Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130316 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitriani
"ABSTRAK
Era ini ditandai dengan globalisasi informasi dan persaingan yang ketat untuk dapat hidup dengan layak. Untuk itu, antara lain diperlakan pengetahuan dan penguasaan seseorang
pada bidang tertentu, dan hal tersebut memerlukan semangat atau motivasi yang tinggi untuk
terus-menerus mempelajari atau menekuni suatu bidang yang digeluti/ diminati.
Sehubungan dengan hal di atas, jika orangtua ingin agar anaknya bersemangat atau rajin dalam belajar. Keinginan tersebut muncul karena antara lain orang tua ingin agar anaknya menguasai materi pelajaran atan bertanggung jawab pada pendidikan yang sedang dijalaninya. "Rajin"-nya seorang anak belajar sebenarnya berkaitan erat dengan tanggung-jawab anak tersebut pada proses belajarnya sendiri. Bacon, 1991 (dalam Bacon, 1993) menyebutkan bahwa seorang anak yang bertanggung-jawab akan mengerjakan tugasnya tanpa diingatkan atan dipaksa oleh orang lain walaupun tanggung-jawab dalam belajar itu penting, pada kenyataannya, berdasarkan hasil dari suatu peuelitian yang dilakukan oleh Bacon (1993) diketahui bahwa sebagian besar dari anak sekolah yang ditelitinya memiliki persepsi bahwa suatu tanggung-jawab itu adalah sesuatn yang diberikan oleh orang lain ("being held responsible, bukannya "being responsible"). Selanjutnya Bacon mengatakan bahwa dalam situasi belajar. tindakan yang bertanggung jawab terdiri dari pengaturan diri (self-regulation) dan kontrol diri (self control).
Menurut Zimmerman (1986), Self Regulation (selanjutnya akan disingkat sebagai
SR) dslam belajar ialah suatu tingkat dimana individu adslah partisipan yang aktif bail:
secara mengkognitif/motivasi, dan tingkah laku dalam mengarahkan proses belajarnya Jika
dilibat definisi tersebut tampak bahwa SR tidak banya sekadar menggambmkan bahwa
seseorang mandiri dalam arti melakukan suatu aktivitas sendiri atan tidak tergantung,
namun juga terlibat "aktif" dalam proses belajamya Selain itu, anak yang
SR-uya tinggi dapat mengontrol aktivitas yang dilakakannya dengan mengarah kepada suatu
tujuan, sehingga prestasi belajarnya optimal (Sc~uuk & Zimmerman, 1994).
Deri uraian di atas kita melihat betapa peulingsya seorang anak memiliki SR. Namun
SR itu sendiri perlu dipelajari, seiring dengan peudupat yang mengatakan bahwa "belajar yang efektif" ialah proses yang dipelajari atan bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir (Resnick, 1989). Pertanyaan yang timbul kemudian Ialah dari mana seorang anak dapat mempelajari "cara belajar" yang efektif itu (sehngga ia memiliki SR), hal tersebut tidak tercantum dalam kurikulum di sekolah. Dengan demikian, dapat kita asumsikan bahwa suatu
intervensi di luar lingkungan sekolah yang memegang peranan penting dalam pembentukan
sikap belajar anak (tennasuk pembeutukan SR), hingga dijumpai anak-anak dengan lingkat SR
yang betbeda. Adanya intervensi itu tampaknya diperkirakan berasal dari lingkungan rumah,
atau orangtua, hasil dari berbagai penelitian menemukan bahwa keterlibatan orangtua dalam proses belajar anak: memegang peran penting dalam meraih prestasi belajar yang optimal (Henderto, 1987; Bloom, 1985; Cllllk. 1933; Clark, 1987; dalarn Wlodkowski &
Jayues, 1990). Bentuk dukungan psikologis dari lingkungan sosial si anak bimbingan ataupun
pangarahan dari orang dewasa (oranggtua), yang dikenal dengan istilah guided participation
(Rogofl; 1990; dalam Miller, 1993), Menurnt Vygolsky, 1978, bimbingan yang dilakukan
oleh orang dewasa (oranggtua) dalam rangka mengaktualisasi potensi yang berada dalam rentangan Zone of Proximal Development (Zl'D). Vygoteky menggambarkan betapa pentingnya keterlibatan orang dewasa dalaro mengoptimalkan perkembangan anak. Keterlibatan orang dewasa dalam situasi sehari-hari dapat dilihat dari pengasuhan terhadap anaknyn.
