Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156676 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, James Eden
"Latar belakang : Seiring dengan dominasi penggunaan komputer di tempat kerja, dampak terhadap kesehatan pekerja termasuk nyeri bahu pun meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nyeri bahu dengan posisi janggal dan faktor-faktor risiko yang berhubungan pada pengguna komputer.
Metode : Penelitian ini menggunakan disain cross sectional , dilakukan di perusahaan X pada bulan Mei-Juli 2010. Responden dipilih dengan mctode consecufive sampling Faktor-faktor yang diteliti ialah sosiodemogmfi, gaya hidup dan pekeljaan. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, pemeriksaan iisik, wawancara dan pengukuran tempat kerja. Analisis multivariate dengan metode regresi logistik digunakan untuk mcncntukan variabel-variabel predictor dengan interval kepercayaan 95% dan batas kemaknaan 0,05.
Hasil : Terpilih 78 responde dari 402 populasi .Prevalensi nyeri bahu 47,4% dengan posisi janggal paling sering dijumpai ialah ante fleksi 2 60°. Faktor-falctor risiko signitikan adalah posisi janggal (OR=l3,58; 95%CI:2,25-82,18), perempuan (0R:4,54; 95%CI:l,l0-l8,73), kcbiasaan berolah raga (OR=2,65;95%CI:0,72-9,83), lama mcnggunakan komputer >8 jam (OR:7,46; 95%CI:l,77~3l,35), pelatihan crgonomi (0R:3,43; 95%CI:O,93-l2,60).

Background: In alignment with dominant use of computers at the workplace, the toward worker health impact as well shoulder pain is increasing. This study aims to determine the relationship between shoulder pain with awkward position of the upper arm and others related risk factors.
Methods: This cross sectional study was conducted at company X during May to July 2010. Respondents were selected by consecutive sampling method. Risk factors included in this study were sociodetnographic, lifestyle and work environment. Data were collected by using questionnaires, conducting physical examinations, interview and workplace measurements. Multivariate analysis with logistic regression method has been used to identify detemtinant factors with 95% confidence interval and significance linrit of 0.05.
Results: There are 78 respondents of 402 total population. Prevalence of shoulder pain 47.4% with the most frequent awkward position is forward flexion 260°. Signijicant risk factors were awkward position (OR=13,58; 95%CI:2,25-82,l8), fema1e(OR:4,54; 95%CI:l,l0-l8,73), physical exercise (OR=2,65;95%CI:0,72-9,83), using computer 28 hrs per day (OR:7,46; 95%CI:1,77-3l,35), ergonomic training (0R:3,43; 95%CI:0,93-l2,60).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32301
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harumiti Ramli
"Pekerja bagian produksi di perusahaan elektronik bekerja dengan sistim ban berjalan sehingga banyak melakukan gerakan berulang lengan alas dalam menyelesaikan tugasnya. Gerakan berulang bila dilakukan secara terus menerus dan dengan frelcuensi yang tinggi dapat menyebabkan timbulnya Work Related Musculoskeletal (WMSD), salah satunya adalah Sindroma Nyeri Bahu (SNB). Oieh karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui prevalensi serta faktor-faktor apa yang berhubungan dengan timbulnya SNB.
Metoda penelitian :
Desain. penelitian adalah k:ros seksional/potong lintang, dengan membandingkan prevalensi di bagian produksi dan quality control pada departemen produksi. Populasi adalah pekerja wanita. Didapatkan sampel sebesar 106 orang dari bagian produksi dan 48 orang dari bagian quality control. Pengumpulan data dilakukan antara bulan Maret sampai Juni 2005. Data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner, observasi dan pemeriksaan fisik,termasuk tes neurologi. Data suhu lingkungan kerja didapatkan dari data sekunder.
