Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mellia Christia
"Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bunuh diri menduduki peringkat 12 sebagai penyebab kematian. Setiap tahun di seluruh dunia tak kurang 948.000 orang tewas karena bunuh diri. Ada suatu proses pemikiran yang negatif atau manifestasi suara secara internal yang terdapat pada pasien yang melakukan usaha bunuh diri. Inner voice memiliki peran dalam merendahkan self-esreem seseorang hingga akhirya menjadi dasar bagi terjadinya tingkah laku yang maladaptif termasuk didalamnya bunuh diri. Jika kita melihat disini, maka ada suatu bentuk lingkaran yang tak terputus (vicious cycle) antara inner voice, rendahnya sefesteem, dan tingkah laku maladaptif Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran isi pernyataan dalam inner voice dan self-esteem yang terjadi dalam diri seseorang, serta hubungannya dengan self-esieem. Kemudian peneliti juga tertarik untuk mengctahui perbedaan jenis kelamin dalam inner voice dan seyl-esieem. Dengan penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai inner voice dalam karirannya dengan psikopatologi, terutama fenomena bunuh diri.
Penelitian dilakukan secara kuantitatif' dengan menggunakan 2 instrumen pengukuran yang mengukur inner voice dan self-esteem. Jumlah subyek 196 orang dengan rentang usia 18-23 tahun yang semuanya merupakan mahasiwa program S1-Reguler Fakultas Psikologi UI. Setelah semua data didapat dilakukan uji homogenitas item dan dilanjutkan dengan uji hipotesa.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah skor hasil pengukuran inner voice pada mahasiswa program Sl-Reguler Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menunujukkan bahwa skor inner voice paling rendah adalah 24, yang memiliki arti bahwa subyek tersebut memiliki intensitas inner voice yang paling rendah (pemikiran yang mengarah pada rendahnya self-esteem dan melawan diri sendiri (self defaating thoughts)). Sedangkan skor yang paling tinggi adalah 83, yang menunjukkan bahwa subyek tersebut sudah berada pada intensitas inner voice paling tinggi (pemikiran yang mengarah pada usaha bunuh diri (self-annihilating thoughls)). Secara keseluruhan,pada subyek penelitian juga ditemukan bahwa tingkatan inner voice yang dimiliki oleh subyek adalah pada tingkatan pemikiran yang merendahkan self-esteem. Sedangkan pada pengukuran self-esteem dapat disimpulkan bahwa subyek penelitian memiliki tingkat self-esteem yang tinggi, meskipun masih ada yang memiliki self-esteem yang lebih rendah daripada yang lainnya.
Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara inner voice dan self-esteem secara umum, pada mahasiswa wanita dan pria. Kemudian tidak ada perbedaan yang signifikan antara dalam inner voice dan self-esteem pada mahasiswa wanita dan pria Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini ada hubungan antara inner voice dan self-esteem dan tidak ada perbedaan antara mahasiswa wanita dan pria dalam inner voice dan self-esteem. Sesuai dengan tujuan penelitian ini sebagai penelitian awal dalam memahami fenomena bunuh diri dengan memahami proses inner voice, maka untuk selanjutnya maka sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan. Perlu diperhatikan pemilihan partisipan dengan jangkauan yang lebih luas, sehingga lebih dapat merepresentasikan populasi.
Kemudian dalam hal penggunaan instrumen pengukuran, agar lebih dapat memperhatikan item - item pemyataan yang akan diberlkan pada partisipan penelitian. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian yang sifatnya lebih mendalam, untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai inner voice, terutama mengenai dinamika dan proses yang terjadi didalamnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widiatmi
"Saat ini metode pembelajaran yang efektif sangat diperlukan. Metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik akan meningkatkan prestasi belajar dan memudahkan pencapaian tujuan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perbedaan prestasi belajar pada mahasiswa yang berupa kepribadian introvert dan ekstrovert yang nantinya diharapkan dapat mendukung untuk mendapatkan metode pembelajaran yang sesuai dengan mahasiswa yang mempunyai tipe kepribadian yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif, dengan jumlah sampel 97 mahasiswa reguler Sl yang diperoleh melalui metode simple random sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap prestasi belajar pada mahasiswa introvert dan ekstrovert ( p=0,019).
Hasil ini menunjukkan bahwa tipe kepribadian mempengaruhi terhadap keberhasilan proses belajar sehingga diperlukan metode alternatif untuk meningkatkan keefektifan pcncapaian preslasi belajar mahasiswa dan tujuan pembelajaran yang lebih optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5293
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Santhi Aquarini
"Pendidikan penting bagi kehidupan masyarakat. Perubahan lingkungan yang teijadi dengan cepat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang didapat antara lain dari lembaga pendidikan. Pendidikan tinggi memungkinkan manusia mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi pula. Angka Partisipasi Kasar pendidikan tinggi di Indonesia tergolong rendah. Angkatan keija yang berpendidikan tinggi juga tergolong rendah. Menurut AS Munandar sehamsnya belajar itu dilakukan seumur hidup. Belajar seumur hidup dapat memungkinkan perkembangan manusia dalam segala bidang.
