Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Hendrasto
"Tesis ini membahas tentang desain pelatihan teknopreneur berbasis nanoteknologi meoggunakan model desain pelatihan yang diperkenalkan oleh Blanchard dan Thacker. Model yang dikembangkan terdiri alas analisis kebutuhan pelatihan (/raining needs), teori pembelajaran (learning theory) yang digunakan, keterbatasan organisasi (organizational constraints), tujuan pembelajaran (learning objectives) dan tujuan pe!atihan tennasuk penyusunan KSiAs (knowledges, skills, atitudes), identifikasi faktor-faktor kunci yang mendukung pembelajaran, penentuan metode dan strategi yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan menyusun peran tingkat evaluasi pelatihan. Objek penelitian ini adalah pelatihan Nano Camp Mahasiswa yang dise!eoggarakan oleh Masyarakat Nano Indonesia (MNI). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dan dokumentasi. lnforman yang digunukan sebagai responden berasal dari kalangan peneliti nanoteknologi* MNI, Kementerian Riset dan Teknologi, dan organisasi lain yang menyelenggarakan pelatihan dan mcndukung pengembangan rekuopreneur. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta dengan latar belakang keilmuan antara sosial dan sains tidak perlu dibedakan dalam proses pelatihan. Penelitian ini akan menghasilkan desain pelatihan teknopreneur berbasis nanoteknologi.

This thesis discusses the design of nanotechnology~based technopreneur training using the training design model introduced by Blanchard and Thackel. The model developed consist'i of the analysis of training needs (training needs)1 learning theory (learning theory), the limitations of the organization (organizational constraints), the purpose of learning (learning objectives) and training objectives including the preparation of KSAs (know!edges, skills, attitudes ), identification key factors that support learning, the determination of the appropriate methods and strategies to achieve learning goals, and develop training evaluation tools. The object of this study is the Nano Training Camp organized by the Indonesian Society for Nano (MNI). This study used a qualitative approach wth interviews and documentation. Informants are used as respondents from among nanotechnology researchers, MNI, Ministry of Research and Technology, and other organizations that provide training and support the development technopreneur. From the result showed that participants with a background of social science and science does not need to be distinguished in the training process. This research will result in the design of nanotechnology-based technopreneur training."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32822
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siyamtinah
"The aims of this study were to analyze for the pattern diversity of organizational innovation capability building and what factor caused it among Small and Medium Business (SMB) in Semarang. The study used seven factors of determinant of innovation capability. The factor were human resource capability, technology usage, external interactions, marketing capability, production/operation capability, new product development and research and development. The study also propose 2 (two) factors that were used to test what factors causes the pattern diversity of innovation capability building. The factors are business size and business age. Based on literatures reviews and questionnaire result , for 101 managers of SMB and t-tets analize, succed that business size caused pattern diversitty of organizational innovation capability building among SMB for four factors. The factors were human resource capability, technology usage, marketing capability and research and development. The followed analysis, business age caused pattern diversity of organizational innovation capability building among SMB for four factors. The factors were external interaction, marketing capability, technology usage and research and development. "
Jakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis : EKOBIS, 2010
JUEKBIS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewanto Soedarno
