Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201741 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Valentine
"Deteksi dan identifikasi rotavirus A menggunakan sampel feses anakanak penderita diare di Denpasar, Jakarta, Makassar, Mataram, dan Yogyakarta dilakukan di Bacterial Diseases Program US NAMRU-2, Jakarta, dari Februari hingga Mei 2008. Penelitian bertujuan mengetahui keragaman genotipe rotavirus A di Indonesia, khususnya di daerah penelitian. Responden penelitian adalah 1.726 anak berusia 1 hingga 71 bulan, terdiri atas 39,28% anak perempuan dan 60,25% anak laki-laki penderita diare yang berobat ke puskesmas atau rumah sakit dari September hingga Desember 2007. Metode deteksi dan identifikasi yang digunakan adalah seminested-multiplex RT-PCR. Deteksi terhadap rotavirus A menghasilkan prevalensi sebesar 56,89% (982 dari 1.726 sampel). Prevalensi rotavirus A pada anak perempuan (39%) lebih rendah dibandingkan prevalensi pada anak laki-laki (60,49%), dengan anakanak dalam kelompok umur 1-12 bulan memiliki prevalensi tertinggi (63,14%) dan terdapat kecenderungan penurunan prevalensi pada kelompok umur yang semakin besar. Identifikasi genotipe rotavirus A menghasilkan 5 tipe gen pengkode VP7 (genotipe G1, G2, G3, G4, dan G9) serta 6 tipe gen pengkode VP4 (genotipe P[4], P[6], P[8], P[9], P[10], dan P[11]), dengan prevalensi kombinasi genotipe tertinggi (11%) adalah G1P[8]."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refda Husrima
"Menurut hasil beberapa kali SKRT (Survey Kesehatan dan Rumah Tangga) semenjak tahun 1980, 1986, 1992, 1995, penyakit diare tetap merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Begitu juga dengan Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2001 masih menyimpulkan diare sebagai penyebab kematian bayi dan balita ke dua tertinggi (9,4% dari kematian bayi dan 13,2% dari kematian balita).
Rotavirus Grup A yang sangat banyak menyebabkan diare pada anakanak dideteksi dari sampel diare yang sudah dikumpulkan dari beberapa kota di Indonesia (Januari – April 2007) oleh pihak US-NAMRU2 bekerja sama dengan Litbang Depkes RI. Metode yang digunakan adalah Reverse Transcription – Nested Multiplex PCR dengan primer spesifik yang sudah teruji sangat sensitif dalam mendeteksi rotavirus.
Dari 421 sampel yang diperiksa, didapatkan 257 (61,05%) positif rotavirus, terdistribusi hampir merata di lima kota yang diperiksa. 47 (30,05%) diantara sampel positif merupakan tipe G1P[8]. Namun tipe ini tidak terdistribusi merata di kelima kota tersebut. Diantara sampel positif rotavirus, 119 (46,30%) tidak dapat ditentukan tipe gennya (nontipe). Nontipe P sebanyak 68 (26,46%) dan nontipe G sebanyak 51 (19,84%).
Diharapkan penelitian mengenai rotavirus di Indonesia terus dilanjutkan dengan menggunakan pengembangan metode yang lebih baik sehingga dapat menyelidiki lebih lanjut rotavirus nontipe yang sudah banyak ditemukan."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uut Utami
"Rotavirus grup A merupakan penyebab utama penyakit diare pada bayi dan anak balita di seluruh dunia. Metode deteksi strain rotavirus yang cepat dan sensitif adalah dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat prevalensi infeksi rotavirus di Jakarta Utara dan menentukan hubungan data sebaran umur, jenis kelamin serta tingkat keparahan diare pasien terhadap proporsi strain rotavirus selama penelitian. Pada penelitian ini telah diperiksa 256 feses yang diambil pada bulan September 2005 sampai Januari 2006 dari anak-anak penderita diare akut di Jakarta Utara. Metode Enzyme Immunoassay (EIA) digunakan untuk skrining antigen VP6 pada feses, sebelum diteliti dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Ada 100 sampel feses yang mengandung antigen VP6 rotavirus grup A.
