Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 235842 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Wagito
"Masa bawah dua tahun (baduta) adalah masa yang panting, karena merupakan masa kritis dalam kesehatan dan masa emas dalam penumbuhan otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan baduta di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007, menurut karakteristik baduta, karakteristik ekonomi rumah tangga, karalcteristik rumah tangga, perilaku ibu, dan sanitasi lingkungan. Data yang digunakan Susenas tahun 2007, dengan unit analisis baduta yang tinggal bersama ibunya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan tabulasi silang xmtara variabel terikat dan variabel bebas, odds ratio (OR), menerapkan model regresi logistik multinomial, tabulasi iwekuensi berdimensi N (N- way Tabularion), dan melakukan pengujian dengan statistik Chi-square. Veriabel terikat terdiri atas tiga kategori yaitu: (1) mengalami keluhan kesehatan dan terganggu kegiatan sehari - harinya, (2) mengalami keluhan kcsehatan tapi tidak terganggu kegiatan sehari - harinya, dan (3) tidak mengalami keluhan kesehatan (sehat).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 42,47 % baduta mengalami keluhan kesehatan. Baduta laki-Iaki yang mengalami keluhan kesehatan lcbih tinggi (43,12%) daripada baduta perempuan (4l,73%). Baduta berumur kur-ang dari 6 bulan lebih sedikit (24,72%) yang mengalami keluhan kesehatan daripada baduta berumur 6-23 bulan (48,50%). Baduta yang pernah mendapatkan air susu ibu (ASI) Iebih sedikit (42,07%) yang mengalami keluhan kesehatan daripada yang tidak pemah mendapatkan ASI(50,37%). Untuk baduta yang status imunisasinya belum lengkap justru paling sedikit (38,78%) yang mengalami keluhan kcsehatan dibandingkan baduta yang status imunisasinya lengkap (47,45%) atau tidak Iengkap (52,63%). Baduta yang tinggal di rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga (ART) lebih dari empat, derajat kesehatannya lebih baik (40,28%) daripada yang jumlah anggota mmah tangganya kurang dari empat (45,36%). Baduta yang tinggal bersama perokok mempunyai dcrajat kesehatan 1ebH1 rendah (56,67%) daripada yang tidak tinggal bersama perokok (58,92%). Baduta yang tidak pemah mcndapatkan ASI, resiko mengalami kcluhan kesehatan sebesar 1,60 kali, dan mengalami keluhan kesehatan dan terganggu aktivitasnya sebcsar 1,31 kali baduta yang pemah mcndapatkan ASI. Baduta berimunisasi tidak lengkap beresiko 1,18 kali untuk sakit dan terganggu aktivitasnya dan 1,35 kali untuk sakit dibandingkan baduta yang bcrimunisasi lengkap. Baduta yang tinggal dengan Iebih dari 4 ART lebih rendah resikonya untuk mengalami keluhan dan gangguan daripada baduta yang tinggal dengan ART kurang dari 4 jiwa.

Under-two children was very important, there was health critical phase and gold phase of brain construct. This research was find out Central Java’s under-two child health status according under-two children characteristic, household economic characteristics, household characteristic, mother’s behavior, and environment sanitation. To 'rind out this goal, used Susenas 2007 in Central Java. The unit analysis is under-two children whos lives with their mother. Analysis method was descriptive analysis with cross tabulation independent and dependent variable, odds ratio (OR), applied multinomial logistic model, N-Way Tabulation, in order to testing the hypothesis with Chi-square statistic. The dependent variable was health status has three category, that is : (1) have health complaint and interrupted activity; (2) have health complaint and not interrupted activity; and (3) have no health complaint (health).