Basil penelitian :
Didapatkan prevalensi SNB sebesar 29,2 % untuk seluruh departemen produksi, dengan prevalensi di bagian produksi 36,8 % dan quality control 12,5 %. Faktor yang berhubungan dengan SNB adalah jenis pekerjaan, kebiasaan olah raga, riwayat pekerjaan, status reproduksi, jenis gerakan lengan was > 45 ° dan jumlah gerakan berulang. Faktor jumlah gerakan berulang kategori tinggi (>1.200 gerakan/jam) merupakan faktor yang paling berperan dengan SNB (OR suaian =3,749 ; 95 % CI
1,45-9,70)
Kesimpulan dan saran :
Prevalensi SNB di perusahaan ini sebesar 29,2 %. Gerakan berulang kategori tinggi berhubungan bermakna dengan SNB, sehingga perlu dilakukan rotasi kerja antara kedua bagian pekerja tersebut.

Workers in the production department of electronic factory have to work on conveyor line system which requires repetitive movement of upper arm with high frequencies for doing the job. Continuous repetitive movement will cause work related musculoskeletal disorder, one of them is Shoulder Pain Syndrome. This study was conducted to identify the association between Shoulder Pain Syndrome and other related factors.
Methodology :
The design of this study was cross sectional with comparison of two sites production department were production section and quality control section. The selected respondent were 106 workers from production section and 48 workers from quality control section. Data collection was conducted from Mach to June 2005. The data collection method used were guided interviews, observation and physical examination, including neurology test. Room temperature was obtained from secondary data.
Results
The prevalence of Shoulder Pain Syndrome was 29,2 % in the production department, 36,8 % in production section and 12,5 % from quality control section. Several risk factor were related to Shoulder Pain Syndrome such as job description, sport activity, reproduction status, upper arm > 45 degree and frequency of repetitive movement. The determinant variable showed significant relationship with Shoulder Pain Syndrome is the frequency of repetitive movement (OR =3,749 ; 95 % CI =1,45-9,70)
Conclusion and Recommendation :
Prevalence of Shoulder Pain Syndrome was found high among female electronic workers. It was concluded that high repetitive movement had a significant relationship with Shoulder Pain Syndrome, so that job rotation between these two sections is needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Innosensius Ibnu Ishwara
"ABSTRAK
Nama :Innosensius Ibnu IshwaraProgram Studi :Magister Kedokteran Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaJudul :Hubungan Gerakan Berulang Lengan Atas Terhadap Intensitas Nyeri Bahu Pada Pekerja Pengemasan Bagian Produksi Manufaktur Dengan Belt ConveyorLatar Belakang :Nyeri muskuloskeletal menjadi penyebab utama gangguan kerja pada usia produktif. Nyeri bahu merupakan penyebab terbanyak ketiga penyakit nyeri muskuloskeletal. Keluhan nyeri bahu kebanyakan bersifat simptomatik tanpa diagnostik secara klinis, namun menurut beberapa penelitian lain hal tersebut dapat menjadi prediktor terhadap suatu dampak terjadinya penyakit bahu di masa depan. Kriteria nyeri bahu yang dipakai oleh peneliti adalah keluhan nyeri bahu subyektif dan pengukuran nyeri dengan Visual Analogue Scale.Metode :Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Penelitian dilakukan di perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pangan di Bekasi pada bulan Desember 2016. Sampel dihitung menggunakan uji dua proporsi dengan kelompok terpapar dipilih secara total sampling dan kelompok tidak terpapar dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner, pemeriksaan fisik dan rekaman video. Variabel yang diteliti adalah umur, tinggi badan, panjang lengan, kebiasaan merokok, olahraga, masa kerja, lama kerja, frekuensi gerakan berulang lengan atas, posisi sudut lengan atas terhadap bahu.Hasil :Dari total 80 orang responden, didapatkan prevalensi kejadian nyeri bahu sebanyak 38 responden 47,5 . Faktor masa kerja ge; 1 tahun OR=3,30 dengan 95 CI 1,25 