Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldrin Neilwan Pancaputra
"ABSTRAK
Latar Belakang : Kanker merupakan penyebab kematian yang utama didunia, Kanker
payudara merupakan banker yang paling banyak diderita oleh perempuan di dunia , dengan
insiden yang terns meningkat dan merupaakan penyebab kematian terbanyak pada wanita.
Terapi utama kanker payudara adalah pembedahan, namun untuk mencapai kelangsungan
hidup yang lebih baik diperlukan modalitas terapi lain. Pemahaman yang semakin mendalam
terhadap karsinogenesis kanker payudara memberi dampak terhadap tempi non bedah.
Sejak kurang lebih 30 tahun yang lalu , National Cancer Institute melakukan penelitian
terhadap penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional untuk menjadi obat anti kanker.
Berdasarkan pengalaman ini maka Stem Cell and Cancer Institute melakukan penelitian
terhadap tanaman obat tradisional suku dayak untuk dikembangkan menjadi obat antikanker.
Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiproliferasi serta mekanisme kerja
dari ekstrak daun Piper crocatum Rulz & Pfn terhadap galur sel kanker payudara (T47D).
Metode : efek antiproliferasi dan mekanisme kerja ekstrak dite!iti berdasarkan efeknya
terhadap viabilitas se1 gambaran morfologi inti, slkJus se1~ serta ekspresi dari p44 dan
p42 yang terfosforilasi sebagai petanda terjadinya sinyal prolirerasisel.
Hasil : Berdasarkan hasil yang diperoleh terlibat hahwa terjadi penurunan partumbuban sel pada
pemberian ekstrak konsentrAsi tertentu yang tidak disertai dengan perubahan morfologi inti serta
tidak tetjadi perubahan gambaran siklus sel pada mse Suh-G l. Pada pamberlan ekstrak terjadi
penurunan ekspresi dari p44/42 yang terfosforilasi. Penurunan ekspresi p44/42 juga terjadi pada
pemberian ekstrak pada medium yang telah diinkubasi dengan insulin. Penurunan ekspresi
p44/42 terfosforilasi ini menunjukan bahwa efek antiproliferasi ekstrak berlangsung meialuijalur
aktivasip44/42.
Kesimpulan : berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa ekstrak Piper crocatum Ruiz
& Pav dapat menghambat pertumbuhan galur sel kanker payudara (T47D) melalui
panghambatan fosforlIasi p44142

Abstract
Background : Cancer is a leading cause of death in the world. Breast cancer is most common
disease in V.'Omen. Major therapy for breast cancer is surgery1 but to achieve a better result needs
another modality. Good understanding about breast cancer carcinogenesis will give a better
impact for non surgery therapy. Natural products have been the mainstay of cancer
chemotherapy for the past 30 years. Inspired by folk medicine - encouraged the National
Cancer Institute (NCI) to begin a large-scale screening program for antitumour agents.
Inspired by the National Cancer Institute (NC!}.
screening program for antitumour agent from east Kalimantan Forest.
Purpose : We investigate antiprolliferative properties of extract Piper crocatum Ruiz & Pav
leaves and its mode of action human breast cancer (f47D) ceUs.
Metbods: Anti proliferative properties and mechanism of extract were evaluated by its
effect on cell viability, nuclear morphology, cell cycle progression and the expression of
phosphorylated p44/p42 as a marker for cell proliferation.
Result: The results showed that there was a reduction of cell viabHity by the extract in
concentration dependent manner and no alteration of nuclear morphology observed. There were
negligible changes observed in Sub..Ql phase foundation after extract treatment. Expression of
phosphorylated p44 I p42 was decreased due to the extract only. Inclusion the extract in
the incubation medium decreased insulin - stimulated phosphorylation of p44 I p42
indicating that antiproliferative effect of the extract was via p44 I p42 pathway.
