Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86580 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wirianingsih
"Motivasi beiprestasi adalah daya dorong dalam diri seseorang untuk mencapai basil yang terbaik. Dua falrtor yang mempengarohi motivasi bwprestasi seseorang. Faktor intrinsik adalah daya dorong yang tumbuh dari dalam individu. Dan faktor ekstrinsik berasal dari luar individu Penelitian tentang motivasi belprestasi dilakakan terbadap 4 (empat) santri yang memilild prestasi mengbalid al-Qur'an dan nilai akademik masuk dalam 5 (lima) besat di kelas mereka masing masing. Untuk mendapalkan gambaran lebih dalam tentang fenomena yang te adi. Hasil penelilian menunjukkan motivasi berpreslasi anak pengbalill al-Qur 'an pada kelompok takhassus (khusus) di Pesanllal Terpadu AI Kabfi, Lido dipengaruhi oleh faktor intrinsik yaitu ingin mendapat syafaat di di aldlimt dan berbak1i pada orang tua. Adapun falrtor akstrinsik yaitu pengasuhan orang tua, nilai budaya yang ada dalam keluarga dan sistem pendidikan di pesantren. Anak-anak yang belprestasi dalam penelitian ini, seperti yang disebutkan oleh McClelland dalam teori Motivasi Bwprestasi memiliki tanggung jawab, memperhittmgkan resiko. serumg mendapatkan: masukan meningkatkan kemampuan, menyelesaikan tugas secara baik, kreatif, dan ingin menjadi yang terbaik. Mcreka memiliki energi lebib terbukli dengan bemagai tanggung jaw.>b yang diamanahkan pada mereka. Mereka memiliki kekuatan mengbalill melebibi santri-santri seangkatannya. Temuan lain adalah rata-r.da anak yang memililci jumiah hafalan al Qur'an melampaui lalgejuga memililci prestasi akademik yang baik.

Motivation of achievement is the driving force in a person to achieve the best results. There are two factors 1hat affect one's achievement motivation. The first factor is intrinsic. which strengthens the impetus of the individual, The second factor is extrinsic) which originates from outside tbe individual. One research that is carried out on fuur studen1s whom, not only have memorized the Quran, but also constantly ranked top Jive in their class. This research is using qnalitative methods to gain a deeper picture of this particala.- phenomenon. This result has shown that the achievemeot modvatioo of children memorizing the Qumn in takhassus (special) groups in the Integrated Islamic School Al·Kahfi, Lido, is influenced by the intrinsic f3ctors of wanting to get some rewards in the Hereafter and to be dutiful to dteir parents. The extrinsic factors involved are nurturing paren1S, cultural values in their fiunily and the education system in pesantren, Each of the children who excel in this research, as noted by McClelland Achievement motivation theory, have the characteristics of being a child who is responsible risk taker, open to feedback. able to improve, wish to complete tasks well, creatively and relentlessly strive to be the best of !he best They have more energy as depicted by the various mandated responsibilities for 1hem.They have much more power to memorize in comparison to other studen1s at their levels. Furthermore, another relevant discovery is that average chi1d who has memorized the Quran over the targealso has a good academic achievement."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33484
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Baskoro
"An important aspect of the organization to improve the work ethos and productivity by giving employees the motivation and effort in motivating employees by providing compensation in the form of incentives. Work motivation Muslims are seeking the blessing of Allah and worth worship. The research aims to determine the relationship between incentives and work to worship with employee motivation at the Polyclinic and Maternity Hospital Ibnu Sina Balikpapan. The study was conducted in January 2015 using a questionnaire. Analyses were performed quantitative approach with cross sectional study design. This research sample 95 of 95 total population.
The results showed as much as 75.8% of respondents have a low work motivation, as well as the most dominant variable with work motivation is a variable communication with superiors. Suggested Polyclinic and Maternity Hospital has a policy of ensuring good communication with the boss as a forum for formal and informal meetings regulary with employees and optimize the religious forum to improve communication with superiors."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T42936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Budiyanto
"Sub Bagian Umum Kepegawaian ini merupakan bagian yang sangat vital, untuk itu seharusnya pegawainya mampu menunjukkan performance kerja yang terbaik. Performance kerja yang baik akan muncul apabila pegawai tersebut memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Namun demikian hanya beberapa orang saja yang menunjukkan perilaku yang diharapkan. Banyak pegawai yang justru menunjukkan perilaku yang sebaliknya, hal ini bisa dilihat dari beberapa indikasi seperti tingginya jumlah absensi, seringnya pegawai terlambat datang atau pulang lebih awal dan banyaknya pegawai yang melakukan aktivitas lain di luar tugas dinas.
Beberapa fenomena tersebut di atas mengindikasikan lemahnya motivasi berprestasi. Mereka tidak memiliki tanggung jawab yang memadai sebagai seorang pegawai, perilaku mereka tidak menunjukkan adanya keinginan untuk mencapai suatu target tertentu, mereka juga tidak ada usaha untuk dapat mengungguli apa yang telah dicapai oleh pegawai lain. Lemahnya motivasi pegawai dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya : atasan yang kurang peduli, beban kerja yang tidak merata, placement pegawai yang kurang tepat, kesejahteraan pegawai yang tidak terpenuhi, dan ketidakharmonisan hubungan dengan atasan atau rekan kerja yang tidak baik.
Permasalahan di atas itu dapat mempengaruhi produktivitas kerja yang nantinya akan menghambat pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu akan diupayakan satu alternatif pemecahan masalah yang ada, bagaimana cara meningkatkan motivasi berprestasi pegawai Sub Bagian Umum Kepegawaian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan cara memberikan suatu pelatihan yaitu Achievement Motivation Training (AMT). Hal ini dilakukan untuk merubah sikap dan perilaku pegawai yang kurang mendukung terhadap pencapaian produktivitas kerja yang tinggi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prianka Diany Kinanti
"ABSTRAK