ndash;8,74 , lama mini breaks < 5 menit dalam 1 jam OR=2,70 dengan 95 CI 1,07 ndash;6,81 dan gerakan berulang lengan atas dengan median 1140 180-4800 OR 1,002 dengan 95 CI 1,001 ndash;1,003 memiliki hubungan bermakna dengan kejadian nyeri bahu.Kesimpulan dan saran :Faktor risiko paling dominan terhadap kejadian nyeri bahu adalah gerakan berulang lengan atas dengan p=0,002 dan nilai OR 1,002 95 CI 1,001 ndash; 1,003 . Perlu dilakukan pengaturan terkait dengan rolling kerja dalam tim pada pekerja dengan gerakan berulang. Pekerja dianjurkan dan diajarkan mengenai gerakan relaksasi setelah bekerja.Kata kunci :Nyeri bahu, gerakan berulang

ABSTRACT
Name Innosensius Ibnu IshwaraStudy Program Postgraduate Program Occupational Medicine, Faculty of Medicine, University of IndonesiaTitle The relation of repetitive motion of upper arm with the intensity of shoulder pain among packing workers at manufacture company that using belt conveyor. Background Muscle pain is the most caused of disruption due to work relation at productive ages. Shoulder pain is the third common in muscle pain. Mostly, the shoulder pain is symptoms only without specific diagnostic. But in many researches, that symptom can be useful for shoulder pain predictor in the future. The shoulder pain criteria is subjective symptom and self pain measurement with Visual Analogue Scale.Method This study uses cross sectional design with total sampling and simple random sampling. It was conducted in manufacture company in Bekasi during December 2016. Data collection was conducted by interview with subject, questionnaire, physical examination and video recording. Variables studied are age, height, length of arm, smoking habit, sport habit, phase of work, duration of work, repetitive motion of upper arm and the maximum angle of upper arm to shouder. Result The studied recruited 80 workers, with the prevalence of shoulder pain is 38 workers 47,5 . A risk factor identified, were length time of work ge 1 years OR 3,30 , minibreaks duration "
2017
T55699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Bahri Bratakusuma
"Latar Belakang: Nyeri bahu dapat disebabkan oleh posisi kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan posisi kerja lengan dan faktor-faktor lain terhadap nyeri bahu pada tenaga kerja Bagian Speed Frame dan Ring Spinning di Pabrik Benang PT.X Karawang.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional pada 112 responden. Kriteria nyeri bahu didasarkan atas anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan Range of Motion dan Visual Analog Scale. Variabel bebas adalah umur, jenis kelamin, status gizi, masa kerja, lama kerja, riwayat pekerjaan, kebiasaan olah raga, kebiasaan melakukan pekerjaan rumah tangga, dan posisi lengan atas sewaktu bekerja. Sedangkan variabel terikat adalah nyeri bahu. Analisis bivariat dan multivariate dilakukan dengan program STATA 10.
Hasil: Didapatkan prevalensi nyeri bahu sebanyak 30,6%. Dari analisis multivariat didapat 2 variabel yang berhubungan dengan nyeri bahu, yaitu posisi kerja lengan atas dengan sudut ≥45° OR=3,86 (95% CI 1,54-9,68) dan kebiasaan olah raga rutin OR= 4,11 (95% CI 1,42-11,92).
Kesimpulan: Posisi kerja lengan atas dengan sudut ≥45° mempunyai risiko untuk meningkatkan terjadinya nyeri bahu. Walaupun bermakna, masih perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap hubungan olah-raga dengan nyeri bahu.

Background: Shoulder pain can be caused by work position. The study aim is know the relationship between work position of upper arm and shoulder pain among workers, who worked at in Textile Factory PT.X Karawang.
Methods: A cross sectional study was conducted among 112 workers. Shoulder-pain was based on anamnesis, physical examination, examination of Visual Analog Scale and Range of Motion. Independent variables were age, gender, BMI, duration of work, time of work, story of work, routine of sport, routine of house work, and work position of upper arm. Dependent variable was shoulder pain. Bivariate and multivariate analysis was done through STATA 10.
