Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 236216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mukhamad Mukhanif
"Kemiskinan merupakan masalah kependudukan yang sangat kompleks bukan saja dilihat dari perspektif determinan yang sangal bervariasi antar individu tetapi lebih dari itu kemiskinan merupakan fenomena yang dinamis. Pada tahun 2005-2007, BPS menghitung bahwa sebagian besar penduduk miskin merupakan miskin transient atau miskin sementara (60,4%) dan 39,6 persen berstatus miskin kronis atau selalu berstatus miskin. Banyaknya miskin transient identik dengan tingginya dinarnika masuk dan keluar kategorl miskin, ditambah dengan penumpukan penduduk pada level subsisten menunjukkan tingginya tingkat kerentanan individu untuk menjadi miskin. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran karakteristik rumahtangga serta perubahan karakteristik tersebut dalam memicu perubahan status miskin rumahtangga baik masuk menjadi miskin (entry to poor) maupun keluar dari miskin (exit from poor). Event perubahan karakteristik mencakup perubahan demografis, labor marketf dan human capital serta perubahan kondisi makro. Model menggunakan Multilevel Logistik Biner untuk melibat peran variabel­ variabel tersebut dalam menentukan probabilita Entry to Poor dan Exit from Poor. Hasil estimasi menunjukkan pada rumahtangga tidak miskin. rentanitas menjadi miskin terutama dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi responden, baru kemudian faktor peristiwa demografis dan ketenagakerjaan. Sebaliknya pada rumahtangga miskin, peristiwa demografis menyumbang peran terbesar pada probabilita keluar dari miskin dibanding latar belakang sosial ekonomi dan peristiwa ketenagakerjaan. Pertumbuhan ekonomi terbukti tidak berasosiasi?

The poverty is complex population probiem in order to has vary determinant among individu. More than that perspective, poverty is dynamics phenomena. Along 2005-2007, BPS-Statistics of Indonesia count that majority of poor popu!ation was transient poor (60.4%) and 39.6 percent was chronnic poor or persistens poor. This figure desribes high dynamics entry and exit from poor category, In other side, the Indonesia population has phenomena that high density at around of poverty line (subsistent level) area. It shows high vulnerability of individu to fall in poor. This study to found how role of household characteristics also their changes be trigger mobility of household povert state as well as entry to poor and exit from poor. The events of characteristics changes covers demographic changes, labor market, human capital also characteristic makro changes. The study uses Multilevel Binary Logistic Model to find role of these variabels in determine probability of entry to poor and exit from poor. Result of estimation suggests that no poor household, vulnerability being poor mainly determined by social economics factor of household then respectively by demographic and labor market events. Oppositely, on non poor household demographic events are largest role to contribute probability exit from poor than social economic background and labor market events. Other fact, economic growth has no association with probability of entty to poor and exit from poor. However employment rate significantly associated. Other finding, into aging time elder population has increasing in probability entry to poor that trigger by split of worker household members. Adding of household members has effect increasing?"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T20932
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Kindri Bahar
"Penelitian ini merupakan studi yang membahas determinan kemiskinan dengan menggunakan data Susenas 2012 dan kemudian akan dilihat hubungan antara variable karakteristik rumah tangga tersebut serta dibandingkan dampak masing masing variabel di masing masing wilayah tersebut terhadap kemiskinan Penelitian ini menggunakan metode logistik pada data cross section Hal ini memiliki tujuan dan harapan agar kemiskinan semakin dapat diatasi serta Indonesia akan semakin membaik dalam jangka panjang Kata kunci Kemiskinan Perkotaan Pedesaan Karakteristik Socio economic dan Susenas 2012.

