Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Refi Fitri H. NST
"Pada era globalisasi saat ini terdapat kecenderungan meningkatnya tuntutan dan dugaan kejadian kesalahan medik yang berbias ke malpraktik. Hampir setiap tindakan medik menyimpan risiko. Kesalahan medik dengan konsckuensi serius paling sering terjadi Salah satunya di Unit Gawat Darurat. Masalah asuhan klinis di Unit Gawat Darurat apabila tidak dikenali dan dipahami dengan baik dapat merugikan pasien, bahkan rumah sakit itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan, sikap, dan persepsi tenaga kesehatan terhadap kesalahan medik yang nantinya diharapkan dapat meminimalisasikan texjadinya kesalahan medik. Penelitian dilakukan di unit gawat darurat RS ”X” dengan 10 informan yang terdiri dari manager, kepala seksi, kepala ruangan, ketua kelompok perawat, dokter dan perawat pelaksana yang bertugas di unit tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu wawancara mendaiam, obsen/asi, dan tclaah dokumen. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi (content anabzsis) yaitu membandingkan hasil penelitian dengan teori dalam kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan sudah mengetahui tentang pengertian kesalahan medik, sumber-sumber kesalahan medik, dampak kesalahan medik, dan upaya kesalahan medik, namun untuk tipe-tipe kesalahan medik informan belum mengetahuinya. Sikap informan terhadap kesalahan medik, informan menilai bahwa kesalahancadalah hal yang wajar. Kewlahan tidak texjadi apabila mengikuti prosedur dengan benar. SDM terampil dan fasilitas cukup memadai, hanya ruangan yang belum memadai dinilai sebagai sumber kesalahan medik. Kesalahan medik dapat bcrdampak positif dan negatiti Informan menilai sikap pimpinan dalam mengantispasi kesalahan medik kurang sesuai. Persepsi infomian tentang kesalahan medik menunjukkan bahwa kesalahan medik texjadi dikarenakan kasus sulit, pasien banyak, dan harus melakukan tindakan dengan cepat. Faktor manusia, komunikasi, pasien, merupakan sumbcij terjadinya kesalahan medik.
Kesalahan medik bukan hanya bcrdampak pada pasicn, namun berdampak juga pada pemberi pelayanan. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisasikan kesalahan medik dapat dilakulcan dengan pelatihan, refreshing keilmuan, kolaborasi sesama tim, memperbaiki komunikasi, dan melaksanakan tindakan sesuai SOP.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan persepsi tenaga kesehatan di unit tersebut cukup baik namun tidak dibarengi dengan tindakan, sarana dan prasarana yang rnemadai, pengawasan yang memadai dari tim manajemen risiko, dan sistem rujukan pasien yang kurang baik sehingga menyulitl-can keluarga pasien. Mengingat bahwa salah satu usaha untuk meminimalisasikan kesalahan medik adalah dcngan rnembuat Iaporan insiden, maka disarankan tim manajemen risiko untuk secara intensif mensosialisasikan pelaporan insidcn dan menyediakan buku panduan mengenai bentuk~bentuk kesalahan yang harus dilaporkan dan pihak rumah sakit membuat kebijakan yang isinya adalah mernberikan jaminan tidak akan memberikan sanksi kepada yang melakukan kesalahan dan melaporkan kesalahan medik yang terjadi.

In current globalization era there is tendency of increasing demand and medical error cases estimation that biased to malpractice. Almost all of medical action has risk. Medical error with serious consequence is the most frequent cases in Emergency Unit. If clinical upbringing cases in Emergency Unit not recognized and comprehended well would harm patient, stahl even the hospital. This research aim to gather information toward knowledge, attitude and health force assessment toward medical error that later would minimize medical error.
Research conducted in emergency unit of RS “X” with 10 informant that consist of manager, chief section, chief executive, nurse group leader, doctor and muse administrator that undertake the unit. Research method used is qualitative method that is circumstantial interview, observation, and document study. Data analysis conducted with content analysis method that is research result with bibliography theory.