Results: The prevalence rate of shoulder pain was found 30.36%. Based on multivariate analysis, a significant relationship was found between shoulder pain with position of upper arm ≥45° OR=3.86 (95% CI 1.54-9.68) and routine of sport OR= 4.11 (95% CI 1.42-11.92)
Conclusion: Work position of upper arm ≥45° increase risk of shoulder pain 3.86 times. Even though routine sport found increase risk of shoulder pain, this need further research.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nelmi Silvia
"Latar Belakang: Pekerja kantor dengan komputer berisiko untuk mengalami nyeri leher dan bahu. Bila nyeri leher dan bahu ini tidak ditangani dengan baik akan dapat mengganggu aktivitas pekerja baik di tempat kerja maupun di luar pekerjaan. Oleh karena itu diperlukan suatu penanganan yang tepat pada kasus nyeri leher dan bahu ini. Laporan ini dibuat untuk memperoleh bukti apakah latihan leher dan bahu efektif dalam mengurangi nyeri leher dan bahu pada pekerja kantor dengan komputer.
Metode: Pencarian literatur dilakukan secara online dengan menggunakan database Pubmed dan Cohrane library. Judul dan abstrak yang didapatkan kemudian ditapis berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Telaah kritis dilakukan dengan menggunakan kriteria oleh Center-for Evidence Based Medicine, University of Oxford yang mencakup validity, importance dan applicability.
Hasil: Didapatkan enam artikel yang relevan. Semua studi merupakan randomized controlled trial. Secara keseluruhan semua studi cukup valid, walaupun ada studi yang memiliki angka drop-out yang tinggi. Dari enam studi, aspek importance hanya dapat dinilai pada tiga studi karena tidak diketahui berapa effect size pada tiga studi lainnya. Pada tiga studi yang dapat dinilai aspek importance, walaupun ada hasil yang menunjukkan efek perbaikan yang bermakna secara statistik, namun efeknya secara klinis hanya minimal sampai sedang. Oleh karena tingkat kepentingannya yang rendah, maka tidak dilanjutkan lagi penilaian applicability.
Kesimpulan: Belum ditemukan bukti yang cukup kuat bahwa latihan leher dan bahu efektif dalam mengurangi nyeri leher dan bahu pada pekerja kantor dengan komputer. Oleh karena itu kita belum dapat menyarankan latihan leher dan bahu ini sebagai terapi untuk mengurangi nyeri leher dan bahu pada pekerja kantor dengan komputer.

Background: Computer office workers are at risk to have neck and shoulder pain. If neck and shoulder pain is not controlled properly, it can disrupt the worker?s activities both at work and outside work. Therefore proper treatment is needed for neck and shoulder pain. This report aims to obtain evidence whether neck and shoulder training is effective in reducing neck and shoulder pain among computer office workers.
Method: A literature search was conducted online using database of Pubmed and Cochrane library. Titles and abstracts were obtained and then screened based on inclusion and exclusion criteria. Critical appraisal was conducted using criteria by Center-for Evidence Based Medicine, University of Oxford include validity, importance and applicability.
Results: Six articles were found to be relevant. All studies are randomized controlled trials. Overall, all studies are quite valid although there are studies which have high drop-out rate. From six studies, aspect of importance only can be assessed in three studies because the effect size in three other studies was unknown. In the three studies where aspect of importance could be assessed, although there are outcomes that were statistically significant, the clinically improvement were only minimal to moderate. Because the level of importance is low, assesment of applicability was not conducted.
Conclusion: No sufficient evidence was found that neck and shoulder training is effective in reducing neck and shoulder pain among computer office workers. Therefore neck and shoulder training as therapy for reducing neck and shoulder pain among computer office workers can not be recommended.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Kartikawati
"Latar belakang dan Tujuan: Bajaj sebagai salah satu alat transportasi rakyat yang dapat menimbulkan getaran. Getaran yang mengenai tubuh dapat menimbulkan gangguan, antara lain nyeri bahu. Kelainan tersebut dapat terjadi akibat gangguan pada neuromuskular, vaskuler, darah, tulang dan sistem lainnya. Pajanan getaran yang terjadi terus menerus dapat menimbulkan gangguan muskuloskeletal pada leher, bahu dan lengan atas. Gangguan muskuloskeletal ini merupakan salah satu gejala dari pajanan getaran yang terbanyak, yaitu 17-42%.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dilakukan di KDK FKUI Kel. Kayu Putih, Jakarta Timur. Pada November 2008- Januari 2009. Pengambilan sampel berdasarkan total sampling. Pengumpulan data dengan anarnnesa menggunakan kuesioner, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan getaran pada bajaj. Variabel yang diteliti adalah Umur, pendidikan, merokok, usia bajaj, perawatan kendaraan, lama kerja per hari, penggunaan alat peredam di tangan kanan, bokong dan kaki kanan, alat pelindung diri. Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, sudut antara lengan atas dan batang tubuh (sudut ketiak), Tingkat akselerasi getar pada tangan kanan, bokong dan kaki kanan. Populasi bajaj di Kel.Kayuputih seratus lima puluhan.