"Tol Laut adalah infrastruktur maritim yang menghubungkan wilayah Barat dan Timur Indonesia berupa ketersediaan kapal laut angkutan barang yang rutin dan terjadwal. Tujuan Tol Laut adalah menjamin kesediaan barang, mengurangi disparitas harga barang, dan menjamin kelangsungan angkutan barang dari dan ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan. Walau telah banyak pencapaian sejak diimplementasikan tahun 2015, analisis atas data kinerja 2016 - 2020 menunjukkan bahwa faktor beban muatan balik Tol Laut hanya 16%. Evaluasi para pemangku kepentingan Tol Laut tahun 2020, mengidentifikasikan bahwa volume kargo balik dan utilitas kapal rendah. Di lain pihak, Peraturan Presiden Republik Indonesia no. 26 tahun 2012 menetapkan perlu dibangun sistem e-logistik untuk menangani logistik domestik dan internasional. Walau sistem e-logistik internasional sudah tersedia pada saat penelitian ini, sistem e-logistik domestik belum direalisasikan. Physical Internet (PI) adalah inovasi penting yang berpotensi merevolusi industri logistik dengan cara mengatasi Gejala Tidak Berkelanjutan Logistik Global, seperti kemasan kosong atau angkutan bermuatan kosong. Penelitian ini mengkaji rekomendasi sejumlah penelitian yang dilakukan Uni Eropa (EU) sehubungan implementasi PI di negara anggota EU. Hasil kajian lalu diadaptasikan pada rancangan sistem e-logistik berbasis PI (SELPI) yang memiliki kemampuan meningkatkan faktor beban muatan balik Tol Laut. Selanjutnya rancangan SELPI ini akan ditinjau menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik dan Kerangka Kesejahteraan Digital. Tujuan penelitian ini adalah mengusulkan rancangan SELPI dan melakukan identifikasi manfaat ekonomi rancangan SELPI

Tol Laut is maritime infrastructure connecting Indonesia’s western and eastern regions in the form of availability of regular and scheduled sea freight. Tol Laut aims to guaranteeing availability of household goods, narrowing disparity of commodity prices, and ensuring continuity of sea freight to and from Indonesia’s underdeveloped, desolate, outermost, and border regions. Despite many achievements since inception in 2015, analysis of 2016 - 2020 reports shows that Tol Laut average return cargo load factor is only 16%. Evaluation conducted by Tol Laut stakeholders in 2020 identified that return cargo and ship utilization is low. On the other hand, Regulation of the President of Republic of Indonesia no. 26 year 2012 stipulated the need to build e-logistics systems to manage domestic- and international-bound logistics. Whilst international-bound logistics e-logistics systems have been developed at the time of this research, such system for domestic-bound logistics is yet to be developed. Physical Internet (PI) is an important innovation that has the potential of revolutionizing logistics through meeting the Global Logistics Sustainability Grand Challenge, such as empty packaging or empty travel. This paper examines recommendations published by studies carried out by the European Union (EU) on PI implementation in EU member countries. The result of the study is then adapted into PI-based e-logistics system (SELPI) design featuring capabilities to improve Tol Laut return cargo load factor. Further, the benefits of SELPI design is then reviewed applying the Generic IS/IT Business Value Table and Digital Prosperity framework. The objectives of this research are to propose design of SELPI and to identify the economic benefits of SELPI design."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
H. Baharuddin
"ABSTRAK
Konsep backhaul trips delivery dan swaps of extra capacities telah diperkenalkan secara luas dalam berbagai kesempatan baik dalam konferensi atau seminar di tingkat nasional maupun internasional [1][3]. Hingga saat ini konsep tersebut masih sebagai wacana dalam upaya meningkatkan pangsa pasar penjualan LNG, terbukti dengan belum ada satupun kontrak LNG yang menerapkan konsep tersebut.
Dengan latar belakang pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep tersebut dan potensi pasar LNG yang ada di dunia hingga saat ini, disertasi ini membahas penelitian yang dilakukan untuk menganalisa pelaksanaan konsep backhaul trips dan swaps terutama diterapkan pada setiap kemungkinan skenario yang melibatkan baik penerapan backhaul dan swaps secara murni maupun kombinasinya. Ada lima skenario yang dikembangkan dan disimulasikan. Skenario tersebut meliputi: penerapan backhaul trips secara murni (Skenario 1), penerapan swaps secara murni untuk kontrak dengan kapasitas yang sama (Skenario 2) dan kapasitas yang berbeda (Skenario 5), kombinasi backhaul trips dan swaps sebagian (Skenario 3) dan kombinasi backhaul trips dan swaps penuh (Skenario 4). Sebagai acuan, disimulasikan pula sebuah skenario yang menunjukkan bagaimana sebuah kontrak LNG yang sama apabila diterapkan menurut mekanisme penjualan yang lazim digunakan saat ini (Skenario 6 - konvensional). Simulasi dilakukan untuk studi kasus kontrak antara Qatar-Jepang dan Indonesia-India/Pakistan.
