Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144734 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meindra Sabri
"Pengukuran dampak ekonomi dari wisatawan mancanegara (wisman) dapat dilakukan melalui Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) yang berdasarkan analisis Input-Output. Akan tetapi model Input-Output tidak bisa digunakan untuk melihat distribusi pendapatan. Kekurangan dapat diatasi dengan model Sistem Neraca Sosial Ekonomi Nasional (SNSE) yang merupakan suatu sistem yang komprehensif yang menunjukkan keterkaitan sistem data sosial dan ekonomi nasional.
Dengan menggunakan SNSE, dilakukan penelitian untuk melihat dampak peningkatan pengeluaran wisman di sektor hotel, restoran dan angkutan domestik terhadap distribusi pendapatan. Secara khusus, untuk melihat jalur terbaik yang mentransmisikan pengaruh peningkatan penge1uaran wisman di tiga sektor diatas terhadap rumah tangga dilakukan analisis Structural Path Analisis (SPA) Hasil penelitian menunjukkan sektor-sektor yang mendapat tambahan pendapatan yang tertinggi adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau, perdagangan, pertanian tanaman pangan dan sektor industri kimia, faktor tenaga kerja di perkotaan, dan kelompok rumah tangga non pertanian. Ketimpangan distribusi pendapatan antara kelompok rumah tangga pertanian dan non pertanian cenderung semakin rendah."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21219
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kusbiyantoro
"Pariwisata mempunyai peran sangat panting dalam berbagai aspek strategis pernbangunan ekonomi nasional maupun daerah. Diantaranya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa, penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan serta memeratakan pendapatan masyarakat.
DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis di Indonesia cukup banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Devisa mengalir dari wisatawan mancanegara yang masuk melalui bandara Soekamo-Hatta maupun Tanjung Priok terus meningkat tiap tahunnya. Perolehan devisa DKI Jakarta pada tahun 1997 mencapai US$ 3.023 juta. Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi yang berlanjut dengan krisis keamanan perolehan devisa terns menurun menjadi USS 2.438 juta tahun 1998 dan hanya mencapai USS 760 juta pada tahun 2001.
Sumbangan sektor pariwisata terhadap PDRB DKI Jakarta menduduki urutan kedua setelah sektor industri di luar sektor keuangan, persewaan dan jasa. Dibandingkan sektor lainnya peranan sektor ini mampu diandalkan apabila kondisi dan citra Jakarta dapat dipulihkan. Kontribusi sektor pariwisata pada PDRB DKI Jakarta mencapai 14,39 persen pada tahun 1997, namun memasuki tahun 1998 kontribusinya mengalami sedikit penurunan menjadi 14,08 persen. Bahkan dari tahun 1999 kontribusinya terus menurun hingga hanya 3,50 persen pada tahun 2001.
Penurunan pengeluaran wisatawan mancanegara menyebabkan penurunan permintaan terhadap komoditi domestik, dan berpengaruh negatif terhadap sektor produksi, pada akhimya akan menyebabkan penurunan tingkat penghasilan masyarakat DKI Jakarta. Tingkat penghasilan yang menurun menyebabkan merosotnya daya beli masyarakat dan merosotnya jumlah konsumsi masyarakat. Selanjutnya berakibat melemahnya kegiatan sektor produksi dan menurunnya konsumsi masyarakat menyebabkan menurunnya Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta.
Turunnya PDRB mencerminkan menurunnya tingkat pendapatan masyarakat secara keseluruhan. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan menjawab dua pertanyaan: a) seberapa besar pengaruh pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap distribusi pendapatan masyarakat di DKI Jakarta, b) seberapa besar dampak penurunan pengeluaran wisatawan mancanegara yang terjadi akibat krisis ekonomi dan konflik sosial politik berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di DKI Jakarta.
Hipotesis yang ingin dibuktikan dalam penulisan ini adalah, pertama pengeluaran wisatawan mancanegara berpengaruh positif terhadap pendapatan dan berpengaruh positif balk langsung maupun tak langsung terhadap perekonomian DKI Jakarta. Kedua, penurunan pengeluaran wisatawan mancanegara berpengaruh negatif terhadap distribusi pendapatan masyarakat di DKI Jakarta.