The results indicated that 42,47% under»two children in Central Java has health complaint. There were under-two male health complaint higher (43,l2%) than under-two female (41,73%). Under-two children who under 6 month old has less health complaint (47,45%) than 6-23 month old (52,63%). Under-two children who got ASI have less health complaint (42,07%)than the other (50,37%). Under-two children who get no complete imtmization yet have lowest health complaint than the others. Under-two children who lived with four or more number of household have higher health status (59,72%) than the other (54,64%). Under-two children who lived with smoker have lower health status (56,67%) than the other (58,92%). Under-two children who haven’t got ASI, health complaint risk 1,60 times and health complaint and interupted activity risk 1,31 times than under-two have got ASI. Under-two children who get no complete imunization, health complaint risk 1,35 times and health complaint and interupted activity risk 1,18 times than under-two have get complete imunization. Under-two children who lived with four or more number of household, health complaint risk and health complaint and interupted activity risk was lower than under-two have lived with four or less number of household.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34374
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Ambar Kirana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh penggunaan media sosial ibu terhadap kesehatan balita yang diproksi kedalam 3 hal, yaitu: status kesehatan, status pemberian ASI Eksklusif, dan status pemberian imunisasi dasar lengkap. Potensi endogenitas dalam penggunaan media sosial diatasi dengan penggunaan variabel instrumen berupa keberadaan BTS Base Transceiver Station dan kekuatan sinyal. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas Tahun 2015 dan Pendataan Potensi Desa Podes Tahun 2014. Dengan menggunakan regresi biprobit bivariate pobit sebagai metode estimasi, hasil analisis menunjukkan bahwa keberadaan BTS dan sinyal terbukti valid sebagai instrumen untuk media sosial, sementara pengaruh media sosial terhadap kesehatan balita berbeda-beda. Penggunaan media sosial berpengaruh negatif terhadap status kesehatan balita selama seminggu terakhir. Sementara jika pada status eksklusifitas pemberian ASI balita tidak dipengaruhi oleh penggunaan media sosial oleh Ibu, pengaruh positif penggunaan media sosial justru berpengaruh pada status kelengkapan imunisasai dasar balita di Indonesia.

This study aims to explore the effect of mother 39 s social media usage on child health indicators. These indicators are health status, exclusive breastfeeding status, and complete basic immunization status. To account the potential endogenity in social media usage. I used the presence of BTS Base Transceiver Station and signal strength as the instrumental variables. The data used in this study are derived from the National Socioeconomic Survey Susenas of 2015 and Village Potential Data Collection Podes of 2014. Using the biprobit regression bivariate pobit as the estimation method, the analysis results show that the presence of BTS and the proven signals are valid instrument for social media, while the influence of social media on the three children health are various. The use of social media negatively affects the health status of children under five during the past week. Meanwhile, the status of exclusivity of breastfeeding infants is not influenced by the use of social media by Mother. Finnaly, the positive effect of social media found on the status of completeness of basic toddler immunization in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Rachmawati
"Penelitian ini berusaha mengungkap pengaruh faktor kemiskinan terhadap status gizi balita di Propinsi Jawa Barat, dengan membahas beberapa faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap status gizi balita di Propinsi Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data IFLS 4 (Indonesian Family Life Survey) tahun 2007 yang dilaksanakan oleh RAND, Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM dan Badan Survey METRE. Penelitian ini menggunakan kerangka teori dengan pcndekatan model Gary Becker yang menyatakan bahwa fungsi permintaan status gizi balita melingkupi vektor karakteristik balita, rumah tangga dan lingkungan masyarakat.
Pengolahan data dilakukan, pertama dengan menggabungkan data rumah tangga dari Modul K dan data kesehatan anak dari Modul USI. Kedua, dilakukan penghitungan z-score (BB/U) balita. Ketiga, dilakukan analisis dengan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap status gizi balita di Propinsi Jawa Barat tahun 2007.
Dari hasil regresi diketahui bahwa faktor kemiskinan, pengeluaran rumah tangga perkapita, tingkat pendidikan orang tua, kunjungan anak ke posyandu, frekuensi makan, sanitasi, air minum dan area tempat tinggal balita, berpengaruh terhadap status gizi balita. Kebijakan yang direkomendasikan dari penelitian ini adalah perlunya kebijakan pro masyarakat miskin yakni: peningkatan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat miskin melaiui peningkatan fungsi dan kinerja Posyandu, pengadaan jaminan sosial bagi masyarakat miskin, perluas kesempatan kerja, perluas kesempatan untuk akses pendidikan, peningkatan kualitas sanitasi Iingkungan dan air bersih untuk minum dan keperluan lainnya.

This study attempts to reveal the affect of poverty to child nutrition status in West Java Province by examining socioeconomic factors. The data that being used is data from IFLS 4 (Indonesian Family Life Survey) 2007, conduct by RAND, Population Research UGM and METRE. The theoritical framework underpinning this empirical approach is a model from Gary Becker, the production of nutrition depends on a set of inputs, a series of endogenous individual characteristics, a vector of household and community characteristics.