Conclusion: AU together, the data indicated that Piper rectum extract inhibits the growth of
human breast cancer(T47D) ceHs via inhibition of p44/42 phosphorylation"
2009
T32818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Kurnyata Rante Kada
"Nyeri kanker dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tehnik distraksi yang cukup sederhana dan efektif untuk mengatasi nyeri kanker yakni dengan kombinasi terapi musik dan visual art therapy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi terapi musik dan visual art therapy. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimen dengan melibatkan 34 responden yang dipilih secara purposive sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan tingkat nyeri setelah perlakuan antara kelompok yang hanya mendapat terapi standar analgesik dengan kelompok yang mendapat kombinasi terapi musik dan visual art therapy dengan p-velue = 0,008 p 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi terapi musik dan visual art therapy lebih efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien kanker payudara dibandingkan terapi standar analgesik saja. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rekomendasi intervensi untuk mengurangi nyeri pada pasien kanker payudara serta mendorong kemandirian dalam peran autonomi perawat.

The pain caused by cancer may affect the patient rsquo s quality of life. The distraction technique is quite simple and effective to overcome the pain caused by cancer, i.e. with the combined therapy of music and visual art therapy. The objective of this research was to identify the effects of combined therapy of music and visual art therapy. This research used the quasi experiment design involving 34 respondents selected by way of purposive sampling.
The results of this research indicated that there was a significant difference in the pain level after the treatment between the group only receiving the standard analgesic therapy and the group receiving the combined therapy of music and visual art therapy with the p value 0.008 p0.05.
Based on the results of research, it may be concluded that the combined therapy of music and visual art therapy is more effective to reduce pain in breast cancer patients than the standard analgesic therapy only. The results of this research may become one of the interventional recommendation to reduce pain in breast cancer patients as well as encouraging independence in the autonomous role of nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Halim
"Latar Belakang : Kanker payudara adalah kanker kedua tersering pada wanita dengan
angka kcmatian yang tinggi. Keganasan, cherno-resistance, dan kegagaJan tempi untuk menyembuhkan kanker payudara disebabkan oleb adanya sel punca kanker payudara (BCSCs). BCSCs mengekspresikan multigen untuk kelangsungan hidup, kemampuan self-renewal, dan kemampuan bennetastasis. LingkWlgan hipoksia memicu sel tumor untuk mengekspresikan gen pro-survival dan beradaptasi secara metabolik terhadap stres, sehingga memlcu pertumbuhan sel kanker.
Inhibitor of Apoptosis Prolein
(lAP), mengatur supresi apoptosis, kontrol pembelahan sel, dan promosi angiogenesis.
Ekspresi gen survivin sangat tinggi di sei tumor Wltuk kclangsungan hidup.
perkembangan tumor dan keganasan. Survivin sangat papuler dijadikan sebagai gen target kanker. Mendalami peran SUrYivin dalam kondisi hipoksia akan menjanjikan
manfaat terapeutik yang lebih baik. Dalam percobaan ini, ekspresi survivin akan diamati di BCSCs yang dibiakkan dalam media bebas serum yang diberi perlakuan hipoksia 1%dengan periode berbeda.
Mctode : Sel punca diekstrak dari kanker payudara, kemudian diberi perlakuan hipoksia. RNA kemudian diisolasi dan diukur dengan spectrophotometry Wltuk menentukan kadar kemumian sampeL Setelah itu, One-Step qRT-PCR dilakukan untuk mendapatkan hasH ekspresi relatif gen survivin. Produk peR tersebut kemudian diproses dengan electrophoresis uotuk memastikan gen yang telat diamplifikasi.
HasH : Kadar ekspresi gen survivin rnengalami penurunan di sci pWlca kanker payudara selama proses hypoxia dengan interval yang berbeda.