Hasil Penelitian: prevalensi pengemudi bajaj yang mengalami nyeri bahu kanan akibat getaran adalah 63.9%. Faktor paling dominan berhubungan dengan nyeri bahu kanan adalah faktor merokok. Memiliki risiko 17.06 kali terjadinya nyeri bahu dibandingkan tidak merokok dan WBV bokong >0.4 m/det2 (p=0.000) memiliki risiko 11.60 kali terjadinya nyeri bahu dibandingkan WBV bokong <0.4 m/det2.
Kesimpulan dan Saran: Faktor yang paling berhubungan dengan nyeri bahu kanan adalah faktor merokok, faktor tingkat akselerasi getar pada bokong. Perlu dibuat modifikasi kendaraan pengganti yang aman dan terjangkauoleh pengemudi bajaj sehingga mereka secara sukarela beralih profesi menjadi kendaraan yang lebih aman."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T31655
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marsiliana
"ABSTRAK
Nyeri punggung merupakan salah satu bentuk gangguan otot rangka akibat kerja yang cukup tinggi dikeluhkan pekerja pengguna komputer. Untuk menghindari kejadian nyeri punggung, pekerja perlu memiliki perilaku yang ergonomis. Perilaku ergonomis didasari oleh pengetahuan ergonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ergonomi pekerja pengguna komputer terhadap keluhan nyeri punggung. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif potong lintang dengan total sample sebanyak 83 pekerja di PT. X. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan dan keluhan nyeri punggung yang mempunyai nilai realibilitas > 0,06. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ergonomi dengan keluhan nyeri punggung. Namun, ditemukan prevalensi nyeri punggung yang tinggi sebesar 65,1% responden mengalami nyeri punggung akibat kerja. Hasil ini merekomendasikan bahwa pengetahuan ergonomi yang baik harus dimiliki oleh pekerja yang menggunakan komputer agar menekan keluhan nyeri punggung yang terjadi akibat kerja.

ABSTRACT
Back pain is one form of work-related musculoskeletal disorders is high enough workers complained of computer users. To avoid the occurrence of back pain, workers need to have an ergonomic behavior. Ergonomic behavior based on the knowledge of ergonomics. The purpose of this study was to determine the relationship of the level of knowledge workers ergonomic computer users against back pain. This study uses a methodology descriptive cross sectional with a total sample of 83 workers at PT. X. The research instrument is a questionnaire to measure the level of knowledge and back pain that has the reliability value > 0.06. The results showed no relationship between the levels of knowledge of ergonomics with complaints of back pain. However, it was found a high prevalence of back pain that 65.1% of respondents experienced a work-related back pain. These results recommend that the knowledge of good ergonomics must be accompanied by workers to suppress the back pain that occur."
2016
S64486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"Pengobatan lini pertama pada pasien kanker payudara adalah mastektomi. Efek samping dari mastektomi diantaranya nyeri, penurunan fungsi bahu, kelemahan otot, mati rasa, keterbatasan lingkup gerak sendi bahu, dan limfedema. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh latihan shoulder range of motion (ROM) pre operatif terhadap nyeri dan fungsi bahu pada pasien kanker payudara pasca mastektomi. Desain penelitian quasi experimental dengan 42 responden kanker payudara yang menjalani mastektomi di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) pada bulan Juni – Juli 2023. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Numerical Rating Scale (NRS) dan Shoulder Pain and Disability Index (SPADI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna terhadap skor nyeri dan fungsi bahu di hari ke-3 dan hari ke-10 setelah mastektomi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol nilai pValue 0,000 (pValue < 0,05). Perawat dapat memberikan kombinasi latihan shoulder ROM pre operatif dan post operatif pada pasien kanker payudara yang menjalani mastektomi agar dapat menurunkan keluhan efek samping dan mencegah komplikasi dari tindakan tersebut.