Hasil Simulasi menunjukkan bahwa kapasitas tanker yang dapat digunakan dalam penerapan backhaul trips rata-rata adalah 57%. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa skenario yang paling baik ditinjau dari segi efisiensi biaya, feasibility dan analisis resiko adalah Skenario 4 yang merupakan kombinasi antara backhaul trips dan swaps penuh. Skenario tersebut memberikan penurunan biaya transportasi sebesar 44.9%. Batasan penerapan konsep backhaul trips dan swaps ini terletak pada persyaratan letak geografis, volume kontrak maksimum yang dapat dilakukan yaitu sebesar 96% dari volume kontrak utama, dan jangka waktu kontrak backhaul trips yang bergantung pada jangka waktu kontrak utamanya.

Abstract
he concepts of using backhaul deliveries of LNG integrated with the swap of extra production capacity between plants have been publicly promoted in several national and international seminar and conference events [I] [3]. So far, these concepts are still considered new approaches in LNG marketing strategy, since LNG contracts, which are long term contracts, still utilize the traditional way of dedicated LNG transportation that has existed for over 30 years. There have been no LNG contracts that utilize these new strategies.
The research to analyze the implementation of the back haul and swap concepts is performed in this dissertation backed by an in depth understanding of the concepts and the LNG market potential of these concepts in the current world LNG trade. Combinations of the two concepts are also explored.
This research has developed five (5) scenarios and studied them in the form of operating simulations. These are:
Scenario Description
1 Pure backhaul trips
2 Pure production swap for identical volumes
Combination of backhaul and partial swap Combination of backhaul and full swap Pure swap for non-identical volumes
The results are then compared with Scenario 6, which is the conventional production and transportation concept. Case studies used in these simulations are the contracts between Qatar-Japan and Indonesia-India/Pakistan.
Results show that the average tanker capacity that can be utilized for backhaul trips is 57%. Scenario 4 is the best scenario that allows the highest cost efficiency, feasibility and lowest risk. Using the case studies, scenario 4 can reduce transportation cost by up to 44.9%.
However, there are significant limitations for the implementation of the backhaul trip/swap concepts. In order to be successfully implemented, there are geographical limitations that should be considered, as well as recognizing a strong dependence on the main LNG contract in terms of the maximum volume of the contract (96%) that can be considered for backhaul, and the length of the contract.
"
2002
D1165
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Baharuddin
"Konsep backhaul trips delivery dan swaps of extra capacities telah diperkenalkan secara luas dalam berbagai kesempatan baik dalam konferensi atau seminar di tingkat nasional maupun internasional [1][3]. Hingga saat ini konsep tersebut masih sebagai wacana dalam upaya meningkatkan pangsa pasar penjualan LNG, terbukti dengan belum ada satupun kontrak LNG yang menerapkan konsep tersebut.
Dengan latar belakang pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep tersebut dan potensi pasar LNG yang ada di dunia hingga saat ini, disertasi ini membahas penelitian yang dilakukan untuk menganalisa pelaksanaan konsep backhaul trips dan swaps terutama diterapkan pada setiap kemungkinan skenario yang melibatkan baik penerapan backhaul dan swaps secara murni maupun kombinasinya. Ada lima skenario yang dikembangkan dan disimulasikan. Skenario tersebut meliputi: penerapan backhaul trips secara murni (Skenario 1), penerapan swaps secara murni untuk kontrak dengan kapasitas yang sama (Skenario 2) dan kapasitas yang berbeda (Skenario 5), kombinasi backhaul trips dan swaps sebagian (Skenario 3) dan kombinasi backhaul trips dan swaps penuh (Skenario 4). Sebagai acuan, disimulasikan pula sebuah skenario yang menunjukkan bagaimana sebuah kontrak LNG yang sama apabila diterapkan menurut mekanisme penjualan yang lazim digunakan saat ini (Skenario 6 - konvensional). Simulasi dilakukan untuk studi kasus kontrak antara Qatar-Jepang dan Indonesia-India/Pakistan.
