AF memiliki nilai sensitivitas lebih tinggi, tetapi spesifisitasnya sama dengan MTA. Metode pewamaan AF dapat digunakan scbagai altematif dari pewamaan MTA untuk deteksi ookista Cfyptosporidium sp. pada sampel tinja.

Cryptosporzdnm sp. is intestinal protozoa parasite intracellular which infect widely vertebrata include human and cause cryptosporidiosis disease, also opportunistic agent for diarrhea. Reinfection and high transmission can decrease quality of life patient, so it needs a quick diagnostic with microscopy analysis to stain fecal smears. The objective of this study is to investigate the comparison of the modified acid fast (MAF) and auramine phenol (APh) staining method in order to detecting Cryptosporidium sp. oocysts 'nom unconcentrated and concentrated fecal sample. The sensitivity and specificity of each method from concentrated fecal sample was determined with PCR* as the gold standard.
The result of the screening test and the levels of agreement were quantified This research is qualitative interpretation with cross sectional design study which using diagnostic test. Of the |30 fecal samples that has examined, 5,4%, 10%, 10%, 19,2% and 32,3% were positive Cryptosporidium sp. by the MAF unconcentrated, MAF concentrated, APh unconoentrated, APh concentrated and PCR* method respectively. The majority of positive Cryptosporidium sp. samples were found in concentrated samples.
The results have no significant differences between MAF staining with unconcentrated and concentrated fecal sample (p=0,07), but there is a significant difference for APh staining (p=0,00). In comparison with PCR* results, the sensitivities of MAF and APh concentrated methods were 30,9% and 54,8%; the specificities were l00% and 97,7% respectively. The APh staining method apparently has more sensitivity than MAF staining method, but has the same speciticity. The APh staining method proved to be a valuable altemative to MAF staining for detection of' Cryptosporidium sp. oocysts in fecal sample.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32039
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ifah Haryanti
"Di seluruh dunia saat ini diperkirakan sebanyak 11,8 juta remaja usia 15-24 tahun hidup dengan HIV/AIDS. Remaja merupakan kelompok usia yang paling berisiko terhadap HIV/AIDS. Di Indonesia, kasus AIDS terus meningkat tiap lahunnya.
Akibat minimnya informasi tentang kesehatan reproduksi. maka remaja merupakan kelompok umur yang rentan untuk menderita penyakit HIV/AIDS.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi terkait penularan HIV/AIDS. Penelitian deskriptif sederhana ini dilakukan pada 96 remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan reproduksi terkait penularan HIV/AIDS. Hal ini disebabkan karena sebagian besar remaja aktif mencari informasi mengenai kesehatan reproduksi. Selain itu, kemudahan mengakses informasi melalui berbagai media juga turut mendukung remaja dalam mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi.

Nowadays, for about 11,8 million teenagers up to 15 -24 year live with HIV/AIDS in the world. Instead of adults and children, teenagers have high risk to get it. In Indonesia, HIV/AIDS issues increased each year. Lack of genital hygiene information is the reason why the amount of someone who get on HIV/AIDS increase and the teenagers become object that easy to infect. The aint of this research is to get description about level of teenagers knowledgement about genital hygiene related to transmission of HIV/AIDS. The object of this descriptive research is 96 teenagers. The result shows that teenagers have high level of knowledgement about genital hygiene related to transmission of HIV/AIDS. It is caused by their initiative to out about genital hygiene. Besides that, there are many ways to access the information through media that make the teenagers get the right information about genital hygiene.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5784
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan Untuk mengetahui frekuensi infeksi Cryptosporidium sp pada anak bawah tiga tahun (batita) dengan deteksi
gen 18S rRNA dari tinja yang sudah dipreservasi lama dan membandingkannya dengan modifi kasi metode tahan
asam (MTA) dari tinja hasil konsentrasi.
Metode Sejumlah 188 feses anak batita yang telah tersimpan selama 13 bulan di 4oC, dikonsentrasikan dengan teknik air eter,
selanjutnya dibuat sediaan, dipulas dengan pewarnaan MTA; sisa konsentrat diekstraksi DNA dengan teknik kejut panas dingin
dan penambahan proteinase K, lalu dilakukan PCR langsung terhadap gen 18S rRNA.
Hasil Proporsi sampel positif Cryptosporidium adalah 34.6% dengan PCR gen 18s rRNA dan 4.8% dengan pulasan
MTA dari tinja konsentrasi. Secara statistik perbedaan kedua hasil tersebut bermakna.
Kesimpulan Frekuensi infeksi Cryptosporidium sp di batita tinggi sekali dan penyimpanan tinja dalam larutan kalium
dikromat selama 13 bulan, tampaknya tidak mempengaruhi hasil PCR. Tingginya frekuensi infeksi Cryptosporidium di
populasi itu menunjukkan tingginya transmisi di daerah tersebut sehingga berpotensi menular ke kelompok yang rentan
misalnya imunokompromais.