Pengasuhan secant umumdapat diidentikkan dengan pola asah. Pola asub belum tentu sama efektifnya atau belum pasti sama positifnya bagi semua imadisi social budaya.
Berdasarkan beberapa alasan di atas, peneliti tertarik untuk meneropong sejauh mana
orang dewasa - dalam hal ini orangtua diIndonesia (khususnya pada populasi yang akan
diteliti) mengasah anaknya, agar terbentuk ketrampilan SR yang tinggi pada anak. Di
samping itu, upa saja kODdisi yang barns ada (necessary conditions) sehubungan dengan
terbentuknya SR yang tinggi. Subyek yang akan digunakan dalam pengambilan data penelitian ini adalah anak yang berusia sekitar 12 tahun atau siswa SLTP kelas- di suatu sekolah di wilayah DKI, dan orang tuanya. Adapun pangambilan sampel dilakukan "Insidental sampling.
lnstrumen penelitian yang akan diganakan dalam penelitian ini adalah kerangka wawancara tingkat SR anak yang dikembangkan berdasarkan konsep Grow (1991). Selain itu peneliti akan melakukan wawancara mendalam untuk menggali apa saja yang Dikalukan oleh orang tua terbadap anaknya yang berkaitan dengan pengasahan. Instrument tersebut dikembangkan berdasarlom teori pola asuh dari Banmrind, 1968 den Maccoby, 1980 (dalam Berns, 1985), ser1a teori SR dari Zimmenmm (dalaro Scimak &. Zimmetmllll, 1994).
Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan, kareoa terbatasnya jumlah obyek.
Namun dari penelitian ini minimal diperoleh wawasan, tentang adanya suatu kecenderungan-kecenderungan pada subyek yang memiliki karakteristik tertentu. yaitu tampak kecenderangan pola asuh yang antoritatif (detuokrada) pada oranglw! yang memiliki anak dengan SR tinggi. Necessary conditions pada peogasuhan orang tua dari anak yang memiliki SR tinggi dari hasil penelitian ini ada beberupa faktor, yaitu: aspek penerapan disiplin yang tegas dan fleksibel, konsistensi tindak orangtua, serta adanya kebebasan bagi anak untuk menentukan materi yang nkaa dipelajari dan kapan anak belajar. Bagi pihak yaag ingin melakukan penelitian lanjutan, agar meningkatkan jumlah subyek, lebih mengontrol yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan menggunakan metode kuantitatif untuk mengkonfirmasi seluruh hasil penelitian yang telah ditemukan, serta menggunakan sumber yaag lebih lengkap ( ayah & ibu diikutsertakan sebagai subyek penelitian) agar diperoleh hasil penelitian yang komprehensif."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T37941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli Ali
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranserta siswa sekolah lanjutan tingkat pertama dalam pelestarian lingkungan di wilayah DKI Jakarta, hubungan antara peranserta tersebut dengan pelestarian lingkungan dan hubungan penerapan mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ) pada SLTP di Wilayah DKI Jakarta terhadap pelestarian lingkungan di sekolah mereka masing-masing serta mencari model hubungan antara peranserta tersebut dengao peiestarian lingkungan.
Metode penelitian yang diterapkan adalah metode survei, dengan menarik sejumlah sampel pada sekolah sanggar di Wilayah Jakarta Timur. Sebagai bahan kajian pengumpulan data dilakukan dengan menerapkan empat cara yaitu wawancara berstruktur dengan 252 orang responden siswa SLTP yang telah memperoleh pelajaran PLKJ, wawancara tidak berstmktur dengan sejumlah guru, dan kepala sekolah SMP, pengamatan lapangan dan penelaahan data sekunder yang telah ada.