Hasil Simulasi menunjukkan bahwa kapasitas tanker yang dapat digunakan dalam penerapan backhaul trips rata-rata adalah 57%. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa skenario yang paling baik ditinjau dari segi efisiensi biaya, feasibility dan analisis resiko adalah Skenario 4 yang merupakan kombinasi antara backhaul trips dan swaps penuh. Skenario tersebut memberikan penurunan biaya transportasi sebesar 44.9%. Batasan penerapan konsep backhaul trips dan swaps ini terletak pada persyaratan letak geografis, volume kontrak maksimum yang dapat dilakukan yaitu sebesar 96% dari volume kontrak utama, dan jangka waktu kontrak backhaul trips yang bergantung pada jangka waktu kontrak utamanya.

The concepts of using backhaul deliveries of LNG integrated with the swap of extra production capacity between plants have been publicly promoted in several national and international seminar and conference events [I] [3]. So far, these concepts are still considered new approaches in LNG marketing strategy, since LNG contracts, which are long term contracts, still utilize the traditional way of dedicated LNG transportation that has existed for over 30 years. There have been no LNG contracts that utilize these new strategies.
The research to analyze the implementation of the back haul and swap concepts is performed in this dissertation backed by an in depth understanding of the concepts and the LNG market potential of these concepts in the current world LNG trade. Combinations of the two concepts are also explored.
This research has developed five (5) scenarios and studied them in the form of operating simulations. These are:
Scenario Description
1 Pure backhaul trips
2 Pure production swap for identical volumes
Combination of backhaul and partial swap Combination of backhaul and full swap Pure swap for non-identical volumes
The results are then compared with Scenario 6, which is the conventional production and transportation concept. Case studies used in these simulations are the contracts between Qatar-Japan and Indonesia-India/Pakistan.
Results show that the average tanker capacity that can be utilized for backhaul trips is 57%. Scenario 4 is the best scenario that allows the highest cost efficiency, feasibility and lowest risk. Using the case studies, scenario 4 can reduce transportation cost by up to 44.9%.
However, there are significant limitations for the implementation of the backhaul trip/swap concepts. In order to be successfully implemented, there are geographical limitations that should be considered, as well as recognizing a strong dependence on the main LNG contract in terms of the maximum volume of the contract (96%) that can be considered for backhaul, and the length of the contract.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
D88
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Taliya
"Seiring perkembangan teknologi, berbagai m-Learning hadir dan berperan sebagai bimbel daring bagi siswa sekolah dasar dan menengah. Zenius adalah salah satunya. Dengan kondisi saat ini, bimbel daring semakin merebak dan digunakan oleh lebih banyak pengguna. Namun, layanan ini belum pernah diteliti dan dikaji secara ilmiah. Penelitian tentang e-Learning dan m-Learning lebih banyak membahas Massive Open Online Course (MOOC), bukan e-Learning untuk siswa K-12. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana Zenius menerapkan desain interaksi dan desain instruksional pada proses pembelajarannya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui evaluasi usability dari Zenius dan memberikan rancangan rekomendasi perbaikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran. Pengumpulan data kuantitatif menggunakan System Usability Scale (SUS) dan E-Learning Usability Scale (EUS), sementara untuk memperoleh data kualitatif dilakukan usability testing dan wawancara kontekstual. Prinsip-prinsip Gagné’s Nine Events of Instruction dan Shneiderman’s Eight Golden Rules of Interface Design digunakan untuk melakukan analisis atas desain instruksional dan desain antarmuka. Hasil menunjukkan bahwa perlu perbaikan dari segi konsistensi dan kehadiran pengajar. Terdapat juga beberapa permasalahan usability, yaitu penggunaan forum diskusi. Dalam penelitian ini juga dijabarkan desain alternatif yang ditawarkan untuk meningkatkan usability dari Zenius. Terdapat 25 rekomendasi perbaikan yang dipetakan dalam tiga jenis urgensi. Rekomendasi tersebut kemudian dievaluasi kembali sehingga diusulkan saran-saran untuk perbaikan ulang.