This study is a study that addresses the determinants of poverty using data Susenas 2012 Study aims to know the factors that affect poverty in urban and rural household level This study using logistic method on cross section data Demographic characteristics of households indicates the direction of education in accordance with previous studies while the manufacturing and agricultural sectors shows the probability to be poor compared to the trade and educational services Keywords Poverty Urban rural Household Characteristics and Susenas 2012.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninik Sri Listiyani
"Kecilnya penurunan angka kemiskinan di Indonesia tiap tahunnya menunjukkan bahwa akan ada sekelompok penduduk yang akan mengalami kemiskinan dalam jangka waktu lama (miskin kronis). Penduduk yang mengalami kemiskinan kronis memiliki karakteristik yang berbeda dibanding penduduk dengan kemiskinan transien yang mendominasi kemiskinan di Indonesia. Diperlukan intervensi kebijakan yang berbeda agar penduduk dapat keluar dari kemiskinan kronis dan transien.
Dengan menggunakan data hasil gabungan Susenas 2005 dan Podes 2006 serta analisis multilevel multinomial akan dilihat karakteristik individu, kepala rumah tangga, serta rumah tangga maupun wilayah, yang melatarbelakangi penduduk mengalami kemiskinan kronis. Hasil menunjukkan bahwa penduduk yang bekerja di pertanian, mengalami keluhan kesehatan, tinggal dengan kepala rumah tangga bekerja di pertanian serta mempunyai tingkat pendidikan rendah, berada dalam rumah tangga dengan ukuran rumah tangga yang besar, memiliki rasio ketergantungan tinggi dan kepemilikan aset terbatas, berada di wilayah timur Indonesia, tanpa prasarana kesehatan, listrik serta jalan aspal/beton dan memiliki prasarana sekolah SD/SMP serta pasar mempunyai peluang lebih tinggi untuk mengalami kemiskinan kronis. Adanya perbedaan karakteristik antara kemiskinan kronis dan transien menyebabkan kebijakan pembangunan yang sama dapat memberikan dampak yang berbeda bagi keduanya.

The insignificant decrease of poverty number in Indonesia each year shows that there will be a number of poeple who will get poor in a long time range (chronic poverty). The peoples with chronic poverty has different characteristic comparing with transient one, which occupied poverty in Indonesia. lt is needed the interference of different policy so that the people can come out from transient and chronic poverty.
By using the mixed data result of Susenas 2005-Podes 2006 and analysis of multinomial multilevel, there could be seen the individual characteristic, head of household, household and area as a background of population got chronic poverty. The outcome indicated that population working in an agriculture area, getting healthy problem, living with head of household in an agriculture area and possessing a low education level, staying in a big size of household, owning a high dependency ratio and limited ownership of asset, living in east area of Indonesia, being no infrastructure of health, electricity, and asphalt/concrete, being facilitated with elementary school and junior high school infrastructure, and traditional market had a higher chance to get chronic poverty. There is differences characteristics between chronic and transient poverty would affect the variation of implication policy to both side."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33248
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Sawita Murni
"Tesis ini disusun untuk melihat pengaruh kausal dari kredit usaha dan karakteristik rumah tangga terhadap kesejahteraan rumah tangga, yang direpresentasikan oleh pendapatan rumah tangga, pengeluaran makanan rumah tangga dan pengeluaran bukan-makanan rumah tangga. Metode yang digunakan dalam thesis ini adalah metode Fixed Effect dengan menggunakan data panel survey dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Indonesia tahun 2009 dan 2010. Hasil studi dari thesis ini menyatakan bahwa akses terhadap kredit usaha secara signifikan memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan rumah tangga. Namun, akses terhadap kredit usaha yang diperoleh dari program pemerintah memiliki nilai yang positif namun berdampak insignifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga.
Thesis ini juga menunjukkan bahwa pasangan dari kepala rumah tangga atau istri yang memiliki usaha sendiri atau menjadi wirausaha secara signifikan mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga, yang berarti bahwa akses terhadap kredit usaha dan kewirausahaan dalam rumah tangga perlu ditingkatkan untuk memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan di Indonesia. Dengan melihat dari hasil thesis ini dan menggabungkan informasi yang diperoleh mengenai pengaruh yang signifikan dari kredit usaha dan kewirausahaan istri (spouse-woman) terhadap pendapatan rumah tangga maka akses kredit usaha untuk istri (spouse-woman) penting untuk membantu mereka dalam memulai atau memperluas usaha mereka sehingga mereka dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya.