Kesimpulan : Sci punca kanker payudara yang diberi perlakuan hypoxia yang berbeda
menunjukkan kadar ekspresi gen survi.vin yang rendah. Ada kemungkinan bahwa seI
tersebut telah berdiferensiasi dalam popuJasi sel puncak. Penelitian tambahan perlu dilaksanakan untuk memastikan aktivitas apoptosis di sel puncak kanker payudara dalam kondisi hypoxia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misna Rahma Putri
"Pengobatan kanker payudara saat ini sedang dipertimbangkan karena toksisitas kemoterapi tradisional. Oleh karena itu, penting untuk mencari alternatif berbasis alam dengan toksisitas lebih rendah. Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) mengandung senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang berpotensi sebagai agen antikanker. NADES sebagai salah satu pelarut hijau telah digunakan dalam banyak ekstraksi karena kelebihannya. Namun, belum ada penelitian tentang aktivitas antikanker dari ekstrak NADES temulawak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan aktivitas antikanker dari ekstrak NADES kolin klorida-gliserol (ChCl-Gly) dan ekstrak etanol 96% temulawak pada sel kanker payudara MCF-7 menggunakan uji MTT. Metode antipelarut digunakan untuk memulihkan kurkuminoid dan xantorizol dari ekstrak NADES ChCl-Gly karena toksisitasnya terhadap sel MCF-7. Hasil penelitian menunjukkan persentase pemulihan kembali kurkuminoid dan xantorizol berturut-turut sebesar 17,1% dan 16,47%. Kadar kurkuminoid dan xantorizol dalam ekstrak NADES setelah pemulihan adalah 187,97 ± 0,002 mg/g dan 132,30 ± 0,005 mg/g ekstrak, sedangkan ekstrak etanol mengandung 161,96 ± 0,038 mg/g dan 566,37 ± 0,074 mg/g ekstrak. Nilai IC50 untuk ekstrak NADES dan etanol temulawak berturut-turut adalah 1771,29 µg/mL dan 793,19 µg/mL. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak NADES temulawak tidak menunjukkan aktivitas antikanker, sementara ekstrak etanol memiliki aktivitas antikanker yang lemah.

Breast cancer treatment was being reconsidered due to the toxicity of traditional chemotherapy. Therefore, it was important to search for alternative natural options with lower toxicity. The rhizome of temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) contained curcuminoid and xanthorrhizol compounds, which had the potential as anticancer agents. NADES as one of the green solvents had been widely used in various extractions due to its advantages. However, there had been no research on the anticancer activity of temulawak NADES extract. This study aimed to evaluate and compare the anticancer activity of temulawak NADES extract (ChCl-Gly) and 96% ethanol extract on MCF-7 breast cancer cells using the MTT assay. The anti-solvent method was used to recover curcuminoid and xanthorrhizol from temulawak NADES extract due to its toxicity to MCF-7 cells. The results showed a recovery percentage of 17.1% for curcuminoid and 16.47% for xanthorrhizol. The content of curcuminoid and xanthorrhizol in the recovered NADES extract was 187.97 ± 0.002 mg/g and 132.30 ± 0.005 mg/g, respectively, while the ethanol extract contained 161.96 ± 0.038 mg/g of curcuminoid and 566.37 ± 0.074 mg/g of xanthorrhizol. The IC50 values obtained for temulawak NADES and ethanol extracts were 1771.29 µg/mL and 793.19 µg/mL, respectively. It was concluded that temulawak NADES extract did not exhibit anticancer activity, while the ethanol extract showed weak anticancer activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nuraini
"Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang prevalensinya meningkat dari tahun ke tahun, pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) merupakan program nasional yang diselenggarakan pemerintah sebagai salah satu upaya penanggulangan kanker payudara. Namun sampai tahun 2017 cakupan SADANIS hanya 5,91% hasil tersebut belum mencapai target minimal program. Tenaga kesehatan selain mempunyai tugas melakukan pemeriksaan SADANIS, juga berperan melakukan penyebaran informasi terkait kaker payudara secara luas.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan sumber informasi dari tenaga kesehatan dengan perilaku deteksi dini kanker payduara menggunakan metode pemeriksaan payudara klinis di daerah perkotaan Indonesia bedasarkan analisis data riset penyakit tidak menular tahun 2016. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebesar 12.336, sample diambil berdasarkan total samping data yang masuk dalam kriteria inklusi dan eklusi penelitian.
Hasil penelitian ini menujukan bahwa prevalensi perilaku pemeriksaan payudara klinis pada perempuan usia 25-64 tahun yang memiliki pengetahuan baik terkait kanker payudara di daerah perkotaan Indonesia bedasarkan data riset PTM tahun 2016 sebesar 7,4% (916). Hasil multivariat hubungan sumber informasi dari tenaga kesehatan dengan perilaku deteksi dini kanker payudara memiliki P-value <0,000, Odds Ratio adjusted 2,02 (95% CI 1,757-2,337) ini berarti ada hubungan antara sumber informasi dari tenaga kesehatan dengan perilaku deteksi dini kanker payudara menggunakan metode pemeriksaan payudara klinis pada perempuan yang memiliki pengetahuan baik tentang payudara di daerah perkotaan Indoneisa. Perempuan yang memiliki pengetahuan baik tentang kanker payudara yang bersumber dari tenaga kesehatan memiliki peluang 2,02 kali lebih besar melakukan pemeriksaan payudara klinis dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan.