Metode reverse transcription dan nested-multipleks PCR digunakan untuk mendeteksi gen VP7 (1.062 bp) dan VP4 (876 bp). Data prevalensi masing-masing serotipe P dan G dari pasien yang terinfeksi rotavirus di Jakarta Utara adalah: G1 9,3%; G2 9,3%; G3 2,1%; G9 6,2%;infeksi bersama G4 dan G9 47,4%; P[4] 12,4%; P[6] 12,4%, P[8] 32%; infeksi bersama P[6] dan P[8], 3,1%. Strain rotavirus yang paling banyak ditemukan adalah G4G9P[8] sebanyak 22,7% dan G4G9 dengan serotipe P yang tidak terdeteksi sebanyak 20,6%. Ada 8 sampel yang tidak berhasil dideteksi strainnya. Pada penelitian ini diketahui bahwa nilai tengah umur pasien strain rotavirus terdeteksi sama dengan nilai tengah umur pasien strain rotavirus tidak terdeteksi serta tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi strain rotavirus terdeteksi dan strain rotavirus tidak terdeteksi berdasarkan jenis kelamin pasien dan tingkat keparahan diare pasien (p>0,05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyta Pratiwi
"Rotavirus grup A merupakan agen penting penyebab penyakit diare dengan tingkat keparahan yang cukup tinggi pada pasien bayi dan anak-anak khususnya di negara berkembang. Rotavirus diperkirakan telah menyebabkan lebih dari 800.000 kematian per tahunnya. Tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut menjadi latar belakang yang mendorong untuk pengembangan vaksin yang efektif melalui karakterisasi molekular dari galur rotavirus yang bersikulasi. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang spesifik, sensitif serta cepat untuk mendeteksi dan menentukan serotipe dari galur rotavirus grup A.
Pada penelitian ini, 394 sampel feses yang diperoleh selama bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006 dari bayi dan anak-anak dengan gejala diare di Mataram diuji dengan metode Enzyme Immunoassay (EIA) dan 82 sampel menunjukkan hasil positif (20,8%). Sampel positif tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa prevalensi dari serotipe G4G9 dengan tipe P nonserotipe (33 dari 81 [40,7%]) merupakan galur rotavirus yang paling banyak ditemui di Mataram."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlin Listiyaningsih
"Penelitian ini menilai peran genetik rotavirus terhadap keparahan diare pada populasi bayi dan balita di rumah sakit dan puskesmas, pada 2005?2008. Keanekaragaman genotipe rotavirus sangat tinggi; 7 variasi genotipe umum (didominasi G1P[8]) dan 52 genotipe tidak umum (didominasi G4G9P[8]). Rotavirus genotipe tidak umum terdistribusi merata di rumah sakit dan puskesmas. Terhadap genotipe umum, genotipe tidak umum mempunyai PR 1,2 pada keparahan diare. Karakter gen VP7 berperan penting/menentukan peran genotipe GP pada keparahan. Status nutrisi memodifikasi efek peran genotipe pada keparahan diare. Faktor umur dan faktor pemberian sendiri antibiotik secara independen berperan menentukan keparahan. Koinfeksi tidak signifikan merubah derajad keparahan diare infeksi yang diakibatkannya.

This study assessed the rotavirus genetic role on diarrhea severity in infants and young children population in hospitals and primary health centers, at 2005-2008. Genotype diversity of rotavirus is very high; 7 variations common genotype (dominated by G1P[8]) and 52 uncommon genotypes (predominantly G4G9P[8]). Rotavirus uncommon genotypes are distributed equally in both health centers. Against common genotypes, uncommon genotypes have a PR 1.2 in the severity of diarrhea. VP7 genes play an important character and define the role of GP genotype. Nutritional status modify the effects of genotype on the severity of diarrhea. Age and antibiotic are risk factors for severity of diarrhea, independently. Coinfection did not significantly alter the degree of severity of acute infectious diarrhea.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
D1313
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Monita
"Diare karena rotavirus adalah masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Rotavirus grup A yang menyerang manusia adalah penyebab terbesar dari penyakit gastroenteritis akut pada anak - anak baik di negara maju maupun negara berkembang. Rotavirus saat ini menjadi subjek penelitian dan ujicoba untuk pencarian vaksin yang efektif dan aman. Penelitian dilakukan untuk menentukan prevalensi rotavirus grup A di daerah Makassar selama bulan Oktober 2005 sampai Oktober 2006. Sampel feses dengan gejala diare dikumpulkan dari pasien pediatri sebanyak 326 sampel. Sampel kemudian diuji dengan metode ELISA dan menunjukkan 26,07% positif terinfeksi rotavirus grup A. Sampel positif tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan metode RT dan nested PCR menunjukkan bahwa prevalensi terbesar dari galur rotavirus grup A di daerah Makassar adalah serotipe G4G9P[8] sebanyak 36,55 (n = 31).