Research result shows that informant has recognize about medical error interpretation, medical error sources, medical error impact, and medical error efforts, however for medic types informer not yet know it. Informant behavior toward medical error, informant assess that mistake is spontaneous. Mistake would not occur if following the right procedure, skilled SDM and adequate facility, only room that not yet adequate assessed as medical error source.
Medical error could affect positively and negatively. Informant assessed leader behavior in anticipating medical error less suitable. Informant assessment toward medical error shows that medical error occurs because of complicated cases, excessive patient, and act quickly. Human factor, communication, patient, is source of medical error. Medical error was not only affecting patient, but also affecting service giver. Efforts conducted to minimizing medical error could do by training, knowledge refreshing, team collaboration, fixing communication, and conduct act that appropriate with SOP.
Conclusion Hom this research is knowledge, attitude, and health force assessment in those unit is quite well but not along with action, adequate medium and infrastructure, adequate monitoring from risk management team, and patient reference system that less good so that complicate patient family. Considering that one of the efforts to minimize medical error is making incidental report, so that suggested risk management team intensively socialize incident report and providing guidance book toward fallacies that had to be reported and hospital that make policy, which has content of guaranteed would not give sanction to the one who do mistake and reporting medical error occurred.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vilandi Putri Poedjimartojo
"

Unit Gawat Darurat pada RS X berfungsi untuk melayani pemeriksaan selama 24 jam yang diklasifikasikan sebagai zona kuning (infeksius) dan merah (berisiko terjadi kebakaran dan ledakan). Pada unit tersebut, tenaga kesehatan terpajan oleh berbagai bahaya. Skripsi ini menilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit X Tahun 2019. Identifikasi bahaya menggunakan Job Safety Analysis (JSA) dan analisis risiko menggunakan standar semikuantitatif W.T Fine, pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan observasi langsung dan wawancara kepada tenaga kesehatan terkait. Penilaian risiko dilakukan dengan menghitung risiko residual dan risiko prediktif sehingga diketahui tingkat risiko pada setiap penilaian tersebut dengan mempertimbangkan pengendalian yang sudah ada selanjutnya diberikan rekomendasi pengendalian. Hasil telitian mendapatkan 60 tugas kerja memiliki bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial dengan jumlah risiko sebanyak 175 risiko. Nilai risiko residual kategori very high, priority 1, substantial, priority 3, dan acceptable masing-masing sebanyak 1, 6, 33, 80, dan 55. Hasil juga menunjukkan perlu adanya perhatian lebih pada bahaya ergonomi karena masih didapatkan tingkat risiko very high dan priority 1.


Hospital X emergency unit functions to serve 24 hour check up that is classified as yellow zone (infectious) and red zone (probable risk of fire and explosion). In that unit, health workers are exposed to varieties of hazards. This thesis evaluates occupational safety and health risk assessment of Hospital X emergency unit in 2019. Risk identification was conducted using Job Safety Analysis (JSA) and risk analysis using W.T Fine semi-quantitative standard. The data was collected through direct observation and interview to the health workers. The assessment of risk is conducted by counting residual and predicted risks so that the risk level of every evaluation is known as referring to the already existing and recommended control and then to be given recomendation control. The results identified that 60 job duties have physical, chemical, biological, ergonomical, and psychosocial risks with 175 risks in total. Residual risk assessment includes categories of very high, priority 1, substantial, priority 3, and acceptable, each as many as 1, 6, 33, 81, and 56 respectively. The results also show the need of extra attention in the area of ergonomic risk as very high and priority 1 risks are still found in this area.