This thesis estimates the causal impact of business credit and household characteristics on household welfare, which is represented by household income, food expenditure and non-food expenditure. I use the fixed effect method with the panel survey data of The Indonesian National Socio-Economic Survey (SUSENAS) from 2009 and 2010 and find that access to business credit significantly improves household welfare. However, the access to business credit from government program has a positive but insignificant impact on household welfare.
Moreover, this thesis shows that self-employment for spouse or spousewoman entrepreneurship also significantly increases household income, implying that access of business credit and household entrepreneurship need to be enhanced for improving welfare in Indonesia. Given the results of this thesis, by combining the information obtained from the significant impact of business credit and spouse-woman entrepreneurship on household income, the access to business credit to wife or spouse-woman is important in order to help them start or expand their business so that they can improve their household welfare.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Prasetyo
"Pengukuran kemiskinan di Indonesia masih terfokus pada pendekatan moneter yaitu mengukur kemiskinan dengan nilai uang sedangkan menurut Sen Poverty is Capability Deprivation, ?Deprivation Intrinsically Important but Income Poverty Instrumentally Significant" yaitu kemiskinan moneter lebih mudah diukur dari pada pendekatan deprivation. Deprivation dapat diartikan sebagai keadaan tidak berpunya pada salah satu indikator kesejahteraan (well being) yang dapat diobservasi tidak tergantung kepada pendapatan, dan dialami oleh mereka yang miskin. Pendekatan ini lebih baik untuk melihat kemiskinan anak karena akan melihat kemiskinan berdasarkan indikator kebutuhan tumbuh kembang anak. Dengan mempergunakan data gabungan Susenas 2008, Sakernas 2008 dan Podes SP 2010 dengan analisis multilevel logistik biner akan melihat pengaruh karakteristik individu, rumahtangga dan wilayah terhadap peluang timbulnya kemiskinan anak. Hasil menunjukan bahwa faktor latar belakang rumahtangga cukup dominan terhadap peluang munculnya kondisi anak miskin yaitu jenis kelamin KRT, pendidikan KRT, status bekerja KRT, status kemiskinan rumahtangga, jumlah anggota rumahtangga dan tempat tinggal. Jenis kelamin anak dan umur juga memberikan perbedaan terhadap peluang munculnya peluang kemiskinan anak. Faktor tingkat pengangguran, fasilitas kesehatan dan tingkat pendidikan kepala desa juga berpengaruh.
The measurement of poverty in Indonesia is still focused on the monetary approach that measures poverty by monetary standards. According to Sen, poverty is capability deprivation, ?Deprivation Intrinsically Important but Income Poverty Instrumentally Significant?. Poverty by monetary approach is easier to measure then the deprivation approach. Deprivation can also mean lack in several observable variables in the wellbeing indicator that is does not depend on income but is definitely experienced by the poor. This approach is appropriate to seek child poverty because it is based on deprivation of needs that are important for child to grow. This study utilize a combination of Susenas 2008, Podes SP 2010 and Sakernas 2008 data using binary multilevel logistic analysis to study deprivation by their individual characteristics, households characteristics and regions on the probability incidence child poverty. Results shows that household background that dominates the probability of the child to be poor is the head of household's sex, head of household's education, head of household's working status, household's poverty status, number of household members and household?s place. The sex and age of the child also differentiates the probability incidence of child deprivation. Level of unemployment, health facility ratio and education of local authority officials also has effects in probability of child deprivation incidence."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina Margaretha
"Studi ini membahas mengenai karakteristik rumah tangga miskin antar wilayah di Indonesia. Regresi dilakukan dalam 6 wilayah, yaitu di tingkat nasional, Jawa dan Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, serta Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Dengan melakukan regresi di 6 wilayah yang berbeda, studi ini berusaha mencari tahu apakah terdapat perbedaan pengaruh variabel independen terhadap kemiskinan rumah tangga di wilayah yang berbeda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa karakteristik rumah tangga, individu, serta wilayah secara signifikan mempengaruhi probabilita rumah tangga miskin. Beberapa variabel menunjukkan arah serta nilai yang cukup berbeda antar wilayah.

This research studied interregional household poverty characteristics in Indonesia. Regression analysis was conducted in six different regions, national, Java and Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, and Maluku, Nusa Tenggara, and Papua. The aim of this study is to determine characteristics of poor household and find out whether poor household in different region has different characteristics. The result shows that individual, household and regional characteristics significantly affect probability of poor household. Several variabele shows different sign and value among regions."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Arfiyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh faktor demografi, sosial, dan ekonomi, serta living arrangement terhadap kemiskinan dalam rumah tangga menggunakan data Susenas Triwulan 1 tahun 2013. Berdasarkan hasil regresi logistik biner menggunakan responden 263.813 rumah tangga, diketahui bahwa jumlah anggota rumah tangga, kepemilikan aset, dan living arrangement pada rumah tangga dengan usia muda dan lansia mempunyai pengaruh terkuat terhadap kecenderungan miskin dalam rumah tangga. Implikasinya adalah bahwa kebijakan program perlindungan sosial pemerintah perlu mempertimbangkan living arrangement. Temuan lainnya adalah bahwa bahwa daerah tempat tinggal rumah tangga dan jenis kelamin kepala rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan miskin rumah tangga.