Cancer is one of the non-communicable diseases whose the prevalence is increasing year by year. Clinical breast examination (CBE) is a national program organized by the government as one of the efforts to overcome breast cancer. But until 2017 prevalence of CBE is only 5.91%, this results have not reached the program's minimum target. Besides having the task of doing CBE examinations, health workers also have the role of sharing information regarding breast cancer extensively.
This study aims to know the association between source of information from health workers with early detection of breast cancer used clinical breast examination in Indonesian urban areas based data analysis of non-communicable diseases research in 2016. Design of this research used cross sectional study, sample which suitable from inclusion and exclusion criteria was 12.336 respondents.
The results showed the prevalent of clinical breast examination in women aged 25-64 years with good knowledge about breast cancer was 7,4% (916). Multivariate analysis using logistic regression showed that there was a significant relationship between source of information from health workers with early detection of breast cancer used clinical breast examination in Indonesian urban areas, with p-value < 0,000 and Odds Ratio adjusted was 2,02 (CI 95% 1,757-2,337).
The conclusion was there was the significant relationship between source of information from health workers with early detection of breast cancer used clinical breast examination. Women who have knowledge of breast cancer from health workers had 2.02 more chance of doing clinical breast examinations than those who do not get information from health workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Dyah Nur Astuti
"Tujuan penelitian ini untuk menyusun clinical pathwaykemoterapi adjuvant pada kanker payudara tanpa penyakit komorbid dr RSUP Dr Kariadi Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian operasional denganmetode pengambilan data retrospektif. Penelitian dilakukan di RSUP Dr Kariadi Semarang pada tahun 2012 pada instalasi rekam medis, instalasi rawat inap, instalasi farmasi, instalasi laboratorium dan bagian perbekalan farmasi. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis dengan kanker payudara dengan pada tahun 2012, yang dilakukan kemoterapi.
Data primer yang didapatkan meliputi : Jumlah dan identitas pasien kanker payudara yang dilakukan kemoterapi pada tahun 2012, hasil wawancara dan wawancara mendalam, hasil wawancara dalam fokus grup diskusi, hasil pengamatan langsung pada saat kemoterapi dilakukan. Data sekunder didapatkan dari dokumen rekam medis pasien kanker payudara yang dilakukan kemoterapi pada tahun 2012. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu formulir penelitian, pedoman wawancara, pedoman diskusi grup. Karakteristik usia penderita kanker payudara berkisar antara 27 tahun dan yang tertua berusia 93 tahun dengan rerata usia 47,93 + 9,7 tahun. Pembiayaan terbanyak yang digunakan ialah dengan pembiayaan pribadi. Pasien kanker payudara pada tahun 2012 paling banyak berasal dari Semarang. Rata-rata lama hari perawatan pasien kanker payudara yang dilakukan kemoterapi ialah 8,3 hari.
Diagnosis kanker payudara dibedakan berdasarkan jenis histopatologi, stadium dan grading. Jenis kanker payudara yang paling banyak pada penelitian ini ialah Karsinoma Duktus Invasif. Stadium yang paling banyak dijumpai yaitu stadium IV. Derajat histopatologi yang paling banyak dijumpai ialah grade II. Jenis pemeriksaan yang paling banyak dilakukan yaitu pemeriksaan darah, pemeriksaan fungsi ekskresi ginjal dan pemeriksaan fungsi ekskresi liver. Pelayanan kemoterapi menggunakan kombinasi obat, dengan rata-rata 2,62 macam obat yang digunakan. Jenis obat yang paling banyak dilakukan yaitu Siklofosfamid, 5 Fluorouracil dan Doksorubisin.