Abstract
Aim To identify the frequency of Cryptosporidium infection in children below 3 years old by examining concentrated long term preserved stool using PCR detection of 18S rRNA gene and compared with modified (acid fast staining) technique. Methods Hundred eighty eight stools from children ≤ 3 years old, were stored for 13 months in 2.5% K2Cr2O7 solution at 40C. Cryptosporidium oocysts were isolated by water-ether concentration technique. The concentrates were smeared onto object glass and stained with modified acid fast staining, and the rest of the concentrates were DNA extracted by freezing and thawing cycles and proteinase K digestion, then direct PCR was done to detect 18S rRNA gene. Result The proportion of positive stools for Cryptosporidium sp by acid fast staining from concentrated stools and 18S rRNA PCR were 4.8% and 34.6% respectively, which showed statistically significant difference. Conclusion The frequency of Cryptosporidium infection among children ≤ 3 years old was very high and stool storage in K2Cr2O7 for 13 months did not affect the PCR result. High prevalence of Cryptosporidium infection indicated high transmission in that area and the potential to be transmitted to other individuals such as the immunocompromised."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nisaul Masruroh
"Meningitis kriptokokal merupakan infeksi oportunistik yang umum dijumpai pada pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Menurunnya sistem kekebalan tubuh mengakibatkan pasien mudah mengalami infeksi patogen, salah satunya jamur Cryptococcus. Peningkatan tekanan intrakranial menjadi salah satu komplikasi dari meningitis kriptokokal yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Berbagai intervensi dilakukan untuk mengurangi tekanan intrakranial dan meningkatkan perfusi ke jaringan otak, salah satunya dengan intervensi keperawatan manajemen peningkatan tekanan intrakranial. Studi kasus ini bertujuan untuk mengalisis asuhan keperawatan pada pasien meningitis kriptokokal dengan intervensi manajemen peningkatan tekanan intrakranial. Pasien berjenis kelamin perempuan, usia 26 tahun dengan HIV tahap akhir dan infeksi Cryptococcus pada lapisan meninges. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis literatur. Intervensi dilakukan selama 5 hari yang terdiri dari tindakan mandiri keperawatan dan kolaborasi. Hasil intervensi memperlihatkan bahwa integrasi antara intervensi mandiri keperawatan dan kolaborasi dapat memberikan dampak yang baik bagi pasien yang ditunjukkan dengan adanya perbaikan prognosis pada pasien. Oleh karena itu, studi kasus ini dapat dijadikan acuan praktik keperawatan pada pasien meningitis kriptokokal dengan masalah peningkatan tekanan intrakranial.

Cryptococcal meningitis is a common opportunistic infection in patient with Human Immunodeficiency Virus (HIV). The decrease in the immune system cause patient susceptible to pathogen infection, such as Cryptococcus. Increased intracranial pressure is one of the complication of cryptococcal meningitis that can be life threatening. Various interventions were carried out to decrease intracranial pressure and increase perfusion to brain tissue, including intracranial pressure management. This study aims to analyze nursing care in patient with cryptococcal meningitis using intracranial pressure management intervention. Patient is 26 years old woman with final stage HIV and meningeal infection by Cryptococcus. This study used literature analysis design. Intervention was carried out for 5 days including independent and collaborative. Result showed that integration between them have a good impact on patients and patient shows a better prognosis. Therefore, this case study can be used as a reference for improving practice in cryptococcal meningitis patients with increased intracranial pressure problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadi Rihatmadja
"Sepengetahuan penulis, belum ada data koinfeksi VHS-2 dan T. pailidum pada individu yang terinfeksi HIV di Indonesia. Mengingat tingginya transmisi HIV melalui rute heteroseksual di Indonesia maka kiranya perlu dilakukan penelitian mengenai prevalensi kedua 1MS tersebut. Data yang diperoleh diharapkan dapat berguna bagi program pencegahan transmisi HIV di Indonesia. Diagnosis infeksi kedua IMS pada penelitian ini akan dinyatakan dengan kepositivan pemeriksaan serologik antibodi terhadap VHS-2 serta RPR dan TPHA.
Penelitian ini akan dilakukan di Poliklinik Kelompok Studi Khusus (Pokdisus) AIDS Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kelompok ini dibentuk sejak ,kasus AIDS ditemukan pertama kali di Indonesia tahun 1986. Pokdisus AIDS mengerjakan berbagai aktivitas yang terkait dengan pengendalian HIVIAIDS, termasuk pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan, Iayanan telepon hotline khusus AIDS, konseling dan pemeriksaan laboratorium, akses ke fasilitas diagnostik dan pengobatan, dan juga berfungsi sebagai pusat rujukan. Dalam kegiatannya tersebut Pokdisus AIDS telah membantu Iebih dari 1000 orang penderita infeksi HIVIAIDS memperoleh ()bat antivirus sejak tahun 1999. Dalam dua tahun terakhir, Pokdisus AIDS menangani kira-kira 700-800 kasus infeksi HIV baru. Selain kegiatan medis, Pokdisus AIDS juga melakukan berbagai penelitian pada populasi penderita HIVIAIDS khususnya di Jakarta. Dari penelitian yang pemah dilakukan, dapat dikemukakan di sini bahwa herpes simpleks merupakan salah satu infeksi oportunistik yang sering dijumpai, dan infeksi HIV di kalangan IDU amat tinggi, hingga mencapai 80%.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
5
1. Berapakah proporsi kepositivan pemeriksaan antibodi (IgG) terhadap VHS-2 pada pasien HIV/AIDS yang berobat di Pokdisus AIDS RSCM/FKUI?
2. Berapakah proporsi kepositivan pemeriksaan serologik terhadap Treponema pallidum (RPR dan TPHA) pada pasien HIVIAIDS yang berobat di Pokdisus AIDS RSCM/FKUI?
3. Faktor sosiodemografi dan perilaku seksual apakah yang berhubungan dengan kepositivan pemeriksaan IgG VHS-2, RPR dan TPHA pada pasien HIVIAIDS yang berobat di Pokdisus AIDS RSCM/FKUI?
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>