This research aims to study the effect of demographic, social, and economic factors, and the living arrangement on household poverty using the Susenas 2013 data. Based on the regression results of 263.813 households, it is found that the number of household members, asset ownership, and household living arrangement with the young and the elderly members have the strongest influence on the likelihood of poverty. It implies that living arrangement should be considered in formulating social protection policies. The area of residence and the gender of household head have no significant effect on tendency to be poor."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mehdinsareza Wiriarsa
"[ABSTRAK
Kemiskinan merupakan permasalahan bagi masyarakat karena mempunyai akibat sosial politis dan ekonomi Aspek sosial politis dari kemiskinan menitikberatkan pada social exclusion penduduk miskin di masyarakat Sedangkan secara ekonomi kemiskinan dapat memperlambat proses pembangunan Para ekonom percaya bahwa pertumbuhan ekonomi penting untuk mengurangi kemiskinan Pemikiran ini pada akhirnya menghasilkan beragam paket kebijakan pemerintah yang unik Kebijakan upah minimum merupakan salah satu kebijakan yang populer untuk mengurangi angka kemiskinan Hal ini tidak hanya dikarenakan kebijakan upah minimum dapat meningkatkan rata rata pendapatan masyarakat namun juga karena kebijakan upah minimum merupakan kebijakan biaya rendah Card and Krueger 1995 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara upah minimum dan kemiskinan secara empiris Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini menyusun sebuah data set yang terdiri dari data time series selama empat belas tahun sejak 2001 hingga 2014 dan data cross section dari 119 kabupaten kota di pulau Jawa Data yang terkumpul dianalisa menggunakan tiga metode analisa panel data pooled OLS fixed effect dan random effect Penelitian ini juga mencoba untuk menganalisa hubungan upah minimum dan kemiskinan di level provinsi dengan menggunakan sub sample data Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa kebijakan upah minimum di pulau jawa dapat mengurangi indeks kedalaman kemiskinan Poverty Gap Index dan presentase penduduk miskin Poverty Rate Namun pada level provinsi hasil regresi terlihat lebih bervariasi Di sebagian besar provinsi yang dianalisa kebijakan upah minimum mempunyai efek negatif terhadap indeks kedalaman kemiskinan dan presentase penduduk miskin.

ABSTRACT
Poverty is a problem for a society by considering the socio political and economic considerations Socio political aspect of poverty underlines social exclusion in society While economically poverty can decelerate development process To alleviate poverty economists believe that economic growth is important This in turn result in a unique set of policies among government Minimum wage is one of most popular policy to alleviate poverty Not only because minimum wage can improve average income of society but also because it is a low cost policy Card and Krueger 1995 The objective of this research paper is to investigate the relationship of minimum wage and poverty empirically In order to do that this research paper construct a data set of time series data for fourteen years from 2001 until 2014 and cross section data of 119 districts in the Java The analysis is run by using three methods of panel data analysis pooled OLS fixed effect and random effect method This research paper also tries to analyze the relationship of minimum wage and poverty in the province level using sub sample data Result of this research papers shows that minimum wage policy in Java can reduce both poverty gap index and poverty rate However in the province level the regression show more varied results In most of the analyzed provinces minimum wage has negative effect towards poverty gap and poverty rate, Poverty is a problem for a society by considering the socio political and economic considerations Socio political aspect of poverty underlines social exclusion in society While economically poverty can decelerate development process To alleviate poverty economists believe that economic growth is important This in turn result in a unique set of policies among government Minimum wage is one of most popular policy to alleviate poverty Not only because minimum wage can improve average income of society but also because it is a low cost policy Card and Krueger 1995 The objective of this research paper is to investigate the relationship of minimum wage and poverty empirically In order to do that this research paper construct a data set of time series data for fourteen years from 2001 until 2014 and cross section data of 119 districts in the Java The analysis is run by using three methods of panel data analysis pooled OLS fixed effect and random effect method This research paper also tries to analyze the relationship of minimum wage and poverty in the province level using sub sample data Result of this research papers shows that minimum wage policy in Java can reduce both poverty gap index and poverty rate However in the province level the regression show more varied results In most of the analyzed provinces minimum wage has negative effect towards poverty gap and poverty rate]"
2016
T45355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Joshua Breinhmamana
"Banyak temuan empiris yang menekankan pentingnya peran negara untuk menjaga kualitas institusinya karena akan memengaruhi proses penciptaan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di negara tersebut. Apabila negara tidak mampu menjaga kualitas institusinya, cepat atau lambat masyarakat akan semakin hidup sengsara, dan negara berada dibawah bayangan kegagalan. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melakukan analisis pada data panel kabupaten/kota di Indonesia untuk mengetahui asosiasi dari kualitas institusi terhadap kemiskinan di Indonesia. Dengan menggunakan Fixed Effect Model (FEM), penelitian ini secara empiris mengidentifikasi bahwa kualitas institusi dalam dimensi efektivitas pemerintah yang diproksikan melalui nilai indeks Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) dan Reformasi Birokrasi berasosiasi negatif terhadap kemiskinan di Indonesia. Akan tetapi, hanya variabel SAKIP yang secara statistik memiliki asosiasi yang signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia. Lebih lanjut, hasil penelitian membuktikan bahwa setiap kenaikan nilai SAKIP sebesar 1 poin berasosiasi terhadap penurunan kemiskinan di Indonesia sebesar 0,13%.