Obat nonkemoterapi yang diberikan pada pasien kanker payudara yang akan dilakukan kemoterapi ialah obat anti muntah, obat anti alergi dan obat pencegah sekresi asam lambung. Clinical pathway kemoterapi pada kanker payudara melalui beberapa tahapan yaitu : Tahap pendaftaran kemoterapi, dapat dilakukan melalui instalasi rawat inap ataupun rawat jalan. Tahap persiapan kemoterapi dengan pemeriksaan laboratorium darah rutin, test fungsi ekskresi hepar dan test fungsi ekskresi ginjal.

The main purpose of this study is to arranging clinical pathway for adjuvant chemotherapy on breast cancer without comorbid disease at dr Kariadi General Hospital Semarang. This research is anoperational research, the data were collected retrospectively. The study was conducted at Dr Kariadi General Hospital Semarang in 2012. The data was taken on the medical records department, inpatient department, pharmacy department, laboratory department and pharmaceuticals department.
The samples in this study were breast cancer patients who underwent chemotherapy in 2012. Primary data that we obtained include: number and identity of patients breast cancer chemotherapy conducted in 2012, the results of interviews and in-depth interviews, the result of consensus making group discussion and direct observation during chemotherapy. Secondary data were obtained from medical records of breast cancer patients who underwent chemotherapy in 2012. Instrument that used in this studies were research form, guidance interviews, group discussion guidelines. Characteristics of breast cancer patients age in this study ranged from 27 years old for the youngest to93 years old for the oldest, with mean age was 47,93 + 9,7 years old. Most of the patient financial state was personal. Most breast cancer patients came from Semarang with average length of stay of 8,3 days.
Breast cancer diagnosis was distinguished by the type of histopathology, staging and grading. Most type of breast cancer in this study was Invasive Ductal Carcinoma, most staging found in this study was stadium IV. Most histopathological degree found was grade II. The examination that performed in patients were blood tests, kidney function tests, and liver function tests. In dr Kariadi General Hospital, the chemotherapy which is used for patients with breast cancers consist more than one drug, with an average of 2.62 different drugs used. The chemotherapy drugs that used frequently were Cyclophosphamide, 5 Fluorouracil and Doxorubicin.
Non-chemotherapy drugs which are given to patients with breast cancer who undergo chemotherapy are anti-vomiting drugs, antihistamines drugs and drugs to prevent gastric acid secretion. Clinical pathway in chemotherapy of breast cancer through several stages: chemotherapy registration phase which can be done through inpatient or outpatient. Chemotherapy preparation phase, with routine blood laboratory tests, liver function tests excretion and renal excretion function test.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaya Umaya
"Pemberian radiasi bertujuan untuk mengontrol penyebaran sel kanker dan mencegah kerusakan terhadap jaringan normal. Berkas elektron dipilih karena penetrasi radiasinya dapat dikontrol dengan energi tertentu. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi dosis hingga ke paru melalui simulasi perlakuan kanker payudara postmastectomy pada fantom rando dengan berkas elektron 6 MeV menggunakan TLD dan film gafChromic EBT2 untuk lapangan 6x6 cm2, 10x10 cm2 dan 14x14 cm2.
Hasil pengukuran TLD yang dibandingkan dengan kalkulasi TPS menunjukkan perbedaan dosis untuk lapangan 6x6 cm2 sebesar 81,6 cGy pada kedalaman 2,7 cm sedangkan lapangan 10x10 cm2 dan 14x14 cm2 perbedaan maksimum terjadi di kedalaman 2,8 cm berturut-turut 80,36 cGy dan 89,7 cGy. Sedangkan simulasi pengukuran menggunakan film untuk lapangan 6x6 cm2, 10x10 cm2 dan 14x14 cm2 perbedaan maksimum terjadi pada kedalaman 3,3 cm berturut-turut 14,1%, 13,5% dan 22,4 %.
Ketelitian perhitungan dosis dengan terapi elektron sangat kurang disebabkan data inhomogenitas jaringan belum dimasukkan dalam TPS. Dampak dari perbedaan hasil pengukuran PDD paru yang lebih tinggi pada TLD dan film mengakibatkan dosis paru lebih tinggi dari dosis preskripsi dalam perlakuan radioterapi ini yang berarti paru akan menerima overdose.

The aims of radiation are controlling the spread of cancer cells and prevent damage to normal tissue. Electron beam radiation chosen because of penetration can be controlled with a certain energy. This study aimed to determine the dose distribution to the lungs through simulation postmastectomy breast cancer treatment at rando phantom with a 6 MeV electron beam using TLD and gafChromic EBT2 films for field 6x6 cm2, 10x10 cm2 and 14x14 cm2.