Motivasi berprestasi merupakan faktor penting yang menentukan kemampuan akademik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan motivasi berprestasi dalam hope of success dan fear of failure pada anak sulung laki-laki dan perempuan. Sebanyak 140 responden merupakan mahasiswa Universitas Indonesia usia 18-24 tahun, terdiri dari 65 anak sulung laki-laki dan 75 anak sulung perempuan. Motivasi berprestasi diukur dengan menggunakan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) oleh Lang dan Fries (2006) untuk melihat hope of success dan fear of failure. Urutan kelahiran terdiri dari urutan kelahiran ordinal dan psikologis. Urutan kelahiran psikologis diukur dengan menggunakan White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) oleh White, Campbell, Stewart dan Davies (1997). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara ordinal, anak sulung perempuan memiliki motivasi berprestasi dalam fear of failure yang lebih tinggi dibandingkan anak sulung laki-laki (signifikan pada p < 0.05). Tetapi secara psikologis, anak sulung laki-laki memiliki motivasi berprestasi dalam hope of success yang lebih tinggi dibandingkan anak sulung perempuan (signifikan pada p < 0.05).


ABSTRACT

Achievement motivation is an important that determine academic proficiency. The research was done to see the difference of achievement motivation in hope of success and fear of failure among firstborn male and firstborn female. Respondents are 140 college students from Universitas Indonesia aged 18-24, 65 respondents are firstborn male and 75 respondents are firstborn female. Achievement motivation was measured by Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) by Lang and Fries (2006) to see hope of success and fear of failure. There are two kind of birth order: ordinal and psychological. Psychological birth order was measured by White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) by White, Campbell, Stewart and Davies (1997). The result of this research shows that ordinal firstborn female have higher achievement motivation in fear of failure than ordinal firstborn male (significant at p < 0.05). But, psychological firstborn male have higher achievement motivation in hope of success than psychological firstborn female (significant at p < 0.05).