Metode yang digunakan adalah Sosial Accounting Matrix (SAM) atau sering disebut Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE). Penggunaan SNSE dimaksudkan agar sektor-sektor ekonomi dapat sebanyak mungkin dimasukkan dalam penelitian ini, baik berupa kegiatan produksi, faktor produksi maupun institusi atau rumah tangga.
Dalam melihat dampak pengeluaran wisatawan mancanegara dari SNSE DKI Jakarta 2000 ukuran 103 x 103 dikembangkan lagi menjadi 129 x 129. Pemecahan dilakukan terhadap sektor-sektor dalam blok kegiatan produksi. Hal ini dimaksudkan agar sektor yang terkait dengan pariwisata dapat dilihat secara lebih rinci, sehingga studi dampak pariwisata terhadap perekonomian DKI Jakarta memungkinkan untuk diketahui.
Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap pendapatan masyarakat digunakan pendekatan pengganda neraca, Acccunting Multiplier (Ma). Sedangkan untuk mengetahui lebih lanjut aliran pengaruh tersebut digunakan pendekatan Structural Path Analysis (SPA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang ditimbulkan oleh pengeluaran wisatawan mancanegara terdistribusi diantara blok Faktor Produksi, blok Institusi dan blok Kegiatan Produksi. Distribusi pendapatan faktorial menujukkan bahwa secara umum dalam perekonomian DKI Jakarta bersifat intensif modal, ditandai dengan besarnya dominasi pendapatan yang diterima oleh faktor produksi kapital yaitu sebesar Rp. 3.643,71 milyar yang berarti 54 persen dari total pendapatan yang diterima pleb faktor produksi.
Pendapatan faktor produksi tenaga kerja di bidang Tata Usaha, Penjualan, Jasa¬jasa Penerima Upah dan Gaji jauh lebih besar dibandingkan dengan bidang lain, yaitu menyerap 50,9 persen dari total pendapatan yang diterima oleh faktor produksi tenaga kerja. Tenaga Kerja Pertanian Penerima Upah dan Gaji merupakan bidang yang paling sedikit penyerapannya yaitu sebesar Rp. 3,66 milyar, yang berarti 0,1 persen dari total pendapatan yang diserap faktor produksi tenaga kerja.
Di dalam Institusi Rumah Tangga terjadi ketimpangan pendapatan yang cukup besar antara Rumah Tangga Golongan X dengan Rumah Tangga Golongan I sampai IX. Rumah Tangga Golongan X memperoleh pendapatan terbesar yaitu Rp. 1.787,87 milyar, merupakan 47,3 persen dari total pendapatan yang diterima Institusi Rumah Tangga. Sedangkan 52,3 persennya terdistribusi diantara Rumah Tangga Golongan I hingga IX. Porsi terbesar diterima oleh Rumah Tangga Golongan IX, sebesar Rp. 492,95 milyar merupakan 13,68 persen dari total pendapatan yang diterima Institusi rumah tangga sebesar Rp. 3.602,56 milyar. Bahkan Rumah Tangga Golongan 1 hanya menyerap Rp.56,51milyar, yang berarti 1,57 persen dali total pendapatan. Institusi rurnah tangga.
Pendapatan yang diterima sektor Produksi sebesar Rp. 13.417,53 milyar terdistribusi ke dalam 48 sektor. Tiga sektor berpendapatan terbesar yaitu sektor Hotel sebesar Rp. 1.872,38 milyar, merupakan 13,95 persen. Terbesar kedua, sektor Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank sebesar Rp. 1.190,46 milyar, merupakan 8,87 persen Ketiga, sektor Restoran sebesar Rp. 1.137,46 milyar, merupakan 8,48 persen.