Data dalam penelitian ini di analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif, dimaksudkan agar peneliti lebih banyak mengadakan interpretasi dari data yang dikumpulkan melalui wawancara tidak berstruktur dan pengamatan di lapangan. Sedangkan analisis kuantitatif, diolah berdasarkan data hasil isian berstruktur melalui metode statistik.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga terdapat hubungan antara peranserta siswa SLTP di Wilayah OKI Jakarta dengan pelestarian lingkungan di DKI Jakarta.
2. Diduga ada kontribusi penerapan pelajaran PLKJ terhadap pelestarian lingkungan di Wilayah OKI Jakarta.
3. Diduga hubungan antara peranserta siswa tersebut dengan pelestarian lingkungan merupakan hubungan yang linier.
Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menerapkan teknik korelasi Spearman Product Moment yang dikenal dengan koefisien korelasi peringkat. Disamping itu untuk melihat bentuk hubungan antara variabel bebas {peranserta) dengan variabel terikat (pelestarian lingkunga) diterapkan teknik analisis regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan menggunakan program TSP (Technical Statistic Programme).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara peranserta siswa SLTP dengan pelestarian lingkungan di sekolah mereka masing-masing. Peranserta ini umumnya (> 50%) terlihat dalam perencanaan kerja bakti, merancang papan pengumuman, papan nama yang akan ditaruh di taman sekolah, membuang sampah pada tempatnya, mengajak adik kelas membuang sampah di tempamya dan menjaga kebersihan kelas. Disamping itu, juga terlihat peranserta siswa dalam hal: merencanakan jenis tanaman yang akan ditanam di pekarangan sekolah, pembentukan taman, penyusunan jadwal piket yang akan merawat tanaman, perencanaan tata kelas, menjaga kelancaran saluran air libah, pengadaan bibit, memberi laporan kepada guru jika terdapat masalah dalam pelestarian, membantu pembiayaan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang lingkungan hidup.
Secara keseluruhan peranserta siswa SLTP di Wilayah OKI Jakarta dalam pelestarian lingkungan di sekolah mereka masing-masing tergolong baik. Baiknya peranserta ini nampaknya berkaitan baiknya dengan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PLKJ.
Berdasarkan analisis statistik hubungan antara peranserta siswa dengan pelestarian lingkungan pada tingkat keyakinan 95 % diperoleh koefisien koreiasi 0,656, rasio kritik 2,458 dan angka kritik ini temyata lebih besar dari CR label.
Dari penelitan dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut:
1. Terdapat hubungan yang nyata antara peranserta siswa yang diteliti dengan pelestarian lingkungan di sekolah mereka masing-masing. Besarnya hubungan tersebut adalah 0,943
2. Peraserta siswa tersebut terlihat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan /pengawasan.
3. Terdapat hubungan antara pemahaman mata pelajaran PLKJ dengan pelestarian lingkungan.
4. Jika dilihat secara pasial, terayata hubungan antara peranserta siswa pada tahap perencanaan , tahap pelaksanaan dan pemeliharaan signifikan pada taraf nyata 95 %. Besarnya hubungan tersebut bertunit-turut adalah: 0,685 dan 0,691.
5. Hubungan antara sikap responden dengan pelestarian lingkungan ternyata kecil dan setelah diuji dengan menggunakan Speannan Product Momen tidak signikan.
6. Terdapat hubungan antara pemahaman mata pelajaran PLKJ dengan pelestarian lingkungan. Besarnya hubungan tersebut 0,527 , setelah diuji secara statistik ternyata signifikan pada taraf kepercayaan 90%.