TLD measurement results are compared to TPS calculation show the differences dose for 6x6 cm2 field of 81.6 cGy at a depth of 2.7 cm while the field of 10x10 cm2 and 14x14 cm2 maximum difference occurs at a depth of 2.8 cm respectively 80.36 cGy and 89.7 cGy. While simulation measurement used film for 6x6 cm2, 10x10 cm2 and 14x14 cm2 field, the maximum difference 14.1%, 13.5% and 22.4% occurred at a depth of 3.3 cm. Therapeutic dose calculation accuracy is very less due to inhomogenity data have not been included in the TPS network.
The impact of differences in the results of measurements of higher lung PDD at TLD and film result in higher lungs doses of prescription dose in the radiotherapy treatment, which means that the lungs will receive overdose.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Amalia Putri
"Triclustering merupakan teknik data mining untuk mengelompokkan data tiga dimensi (observasi – atribut – konteks). Metode triclustering mampu menemukan kelompok observasi dengan karakteristik yang mirip pada beberapa atribut dan konteks sekaligus. Analisis tricluster kerap diimplementasikan pada data ekspresi gen 3D (gen – kondisi – waktu). Pada penelitian ini dilakukan analisis tricluster dengan metode Hybrid Discrete Firefly Optimization (DFO) pada data ekspresi gen 3D. Metode ini merupakan kombinasi dari metode dan Discrete Firefly Optimization (DFO). Metode DFO merupakan metode optimasi yang terinspirasi dari perilaku firefly (kunang-kunang) yang selalu bergerak ke arah firefly lain dengan cahaya yang lebih terang. Metode DFO bertujuan untuk memperoleh tricluster terbaik dengan volume maksimum dari suatu populasi tricluster. Pada metode DFO, suatu tricluster dengan volume lebih kecil akan bergerak ke arah tricluster lain dengan volume lebih besar dengan bantuan crossover operator. Setiap iterasi pada metode DFO dilakukan sampai semua tricluster dibandingkan volumenya dengan satu sama lain sehingga tricluster dengan volume lebih kecil dapat diperbaiki posisinya dan meningkat volumenya. Kebaruan dari penelitian ini merupakan pembentukan populasi tricluster awal dilakukan dengan metode . Metode bertujuan untuk menghasilkan tricluster dengan Mean Squared Residue (MSR) minimum, yaitu di bawah threshold tertentu. Populasi tricluster dengan karakteristik demikian meringankan beban dan waktu komputasi pada metode DFO. Data yang digunakan pada analisis tricluster ini merupakan data ekspresi gen dari sel kanker payudara MCF-7 ketika disuntikkan 100 nM hormon estrogen untuk empat waktu berbeda, yaitu selama 0 jam, 3 jam, 6 jam, dan 12 jam. Masing-masing perlakuan direplikasi sebanyak tiga kali. Pada penelitian ini diperoleh bahwa simulasi yang menghasilkan tricluster akhir terbaik dengan TQI terkecil adalah simulasi dengan nilai sebesar 3E-05. Gen-gen yang termasuk ke dalam tricluster ini memiliki profil ekspresi yang mirip ketika disuntikkan 100nM estrogen untuk tiga replikasi dan empat waktu. Estrogen merupakan salah satu hormon yang mempengaruhi pertumbuhan kanker payudara. Oleh karena itu, kumpulan gen dari tricluster yang diperoleh dapat dijadikan acuan pada penelitian selanjutnya oleh ahli medis terkait pengaruh estrogen terhadap kanker payudara dan untuk menentukan target terapi gen kanker payudara.