Implikasi kebijakan yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan peran sektor pariwisata beserta pemerataan pendapatan bagi masyarakat dan perekonomian DKI Jakarta adalah: meningkatkan investasi pemerintah di sektor pariwisata., perbaikan sarana dan prasarana yang mendukung sektor pariwisata,.mendorong tumbuhnya investasi swasta, baik dalam negeri maupun asing melalui promosi-promosi investasi., menjaga dan memelihara citra Jakarta sebagai Kota Wisata. Dalam kaitannya dengan penciptaan pemerataan perlu dilakukan kebijakan berupa: meningkatkan pendapatan rumah tangga golongan bawah, melalui program-program pemberdayaan masyarakat seperti pinjaman modal usaha, program pendampingan untuk pembinaan serta pemilihan usaha produktif., mendorong berkembangnya sektor jasa perorangan dan rumah tangg: yang menunjang sektor pariwisata (seperti kerajinan tangan, cindera mata) melalui pembinaan-pembinaan, pembentukan kelompok-kelompok usaha."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernita Maulida
"Pembangunan di Propinsi Bali, dititikberatkan pada bidang pertanian dalam arti luas, pengembangan pariwisata dengan karakter kebudayaan Bali yang dijiwai oleh agama Hindu, serta sektor industri dan kerajinan terutama yang berkaitan dengan sektor pertanian dan pariwisata.
Peningkatan kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik ke Bali secara langsung juga akan menimbulkan peningkatan pengeluaran wisatawan, yang berarti injeksi dana bagi pembangunan perekonomian Bali akan semakin bertambah. Namun krisis yang melanda perekonomian nasional sejak Agustus 1997 dan terus berlanjut hingga kini telah menurunkan kemampuan (pengeluaran) pemerintah untuk membiayai pembangunan sektor-sektor ekonomi. Demikian pula, krisis keamanan yang mengikuti krisis ekonomi telah menurunkan jumlah kunjungan wisatawan, yang tentunya juga akan menurunkan total pengeluaran wisatawan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji: a. dampak pengeluaran wisatawan yang berkunjung ke Bali terhadap distribusi pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, b. pengatuh ganda (multiplier effect), daya penyebaran dan derajat kepekaan kegiatan pariwisata terhadap perekonomian Bali, serta ketergantungannya terhadap sektor-sektor lain.
Penulisan ini menggunakan pendekatan dengan model Miyazawa, yang dibangun berdasarkan tabel Input-Output Bali tahun 2000. Dalam model Miyazawa ini, perbedaan yang mendasar dengan tabel Input-Output adalah didalam format kuadran I dan II. Sesuai dengan tujuan dalam model ini yaitu untuk menganalisis distribusi pendapatan sebagai dampak dari adanya pengeluaran wisatawan, maka kolom konsumsi rumah tangga yang dianggap sebagai pelaku produksi dalam perekonomian dibagi menjadi tiga kelompok pengeluaran berdasarkan tingkat pendapatan yaitu: kelompok pendapatan rendah, sedang dan tinggi. Sedangkan untuk input primer dalam hal ini terdiri dari: upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung diasumsikan diterima semua oleh tenaga kerja yang bekerja dalam masing-masing sektor ekonomi. Input primer ini dibagi pula menjadi tiga kelompok pendapatan yaitu: kelompok pendapatan rendah, sedang dan tinggi.
Pernbagian kelompok pendapatan ini dilakukan dengan menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2000. Dari hasil survey ini, diperoleh range untuk masing-masing kelompok pendapatan yaitu: kelompok pendapatan rendah ( Rp. 935.000,-).
Untuk mengetahui jumlah pengeluaran wisatawan pada masing-masing sektor ekonomi, maka kolom ekspor dibagi menjadi dua bagian yaitu ekspor untuk wisatawan dan ekspor non wisatawan. Data yang digunakan dalam pembagian ekspor ini berasal dari hasil Survey Pengeluaran dan Opini Tamu Asing tahun 2000 yang dilakukan dari hasil kerjasama Dinas Pariwisata Propinsi Bali dan Biro Pusat Statistik Jakarta.
Dari hasil analisis terlihat bahwa terdapat kecenderungan distribusi pendapatan yang ditimbulkan permintaan akhir maupun ekspor khususnya ekspor wisatawan, lebih banyak terserap dalam kelompok pendapatan sedang. Sementara untuk kelompok pendapatan rendah dan tinggi distribusi pnedapatannya terbagi hampir merata.