The first line of treatment for breast cancer patients is a mastectomy. Side effects of a mastectomy include pain, decreased shoulder function, muscle weakness, numbness, limited range of motion of the shoulder joint, and lymphedema. This study aims to analyze the effect of preoperative shoulder range of motion (ROM) exercises on shoulder pain and function in post-mastectomy breast cancer patients. A quasi experimental design with 42 breast cancer respondents who underwent mastectomy at the Dharmais Cancer Hospital in June - July 2023. The instruments used in this study were the Numerical Rating Scale (NRS) and Shoulder Pain and Disability Index (SPADI). The results of this study indicated that there were significant differences in the scores of shoulder pain and function on day 3 and day 10 after mastectomy in the intervention group compared to the control group with a pValue of 0.000 (pValue <0.05). Nurses can provide a combination of preoperative and postoperative shoulder ROM exercises to breast cancer patients undergoing mastectomy in order to reduce complaints of side effects and prevent complications from the procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Diyanti Yaumil Sulfa
"Tesis ini disusun dengan metode evidence-based case report (EBCR) yang merupakan metode pelaporan sebuah masalah klinis dengan pendekatan berbasis bukti. Pasien laki-laki, 39 tahun, dengan cedera medulla spinalis paraplegia kronis pengguna kursi roda manual datang dengan keluhan nyeri pada kedua bahu VAS 4. Keluhan nyeri dirasakan dalam 4 bulan terakhir dan dirasakan terutama saat transfer dan mengayuh kursi roda. Pertanyaan klinis dari kasus ini yaitu apakah pemberian latihan penguatan otot-otot ekstremitas atas dapat mengurangi nyeri bahu dan meningkatkan kemampuan fungsional individu cedera medula spinalis paraplegia pengguna kursi roda manual dan wheeling mandiri dengan nyeri bahu. Pencarian literatur dilakukan pada pusat data Cochrane, Pubmed, Scopus, Science Direct, dan Sage Journals. Dari seleksi judul dan abstrak berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan pembacaan jurnal secara menyeluruh diperoleh tiga artikel yang sesuai dengan pertanyaan klinis. Dilakukan analisis ketiga artikel tersebut dengan menilai kualitasnya berdasarkan validitas, kepentingan dan aplikabilitasnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa latihan penguatan otot-otot bahu dengan intensitas sedang pada pasien cedera medulla spinalis paraplegia pengguna kursi roda manual selama 8 hingga 12 minggu berujung pada perbaikan bermakna nyeri bahu kronis yang dinilai dengan Visual Analog Pain Scale (VAS) dan Wheelchair User’s Shoulder Pain Index (WUSPI). Hasil analisis subgrup juga menunjukkan perbaikan bermakna kemampuan fungsional sendi bahu yang dinilai dengan Physical Examination of the Shoulder Scale (PESS), the 36-item Short Form Health Survey (SF-36), the subjective quality of life scale (SQoL), dan Patient Global Impression of Change Scale. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan penguatan ekstremitas atas pada pasien cedera medula spinalis paraplegia yang menggunakan kursi roda manual dengan nyeri bahu memiliki manfaat positif dalam penurunan nyeri bahu dan perbaikan kemampuan fungsional sendi bahu dalam aktivitas sehari-hari.