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Nur Utami
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan motivasi berprestasi remaja. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan dengan menggunakan alat ukur Father Involvement Reported Scale yang dibuat oleh Finley dan Schwartz (2004), sedangkan pengukuran motivasi berprestasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur motivasi berprestasi yang dibuat oleh Widyasari (2005). Partisipan pada penelitian ini adalah 266 remaja kelas 2 SMP di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, berusia 13-15 tahun, dan memiliki ayah. Hasil penghitungan Pearson Correlation menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan ayah dan motivasi berprestasi remaja kelas 2 SMP, sehingga semakin tinggi keterlibatan ayah maka akan semakin tinggi pula motivasi berprestasi remaja kelas 2 SMP.

The purpose of this research is to examine the relationship between father involvement and achievement motivation in adolescents. Father involvement was measured using Father Involvement Reported Scale (Finley & Schwartz, 2004), whereas the achievement motivation was measured using Achievement Motivation Scale (Widyasari, 2005). The participants of this research were 266 adolescents currently attending 2nd grade junior high school in East Jakarta and South Jakarta, with the age of 13-15 years old, and has a father. The Pearson Correlation obtained shows that there is a positive and significant relationship between father involvement and achievement motivation among 2nd grade junior high school adolescents. Thus, higher father involvement would indicate a higher achievement motivation among 2nd grade junior high school adolescents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenesha Flourencia Effraim Mirah
"ABSTRAK

Skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sibling relationship dengan motivasi berprestasi pada remaja yang kedua orangtua bekerja. Variabel sibling relationship diukur dengan menggunakan kuesioner Lifespan Sibling Relationship Scale (LSRS) dan motivasi berprestasi diukur dengan Skala Motivasi Berprestasi. Responden pada penelitian ini adalah 147 remaja yang kedua orangtuanya bekerja. Dengan menggunakan Pearson Correlation Test, hasil korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi sibling relationship, maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi yang dimiliki pada remaja dengan kedua orangtua yang bekerja (r(146) = 0,46, p < 0,01, 2-tailed).


ABSTRACT

This quantitative research aim for the relationship between sibling relationship and achievement motivation among adolescents whose both parents are workers. Using questionnaire as a instrument, Lifespan Sibling Relationship Scale (LSRS) was use to measure sibling relationship, and Skala Motivasi Berprestasi was use to measure achievement motivation. 147 adolescents were asked to complete the questionnaires. This research shows significance result between both variables, which means the higher sibling relationship correlates with the higher achievement motivation score (r(146) = 0,46, p < 0,01, 2-tailed).

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Leofitri
"Laki-laki pada keluarga Batak Toba memiliki peran yang penting karena membawa marga keluarganya dan dituntut untuk memiliki prestasi yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan motivasi berprestasi dan urutan kelahiran psikologis pada remaja laki-laki Batak Toba. Motivasi berprestasi diukur menggunakan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) yang disusun oleh Lang & Fries (2006) menghasilkan skor motivasi berprestasi hope of success dan fear of failure. Urutan kelahiran psikologis akan menggunakan alat ukur White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) yang disusun oleh Campbell, White & Stewart (1991) menghasilkan kategorisasi skor urutan kelahiran yang dipersepsikan oleh individu di dalam keluarganya. Responden penelitian sebanyak 124 laki-laki bersuku Batak Toba dan berusia 18-24 tahun. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan motivasi berprestasi hope of success pada urutan kelahiran psikologis remaja laki-laki di keluarga Batak Toba. Kemudian, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi berprestasi fear of failure pada urutan kelahiran psikologis remaja laki-laki di keluarga Batak Toba.