The data is processed, first by combining household data from Module K and child health data from Module USI. Second, the z-score is constructed using a nutrition index based on weight for age. Third, the child nutrition status is regressed with the socioeconomic factors using Ordinary Least Square (OLS) method.
Regression result shows a significant effect of poverty effect, per capita household expenditure, years of parent education, child visit to posyandu, food frequency, sanitation, drinking water and area in which the child lives. Policy recommendations from this study are the need of pro poor policies: improving the quality and accessibility of posyandu as health facility, social security forthe poor, poverty reduction in rural area, increasing access to education, improving the quality of sanitation and water.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T33979
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safirah Firliani
"Ditemukan adanya tren peningkatan kasus stunting di Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat pada tahun 2021-2022. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran umum dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita (0-59 bulan) berdasarkan indeks PB/U atau TB/U di Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat tahun 2023. Data berasal dari Data Balita Bermasalah Gizi Puskesmas dengan menggunakan desain studi potong lintang. Sampel penelitian berjumlah 771 balita dan dianalisis dengan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi balita pendek (stunted) di Puskesmas Kebon Jeruk tahun 2023 sebanyak 537 balita (69,6%). Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan, yaitu umur 24-59 bulan (POR = 1,564; 95% CI: 1,148-2,129), adanya penyakit penyerta (POR = 1,516; 95% CI: 1,105-2,078), konsumsi gizi tidak seimbang (POR = 2,697; 95% CI: 1,704-4,269), imunisasi dasar tidak lengkap (POR = 2,086; 95% CI: 1,526-2,853), asupan gizi ibu selama hamil tidak tercukupi (POR = 2,217; 95% CI: 1,592-3,088), dan riwayat ibu hamil kekurangan energi kronis (POR = 1,784; 95% CI: 1,306-2,435). Sedangkan, variabel jenis kelamin balita, jamban sehat di tempat tinggal, pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga, dan akses bersih termasuk ke dalam kelompok faktor protektif. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan program gizi bagi puskesmas selaku pelaksana program, meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat umum, serta untuk referensi bagi penelitian selanjutnya.

It was found that there was an increasing trend in stunting cases at the Kebon Jeruk PHC, West Jakarta in 2021-2022. This research aims to provide a general overview and determine the factors related to the nutritional status of toddlers (0-59 months) based on the PB/U or TB/U index at the Kebon Jeruk PHC, West Jakarta in 2023. Data were obtained from Data of Toddlers with Nutritional Problems in PHC using a cross-sectional study design. The research sample consisted of 771 toddlers and was analyzed using the chi-square statistical test. The research results show that the prevalence of stunted toddlers at the Kebon Jeruk PHC in 2023 is 537 toddlers (69.6%). Factors that were significantly related were age 24-59 months (POR = 1.564; 95% CI: 1.148-2.129), presence of comorbidities (POR = 1.516; 95% CI: 1.105-2.078), unbalanced nutritional consumption (POR = 2.697; 95% CI: 1.704-4.269), incomplete basic immunization (POR = 2.086; 95% CI: 1.526-2.853), inadequate maternal nutritional intake during pregnancy (POR = 2.217; 95% CI: 1.592-3.088 ), and a history of chronic energy deficiency in pregnant women (POR = 1.784; 95% CI: 1.306-2.435). Meanwhile, the variables of toddler's gender, healthy toilets in the residence, household waste management, and access to cleanliness are included in the group of protective factors. It is hoped that this research will be useful for developing nutrition programs for PHC as program implementers, increasing awareness and participation of the general public, and as a reference for further research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Anindyajati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran status kesehatan anak di Indonesia serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan anak di Indonesia. Penelitian menggunakan data Susenas 2013 kor. Sampel yang digunakan mencakup rumah tangga yang memiliki anak usia 0-12 tahun. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik multinomial. Metode tersebut dinggap cocok karena dalam penelitian ini variabel terikat (status kesehatan anak) mempunyai tiga kategori yaitu: (1) tidak ada keluhan/sehat (2) mempunyai keluhan sakit akut dan (3) mempunyai keluhan sakit kronis. Serta untuk membandingkan antara sakit akut terhadap sehat, dan sakit kronis terhadap sehat. Faktor sosial dan ekonomi yang diperimbangkan adalah umur anak, jenis kelamin anak, daerah tempat tinggal, status perkawinan, tingkat pendidikan, status kerja, pendapatan, dan jenis pekerjaan kepala rumah tangga. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, serta status bekerja kepala keluarga signifikan memengaruhi kesehatan anak.