Triclustering is a data mining technique that is used to group observations on three dimensional data which consists of observation, attribute, and context dimension. Triclustering is used to find a group of observations with high similarity on several attributes and several contexts. Triclustering analysis is often implemented on three dimensional gene expression dataset. The 3D gene expression dataset dimensions consist of gene, condition, and time. The triclustering method that is used on this research is the Hybrid Discrete Firefly Optimization (DFO). This method is a combination of and DFO. Discrete Firefly Optimization (DFO) is an optimization method that was inspired by firefly movement in the wild in which a less bright firefly always moves to the one with brighter light. In triclustering analysis, every tricluster is called a firefly. Every firefly has a fitness value which is measured by its volume and a position which is represented by a binary encoding of its elements. The DFO method is used to find the best tricluster with maximum volume from a population of triclusters. In the DFO method, a tricluster with smaller volume will move towards a tricluster with larger volume. The movement is done by updating the smaller volume tricluster position. The new position is obtained through crossover operator. Every iteration of DFO is completed once every tricluster fitness value is compared to each other. Repeating the DFO iteratively will give the end result of the best tricluster with maximum volume. The novelty of this research is the addition of method in constructing the initial tricluster population. The population created from will have MSR lower than the threshold so the computation time in the optimization step can be reduced. The Hybrid DFO method is implemented on a 3D gene expression dataset related to the MCF-7 breast cancer cell. The cell is injected with 100nM estrogen for four different times, i.e. 0, 3, 6, and 12 hours. Every experiment is repeated three times. This research finds that the simulation with the best tricluster based on the TQI score is the simulation with equals to 3E-05. The genes that are included in the tricluster are found to have exhibit similar expression when injected by 100nM for three conditions and four time periods. Estrogen is one of the hormones that can affect breast cancer growth. Therefore, the genes that are included in the tricluster can be used as a reference for medical researchers in future research related to estrogen-induced breast cancer and to assist the selection for genes target in breast cancer therapy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frieska Amelia Widya Ananda
"Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker dengan dampak yang paling signifikan di dunia. Saat ini, pengobatan kanker payudara terbatas pada kemoterapi yang memiliki efek samping berbahaya bagi tubuh. Minyak biji jojoba (Simmondsia chinensis (Link) Scneider) dikenal memiliki senyawa bioaktif seperti simmondsin, kuinon, dan fenolik yang memiliki sifat antikanker sehingga potensial digunakan untuk pengobatan alami. Namun, belum ada penelitian yang memaparkan tentang efek sitotoksik dari minyak biji jojoba terhadap sel kanker payudara MDA-MB-231 yang dikenal agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksik dari minyak biji jojoba terhadap viabilitas, apoptosis, dan ultrastruktur sel MDA-MB-231. Viabilitas sel MDA-MB-231 diperoleh dengan menggunakan metode trypan blue, apoptosis dengan menggunakan flow cytometry, dan ultrastruktur dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil analisis menunjukkan viabilitas paling rendah terdapat pada konsentrasi 200 μg/mL. Hasil uji apoptosis menunjukkan bahwa total apoptosis paling tinggi terdapat pada konsentrasi 400 μg/mL dengan efek sitotoksik bersifat dose-dependent. Sementara, hasil analisis SEM menunjukkan terdapat perbedaan ultrastruktur berupa penyusutan sel dan terbentukknya blebbing sebagai hallmark apoptosis. Keseluruhan pengujian menunjukkan pengaruh terhadap penurunan viabilitas, peningkatan apoptosis, dan perubahan ultrastruktur sel MDA-MB-231. Namun, diperlukan pengujian lanjutan untuk mengetahui mekanisme penginduksian apoptosis dengan menggunakan ELISA serta komposisi senyawa bioaktif dalam minyak biji jojoba dengan menggunakan HPLC.