Sektor ekonomi yang termasuk dalam kategori sektor yang mempunyai dampak paripuma baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun distribusi pendapatan adalah sektor perdagangan. Yang dimaksud dengan sektor dampak paripuma adalah sektor yang dampak ekspor khususnya wisatawan tergolong besar dan lengkap. Dampaknya dikatakan besar karena rasionya masuk dalam sepuluh besar dan dikatakan lengkap karena sektor itu melakukan ekspor disertai dengan dampaknya yang menyebar akibat dari permintaan akhir, ekspor (non wisatawan) dan ekspor (wisatawan).
Sektor bahan bakar minyak dan pertambangan, merupakan sektor yang mempunyai nilai angka pengganda (output dan pendapatan) terendah. Hal ini dikarenakan ke dua sektor tersebut proses produksinya tidak dilakukan di Propinsi Bali, tapi di import didatangkan dad daerah diluar Bali.
Sektor-sektor produksi yang dapat dikatakan sebagai sektor unggulan berdasarkan hasil perhitungan dalam analisis keterkaitan adalah industri tenunt tekstil, industri kertas, barang dari kertas dan pencrbitaii, industri makanan, minuman dan tembakau, industri kayu;, industri kimia, bangunan dan pengadaan saluran air bersih dan angkutan udara. Sektor-sektor ini memiliki potensi menghasilkan output produksi yang tinggi. Dengan faktor tertentu dari output ke pendapatan rumah tangga dan angka lapangan pekerjaan, maka jelas sektor produksi dengan angka keterkaitan tinggi akan menghasilkan tambahan pendapatan rumah tangga dan tambahan lapangan pekerjaan yang tinggi pula.
Studi mendalam tentang daya dukung pulau Bali terhadap pariwisata perlu dilakukan. Beban pariwisata yang melebihi daya dukung fisik akan menurunkan kualitas sumber daya alam, dan akhimya akan menghancurkan pariwisata itu sendiri.
Keterbatasan dan ketimpangan alokasi sumber daya alam Bali, khususnya lahan dan air, juga memerlukan suatu penelitian tentang optimalisasi alokasi sumber daya alam dengan menggunakan model pemprogaman statis atau dinamik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Naziruddin
"ABSTRAK
Dalam perkembangan hidupnya, manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya tersebut, manusia akan mengkonsumsi berbagai macam produk, baik berupa produk materi maupun produk jasa. Dewasa ini kebutuhan manusia akan produk jasa mulai meningkat pesat. Salah satu bentuk kebutuhan akan produk jasa ialah kebutuhan untuk berekreasi, yang diwujudkan dengan berwisata ke daerah-daerah tujuan wisata. Untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut, diperlukan informasi tentang keberadaan daerah tujuan wisata tersebut. Informasi mengenai daerah tujuan wisata tersebut umumnya dapat diperoleh melalui media-media promosi yang dipergunakan oleh pengelola daerah tujuan wisata tersebut. Sebab promosi memang merupakan salah satu bentuk komunikasi yang berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai keberadaan suatu produk, baik barang maupun jasa. Dalam penelitian ini, ingin dilihat bagaimana tanggapan wisatawan mancanegara (wisman) terhadap promosi yang diterimanya. Tanggapan wisman itu merupakan efek-efek yang timbul setelah mereka menerima informasi mengenai produk-produk wisata Indonesia, yang dipromosikan oleh Ditjen Pariwisata. Efek-efek tersebut timbul mulai dari tahap pengenalan produk, kemudian berlanjut lagi pada tahap yang menggugah emosional wisman, hingga akhirnya sampai pada tahap tindakan terhadap produk yang dipromosikan. Kesinambungan tanggapan yang terjadi dalam tiap-tiap tahapan tersebut, diharapkan dapat memberikan gambaran yang baik mengenai penerimaan terhadap isi pesan promosi dan media promosinya, serta faktor-faktor yang dapat membuat suatu promosi berhasi1. Karena penelitian ini terbatas hanya untuk mendapatkan gambaran mengenai tanggapan wisman terhadap produk wisata Indonesia, maka penelitian ini bersifat deskriptif. Adapun populasinya adalah wisman yang berada di Jakarta (gerbang utama yang terbesar menerima wisman dan paling beragam kebangsaannya) yang bertujuan untuk berlibur. Dari populasi tersebut, kemudian ditarik sampel sebanyak 100 orang secara purposif, yang disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terlihat bahwa