ABSTRACT
This study analyzed the impact of socioeconomic status of household head to child health and examines the factors that affect the health of children in Indonesia. Data used in this research is Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) of 2013 with household heads who have children aged 0-12 years as a samples. Multinomial Logistic Regression has been used to identify significant factors which affect the children health. This particular type of regression analysis was used because the dependent variables has three categories: (1) Healthy/No Complaints (2) Having acute pain complaints and (3) have chronic pain complaints. The factors considered were child’s age, child gender, location of residence, marital status, education level of the household head, employment status, income, and field of work. The result showed that the location of residence, and the head of household’s educational level, income, and work status significantly affects child health."
2014
S59922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurratu A. Amran
"Kegemukan dan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak di dalam tubuh dan dapat dilihat dari status gizi yang diukur dengan indeks masa tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik anak dan ibu, perilaku makan dan aktivitas fisik dengan status gizi, yang dilakukan dengan desain studi cross-sectional dengan metode random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa 47,4% siswa memiliki status gizi lebih. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi adalah asupan energi, protein dan lemak. Diperlukan upaya pencegahan dan penanggulangan status gizi lebih pada anak dengan memperhatikan asupan makanan seperti mengurangi jajan, dan konsumsi fast food.

Overweight and obesity is a condition of excess fat which can be seen from nutritional status measured by body mass index. The purpose of this study is to determine the relation between children and maternal characteristic, eating behaviors and physical activities with nutritional status. This study used cross sectional design with random sampling method. The results show that 47,4% of students are overweight and obese. Energy, protein and fat intake are significantly related to nutritional status. To prevent and overcome obesity and overweight in children, they need to maintain their food intake by reducing buying snacks and fast food consumption."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Paradise, Isaura
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh usia kawin pertama ibu terhadap pemenuhan hak kesehatan anak usia 6-23 bulan dengan menggunakan data SUSENAS 2017. Berdasarkan studi literatur, variabel usia kawin pertama diduga mengalami endogenitas sehingga variabel ini diprediksi dahulu menggunakan regresi OLS. Metode analisis pemenuhan hak kesehatan anak menggunakan regresi logistik biner dan regresi logistik ordinal. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa usia kawin pertama ibu berpengaruh positif terhadap pemenuhan hak ASI ekslusif, pemenuhan hak ragam makanan, dan pemenuhan hak imunisasi dasar lengkap. Secara keseluruhan, usia kawin pertama ibu berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat pemenuhan hak kesehatan anak.

This research aims to study the effect of mother's first age marriage on fulfillment of rights health of children aged 6-23 months in Indonesia using National Socio-Economic Survey 2017 data. Based on literature review, variable first age marriage is suspected to suffer from endogeneity, thus this variable is predicted using OLS regression in the first stage. The analysis method using the binary logistic regression and ordinal logistic regression. The result of data processing obtain that mother's first age marriage has a positive effect on fulfillment of exclusive breastfeeding right, fulfillment of the right to variety of food, and fulfillment of basic immunization rights. Overall, the mother's first age marriage has a positive effect on fulfillment of children's health rights."