As technology develops, m-Learnings are present and act as an online tutoring for K-12 students. Zenius is one of them. In current conditions, online tutoring has increasingly spread and is used by more users. However, this service has never been studied scientifically. Research on e-Learning and m-Learning focuses more on Massive Open Online Course (MOOC), not e-Learning for K-12 students. This study aims to find out the extent of Zenius on applying interaction design and learning design in the learning process. This study also aims to find out the usability evaluation of Zenius and provide recommendation. This research uses a mixed methods approach. Quantitative data collection uses System Usability Scale (SUS) dan E-Learning Usability Scale (EUS), while usability testing is used to obtain qualitative data. An analysis of the principles of Gagné's nine events of instruction and Shneiderman’s Eight Golden Rules of Interface Design was carried out. The results show that improvements in terms of consistency and instructor presence need to be improved. There are also some usability issues, namely the use of discussion forums. This study also described alternative designs offered to improve the usability of Zenius. There are 25 improvement recommendations mapped into three types of urgency. The recommendations are then re-evaluated. As a result, suggestion for further improvement and future research topics are proposed."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tessa Meichi Amelia
"Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi merupakan penyedia jasa orang persorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bangunan atau bentuk fisik lain. Saat ini, pelaku jasa pelaksana konstruksi melihat sistem manajemen mutu merupakan suatu keharusan demi suksesnya proyek konstruksi dan dapat memenuhi kepuasan dari pemilik. Sehingga tidak sedikit perusahaan jasa pelaksana konstruksi ingin mendapatkan sertifikasi ISO 9001. Masalah yang terjadi di industri konstruksi merupakan budaya mutu yang kurang baik. Sertifikasi mungkin bukan jalur yang terbaik untuk membentuk budaya mutu terpadu dan perbaikan mutu. Rendahnya kesadaran dan kesadaran akan budaya mutu merupakan salah satu penyebab utama kegagalan atau lambatnya implementasi sistem manajemen mutu pada perusahaan konstruksi. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran budaya mutu yang berkaitan dengan budaya profesi dan budaya nasional yang saling mempengaruhi pada perusahaan kontraktor khususnya di Indonesia. Faktor-faktor yang akan menentukan proses pengembangan diidentifikasi menggunakan Structural Equation Modeling. Dari hasil Analisis mendapatkan bahwa budaya profesi, budaya nasional dan sistem manajemen mutu dapat meningkatkan upaya pengembangan budaya mutu pada Perusahaan BUMN. Variabel budaya profesi dengan indikator waktu dan tim, variabel budaya nasional dengan indikator indivualisme / kolektivisme dan power distance, dan variabel sistem manajemen mutu dengan indikator konteks organisasi dan operasional berpengaruh signifikan terhadap pengembangan budaya mutu. Untuk dapat meningkatkan upaya pengembangan budaya mutu pada perusahaan jasa pelaksana konstruksi BUMN maka harus meningkatkan budaya profesi, budaya nasional, dan sistem manajemen mutu secara efektif. Penelitian ini bisa menjadi bahan ataupun masukan untuk meningkatkan uapaya pengembangan budaya mutu pada pesuahaan konstruksi BUMN di Indonesia pada masa mendatang.