Breast cancer is one type of cancer with the most significant impact in the world. Currently, breast cancer treatment is limited to chemotherapy which has dangerous side effects for the body. Jojoba (Simmondsia chinensis (Link) Scneider) seed oil is known to contain bioactive compounds such as simmondsin, quinones and phenolics which have anticancer properties so they have the potential to be used for natural treatment. However, there has been no research that describes the cytotoxic effect of jojoba seed oil on MDA-MB-231 breast cancer cells which are known to be aggressive. This study aims to determine the cytotoxic effect of jojoba seed oil on viability, apoptosis, and ultrastructure of MDA-MB-231 cells. MDA-MB-231 cell viability was obtained using the trypan blue method, apoptosis using flow cytometry, and ultrastructure using Scanning Electron Microscopy (SEM). The analysis results showed that the lowest viability was at a concentration of 200 µg/mL. The results of the apoptosis test showed that the highest total apoptosis was at a concentration of 400 µg/mL with the cytotoxic effect being dose-dependent. Meanwhile, the results of SEM analysis show that there are ultrastructural differences in the form of cell shrinkage and the formation of blebbing as a hallmark of apoptosis. Overall testing showed an effect on decreasing viability, increasing apoptosis, and changes in the ultrastructure of MDA-MB-231 cells. However, further testing is needed to determine the mechanism of induction of apoptosis using ELISA and the composition of bioactive compounds in jojoba seed oil using HPLC."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Andralia Kartolo
"ABSTRAK
Latar Belakang: Trombositosis pada pasien kanker payudara KPD diduga berkontribusi pada penyebaran dan sifat invasi sel punca kanker payudara. Modifikasi lingkungan mikro tumor dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas terapi anti kanker. Belum diketahui apakah platelet derived growth factor PDGF -AB dalam lisat trombosit LT juga berperan terhadap cancer stem cell CSC payudara CD24-/CD44 .Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek LT dan PDGF-AB didalamnya sebagai lingkungan mikro tumor pada proliferasi dan sifat invasi sel punca kanker payudara CD24-/CD44 yang ditandai dengan kadar matrix metalloproteinase-9 MMP-9 dan epithelial-cadherin E-cadherin . Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental pada kultur sel punca KPD yang diberi LT dari pasien KPD dan donor sehat. Darah semua donor dilakukan pemeriksaan hematologi dan diproses untuk mendapatkan platelet rich plasma PRP . Jumlah trombosit per ?L PRP setiap donor dihitung. PRP diproses untuk mendapatkan LT. Kadar PDGF-AB LT diukur. LT 0,01 ditambahkan ke dalam medium dulbecco rsquo;s modified eagle rsquo;s medium DMEM -F12 untuk kultur sel punca KPD. Setelah inkubasi 48 jam, total jumlah sel, population doubling time PDT dan viabilitas sel dihitung dan dinormalisasikan terhadap nilai kontrolnya. Ekspresi MMP-9 dan E-cadherin dipilih sebagai penanda biologi sifat invasi dan diukur dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay ELISA . Jumlah total sel, PDT, viabilitas sel, kadar MMP-9 dan E-cadherin dibandingkan antara pasien KPD dan donor sehat lalu dianalisis korelasinya dengan jumlah trombosit dan kadar PDGF-AB dalam lisat trombosit. Hasil: Jumlah trombosit dan kadar PDGF-AB dalam LT pasien KPD lebih tinggi dibandingkan LT donor sehat, keduanya dengan nilai p=0,02. LT pasien KPD memicu proliferasi sel punca KPD lebih baik dibandingkan LT donor sehat p

ABSTRACT
Background Thrombocytosis in breast cancer BC patient is supposed to play a role in the invasiveness of breast cancer stem cells. Modification of tumor microenvironment was proposed to increase the efficacy of anticancer therapy. Aim This study aimed to analyze the effect of platelet lysate PL as well as its platelet derived growth factor PDGF AB content as a tumor microenvironment on the CD24 CD44 breast cancer stem cell BCSC proliferation and invasiveness. Methods This experimental study treated BCSC culture with PL from BC patients or healthy donors. Venous blood from all donors were subjected to hematology test and processed to obtain PRP. Platelet counts in PRP were determined. PRP was processed to obtain PL. PDGF AB contents in PL were measured. PL 0.01 was supplemented into dulbecco rsquo s modified eagle rsquo s medium DMEM F12 medium and used for culturing the CD24 CD44 BCSCs . After 48 hours, total cell count, population doubling time PDT , and cell viability were calculated and normalized to its control. Matrix metalloproteinase 9 MMP 9 and E cadherin was used as biological marker for CSC invasiveness and measured by enzyme linked immunosorbent assay ELISA method. Total cell count, PDT, cells viability as well as MMP 9 and E cadherin levels between BCSC, healthy donor platelet lysate and control group were compared and their correlation with platelet count in PRP and PDGF AB levels in platelet lysates were analyzed. Results Platelet counts and PDGF AB levels were higher in BC patient PL compared to healthy donor group, both with a p value of 0.02. BC patient PL could stimulate the proliferation of BCSCs higher than healthy donor PL p"
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>