7. Hubungan antara variabel bebas peranserta dengan variabel terikat pelestarian lingkungan ternyata bukan linier, tetapi merupakan fijngsi eksponen. Diperoleh bentuk hubungan tersebut adalah:
Y = 5,46 X0-01
Y - Pelestarian lingkungan X = Peranserta
8. Bentuk hubungan antara indikator-indikator pada variabel bebas dengan variabel terikat pelestarian lingkungan terlihat sebagai berikut:
Y = 5,471 XI-0-007 X2°'°H X30-003 X40'003
dimana: Y = Pelestarian lingkungan
XI = Peranserta dalam tahap perencanaan
X2 = Peranserta dalam pelaksanaan dan pemeliharaan
X3 = Sikap terhadap pelestarian X4 = Pemahaman terhadap PLKJ
Dari model diatas dapat dikatakan, apabila kita ingin meningkatkan pelestarian Hngkungan di OKI Jakarta melaui siswa Sekolah Lajutan Pertama, adalah lebih cepat melalui peranserta siswa tersebut dalam pelaksanaan dan pemeliharaan dari pada peningkatan terhadap sikap atau pemahaman terhadap PLKJ."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyono
"ABSTRAK
Filariasis atau kaki gajah ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan berbagai jenis nyamuk. Penularan filariasis terjadi bila terdapat sumber penular yaitu manusia dan hewan hospes, parasit cacing filaria, vektor yaitu nyamuk yang infektif, manusia yang rentan, serta kondisi lingkungan yang sangat potensial untuk perkembang-biakan vektor, perilaku masyarakat yang berisiko lebih sering kontak dengan nyamuk. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor risiko lingkungan dan dinamika penularan dengan kejadian filariasis. Metode penelitian ini adalah penelitian Analitik observasional dengan desain case-control menggunakan pendekatan study retrospektif yaitu untuk menganalisis efek penyakit atau status kesehatan pada saat ini dan mengukur besar faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian filariasis pada masa yang lalu. Jumlah sampel sebanyak 126 responden, dengan perbandingan kasus : kontrol 1:2, dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan Keberadaan rawa P:0,000;OR:5,200, Keberadaan sawah P:0,041;OR:8,200, Keberadaan hutan semak P:0,001;OR:6,460, Jenis Pekerjaan P:0,000;OR:9,500, Tingkat Pengetahuan P:0,000; OR:5,399, Kebiasaan keluar rumah malam hari P:0,000;OR:7,300, Kebiasaan memakai obat anti nyamuk P:0,004;OR:3,300, Kebiasaan menggunakan kelambu P:0,000;OR:7,045, Keberadaan vektor P:0,000;OR:7,263, dengan kejadian Filariasis, dan pada uji regresi logistic menunjukan faktor risiko paling signifikan Keberadaan hutan semak P:0,002;OR:48,700, Jenis Pekerjaan P:0,004;OR:39,919, Tingkat Pengetahuan P:0,013;OR:11,206, Kebiasaan Keluar rumah malam hari P:0,040;OR: 5,833, Kebiasaan memakai obat anti nyamuk P:0,005;OR:10,680, dan Keberadaan vektor P:0,005;OR:12,036 dengan kejadian Filariasis. Kesimpulan ada hubungan faktor risiko lingkungan dan dinamika penularan dengan kejadian Filariasis, sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan mengurangi faktor risiko dan edukasi kepada masyarakat tentang upaya promosi dan pencegahan penularan filariasis.

ABSTRACT
Filariasis or elephantiasis is a chronic infectious disease caused by filarial worm infection and is transmitted through the bite of various types of mosquitoes. Transmission of filariasis occurs when there is a transmitting source of humans and animals the host, parasites filari worms, vectors of infective mosquitoes, vulnerable humans, and potential environmental conditions for vector breeding, risky behavior of peoples more frequent contacts With mosquitoes. The purpose of the study was to analyze the environmental risk factors and the dynamics of transmission with filariasis incidence. This research method is observational analytic research with case control design using retrospective study approach that is to analyze the effect of disease or health status at this time and measure big risk factor which have influence to filariasis incident in the past. The sample counted 126 respondents, with case comparison control 1:2, conducted by interview and observation. Chi square test P 0,041, OR 5,200, Presence of paddy field P 0,041, OR 8,200, Presence of paddy field P 0,001, OR 6,460, Type of Work P 0.000 OR 9,500, Knowledge Level P 0,000 OR 5,399, Nighttime out habits P 0,000 OR 7,300, Habits of using anti mosquito P 0,004 OR 3,300, Habit P 0,000 OR 7,045, presence of vector P 0,000 OR 7,263, with occurrence of filariasis, and on logistic regression test showed the most significant risk factor Presence of bush forest P 0,002 OR 48,700 P 0,004 OR 39,919, Knowledge Level P 0,013 OR 11,206, Night Out Habits P 0,040 OR 5,833, Habits of using mosquito repellent P 0,005 OR 10,680, and the presence of a vector P 0.005 OR 12,036 with filariasis occurrence. Conclusion there is a relationship of environmental risk factors and the dynamics of transmission with filariasis occurrence, so it is necessary to do prevention efforts by reducing risk factors and education to the public about the promotion and prevention of filariasis transmission."