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Kabupaten Manggarai Barat periode Januari sampai dengan Juli 2012 jumlah kematian bayi 34 kasus, Bayi lahir mati 33 kasus Kebij dan kematian ibu 9 kasus. Tujuan tulisan ini yaitu Akse Kunju penyebab kematian ibu, bayi, di Pus ingin menggambarkan balita dan gizi buruk. Metode: Penelitian merupakan studi kualitatif di kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2012. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas dan Labuan Bajo. Pengumpulan data secara Focus Group Discussion dengan Kepala Puskesmas, bidan desa, pengelola program gizi dan seksi KIA pada dinas kesehatan. Hasil: Penyebab kematian ibu dan bayi di wilayah kerja Puskesmas Labuan Bajo disebabkan oleh karena ibu mengalami lok kekurangan gizi, penyakit infeksi seperti malaria dan tipus. Perhatian ibu terhadap bayi kurang ter unt kesehatan sulit dan akses terhadap pelayanan dal Permasalahan tersebut harus diatasi dengan cara kel kesehatan secara rutin, ibu hamil memeriksakan pemakaian kelambu, perlu penyediaan perahu motor Cro dengan operasional lebih murah. Penyebab gizi buruk dan gizi kurang adalah pengetahuan, pola asuh dan kemiskinan serta penyakit infeksi seperti ins diare dan malaria, diatasi oleh bidan dengan cara konseling kepada keluarga ter proaktif memberikan yang mempunyai balita gizi buruk."
BULHSR 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyyah Mufidah
"Risiko terkait keselamatan dan kesehatan tidak hanya mengancam siswa, melainkan dapat terjadi pada karyawan sekolah. Penilaian yang salah tentang risiko akan menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak sesuai dan memicu tindakan tidak aman. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai persepsi karyawan sekolah dasar di Kecamatan Beji Depok terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan paradigma psikometrik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif berdesain cross sectional dengan jumlah responden yang terlibat sebanyak 199 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan paradigma voluntarines, risiko yang tidak bisa diterima secara sukarela adalah adanya tindak kekerasan dari murid ataupun orang tua. Berdasarkan paradigma immediacy effect, risiko yang memiliki efek segera adalah risiko terpeleset. Berdasarkan paradigma knowledge in experience, risiko yang sering dialami adalah kelelahan mata.
Berdasarkan paradigma knowledge in science, risiko yang belum diketahui secara ilmu pengetahuan adalah terkena bahan berbahaya. Berdasarkan paradigma controllability, risiko yang tidak bisa dikendalikan adalah bencana alam. Berdasarkan paradigma newness, risiko yang baru diketahui adalah terkena bahan berbahaya. Berdasarkan paradigma chronic/catastrophic, risiko yang memiliki efek katastropik adalah bencana alam. Berdasarkan paradigma common/dread, risiko yang jarang terjadi dan membuat takut adalah bencana alam. Terakhir berdasarkan paradigma severity of consequence, risiko yang memiliki efek fatal adalah kebakaran dan bencana alam. Maka dari itu, perlu diadakan pelatihan khususnya terkait bencana alam untuk menambah pengetahuan karyawan sekolah.

Safety and health risks are not only threatening to students, but can occur in school employees. A false assessment of risk leads to inappropriate decision making and unsafe act or human error. The purpose of this study was to assess risk perception of occupational safety and health on primary school employees in Beji Depok sub district based on psychometric paradigm. The design of this study used a descriptive quantitative method with a cross sectional approach and the number of respondents involved as many as 199 people. The results of this study show that based on the voluntarines paradigm, the risk that can not be accepted voluntarily is the presence of violence from students or parents. Based on the immediacy effect paradigm, the risk that has an immediate effect is the risk of slipping.