isi pesan promosi secara umum berhasil diketahui oleh responden. Akan tetapi sayangnya, media-media yang menyampaikan informasi tentang produk wisata Indonesia itu, kebanyakan bukan dari media promosi yang digunakan langsung oleh Ditjen Pariwisata. Masalah ini tentunya perlu diperbaiki oleh Ditjen Pariwisata dalam melakukan promosi pada masa-masa yang akan datang. Namun demikian, umumnya tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh Ditjen Pariwisata banyak yang tercapai dan memberikan harapan yang baik pada masa yang akan datang. Akan tetapi ada juga beberapa hal yang perlu diperbaiki dan dilakukan suatu usaha baru dalam mempromosikan produk-produk wisatanya. Singkatnya, perlu dilakukan peningkatan, perbaikan dan pembaharuan usaha-usaha promosi yang dilakukan oleh Ditjen Pariwisata, baik dari isi pesan maupun penggunaan media-media promosinya."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhiny Adyaharjanti
"Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang cukup berkembang di Indonesia. Salah satu perkembangan sektor pariwisata ditunjukkan melalui pertumbuhan PDB Pariwisata Indonesia. Pertumbuhan PDB pariwisata Indonesia cukup signifikan hingga pada tahun 2016, sektor pariwisata menjadi sektor penyumbang PDB Nasional terbesar kedua setelah sektor migas. Salah satu penyebab tumbuhnya PDB Pariwisata ini adalah karena peningkatan pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia. Secara tidak langsung peningkatan pengeluaran wisatawan mancanegara berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis input-output dengan pengembangan model Miyazawa. Pengembangan dilakukan dengan membagi sektor rumah tangga menjadi sepuluh kelompok menurut pendapatannya. Kesimpulan penelitian ini adalah pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia berpotensi mengurangi kemiskinan dan memperbesar ketimpangan secara bersamaan. Hal tersebut dirasakan bagi seluruh kelompok rumah tangga, baik kota maupun desa.

Tourism sector is being one of the most developed sector in Indonesia. The development of tourism can be seen through the growth of tourism GDP in Indonesia. The growth og tourism GDP in Indonesia has been significantly increased since 2016, tourism is assumed to be the second largest contributor of national GDP after oil and gas. One ogf the reason for the significant increase in tourism is the increasing number of total international tourists expenses in Indonesia. Indirectly, it impacts to the Indonesian economic. Thus, this research aims to analyse the impact of international tourists expenses to the Indonesian economic. This research used input output analysis method with Miyazawa model development. The development was done by dividing the household into groups according to their income. The conclusion of this research is tourist expenditures in Indonesia has the potential to reduce poverty and increase inequality simultaneously. It is felt by the whole household groups, both urban and rural household."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Cholid
"Konsep redistribution with growth telah memberikan altematif konsep pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan yang tinggi tetapi harus juga disertai dengan pendistribusian hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Namun konsep ini terkadang sulit untuk diterapkan di sebagian besar negara berkembang. Karena negara akan dihadapkan pada pilihan antara mengejar pertumbuhan yang tinggi atau distribusi yang relatif merata. Salah satu instrument yang dapat mengurangi permasalahan ini adalah kebijaksanaan tarif pajak yang bersifat progresif.
Penelitian ini didasarkan alas model Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia tahun 1999. Dipilihnya SNSE sebagai kerangka analisa karena SNSE mampu menggambarkan distribusi pendapatan secara lugs dalam sebuah perekonomian. Selain itu SNSE juga dapat menggambarkan tingkah laku rumah tangga dalam kegiatan ekonomi. Dengan menggunakan simulasi tarif pajak terhadap semua golongan rumah tangga diharapkan dapat diketahui dampak pengenaan tarif pajak progresif terhadap distribusi income yang dihitung dengan indeks Gini.