Male in Batak Toba’s family have an important role because they inherit the family name and demanded to have high achievements. This research is aimed to find comparisons of achievement motivation and psychological birth order in male adolescence of Batak Toba tribe. In this research, achievement motivation measured with Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) developed by Lang & Fries (2006), which will result achievement motivation score in hope of success and fear of failure. Next, the researcher measured the psychological birth order with White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) developed by Campbell, White & Stewart (1991) which will give the categorization of respondent’s birth order that perceived by the individual in his family. Respondents in this research are 124 male adolescence, aged 18-24 and have Batak Toba’s tribe. The research found that there are differences of achievement motivation hope of success in psychological birth order male adolescence Batak Toba’s tribe and there is no difference of achievement motivation fear of failure in psychological birth order male adolescence Batak Toba’s tribe."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Puspitarini
"ABSTRAK
Menurut MC Clelland kemajuan suatu masyarakat ditentukan oleh berbagai kondisi, salah satunya adalah kondisi psikologis yang berkaitan dengan sikap dan kebutuhan berprestasi yang dimiliki oleh masyarakatnya. Yang menjadi permasalahan di sini adalah kebutuhan untuk berprestasi dari suatu masyarakat berbeda-beda dan sebagian orang pada suatu waktu memiliki kebutuhan untuk berprestasi (need for Achievement (NAch)) lebih besar dari orang lain.
Motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dalam suatu Standard tertentu A/c Clelland (1953). Dan apabila di dalam suatu masyarakat individu-individunya memiliki n-Ach yang tinggi, maka diharapkan bahwa masyarakat tersebut maju.
Salah satu desa yang diduga masyarakatnya memiliki motivasi berprestasi yang cukup rendah adalah desa Sukawening. Dari hasil survey awal yang dilakukan, dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat baru mencapai tingkat sekolah dasar, dan ini diduduki oleh kelompok usia produktif (usia 20-40 tahun) dan kelompok usia di atas 40 tahun. Tingkat pengangguran masyarakat pada usia produktif hampir mencapai separuhnya, dan jenis pekerjaan buruh (baik buruh tani maupun buruh pabrik), merupakan profesi sebagian besar warga.
Dari hasil ini penulis menyimpulkan bahwa, masyarakat desa Sukawening mengalami perubahan sosial dan budaya yang cukup lambat terutama di bidang-bidang seperti : pendidikan, jenis pekerjaan dan informasi yang merupakan indikator kemajuan suatu masyarakat Padahal bila melihat potensi wilayahnya, desa tersebut sangat dekat dengan pusat industri (kota bogor), yang merupakan sumber informasi, pendidikan dan menunjukkan ciri-ciri masyarakat yang materialistik dan kompetitif.
Diskrepansi ini menjadi landasan untuk melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana dinamika motivasi berprestasi pada masyarakat desa Sukawening. untuk itu dilakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif^ dengan metode kasus terhadap 4 orang subyek yang merupakan warga masyarakat desa Sukawening. Penelitian kualitatif bertujuan memahami interpretasi subyektif individu-individu yang tinggal dalam konteks dan setting penelitian sehingga dapat diperoleh gambaran dan dinamika dari aspek-aspek yang hendak diteliti (Sarantakos (dalam Poerwandari), dan A/c Clelland, 1955).
Desain penelitian ini adalah studi kasus instrumental kolektif. 4 orang subyek penelitian diambil dengan teknik pengambilan kasus purposive (peneliti mengambil kasus-kasus yang menjelaskan kondisi rata-rata). Metode pengumpulan data dilakukann dengan wawancara dan obsevasi sebagai penunjang. Dari hasil wawancara yang diubah ke dalam bentuk verbatim dan kemudian dianalisa, menunjukkan bahwa : pengalaman masa lalu dalam keluarga di mana seseorang dibesarkan sangat berpengaruh pada n-Ach terhadap dirinya. Individu yang memiliki karakteristik masyarakat modern memiliki n-Ach yang lebih baik dibandingkan yang tidak. Dukungan moral, pemberian pandangan pada masa depan, kebiasaan berkumpul dan diskusi, serta kebiasaan membaca merupakan lingkungan yang lebih kondusif dan berpengaruh mengembangkan n-Ach dibandingkan dengan dukungan berbagai materi dan fasilitas. Dukungan dari keluarga luas yang berupa dukungan kasih sayang dan semangat dapat memacu motivasi seseorang. Ada indikasi kurangnya perilaku wiraswasta dan kreatifitas dalam masyarakat.
Saran yang diberikan adalah : perlu menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif mengembangkan motivasi berprestasi seperti : suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik antara orang tua - anak, kebiasaan berdiskusi, membaca dan menonton TV bersama. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk dapat mengukur tingkat n-Ach seseorang misalnya dengan menggunakan : tes proyeksi, analisa cerita rakyat."
2001
S2807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Susilowati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang peran traits kepribadian dan lokasi tinggal desa-kota terhadap motivasi berprestasi pada siswa SMA, serta perbedaan pola traits kepribadian dan motivasi berprestasi ditinjau dari lokasi tinggal. Seratus sembilan belas siswa SMA di desa dan 100 orang siswa SMA di kota terlibat dalam penelitian ini. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa lima dimensi traits berdasarkan Five Factor Model dan lokasi tinggal mampu menjelaskan 42.9 persen varians motivasi berprestasi pada siswa SMA. Adapun prediktor signifikan terhadap motivasi berprestasi terdiri atas trait neuroticism, extraversion, openness to experience dan conscientiousness. Sementara itu analisis menggunakan teknik statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa siswa di kota memiliki tingkat neuroticism dan openness to experience yang lebih tinggi dibandingkan siswa desa. Adapun tingkat motivasi berprestasi siswa SMA di desa dan kota tidak memiliki perbedaan signifikan