Construction Implementing Service Company is a service provider for individuals or business entities declared professional experts in the field of implementing construction services who are able to carry out their activities to realize a planning result into a building or other physical form. Currently, construction contractors see that a quality management system is a must for the success of a construction project and can meet the satisfaction of the owner. So that not a few construction service companies want to get ISO 9001 certification. The problem that occurs in the construction industry is a culture of poor quality. Certification may not be the best path for establishing an integrated quality culture and quality improvement. The low awareness and awareness of the quality culture is one of the main causes of failure or slow implementation of the quality management system in construction companies. The purpose of this study is to provide an overview of quality culture related to professional culture and national culture that influence each other in contracting companies, especially in Indonesia. The factors that will determine the development process are identified using Structural Equation Modeling. From the results of the analysis, it is found that professional culture, national culture and quality management systems can increase efforts to develop a quality culture in BUMN companies. The variable of professional culture with time and team indicators, variables of national culture with indicators of individualism / collectivism and power distance, and the variable quality management system with indicators of organizational and operational context has a significant effect on the development of quality culture. To be able to increase efforts to develop a quality culture in state-owned construction service companies, it is necessary to improve the professional culture, national culture, and quality management system effectively. This research can be used as material or input to improve efforts to develop a quality culture in BUMN construction companies in Indonesia in the future"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anshor Nugroho
"Radioterapi merupakan salah satu bidang ilmu kedokteran yang memanfaatkan radiasi untuk terapi pada penyakit kanker. Jumlah pelayanan radioterapi yang berada di Yogyakarta sampai saat ini berjumlah 3 rumah sakit yang aktif beroperasi melakukan kegiatan pelayanan terapi. Peraturan mengenai standar pelayanan radioterapi di Indonesia diatur oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir, namum belum melampirkan mengenai syarat konstruksi dan desain bagunan secara spesifik dan lengkap. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan melakukan studi literatur mengenai persyaratan fasilitas radioterapi di Indonesia. Hasil dari tinjauan persyaratan radioterapi adalah peraturan radioterapi di Indonesia sudah sesuai dengan pedoman radioterapi internasional, namun belum mengatur detail mengenai persyaratan konstruksi yang berkaitan dengan layout desain. Berdasarkan uji hasil statistik Kruskall – Wallis untuk ruangan terdapat perbedaan dengan pedoman dengan nilai p value 0.0009 sedangkan pada konstruksi, utilitas dan equipment tidak terdapat perbedaan dengan hasil p value lebih besar dari 0.05 sehingga hasil hipotis dapat diterima tanpa adanya perbedaan dengan regulasi. Hasil rekomendasi persyaratan dan perancangan fasilitas radioterapi berupa room layout, mechanical electrical dan equipment di rancang berdasarkan hasil literatur dan observasi survey di 3 fasilitas radioterapi. Hasil perancangan room layout radioterapi dinyatakan valid dengan expert judgement kepada 4 expert di bidang radioterapi

Radiotherapy is a medical field that utilizes radiation for cancer treatment. Currently, there are three active hospitals in Yogyakarta providing radiotherapy services. The standards for radiotherapy services in Indonesia are regulated by the Ministry of Health and the Nuclear Energy Regulatory Agency. However, specific and comprehensive requirements regarding construction and building design have not yet been included in these regulations. To address this gap, the author conducted a literature review on the requirements for radiotherapy facilities in Indonesia. The findings indicate that while Indonesia's radiotherapy regulations align with international guidelines, they lack detailed provisions concerning construction requirements related to layout design. Based on the statistical test using Kruskall-Wallis for the rooms, there is a difference from the guidelines with a p-value of 0.0009. However, in construction, utilities, and equipment, there is no difference with p-values greater than 0.05. Hence, the hypothesis results can be accepted without any deviation from regulations. Based on recommendations derived from the literature review and observations made at the three radiotherapy facilities, the proposed requirements and design elements for radiotherapy facilities include room layout, mechanical and electrical aspects, and equipment specifications. The room layout design for radiotherapy was validated through expert judgment by consulting four experts in the field of radiotherapy"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Audi Larasati
"Kurangnya kemampuan menggunakan teknologi informasi dan kesulitan dalam masalah produksi untuk memenuhi jumlah pesanan dengan skala besar dapat menghambat Usaha Mikro dan Kecil (UMK) untuk berkembang. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya wadah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk menjawab hal tersebut, maka perancangan platform dilakukan sebagai wadah untuk bekerja sama dengan UMK yang serupa dalam memenuhi permintaan pasar dengan jumlah produksi skala besar. Platform yang dirancang berupa aplikasi berbasis smartphone yang dihasilkan dari penelitian ini, dengan melakukan perancangan user interface yang sesuai dengan pengguna aplikasi, yaitu pelaku UMK.

Lack of ability to use information technology and difficulties in production issues to meet the number of orders on a large scale could hamper Micro and Small Enterprises (MSEs) to develop. These problems occur because there is no proper place or program to help overcoming the problems.
To answer this, designing the e-cluster platform was carried out as a forum of MSEs to work with similar MSEs to fulfil market demand with large-scale production. The platform is designed in the form of smartphone-based application that was produced from this study, by designing user interfaces that are suitable for MSEs as the application users
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>