Hasil perhitungan dengan menggunakan asumsi penarikan pajak 100%, didapatkan bahwa dengan menggunakan tarif yang progresif make distribusi income antar kelompok rumah tangga dan sektor usaha akan lebih merata jika dibandingkan dengan tarif proporsional. Selain itu ditemukan bahwa sektor yang terkena dampak paling besar adalah sektor-sektor yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Wibisono
"This paper examines the income distributional impact of the 1997?s economic crisis that hit Indonesia using Social Accounting Matrix data for 1995 and 1998. Relying on a comparison of the distribution before and after crisis, the study suggest three main findings based on multiplier analysis. First, poor households have been harder hit by crisis than rich households. Second, there are indication that crisis making income transfer likely to occurs from consumer to producer. Third, it is hard to eliminate disparity in income distribution relying only on market mechanism. From impact analysis we obtain the result for policy recomendation. Agriculture price support policy tend to biased to rural rich households, while export promotion policy biased to urban rich households. Direct income transfers to poor household and income redistribution policy seems to be the best policy for improving the distribution of income after crisis."
2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dendi Romadhon
"Perkembangan ekonomi dan teknologi menuntut ketersediaan tenaga kerja yang
mempunyai keahlian yang memadai. Data Produk Domestik Bruto (PDB) serta Sakemas
tahun 2003 dan 2006 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa setiap
kenaikan l persen pertumbuhan ekonomi membutuhkan pekerja berpendidikan Sl ke atas
sebesar 2,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi
akan semakin banyak ketersediaan tenaga kerja berpendidikan Sl ke atas. Karena untuk
menghasilkan pekerja berpendidikan tinggi memerlukan pembiayaan yang cukup besar, maka subsidi pendidikan menjadi suatu hal yang tidak dapat guna mendukuug
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi di masa akan datang.
Pemerintah Indonesia telah lama mencanangkan subsidi pendidikan guna menyiapkan
sumber daya manusia yang handal. Perubahan sasaran subsidi pendidikan terus berlangsung
sesuai dengan proses berjalannya waktu. Indonesia pernah mencanangkan wajib belajar 6
tahun, kemudian bergeser menjadi wajib belajar 9 tahun, bahkan saat ini masyarakat sudah
menuntut supaya dana pendidikan mencapai 20 persen dari APBN/APBD. Dibeberapa daerah
kaya, 20 persen anggaran untuk pendidikan telah terealisasi.
Social Accounting Matrix (SAM) Indonesia tahun 2006 digunakan untuk
mentransformasi pembahan alokasi anggaran subsidi pendidikan yang diluncurkan oleh
pemerintah, guna meningkatkan pendapatan rumah tangga yang pada akhirnya akan
mendorong rumah tangga mengalokasikan dananya untuk biaya pendidikan tinggi.
Sedangkan alur subsidi pendidikan dirunut dengan menggunakan Structural Path Analysis
(SPA).
Analisis dampak dari tabel SAM tahun 2006 menunjukkan bahwa setiap pertumbuhan
ekonomi naik sebesar 1 persen akan menyediakan kesempatan kerja berpendidikan Sl ke atas
sebanyak 24| ribu ekivalen tenaga kerja (EIK). Apabila dilihat pertumbuhannya, maka setiap
1 persen pertumbuhan ekonomi akan meminta pekerja berpendidikan S1 ke atas sebesar 4,l2
persen.
Apabila golongan rumah tangga secara desil berdasarkan jumlah
penduduk, maka 10 persen rumah tangga golongan paling bawah hanya menikmati pendapatan
rumah tangga secara keseluruhan sebesar Rp 35,1 triliun. Untuk 10 persen golongan rumah
tangga paling kaya menikmati pendapatan rumah tangga sebesar Rp 1.075,2 triliun. Ini
menunjukkan bahwa gap pendapatan antara rumah tangga 10 persen termiskin dengan rumah
tangga 10 persen terkaya sebesar 1 banding 31. Hasil simulasi subsidi pendidikan menunjukkan bahwa apabila subsidi pendidikan
diberikan secara merata ke seluruh rumah tangga, melalui fasilitas pendidikan, maka
pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan meningkat sebesar l4 persen. Jika subsidi
pendidikan hanya diberikan untuk rumah tangga golongan bawah, maka pengeluaran rumah
tangga untuk pendidikan meningkat sebesar 13 persen"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33990
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>