Depok: Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutjahyo Endarto
"Kesehatan adalah bagian dari investasi modal manusia (human capital investment) yang bersperpektif jangka panjang. Balita sehat sangat diperlukan untuk mencctak kader generasi penerus yang kuat dan menjadi sumber daya manusia yang handal. Sehingga sangat diperlukan adanya investasi kesehatan selain pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan siklus kehidupan manusia (IW-cycle approach) penting untuk diperhatikan dalam rangka menjamin kualitas SDM pada masa mendatang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan balita di DIY, karakteristik demograii, sosial ekonomi, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan balita di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2007. Metode analisis menggunakan analisis dcslcriptif dengan tabel silang, odds ratio (OR), dan uji chi square. Analisis Iain adalah dengan menerapkan model regresi logistik biner untuk menguji hipotcsis. Berdasarkan faktor demografi, balita laki-laki mempunyai keluhan sakit lebih tinggi daripada balita perempuan. Balita pada kelompok umur S 6 bulan mempunyai kcluhan sakit yang paling rendah diantara kelompok umur balita lainnya, hal ini disebabkan pemberian ASI eksklusii Balita yang ibunya berumur < 30 tahun mempunyai keluhan sakit lebih tinggi dari balita yang ibunya berumur 2 30 tahun Falctor sosial ekonomi, balita yang berada di mmah tangga miskin, mempunyai keluhan sakit lebih rendah daripada balita di rumah tangga tidak miskin. Pada balita yang ibunya bekeija, persentase yang mempunyai keluhan sakit pada rumah tangga miskin lcbih tinggi daripada rumah tangga tidak Faktor lingkungan dan daerah tempat tinggal, balita yang tinggal dalam rumah tangga yang memiliki kualitas jamban sehat mempunyai keluhan kesehatan lebih rendah daripada yang tidak memiliki kualitas jamban schat. Balita di kota mempunyai keluhan kesehatan lebih rendah daiipada di desa. Balita yang diberi imunisasi lengkap dan berada dalam rumah tangga yang merniliki kualitas jamban sehat memptmyai keluhan kcsehatan lebih rendah daripada yang tidak memiliki kualitas jamban schat. Jadi studi ini mencmukan faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan faktor demograii berpcngaruh terhadap status kesehatan balita di Provinsi D.I. Yogyakarta. Oleh karena studi ini menyamnkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, dalam hal ini dengan jambanisasi sehat, dan meningkatkan pelayanan pelayanan kesehatan.
Health is a part of the human capital investment on a long term perspective, whereas under-5 years children is a candidate of human resources in the future, who will substitute previous generation in order to achieve a better level of welfare. Healthy under~5 children is necessary to mind the strong rising generation and will be mainstay human resources. So that, a better and high-grade investment on health besides education was very needed. Health development through in life-cycle approach is important in ensuring of quality human resources in the future. The objective of this study is find out under-5 years children health condition in DIY Province, demography, socio economy, behavior, environment and health services characteristic, and the influence factors on health status under-5 years children in DIY Province in 2007. Descriptive analysis with bivariate analysis was conducted using chi square test, cross tabulation and odds ratio (OR). The other analysis is binary logistic model in order to testing the hypothesis. The result according to demographic factor, under-5 years children male had health complaint higher than female. Under-5 years children at group age S 6 month had health complaint is the lowest, because of exclusive breast milk. Under-5 years children whose mother age < 30 year had health complaint higher than under-5 years children whose mother age Z 30 year. Socio economy factor, under-5 years children at poor household, had health complaint lower than under-5 years children at wealthy household. At employed mother condition, percentage of under-5 years children had health complaint in poor household is lower than wealthy household. Environment and residence factor, under-5 years children who have health toilet had health status higher than no have health toilet. Under-5 years children in urban had health complaint lower than in the rural.Under-5 years children who get complete immunization and who have health toilet had health complaint lower than under-5 years children who not have health toilet. So, this study find that environment, healtl1 services and demography had an affect on health status under-5 years children in DIY Province. This study suggest to increase quality of environment, healthy toilet and to increase health services."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34241
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyanti Rizkika Andani
"Secara global, prevalensi berat bayi lahir rendah (BBLR) rata-rata sebesar 14,7% (UNICEF, 2020) atau 15-20% (WHO, 2020). Berat bayi lahir menjadi perhatian sebab dapat memengaruhi kondisi kesehatan, seperti morbiditas dan mortalitas bayi, pertumbuhan fisik dan kognitif yang terhambat, serta penyakit kronis (non-communicable disease) (WHO, 2014). Berdasarkan hasil-hasil riset terdahulu, ditemukan bahwa keterlibatan perempuan di pengambilan keputusan rumah tangga memiliki efek positif terhadap kesejahteraan anak, terutama dari sisi kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah keterlibatan ibu dalam pengambilan keputusan di rumah tangga berpengaruh kepada kesehatan anak, khususnya berat lahir anak. Data yang digunakan adalah SDKI 2017 dengan sampel 10.179 ibu yang pernah melahirkan dalam 5 tahun terakhir. Metode yang digunakan adalah IV 2-SLS, dengan perspektif ibu terhadap kekerasan rumah tangga sebagai variabel instrumen. Hasil penelitian menunjukkan partisipasi ibu dalam rumah tangga memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan berat bayi lahir sebagai outcome kesehatan anak. IV persepsi terhadap KDRT dapat mengoreksi underestimation yang muncul dari endogenitas variabel pengambilan keputusan rumah tangga.