2017
T48823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avian Andika
"Peningkatan atensi terhadap penggunaan Screen Time orang tua maupun anak sudah menjadi bagian integral dalam kehidupan. Sayangnya, anak usia sekolah saat ini lebih sering beraktivitas dengan hanya menatap layar selama waktu yang lama. Hal itu, membuat anak terpapar layar dengan durasi yang melebihi rekomendasi sehingga menimbulkan efek negatif terhadap tumbuh kembang anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran Screen Time dan mengidentifikasi hubungan lama Screen Time dengan perkembangan sosial. Penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional pada 285 responden orang tua yang sesuai dengan kriteria inklusi melalui metode stratified sampling. Instrumen SCREENS-Q untuk mengukur Screen Time dan Strength and difficulties Questionnaire (SDQ) mengukur perkembangan sosial. Hasil penelitian menunjukkan 74,4% anak mengalami Screen Time berlebihan dan terdapat hubungan antara lama Screen Time dengan setiap sub-skala perkembangan sosial (p value <0,05). Peneliti merekomendasikan adanya sosialisasi dan kerjasama pihak tenaga kesehatan dengan orang tua untuk mencari solusi bersama mengatasi permasalahan ini.

Increasing attention to the use of Screen Time for parents and children has become an integral part of life. Unfortunately, today's school-age children are more active by just staring at the screen for a long time. This causes children to be exposed to screens for a duration that exceeds the recommendations, which has a negative effect on children's development. This study aims to look at the description of Screen Time and identify the relationship between long Screen Time and social development. The study used a cross-sectional approach to 285 parents who fit the inclusion criteria through a stratified sampling method. The SCREENS-Q instrument to measure Screen Time and the Strength and Difficulty Questionnaire (SDQ) to measure social development. The results showed that 74.4% of children experienced excessive Screen Time and there was a relationship between the length of Screen Time and each social development sub-scale (p value <0.05). Researchers recommend socialization and collaboration between health workers and parents to find solutions together to overcome this problem."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Detia Rini
"Usia dini merupakan masa emas tumbuh kembang anak yang sangat perlu diperhatikan, terutama oleh ibu sebagai orang tua. Salah satu aspek perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan bicara dan bahasa anak. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan ibu tentang perkembangan bicara dan bahasa anak usia dini. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian ini berjumlah 106 orang dari wilayah RW 09 Kelurahan Tugu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Insrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari 43 pertanyaan seputar perkembangan bicara dan bahasa anak. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebanyak 67% responden (71 orang) memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang perkembangan bicara dan bahasa anak usia dini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penyusunan materi dalam pendidikan kesehatan tentang perkembangan bicara dan bahasa anak sehingga diharapkan kejadian gangguan bicara pada anak dapat diminimalkan dan dideteksi lebih dini.

