Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Williamsburg: Borneo Research Council, [Date of publication not identified]
305.895 983 FEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kaegi, Adolf
Calcultta: Susil Gupta , 1950
954 KAE l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Felicidad
"Skripsi ini membahas fungsi pembagian peran suami istri berdasarkan gender dalam rumah tangga pada masa pertumbuhan ekonomi pesat 1955-1973. Penulis memilih masa ini sebagai masalah penelitian karena pada masa itulah pembagian peran dalam rumah tangga menyebar di masyarakat Jepang. Pembagian peran yang dimaksud adalah suami sebagai pencari nafkah dan istri sebagai ibu rumah tangga. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembagian peran suami istri dalam rumah tangga bersifat fungsional terhadap manajemen ala Jepang yang diterapkan dalam perusahaan Jepang. Manajemen ala Jepang tersebut menopang pertumbuhan ekonomi pada saat itu.

The focus of this study is division of labor by gender in Japanese family between husband and wife during the period of rapid economic growth (1955-1973). One of the factors of rapid economic growth was the Japanese management system. The meaning of division of labor in this mini thesis is husband goes to works as employee and wife works as homemaker. The data were collected by literature study. The purpose of this study is to analyze the function of divison of labor at home to the Japanese management system and how this division of labor correlated with rapid economic growth"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allen, M.R
London : Melbourne University Press, 1967
392.1 All m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Fransiska
"Hagabeon, hamoraon, dan hasangapon merupakan nilai budaya Batak Toba yang menjadi prinsip hidup masyarakatnya. Kehidupan orang Batak bertumpu dan dipengaruhi ketiga nilai budaya tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat pengaruh hagabeon, hamoraon, dan hasangapon terhadap ketidaksetaraan gender yang terjadi pada perempuan Batak Toba yang tergambar dalam Amang Parsinuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik kepustakaan. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa suborninasi pada perempuan Batak menyebabkan berbagai kekerasan, psikis, ekonomi, dan fisik.

Hagabeon, hamoraon and hasangapon are culture value of Batak Toba becoming the life principle of their society. The live of Bataknese is rested and influenced by those three value. Therefore, this research will see the influence of hagabeon, hamoraon and hasangapon towards the gender inequality happening to Batak Toba women that are illustrated in Amang Parsinuan. The method used in this research is qualitative approach with literature technique. From this research, it is found that subordination of Batak's women causes various violence, such as psychological, economical and physical."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42269
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Yusan Septiani
"Kegiatan memasak di dapur tradisional (area domestik) sering kali dilekatkan pada diri perempuan dan dimaknai sebagai kewajiban sekaligus bentuk pelayanan perempuan kepada keluarga, pasangan, anak-anak, bahkan orang-orang lain yang berada di dekat kehidupan si perempuan. Dengan kata lain, memasak di ruang domestik merupakan pekerjaan tidak terdefinisi. Namun ketika kegiatan memasak beralih ke ruang publik, berubah menjadi sebuah profesi, dengan area kerja yang disebut dapur profesional. Orang-orang yang bekerja di dapur tradisional diberi predikat chef profesional. Ironisnya, perempuan yang sejak berabad-abad lalu telah lekat dengan kegiatan memasak, justru sulit untuk memasuki apalagi menguasai dapur profesional yang sangat dikuasi dan didominasi laki-laki, mulai dari bidang ilmunya (tata boga) hingga industrinya. Sebagai sebuah keterampilan, memasak sejatinya adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapa saja, apa pun gendernya. Pada kenyataannya, kegiatan memasak baik di dapur tradisional maupun dapur profesional, selalu menempatkan perempuan pada posisi yang marginal dan tersubordinasi. Untuk mempelajari mengapa perempuan, yang kerap disebut sebagai “ratunya dapur tradisional”, justru sulit menguasai dan mendominasi dapur profesional. Untuk itu, kami membedah sejumlah penelitian terdahulu yang banyak menganalisis mengenai kehidupan kerja perempuan chef, termasuk berbagai bentuk ketidasetaraan gender di tempat kerja, yakni dapur profesional.   

Cooking activities in traditional kitchen or in domestic area—which are always supposed to be related to women—are interpreted as obligation as well as a form of women's service to their families, spouses, children, and even other people who are close to women's life. In other words, cooking in the domestic area is an undefined job. Regardless of the fact, when cooking activities shifted to public space, it turned into a professional job, a work area which was later called as professional kitchen. People who work in such a professional kitchen are given the title of professional chef. Ironically, such a professional kitchen, that often thought to be easily controlled by women—who for centuries has always been related to cooking activities—is actually controlled and dominated by men, starting from its academic field (tata boga) to the industry. As a skill, cooking is actually an activity that can be performed by anyone, regardless of gender, not just women. In reality, cooking activities, both in traditional and professional kitchens, always place women in marginal and subordinate position. To learn why women, who are often considered as “the queen of traditional kitchen”, are difficult to control and dominate professional kitchens, we examine a number of previous studies that have analyzed the professional life of female chefs, including various forms of gender inequality in the workplace of chefs or the professional kitchen."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fathia Rachmah
"Film Cina memiliki kecenderungan untuk merefleksikan kehidupan masyarakatnya, aspek tersebut juga dapat dilihat dalam film (太太万岁) Long Live the Wife yang merefleksikan kehidupan masyarakat kelas menengah di Shanghai tahun 1947, dan film tersebut secara spesifik membahas mengenai institusi keluarga. Film ini dibuat berdasarkan skenario yang ditulis oleh Eileen Chang (张爱玲)dan diproduksi tahun 1947. Film ini menceritakan tentang kesulitan yang dihadapi seorang istri bernama Chen Sizhen (陈思珍) dalam perannya menyelesaikan persmasalahan dan menjaga keharmonisan rumah tangganya dengan Tang Zhiyuan (唐志远.
Makalah ini akan membahas lebih dalam mengenai film Long Live the Wife dari perspektif judul dan relasinya dengan tokoh Chen Sizhen, dengan tujuan mengungkap makna sanjungan 万岁(wǎnsuì) yang terdapat pada judul sebagai gambaran tokoh Chen Sizhen sebagai seorang istri. Peneliti mengumpulkan data intrinsik film, menguraikan data tersebut, dan mencocokkannya dengan informasi seputar makna kata 万岁. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kata 万岁pada judul (太太万岁) merupakan representasi dari kehebatan Chen Sizhen dalam berperan sebagai seorang istri mengatur ranah domestik dan keberhasilannya menjaga keharmonisan dan keutuhan rumah tangganya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Scholars, Dutch
The Hague: W. Van Hoeve, 1960
959.8 SCH st V
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ann Arbor : Association for Asian Studies, 1995
R 950 AAS a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>