Pendidikan seumur hidup (lifelong learning) terjadi pada segala bidang, yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal. Agar individu dapat belajar mandiri seumur hidup sebaiknya menerapkan self-regttlated learning, yaitu mengatur belajamya sendiri dengan memotivasi dan mengontrol dirinya, karena mereka tahu diri mereka sendiri dan apa yang harus dikeijakan, serta strategi apa yang sesuai.dengan situasi dan kondisi belajar. Penggunaan strategi ini berguna di berbagai proses belajar.
Menurut Zimmerman dan Martinez-Pons (1998) penggunaan strategi yang efektif dan efisien menghasilkan prestasi belajar yang tinggi. Strategi self-regulated learning tersebut adalah self-evaluation; organizing and transforming: goal-setting and planning: seeking information: keeping records and monitoring: environmental structuring: self-consequating: rehearsing and memorizing: seeking social assisstance; reviewing records; dan non strategic behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
"ABSTRAK
Penyesuaian diri merupakan hal yang memegang peranan penting dalam
kehidupan sosial individu. Dengan dimilikinya kemampuan penyesuaian diri yang baik,
individu akan dapat menye!araskan segala tuntutan yang hadir dalam kehidupannya
sehingga dapat tercipta hubungan yang saling memuaskan antara individu dan
lingkungan sosialnya.
Kegagalan individu untuk menyesuaikan diri dengan balk, akan memberikan
dampak yang tidak menyenangkan baik bagi individu itu sendiri maupun bagi orang-
orang yang ada dl sekitarnya. Oleh karena itu kemampuan penyesuaian diri perlu
dikenali olehi ndividu sedini mungkin dan sebaik mungkin. Dengan mengetahui tingkat
penyesuaian diri, maka masalah-masalah psikologis yang tlmbul sebagai akibat dari
ketidak-mampuan individu untuk menyesuaikan diri dapat segera diatasi dengan
bantuan ahli psikologi dalam bentuk konseling atau terapi.
RISB merupakan sebuahtes kepribadian yang dapat dipakai untuk
membedakan Individu yang mampu dan yang tidak mampu menyesuaikan diri. Alat tes
ini menggunakan teknik melengkapi kalimat dengan metode penilaian proyeksi semi
terstruktur. Dalam metode ini subyek diminta untuk menuliskan sebuah kalimat untuk
setiap awal kalimat yang diberikan. RISB terdiri dari 40 item yang dilengkapi dengan sistem penilaian yang obyektif untuk mengevaluasi respon subyek. Hasil akhir dari
sistem penilaian inl adalah berupa skor tunggal yang merupakan skor total dari
keseluruhan jawaban. Skor total inilah yang dipakai untuk membedakan individu yang
mampu dan yang tidak mampu menyesuaikan diri.
Seperti halnya kebanyakan alat-alat tes psikologi yang digunakan di Indonesia
sampai saat ini, RISB juga merupakan hasil pengembangan dan penelitian dari para
ahli di luar negeri dengan latar belakang budaya dan nilai-nilai sosial budaya yang
belum tentu sejalan dengan kebudayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu sebelum RISB digunakan untuk tujuan praktis, RISB harus
diuji terlebih dahulu dengan pengujian validitas, reliabilitas, dan analisa item.
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan metode Concurrent
Validity dengan menggunakan krlteria rating untuk mengetahul apakah RISB dapat
mendiagnosa kemampuan penyesuaian diri individu. Pengujian reliabilitas RISB dalam
penelitian ini menggunakan metode Scorer Rellability untuk melihat derajat
kesepakatan antar penilai; dan metode Interitem Consistency untuk melihat
homogenltas item untuk mengukur hal yang sama.
Hasll dari penelitian ini menunjukkan bahwa RISB memillki validitas dan
reliabilitas yang baik dan dapat diterima untuk tujuan penelitian. Artinya sebagai suatu
alat tes, RISB merupakan alat tes psikologi yang dapat mendiagnosa kemampuan
penyesualan diri individu. Selain itu RISB juga memiliki derajat kesepakatan antar
penilai dan memiliki homogenitas item yang baik.
Namun demkian kalau RISB ini ingin digunakan untuk tujuan praktis,
sebelumnya perlu dilakukan terlebih dahulu penelitan mengenai penentuan skor titik
potong (cutoff scores) yang paling efektif untuk populasi orang Indonesia. Hal lnl
penting karena norma yang berlaku dl Indonesia belum tentu sama dengan norma
yang berlaku dl negara lain."