ABSTRACT
The study aims to explore the role of personality traits and living location rural or urban on achievement motivation among high school students, and also find whether there are some differences on urban and rural students on personality traits patterns and achievement motivation. One hundred and nineteen rural students and one hundred urban students were involved in this study. The multiple regression analysis shows that all of the five personality dimension along with living location predicted 42.9 percents of achievement motivation rsquo variance. Neuroticism, extraversion, openness to experience, and conscientiousness were the significant predictors on achievement motivation. Meanwhile the independent sample t test analysis found that urban adolescents has a higher degree of neuroticism and openness to experience compared to the rural adolescents. Urban and rural rsquo adolescents were not significantly different regarding to their achievement motivation."
2017
T47605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniva Az Zahra
"Prestasi akademik sebagai salah satu prediktor kesuksesan siswa di sekolah dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Konstruk yang menjelaskan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi prestasi akademik ini adalah school well being, dikembangkan oleh Konu & Rimpelä (2002). Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara school well-being dengan prestasi akademik bagi siswa berbakat akademik. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI SMA program akselerasi di Jakarta. Sebanyak 52 siswa menjadi sampel penelitian ini. Penelitian dilakukan menggunakan kuisioner untuk mengukur school well-being siswa dan tes prestasi akademik yang menggunakan soal Ujian Akhir Nasional pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
Hasil analisis menunjukkan bahwa school well-being memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi akademik pada siswa berbakat akademik. Hasil analisis tambahan, menunjukkan bahwa dimensi having memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi akademik pada siswa berbakat akademik. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan perbedaan yang signifikan pada prestasi akademik siswa berdasarkan latar belakang pendidikan ibu. Ditemukan pula perbedaan yang tidak signifikan antara school well-being dengan jenis kelamin, school well-being dengan latar belakang pendidikan orang tua, prestasi akademik berdasarkan jenis kelamin, dan prestasi akademik berdasarkan latar belakang pendidikan ayah.

Academic achievement is predictor of student success in school, affected by internal and external factor. One construct that describes internal and external factor that affects academic achievement is a school well being by Konu & Rimpelä (2002). This research was conducted to examine the relationship between school well-being of academic achievement for students with academic gifted. The research was conducted on the students of class XI Acceleration Program in high school. Total sample comprised 52 students.
Result indicated that school well-being has a significant positive correlation with academic achievement in academic gifted students. In comparison, it was found thas just only having dimension of school well-being that has a significant positive correlation with academic achievement in academic gifted students. In addition, there was a significant difference in the academic achievement of students based on maternal education. Moreover, there are no significant differences between the school wellbeing by gender, school well-being based on parental education, academic achievement by gender, and academic achievement based on father's education.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>