Early childhood is golden period for child development which need full attention, especially from mother as parents. One aspect of child development mentioned here is speak and language development. Because of that, this research is doing exploration mother?s knowledge about speak and language development of early childhood. There were 106 respondents participate this research from RW 09 Kelurahan Tugu. Sampling technique used was purposive sampling. Questionare with 43 questions about speak and language development of early childhood was used as instrument of this research. Result of univariat analys showed that 67% respondent has gained high level of knowledge about speak and language development of early childhood. The result of this research can be used as reference to arrange curriculum for health education programm about speak and language development of early childhood, so parents especially mother can detect the problem earlier and decrease amount of speak and language disorder."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S1653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Handayani
"Seribu hari pertama kehidupan merupakan momentum kritis yang akan menentukan kualitas generasi masa depan suatu bangsa. Hal ini karena perlunya gizi terbaik berupa asupan gizi selama kehamilan, serta ASI dan makanan yang tepat sesuai umur untuk perkembangan otak anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Analisis penelitian ini yaitu analisis prediksi dan analisis spasial. Sampel penelitian ini berjumlah 2.232 individu dan 25 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel suplementasi besi folat ibu, suplementasi vitamin A baduta usia 7-23 bulan, menyusui bayi usia 0-6 bulan dan pemberian MP-ASI baduta usia 7-23 bulan membentuk model prediksi. Variabel persalinan tidak dibantu tenaga kesehatan menjadi model global spasial, sedangkan variabel ibu hamil yang tidak suplementasi besi folat, baduta usia 7-23 bulan yang tidak mendapatkan MP-ASI, bayi usia 0-6 bulan yang tidak ASI Eksklusif dan bayi yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan membentuk model lokal spasial yang dapat memicu 58% kejadian stunting di 3 Provinsi Sulawesi. Variabel ibu hamil yang tidak mendapatkan suplementasi besi folat berhubungan secara statistik di 8 kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga diperlukan intervensi tambahan berupa suplementasi besi folat ibu hamil selain intervensi persalinan dibantu tenaga kesehatan.

The first thousand days of life are critical moments that will determine the quality of the future generations of the nation. This is because of the need for the best nutrition including nutritional intake during pregnancy, as well as breast milk and foods that are age-appropriate for childrens brain development. This research uses quantitative with cross sectional study design. The analysis of this study is prediction analysis and spatial analysis. The study sample was an experiment of 2,232 individuals and 25 districts/cities in Central Sulawesi, Southeast Sulawesi and West Sulawesi. The results showed variable maternal folate supplementation, supplementation of vitamin A toddlers aged 7-23 months, breastfeeding infants aged 0-6 months and complementary food toddlers aged 7-23 months making predictive models. Variable of the labor does not involve health workers to be a global spatial model, while the variables of pregnant women who are not iron folate supplementation, those aged 7-23 months who do not get complementary food, infants aged 0-6 months who are not exclusive breastfeeding and infants who do not receive care health draws spatial local models that can be handled 58% of stunting occurrences in 3 Sulawesi Provinces. Variables of pregnant women who did not receive supplementation were related to statistics in 8 districts/cities of Central Sulawesi Province, so additional interventions including supplementation of pregnant women were needed in addition to labor interventions to assist health workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitia Dyah Noviyati
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan program Taman Anak Sejahtera Yayasan Sayap Ibu (TAS YSI) bagi anak-anak berkebutuhan khusus serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya terkait dengan tumbuh kembang sebagai pemenuhan hak anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan 5 orang informan penelitian. Temuan lapangan penelitian menggambarkan proses stimulasi terhadap perkembangan anak berkebutuhan khusus melalui layanan pendidikan dan layanan kesehatan dalam pelaksanaan program TAS YSI, perubahan pada aspek perkembangan anak setelah mengikuti layanan, serta kendala menghambat berjalannya pelaksanaan program. Hasil penelitian membahas pelaksanaan program TAS YSI sebagai pendidikan anak usia dini, pelaksanaan program TAS YSI dalam meningkatkan aspek perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional sebagai pemenuhan hak tumbuh kembang anak, serta bagaimana kendala dalam pelaksanaan program TAS YSI terkait dengan tumbuh kembang sebagai pemenuhan hak anak. Pada akhir penelitian terdapat saran bagi pihak lembaga TAS YSI dan orang tua peserta program TAS YSI agar kualitas pelayanan dapat ditingkatkan menjadi lebih optimal.