Rotavirus diarrhea is a public health problem throughout the world. Group A human rotaviruses are a major cause of acute gastroenteritis in young children in both developing and developed countries. Rotaviruses are at present the subject of intense vaccine research and trials worldwide to find an effective and safety vaccine. The study was conducted to determine the prevalence of group A rotavirus in Makassar on October 2005 until October 2006. Three hundred twenty six stool samples were collected from pediatric patient with diarrhea symptoms. The samples were tested by ELISA method and resulted as 26,07% positive of group A rotavirus. The ELISA positive samples were then analyzed by RT and nested PCR method, subsequently, and result showed that the major prevalence of group A rotavirus in Makassar that is 36,55% (n = 31) were G4G9P[8] serotype."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S33049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nunung Nuraini
"Penyakit diare akut masih merupakan masaiah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Rotavirus merupakan penycbab utama gastroenteritis pada bayi dan anak-anak serta menyebabkan dehidrasi yang serius. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air susu ibu secara ekslusif meningkatkan sistcm imunitas pada bayi berusia 4 - 6 bulan berkaitan dengan pcnyakit diare. I-Iubungan ini tidak konsisten pada infeksi rotavirus namun sangat kuat hubungannya pada intbksi non virus seperti bakteri. Pemberian air susu ibu hanya dapat menurunkan ringkat keparahan diare yang disebabkan rotavirus.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemberian air susu ibu dengan keparahan diare rotavirus pada anak-anak 0 - 24 bulan di Rumah Sakit Mataram September 2005-Desember 2007 setelah dikendalikan oleh faktor umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan ibu, adanya infeksi lain, terapi di rumah, proses rehidrasi di rumah sakit, mjukan umuk rawat inap dan rawat inap.
Desain penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari kuesioner yang merupakan bagian dari penelitian yang dilakukan NAMRU-2 Jakarta yang bekeija sama dcngan Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi Departemen Kesehatan Rl dan Rumah Sakit Mataram, Lombok. Populasi studi sejumlah 739 orang adalah pasien yang menderita diare rotavirus yang bcrumur 0-24 bulan di RSU Mataram Lombok antara bulan September 2005 sampai bulan Desember 2007. Hubungan pemberian air susu ibu dcngan keparahan diarc rotavirus ditentukan dengan anlisis mullmle logistic regression menggunakan perangkat STATA 9,0.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prcvalcnsi diare rotavirus pada anak-anak usia 0 - 2 tahun yang memberikan sampel dan data yang lcngkap di RS Mataram adalah 64,l3%. Sebelum dikendalikan oleh variabel-variabel lainnya terlihat bahwa anak-anak yang mendapat ASI mempunyai kemungkinan untuk terjadinya diare parah 20% lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mendapatkan ASI (ORcrude=0,80; 95%CI 0,53-l,22. Variabel lain yang mempengaruhi untuk tenjadinya keparahan diare rotavirus adalah rawat inap, terapi dirumah dengan ORS dan/lanpa antibiotik/obat diare dan tempi dengan antibiotik dan/tanpa obat diare serta pendidikan ibu. Setelah dikendalikan oleh variabel tersebut di atas ditemukan bahwa kemungkinan anak-anak yang mendapat ASI akan menjacli parah adalah 26% lebih rendah (ORu¢#us!ea'=0,74; 95%CI 0,46-l,l9) dari anak-anak yang tidak mendapat ASI. Genotipe predominan untuk tipe G adalah G1 (l9,35%), G2 (20,03%) dan G4G9 (40,l9%) sedangkan untuk tipe P adalah P[4] (l9,35%), P[6] (1l,34%) dan P[8] (48,7I %).

Acute dirrheae is a major health problem a worldwide. Rotavirus has become a predominant cause of gastroenteritis to infant and children which also causes severe dehydration. Some studies suggested that exclusive breastfeeding increased immunity related to diarrheaeof infant aged 4-6 months old. This association is inconsistent between breasfeeding and rotavirus infection, however strong association between breasfeeding and nonviral infection, such as bacteria infection. Nevertheles, brcastfeedeng reduces the severity of diarrlteae caused by rotavirus infection.