Based on the paradigm of knowledge in experience, the risk is often experienced eye fatigue. Based on the knowledge in science paradigm, the risks not yet known in science are exposed to hazardous materials. Based on the controllability paradigm, the uncontrollable risk is a natural disaster. Based on the newness paradigm, the newly discovered risk is exposed to hazardous materials. Based on the chronic catastrophic paradigm, the risk of having a catastrophic effect is a natural disaster. Based on the common dread paradigm, the risks that are rare and frightening are natural disasters. Last based on the severity of consequence paradigm, the risks that have a fatal effect are fires and natural disasters. Therefore, it is necessary to conduct training especially related to natural disasters to increase knowledge of school employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Cantika
"Risiko kesehatan di tempat kerja adalah permasalahan yang harus diminimalisasi agar para pekerja tetap sehat dan selamat. Penelitian yang dilakukan di Area Gas Plant dan Power Plant PT.X menunjukkan bahwa dua area pendukung eksplorasi minyak dan gas bumi PT.X ini masih banyak bahaya kesehatan yang belum teridentifikasi sehingga belum dilakukan pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan tingkat risiko Area Gas Plant dan Power Plant PT.X sehingga dapat diberikan rekomendasi pengendalian bahaya kesehatan yang sesuai untuk meminimalisasi risiko yang ada, berdasarkan penilaian risiko kesehatan dan analisis sumber daya. Desain studi yang digunakan adalah desktiptif analitik dengan pendekatan observasional yang mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dan perhitungan nilai risiko berdasarkan metode semikuantitatif ICMM (2011). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai bahaya kesehatan yang mendapatkan prioritas tinggi pengendalian yaitu bahaya bising, bahan kimia silika, dan bahan kimia amina di dua area tersebut.

Health risks in the workplace are the problem that must be minimized in order to keep workers healthy and safe. Research conducted in Gas Plant and Power Plant Area shows that the two areas of PT.X, which to support oil and gas exploration, still have many health hazards that have not been identified so that control is not performed. This study aims to determine the level of risk and the value of Gas Plant and Power Plant Area of PT.X so it can be given appropriate health hazard control recommendations to minimize risks, based on the health risk assessment and analysis of resources. Study design used is descriptive analytical observational approach which refers to standard AS/NZS 4360:2004 and calculation of risk based on a semiquantitative method of ICMM (2011). The results of this study indicate that there are a variety of health hazards whose priority is high, that is, noise hazards, silica chemicals, and chemicals amine in both areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Gyaning Kawuryan Azzahra
"Tugas pokok petugas cleaning service yaitu menjaga kebersihan, kerapian, keindahan dan kenyamanan seluruh area baik yang ada di dalam gedung maupun yang ada di luar gedung. Pekerja cleaning service dapat terpajan bahaya kimia, biologi, fisik dan ergonomi sehingga dapat mengakibatkan dampak kesehatan penyakit dermatitis, hepatitis A, dan gangguan muskuloskelatal. Salah satu kegiatan cleaning service yaitu membersihkan toilet dengan menggunakan produk pembersih dan cleaning service dapat terpajan bahaya kimia. Sehingga cleaning service perlu untuk memiliki pengetahuan mengenai potensi bahaya dan dampak kesehatan.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pekerja cleaning service FKM UI mengenai potensi bahaya dan dampak kesehatan pada pekerjaannya dan faktor determinannya. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional menggunakan data primer yang didapat dari pekerja cleaning service FKM UI pada tahun 2016.
Hasil penelitan ini menujukkan bahwa sebagian besar pekerja cleaning service FKM UI memiliki pengetahuan yang kurang mengenai potensi bahaya dan dampak kesehatan. Selain itu tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor tingkat pendidikan, lama kerja, pelatihan dan pengalaman kerja dengan tingkat pengetahuan mengenai potensi bahya dan dampak kesehatan.

The key task of cleaning service is to maintain cleanliness, neatness, beauty and comfort of the entire area both inside the building and which were outside the building. Cleaning service can be exposed to the dangers of chemical, biological, physical and ergonomics that can lead to health impacts dermatitis, hepatitis A, and musculosceletal disorders. One of the activities is to clean toilet cleaning service using cleaning products and cleaning service can be exposed to chemical hazards. So that the cleaning service is necessary to have knowledge about potential hazards and health effects.