This study aims to illustrate how the Taman Anak Sejahtera program at Yayasan Sayap Ibu (TAS YSI) for children with special needs and the obstacles faced in implementing the program are related to child’s development tasks as fulfillment of children's rights. This study uses a qualitative approach with descriptive design. The sampling technique used was purposive sampling technique with 5 research informants. The findings illustrate the stimulation process for the development of children with special needs through education and health services in the implementation of the TAS YSI, changes in aspects of child development, and obstacles to the implementation of the program. The results of the study discussed how the implementation of the TAS YSI program as early childhood education, how the implementation of the TAS YSI enhances aspects of physical-motor development, cognitive development, language development, and social-emotional development as the fulfillment of children's development rights, and how the obstacles in implementing the TAS YSI program are related to child’s development tasks as fulfillment of children's rights. At the end of the study there were suggestions for the TAS YSI and parents of the students at TAS YSI so that service quality could be improved to be more optimal.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septriani Renteng
"Peningkatan kualitas kesehatan pada anak sebagai upaya pembentukan sumber daya manusia yang produktif. Peningkatan kesehatan anak dilakukan dengan perhatian optimal terhadap tahapan perkembangan anak khususnya pada masa keemasan yaitu usia prasekolah. Perkembangan merupakan faktor penting dikehidupan anak usia prasekolah karena akan menentukan perkembangan anak diusia yang selanjutnya. Perkembangan anak belum menjadi prioritas utama orang tua dalam pengasuhan anak. Kondisi ini sangat berdampak terhadap pemberian stimulasi perkembangan pada anak usia prasekolah oleh orang tua. Program "Sahabat" adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia prasekolah. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan "Sahabat" di taman kanak-kanak yang terintegrasi dengan manajemen pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan komunitas, dan asuhan keperawatan keluarga. Praktik residensi ini dilakukan dengan pendekatan case studi. Hasil kegiatan praktik yaitu terbentuknya penanggung jawab program perkembangan di TK. Hasil praktik juga menunjukkan peningkatan perkembangan anak usia prasekolah. dari 76 menjadi 95, dan peningkatan pengetahuan orang tua dari 63 menjadi 93, sikap 42 hingga 86, dan keterampilan 53 hingga 76. Program "Sahabat" dapat digunakan oleh perawat komunitas sebagai upaya promotif dan preventif dalam perkembangan anak.

The enhancement of child's health quality is a means of creating a more productive human resources. The enhancement of child's health is conducted with optimal attention to the child's development especially during preschool age, which is the golden age of a child. A child's development is an important factor in a child 39;s preschool life because this will decide how the child will develop in their next age stage. A child's development have not been a parent's main priority in parenting. This condition really affects the stimulus given to the child during the preschool age by their parents. Sahabat program is one of the solution to optimize preschool children's development. This paper aims to give a demonstration of implementation of how it can be done in preschools that are integrated with health care, community nursing care, and family nursing care. This practice is conducted with case study approach. The result of the research is the formation of person in charge of development program in kindergarten. The result of this research shows that there are enhancements in the preschool children's development, from 76 to 95, and the parent's knowledge regarding the matter rises from 63 to 93, attitude from 42 to 86, and skills from 53 to 76 . Sahabat program can be used by the nurse community as a means of children's development in a preventive way."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rhiza Caesari Kristata
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Destanti
"ABSTRAK
Taman Penitipan Anak (TPA) dapat menggantikan peran pengasuhan anak bagi pekerja perempuan saat jam kerja. TPA diharapkan mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak selama penggantian pengasuhan untuk mencegah risiko terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak yang ditiitpkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengasuhan pengganti untuk pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak di TPA kota Depok. Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional menggunakan teknik sampling sensus pada semua lembaga TPA (n=26) di Kota Depok dengan uji proporsi. Sebesar 88,46 % TPA mendukung pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan 96,15 % mendukung pemenuhan kebutuhan perkembangan anak. Perawat anak diharapkan dapat bekerja sama untuk mengoptimakan penyelenggaraan pelayanan TPA dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak.

ABSTRACT
Daycare can substitute the role of caring and educating from mother to during working hours. Daycare is expected to support the growth and development of children to prevent the risk of growth and development delayed. This study aims to determine the profile of substiute parenting for growth and development at daycare in Depok. Descriptive study with cross sectional design using census sampling techniques at all institutions of daycare (n = 26) in Depok with proportion test. The study showed that 88.46% daycare in Depok support the fulfillment of a child's growth. While 96.15% TPA in Depok support the fulfillment of the child's developmental needs. Pediatric nurses are expected to collaborate with daycare to optimalize fulfilling the growth and development needs of children."
2016
S63524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>