The object of this study is to determine the association between breastfeeding and the severity of diarrheae caused by rotavirus in children aged 0-24 months old at Mataram General Hospital in the period of September 2005 through December 2007, with control measures of age, sex, educational background of mother, presence of other gastroenteritis infection, home medication, rchydration process at the hospital, hospital referral and hospitalization.
Design of this study is across sectional using secondary data from questionares which are a part of a collaborative study conducted by US Naval Medical Research Unit No. 2 (US NAMRU-2), Biomedical and Pharmaceutical division of' Indonesia National Institution Health Research and Development, and Mataram general hospital at Lombok. The total of study population was 739 children aged 0-24 months old with diarrheae caused by rotavirus, who were pediatric patients at Mataram general hospital, I .ombok, September 2005-December 2007. The association between breasfeeding and the severity of dianheac was dtermined using multiple logistic regression with the application of STA'l`A 9.0 soltware (Stata Corp, Texas, USA).
Analysis result suggested that the prevalence in our study population was 64.13%. Prior to the control measures application of other variables, it was concluded that children who were breasfed had the tendency to develop severe diarrheae 20% less than children who were neverbreasfed (Orcrude=0.80; 95%: Cl 0.53-1.22. Other variables which had effect on the diarrheae severity were hospitalization, home medication using oral rehydration solution (ORS) with or without antibiotics or anti diarrhea, and educational bacground of mothers. After those control measured were applied, it was concluded that children who were breasfed tended to develop severe diarrhea 26% less than children who were never breasfed (OR adjusted=0.74; 95% Cl: 0.46-l.l9). Predominant genotype for G-type rotavirus were G4G9, G2, and G1 with 40.l9%, 20.03%, and 19.35% respectively, meanwhile for P-type rotavirus were P[8], P[4], and P[6] with 48.7l%, l9.35%, and l l.34% respectively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34536
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhadjir
"Diare merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Dari Survei Kesehatan dan Rumah Tangga 1995, prevalensi di Jawa dan Bali 21%, di luar Jawa Bali 24 %, Nasional 23%. Di Kota Bekasi tahun 2000 insiden 20,7/1.000 penduduk.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak berusia dibawah 2 tahun di Kota Bekasi tahun 2001.
Desain penelitian ini adalah kasus dan kontrol. Populasi penelitian adalah baduta yang tinggal di wilayah Kota Bekasi, sampel adalah baduta yang sakit diare dan berobat ke sembilan puskesmas di wilayah Kota Bekasi sebagai kasus dan kontrol adalah baduta sehat yang datang ke posyandu dari mana kasus berasal. Besar sampel dalam penelitian ini 212 kasus dan 212 kontrol. Data dikumpulkan dengan mengadakan wawancara pada ibu yang anaknya sakit diare di pukesmas sebagai kasus dan ibu yang anaknya sehat di posyandu sebagaai kontrol. Entri data dengan program Epi - info versi 6.0, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan stata versi 6.0.
Variabel yang mempunyai risiko dan berhubungan bermakna dengan kejadian diare pada baduta setelah dilakukan analisis multivariate adalah bayi umur 5 - 12 bulan OR=2,34, (95 % CI, 1,09 - 5,04), umur 13 - 24 bulan OR=3,11,(95 % CI, 1,44 - 6,71), pengetahuan ibu OR=2,78, (95% Cl, 1,71 .-4,50), pembuangan kotoran OR=4,13, (95 % CI,1,79 - 9,51), hygiene perorangan OR=4,00 (95% CI, 1,34 -11,99)
Dari hasil penelitian, peneliti ingin memberikan saran melalui peningkatan pengetahuan ibu dalam pencegahan diare pada anaknya yang berumur 5 - 24 bulan, pembuangan kotoran dan kebersihan perorangan melalui penyuluhan dan pemberian stimulan jamban baik di puskesmas maupun posyandu yang dilaksanakan lintas program maupun sector prioritas penanggulangan diare pada anak dibawah umur dua tahun dan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui besarnya masalah diare pada anak berumur < 24 bulan.

Related Factors to Phenomena Diarrhea for the Children Under Two Years Old At Bekasi in the Year Of 2001Diarrhea is still significant for a public health problem due to its bight prevalence. From a household survey in 1995, showed that prevalence of this disease 21% in Java and Bali and at the outside of Java and Bali is 24%, Nationally is 23%. There were reported at Bekasi city that the incidence of diarrhea were 24,7/1.000 in the year of 2000.