This was an evidence-based case report (EBCR) designed to figure out the effects of upper extremities strengthening exercise towards shoulder pain experienced by spinal cord injury paraplegic patients who were manual wheelchair users. EBCR referred to a clinical case report with evidence-based approach method. A 39 year old paraplegic male patient came to the outpatient clinic with complaints of bilateral shoulder pain, VAS 4, in the past 4 months, especially felt during transfer and wheeling propulsion. This raised a clinical question whether upper extremities strengthening exercise would be able to reduce pain and improve shoulder function in paraplegic patients who were manual wheelchair users. Literature search in accordance with the clinical question was conducted on Cochrane, Pubmed, Scopus, Science Direct, and Sage Journals databases. Selection of titles and abstracts based on inclusion and exclusion criteria, multiple screening and thorough reading of the journal articles resulted in three suitable articles. Analysis was carried out on these articles by assessing their quality based on their validity, importance and applicability. The result of our analysis showed that shoulder strengthening exercises in moderate intensity performed in duration of 8 to 12 weeks demonstrated significant improvement in pain reduction assessed with Visual Analog Pain Scale (VAS), and Wheelchair User’s Shoulder Pain Index (WUSPI). Subgroup analysis showed significant improvement in shoulder function with improvement in Physical Examination of the Shoulder Scale (PESS), the 36- item Short Form Health Survey (SF-36), the subjective quality of life scale (SQoL), and Patient Global Impression of Change Scale. In summary, shoulder strengthening exercises have been demonstrated to improve shoulder pain dan function significantly in spinal cord injury paraplegic patients who used manual wheelchair for mobility on daily basis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Maulida Rachmi
"ABSTRAK
Latar Belakang. Peternak sapi perah terpajan faktor risiko besar untuk mengalami nyeri lutut. Posisi kerja berjongkok memberikan tekanan pada lutut dapat menyebabkan cedera dan penyakit degeneratif sendi lutut. Tujuan penelitian untuk mengetahui prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan nyeri lutut pada peternak sapi perah di Jawa BaratMetode. Penelitian potong lintang dilakukan pada 117 orang di Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak BPT-SP HPT Cikole, Lembang pada Mei-Juni 2017 dengan jumlah sampel total populasi. Dilakukan wawancara, pengisian kuesioner KOOS Knee Injury and Osteoarthritis Outcome Score dan observasi posisi kerja. Analisis data dilakukan dengan program statistik SPSS Statistics 20.0Hasil. Sebanyak 88 subjek mengalami nyeri lutut dengan keluhan terbanyak nyeri lutut ringan 84 . Didapatkan hubungan nyeri lutut dengan posisi berjongkok ORc=7.36 . Faktor risiko determinan adalah masa kerja 6-10 tahun dengan ORA sebesar 7.35 95 CI 1.25-42.95, p=0.027 dan masa kerja >10 tahun dengan ORA sebesar 26,09 95 CI 1.24-547.59, p=0.036 .Simpulan. Prevalensi nyeri lutut pada peternak sapi perah sebesar 88 . Terdapat hubungan nyeri lutut dengan posisi kerja berjongkok. Faktor risiko determinan berhubungan nyeri lutut adalah masa kerja lebih dari 5 tahun. Saran. Memperbaiki kondisi kerja pemerah sapi untuk mengurangi paparan terhadap faktor-faktor risiko selama masa kerja.
ABSTRACT
Background. Dairy farmers have been identified having high risk for knee pain. Squatting position when milking cows create awkward knee posture and high compression on knee joint that could lead to knee injury and degenerative diseases on knee joint. This study aims to identify the prevalence of knee pain among dairy farmers and the association of squatting position and other factors with knee pain among Dairy Farmers in West JavaMethod. A cross sectional study on 117 respondents was conducted at Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak BPT SP HPT Cikole, Lembang from May through June 2017 with total population sampling. Instruments used were standardized inteview form and KOOS Knee Injury and Osteoarthritis Outcome Score questionnaire. Working position was observed. SPSS Statistics 20.0 program was used to analyze the data.Result. In this study, 88 dairy farmers had knee pain, mostly with mild knee pain. Association was found between knee pain and squatting ORc 7.36 . Determinants for knee pain are working period 6 10 years with ORA 7.35 95 CI 1.25 42.95, p 0.027 and working period 10 tahun with ORA 26,09 95 CI 1.24 547.59, p 0.036 .Conclusion. Prevalence of knee pain among dairy farmers was 88 . The study suggest that knee pain among dairy farmers had association with squatting position. Working period 5 years was identified as determinant factor.Recommendation. Improve dairy farmers working condition to reduce exposure of risk factors during working period. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>