This study aims to determine the level of knowledge FKM UI cleaning service about potential hazards and health effects on his work and its determinant factors. The study design used is cross sectional using primary data obtained from a cleaning service FKM UI in 2016.
This research showed that the majority of FKM UI cleaning service have less knowledge about potential hazards and health effects. Moreover there is no significant relationship between education level factors, length of employment, training and work experience with the level of knowledge about the potential hazard and health impacts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mindalena
"Penelitian dilakukan berdasarkan semakin meningkatnya jumlah pekerja informal yang bekerja di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), akan tetapi minimnya kegiatan penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan di sektor tersebut padahal pekerja infomal jarang yang diikutsertakan progam asuransi kesehatan/kecelakaan kerja.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses produksi pembuatan alas kaki di UMKM X, UMKM Y, UMKM Z dan menentukan risiko tertingginya serta memberikan rekomendasi tindakan pengendalian terhadap risiko yang teridentifikasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ialah semi kuantitatif dan deskriptif berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004 dengan menggunakan metode Job Safety Analysis untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko dan metode Fine untuk mengukur tingkat risiko dengan mengalikan antara kemungkinan, paparan dan konsekuensi dari setiap risiko yang ada. Studi deskriptif dilakukan untuk menjelaskan tindakan pengendalian yang sudah dilakukan oleh masing-masing UMKM. Pengambilan sampel penelitian dilakukan berdasarkan metode Purposive Sampling, yakni semua pekerja yang berada di proses produksi pembuatan alas kaki di UMKM X, UMKM Y, UMKM Z.
Hasil penelitian didapatkan bahwa pada tahap proses produksi di UMKM X, UMKM Y, UMKM Z terdapat risiko yang termasuk ke dalam semua kategori metode Fine, yaitu: Very High, Priority 1, Substansial, Priority 3, Acceptable. Risiko tertinggi (Very High) didapatkan dari penggunaan bahan kimia dan kabel listik yang tidak sesuai standar.

Research carried out because the increment number of informal workers who work in the sector of Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs), but there is lack of activity for health and safety risk assessment done in that sector and workers rarely covered by health or accident insurance program. The research aims to determine the level of occupational safety and health risks in the production process of making footwear in SMEs X, SMEs Y, SMEs Z and determine the highest risk and provide recommendations control measures against the identified risks.
The method used in this research is semi-quantitative and descriptive based on the standard AS/NZS 4360:2004 using the Job Safety Analysis method to identify hazards and risks and Fine method for measuring the level of risk by multiplying the probability, exposure and consequences of any risks. Descriptive study was conducted to elucidate the control measures already carried out by each SME. Sample was conducted by purposive sampling method, ie all workers who are in the process of production of the footwear in SMEs X, Y SMEs, SMEs Z.
The results showed that at this stage of the production process in SMEs X, Y SMEs, SME Z risks are included in all categories at Fine methods, namely: Very High, Priority 1, Substantial, Priority 3, Acceptable. The highest risk (Very High) obtained from the use of chemicals and electric cables that do not meet standards.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Susilowati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya risiko kesehatan akibat pajanan benzene pada pekerja industri sepatu kulit di PIK Pulogadung. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 52 pekerja memiliki nilai RQ > 1 untuk efek pajanan realtime dan sebanyak 37 pekerja memiliki nilai RQ > 1 untuk efek pajanan lifetime. Selain itu didapatkan hasil bahwa semua pekerja disana memiliki risiko kanker untuk pajanan lifetime dan realtime karena nilai ECR>10-4. Karena nilai RQ> 1 dan ECR>10-4 maka perlu dilakukan manajemen risiko. Manajemen risiko untuk efek pajanan non karsinogenik dilakukan dengan menurunkan konsentrasi benzene menjadi 0,042 mg/m3, lama pajanan menjadi 5,4 jam/hari, frekuensi pajanan menjadi 114 hari/tahun dan menetapkan durasi pajanan yang aman yaitu 10,8 tahun. Sedangkan manajemen risiko untuk efek pajanan karsinogenik dilakukan dengan menurunkan konsentrasi benzene menjadi 0,023 mg/m3, lama pajanan menjadi 2 jam/hari, frekuensi pajanan menjadi 63 hari/tahun, dan menetapkan durasi pajanan yaitu 5 tahun.