The purpose of this study is to know the factors related with the prevalence of diarrhea at the children under 2 years old at Bekasi by the year of 2001. The study used case and control design. Target populations in this study are children under two years old who live in Bekasi area. The cases are children under two years old who got sick from diarrhea, and went to 9 Health Centers where are observed. For the control are the healthy children under two years old who came to the Integrated Health Posts. The number of sample for this study are 212 cases and 212 controls. Data processing and entering by Epi-Info program version 6.0, and analyzing by Stata version 6.0.
Variable which have risk and a significance correlation with the incidence of diarrhea for the children less than two years, after using multivariate analysis are baby's at the age of 5 - 12 months OR=2,34, (95 % CI, 1,09 - 5,04); 13 - 24 months OR=3,11, (95 % CI, 1,44 - 6,71), mother's knowledge OR=2,78, (95 % CI, 1,71 - 4,50), waste disposal OR=4,13,( 95 % CI, 1,79 - 9,51) and personal hygiene OR=4,00,( 95 % CI, 1,34 - 11,99).
Based on this study, the researcher wants to give some advice especially for increasing theirs mother's knowledge for preventing theirs 5 - 24 months children, a sanitary waste disposal, individual personal hygiene by giving free latrine (by stimulans system) in the Health Center and integratet Health Post respectively. The researcher also suggest that the priority to control diarrhea disease should be given to the children under 2 years old. For the next coming years a study for diarrhea disease need to be done especially for the children under 2 years old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 4647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni
"Diare merupakan penyebab utama kematian balita usia di bawah 5 tahun di Indonesia. Mikroorganisrne penyebab utama sebagian besar penderita diare akut adalah rotavirus. Diare akut dapat menyebabkan kematian dikarenakan keparahan gejala klinis yang dialami penderita seperti dehidrasi, muntah dan demam. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi gejala klinis terhadap penyebab diare akut rotavirus di Kota Mataram tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan disain studi cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan faktor gejala klinis yang paling dominan dalam memprediksi penyebab diare akut rotavirus adalah dehidrasi, muntah dan demam. Umur merupakan faktor resiko yang rnempengaruhi kejadian diare akut rotavirus. Uji diagnostik gejala klinis diare akut rotavirus terhadap gold standar PCR rotavirus menunjukan bahwa pada balita yang mengalami diare dengan penyebab rotavirus dan berumur 1-5 bulan 81 % dapat diprediksi melalui gejala klinis demam (sensitivitas 81%). Sedangkan untuk balita yang mengalami diare akut dengan penyebab rotavirus dan berumur 6 -11 bulan 83% (sensitivitas 83%) dapat diprediksi melalui gejala klinis muntah. Sedangkan kombinasi gejala klinis balita yang mengalami diare akut dengan penyebab rotavirus dan berumur 6 - 11 bulan 79 % (sensitivitas 79%) dapat dideteksi melalui kombinasi gejala klinis dehidrasi dan muntah.
Kesimpulan: gejala klinis dehidrasi, muntah dan demam dapat memprediksi diare akut rotavirus.

Diarrhea is a major cause of death of children under 5 years in Indonesia. The main microorganisms that cause acute diarrhea is rotavirus. The death of patients with acute diarrhea is due to the severity of clinical symptoms such as dehydration, vomiting and fever. This aim of this studyis to predict the clinical symptoms related with acute diarrhea which rotavirus as a single causative agent. Population of this study were acute diarrheal patients from Mataram in 2009. The research method used was quantitative with a cross sectional study design.
The results showed that clinical factors which can be used to predict that rotavirus as a causative agent are dehydration, vomiting and fever. Age is a risk factor affecting the incidence of acute rotavirus diarrhea. Diagnostic test of clinical symptoms and the gold standard PCR showed that 81% cases of rotavirus diarrhea on infant aged 1-5 months can be predicted by clinical symptoms of fever. As for the toddler who suffered from acute diarrhea by rotavirus (age 6 -11 months), 83% cases can be predicted by clinical symptoms of vomiting. Moreover, the combination of clinical symptoms (dehydration and vomiting) could detect 79% infants (6-11 months) who had acute rotavirus diarrhea.
Conclusion: The clinical symptoms of dehydration, vomiting and fever can be used to predict acute rotavirus diarrhea.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>