Various empirical findings emphasized the main key role of the state to maintain the quality of institutions since it would influence the wealth creation process for all people in its country. Whether the state is incapable of maintaining the quality of its institutions, sooner or later the people will be more miserable, and the state is going to be under the shade of failure. Accordingly, this study endeavors to examine panel data from districts and cities in Indonesia to determine the association of institution quality under government effectiveness dimension which proxied by index of government performance accountability system and bureaucracy reform on poverty in Indonesia. This study used the Fixed Effect Model (FEM) to empirically ascertain that the indicators of institutional quality, as defined by government performance accountability systems and bureaucracy reform variables, exhibit a negative association with poverty in Indonesia. Nevertheless, only the government performance accountability system variable exhibits a statistically significant association with poverty in Indonesia. Furthermore, the findings reveal that a one-point increase in SAKIP scores is associated with a 0,13% reduction in poverty rates in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purna Fitria
"ABSTRAK
Membandingkan pengeluaran rumah tangga dan garis kemiskinan nasional, sekitar 24.78 dari rumah tangga di Indonesia berada di bawah garis kemiskinan setidaknya satu kali dalam periode 14 tahun. Menggunakan Model Ordered Logit, studi ini menguji determinan dari status kemiskinan rumah tangga dan menganalisa efek relatif dari aset dan karakteristik rumah tangga yang berbeda-beda dari satu waktu terhadap status kemiskinan mereka di kemudian hari. Memakai tiga gelombang Survey IFLS Indonesian Family Life Survey , yaitu tahun 2000, 2007 dan 2014, serta dengan mengelompokkan rumah tangga menjadi lima regional utama berdasarkan lokasi, studi ini menemukan bahwa aset berupa bangunan, kendaraan, perhiasan dan tabungan berperan penting dalam menentukan status kemiskinan rumah tangga di Indonesia. Selain itu, beberapa variable demografi dan sosial-ekonomi juga secara statistik berpengaruh terhadap status kemiskinan di Indonesia. Namun, determinan dari status kemiskinan bervariasi antar regional. Studi ini menemukan bahwa kemungkinan dari suatu rumah tangga untuk menjadi miskin berkepanjangan maupun sebaliknya tidak pernah miskin sama sekali lebih besar terjadi di regional Jawa dan Bali. Sementara kemungkinan untuk rumah tangga menjadi miskin sementara waktu lebih tinggi di regional luar Jawa dan Bali.

ABSTRACT
Comparing household expenditure and national poverty line, about 24.78 of households in Indonesia experienced poverty expenditure below the poverty line at least once within 14 year period. By utilizing the Ordered Logit Model, this study examines the determinants of household poverty status and analyze the relative effect of different household assets and characteristics on their poverty status. Employing three waves of Indonesia Family Life Survey IFLS consisting of household level data from the year of 2000, 2007 and 2014, and categorized households into five main regions based on their location, this study finds that assets building, vehicle, jewelry and savings play important role in determining poverty status of households in Indonesia. Some demographic and socio economic variables are confirmed to be statistically significant to poverty status in Indonesia. However, the determinants of poverty status vary within regions. This study also finds that the probability of households either to be chronic poor or never poor is higher in Java and Bali, while the probability of transient poverty is found higher outside Java and Bali. "
2016
T47498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>