This study aims to determine the magnitude of health risk from exposure to benzene in the leather shoe industry workers in PIK Pulogadung. This research uses a risk analysis environmental health approach. The results of this study shows that 52 workers have RQ > 1 for realtime risk exposure and 37 workers have RQ > 1 for lifetime risk exposure. Beside that, the results show that all of the workers have a cancer risk for lifetime risk exposure and realtime risk exposure because ECR > 10-4. Since value of RQ > 1 and ECR > 10-4 so it is necessary for risk management. Risk management carried out to reduce non carcinogenic effect of exposure with decrease the concentration of benzene into 0,042 mg/m3, then reduce exposure time into 5,4 hour/day, reduce exposure frequency into 114 days/year and establish a safe exposure duration of 10,8 years. Whereas the risk management for carcinogenic exposure is decrease the benzene concentration into 0,023 mg/m3, then reduce time exposure into 2 hour/day, reduce exposure frequency into 63 days/year, and establish a safe exposure duration of 5 years."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lieta Sarah Anggraeni W.
"Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan dengan jenis pekerjaan yang kompleks dan memiliki banyak potensi bahaya. Jenis pekerjaan terkait kesehatan dengan tingkat cedera tertinggi yang mengakibatkan absen kerja yaitu pada perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan persepsi perawat terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja di instalasi rawat inap rumah sakit. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada instalasi rawat inap di RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; pada bulan Juni 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di instalasi rawat inap di RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; sebanyak 348 orang dengan total sampel yang diambil adalah sebanyak 126 orang dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dengan instrumen penelitian kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji statistik chi square test.
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 126 perawat di Instalasi Rawat Inap RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; terdapat 50,8 perawat memiliki persepsi baik terhadap risiko K3, sedangkan 49,2 memiliki persepsi kurang. Hasil analisis bivariat menunjukkan dari 10 variabel yang diteliti ada 6 variabel yang menyatakan ada hubungan yang bermakna signifikan dengan persepsi risiko, yaitu kesegeraan efek, pengetahuan paparan risiko, pengetahuan risiko, pengendalian risiko, ketakutan, dan konsekuensi. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu adanya sosialisasi dan pengkajian lebih mengenai risiko K3 yang ada di instalasi rawat inap agar para perawat bisa lebih waspada terhadap segala potensi bahaya yang ada.

Hospitals are one of health care facilities with a complex type of work and has many potential hazards. Nurse is the type of health related occupation with the highest injury rate resulting in the absence of work. This study aims to determine and describe the nurse rsquo s perception of occupational health and safety risks in hospital rsquo s inpatient unit. This study is an descriptive analytic research with quantitative approach using cross sectional research design in June 2017. Population in this research is all nurses who work in inpatient unit at RS Kanker ldquo Dharmais rdquo as much 348 people with total sample taken is 126 people with purposive sampling method. The data were collected by questionnaire as research instrument and analyzed by univariate and bivariate analysis with chi square test.
The results of this study showed that 126 nurses in the inpatient unit of Dharmais RS Kanker ldquo Dharmais rdquo shows 50.8 nurses had good perception on occupational health and safety risks, while 49.2 had less perception. The result of bivariate analysis shows that there are 6 variables that have significant correlation with risk perception, that are immediate effect, knowledge of risk exposure, risk knowledge, risk control, fear, and consequence. Based on these results, it is necessary to socialize and assess more about occupational health and safety risks in the inpatient unit so that the nurses can be more vigilant against any potential hazards.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1993
338.9 Cir
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>