Globally, the average prevalence of low birth weight (LBW) babies is 14.7% (UNICEF, 2020) or 15-20% (WHO, 2020). Birth weight is a concern because it can affect health conditions, such as infant morbidity and mortality, stunted physical and cognitive growth, and chronic diseases (non-communicable diseases) (WHO, 2014). Based on previous research results, it was found that women's involvement in household decision making has a positive effect on children's wellbeing, especially in terms of health. The aim of this research is to see whether the mother's involvement in decision making in the household has an effect on the child's health, especially the child's birth weight. The data used is the 2017 IDHS with a sample of 10,179 mothers who have given birth in the last 5 years. The method used is IV 2-SLS, with the mother's perspective on domestic violence as the instrument variable. The research results show that maternal participation in the household has a positive and significant relationship with birth weight as a child health outcome. IV perceptions of domestic violence can correct underestimation that arises from the endogeneity of household decision-making variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Rossa Atika
"Latar belakang: Pada tahun 2018, Indonesia memiliki 3,55% kasus pneumonia pada balita. Proporsi status nutrisi pada balita juga beragam meliputi sangat kurus (3,5%), kurus (6,7%), dan gemuk (8,0%). Belum adanya suatu instrumen prediktor luaran klinis pada pneumonia anak menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Hubungan status nutrisi dengan luaran klinis juga perlu diketahui lebih jauh. Hal ini bertujuan untuk membantu klinisi agar tata laksana dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
Metode: Penelitian dilakukan pada pasien anak dibawah dua tahun dengan pneumonia komunitas di RS Pasar Rebo, Jakarta. Desain penelitian adalah studi potong lintang
dengan sumber data primer yang diambil sejak Maret 2020 hingga September 2020. Skor RISC diperoleh dengan metode kuesioner. Status nutrisi didapatkan berdasarkan hasil
antropometri dan dikategorikan berdasarkan kurva BB/TB WHO. Hasil luaran yang diteliti adalah mortalitas, kebutuhan ICU, dan lama rawat.
Hasil: Sampel terdiri dari 25 pasien. Sebagian besar pasien memiliki Skor RISC 1 dan status nutrisi baik. Empat dari dua puluh lima pasien meninggal. Sebagian besar pasien dirawat <7 hari dan membutuhkan ICU. Hasil uji hipotesis menunjukan tidak adanya hubungan Skor RISC dan status nutrisi terhadap mortalitas, kebutuhan ICU, dan lama rawat. Uji Skor RISC untuk mortalitas menghasilkan cutoff Skor RISC 3 (AUC = 0,702).
Kesimpulan: Skor RISC dan status nutrisi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan luaran klinis pasien. Skor RISC untuk mortalitas memiliki nilai diagnostik yang
rendah pada pasien anak dibawah dua tahun dengan pneumonia komunitas di RS Pasar Rebo.

Background: In 2018, Indonesia has 3.55% pneumonia cases in children under 5 years old. There was also variance in nutritional status including severely wasted (3.5%), wasted (6.7%), and overweight (8.0%). This research was conducted because instrument for predicting outcomes in children with pneumonia is not yet available. It is also necessary to know the association between nutritional status and outcomes in children with pneumonia. Predicting outcomes of pneumonia in children will be helpful for clinicians to choose the effective treatment.
Methods: Patients were children under 2 years old with community acquired pneumonia in Pasar Rebo Hospital, Jakarta. This is a cross-sectional study with primary data that obtained from March 2020 until September 2020. RISC score were taken with questionnaire methods. Nutritional status are anthopometry results that is categorized by WHZ chart from WHO. Outcomes include mortality, ICU admission, and length of stay.
Results: There were 25 patients. Most patients had RISC score of 1 and normal nutritional status. Four out of twenty five patients died. Majority of the patients stayed in the hospital for <7 days and needed ICU admission. From our study, we found no association between RISC score and nutritional status with the outcomes. Three in RISC Score is the cutoff
for mortality (AUC = 0,702).
Conclusion: There is no significant association between RISC score and nutritional status with clinical outcomes. RISC score for mortality has low diagnostic value in children under 2 years old with community acquired pneumonia in Pasar Rebo Hospital.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>