1998
S2575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prabu Mahaputra Adhipradana Sartono
"ABSTRAK
School Well-being adalah keadaan yang memungkinkan individu memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasarnya dalam suatu lingkungan akademik, dan oleh Konu dan Rimpela (2002), School Well-being dibagi menjadi dimensi Having, Loving, Being, dan Health. Penelitian mengenai School Well-being pada tingkat pendidikan tinggi masih sangat terbatas padahal informasi tentang hal ini sangat berguna untuk meningkatkan kualitas kegiatan akademik secara keseluruhan. Program studi SI yang terdapat di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia terdiri dari program SI Reguler, SI Ekstensi dan SI Kelas Khusus Internasional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keadaan School Well-being pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada masing-masing program tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sebuah alat ukur yang terdiri dari 51 item kuantitatif dengan skala Likert, dikembangkan dari instrumen yang dikembangkan oleh Konu (2002), dan sebuah pertanyaan terbuka untuk saran peningkatan kegiatan akademik. Hasil penelitian dari 490 responden ini menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki School Well-being yang baik. Selain itu, ada perbedaan dimensi Having dan Health antar program. Responden juga masih mengharapkan terdapat peningkatan maupun perbaikan di berbagai aspek penunjang yang ada seperti fasilitas dan pelayanan.

ABSTRACT
School Well-Being is conditions that enables individuals to satisfy basic needs in an academic environment, and according to Konu and Rimpela (2002), school well-being is divided into the dimensions of having, loving, being, and health. Studies on school well-being at higher education levels is still very limited, whereas information on this is very useful to improve the overall quality of academic activities. The undergraduate study programs within the Faculty of Psychology of the University of Indonesia consist of the regular (reguler) undergraduate program, the extension (ekstensi) undergraduate program, and the intemational class (kelas khusus internasional) undergraduate program. The purpose of this research is to identify the school well-being conditions of the undergraduate students in each program of the Faculty of Psychology of the University of Indonesia. Data collection was done by using a measuring instrument composed of 51 quantitative items with the Likert scale, built upon instruments developed by Konu (2002), and with an open-ended question for suggestions on the enhancement of academic activities. Research results from 490 respondents indicated that they already have good school well-being. Moreover, there are differences between the dimensions of having and health amongst programs. Respondents also still expect an increase nor an improvement in various existing support aspects, such as facilities and Services."
2010
S3688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amarina Ashar Ariyanto
"Bagi mahasiswa motivasi merupakan salah satu aspek mental yang berperan besar bagi keberhasilan proses belajarnya. Motivasinya yang tinggi, iklim motivasi yang positif dan dukungan sosial yang mendorong seseorang antuk berprestasi baik merupakan kondisi yang sangat kondusif bagi keberhasilan mahasiswa.
Namun, apakah iklim motivasi yang ada diantara mahasiswa maupun yang dipersepsi sebagai ada oleh mahasiswa. Benar-benar merupakan iklim motivasi yang positif, belum banyak distudi. Motivational Gravity merupakan konsep yang memfokuskan perhatian pada sejauh mana lingkungan (atasan, rekan, bawahan) seseorang mendorong atau mendukung keberhasilan prestasi.
Studi ini menggali tentang bagaimana gambaran motivational gravity pada situasi kerja dan pada situasi kemahasiswaan. Apakah atasan, baik pria maupun wanita, akan kerja pria maupun wanita akan mendorong atau akan menghambat rekan kerjanya yang menunjukkan prestasi menonjol.Dan pada situasi kemahasiswaan, apakah mahasiswa senior pria maupun wanita dan rekan mahasiswa lainnya akan mendorong atau menghambat rekan mahasiswa tertentu yang berprestasi baik.
Ada 4 kemungkinan kombinasi Motivational Gravity yang bisa terjadi, yang pertama adalah Motivational Gravity positif, yaitu keadaan dimana baik atasan/senior maupun sesama rekan kerja/mahasiswa sama-sama mendukung keberhasilan rekan yunior lain yang cukup menonjol.
Yang kedua adalah Motivational Gravity negatif, dimana baik atasan/senior maupun sesama rekan kerja/mahasiswa sama-sama menghambat/menekan karyawan/mahasiswa yang prestasinya menonjol tersebut.
Selain itu bisa juga terjadi MG + - ataupun MG - +, di mana antara atasan/senior dan selama rekan kerja/mahasiswa ada yang mendorong dan ada pula yang menghambat.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa F. Psikologi dan F. Teknik - Arsitektur UI. Jumlah responden adalah 148 dari Psikologi dan 80 Bari FT. Arsitektur.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Terdapat iklim Motivational Gravity positif pada mahasiswa Psikologi maupun FT. Arsitektur, dalam situasi hubungan antar mahasiswa.
2. Dalam situasi hubungan antar rekan kerja, mahasiswa FT. Arsitektur memiliki iklim Motivational Gravity positif. Namun pada mahasiswa Psikologi tidak demikian. Baik atasan pria maupun wanita dipersepsi sebagai cenderung menghambat rekan kerja wanita yunior yang berprestasi dengan menekan/menghambatnya melalui beberapa cara (MG -+). Selain itu, juga dipersepsi adanya hambatan dari sesama rekan wanita terhadap rekan kerja wanita lain yang berprestasi.
3. Secara keseluruhan, mahasiswa UI menunjukkan iklim Motivational Gravity yang positif terutama dalam hubungan antar mahasiswa. Namun dalam situasi kerja, mahasiswa mempersepsi adanya upaya menghambat rekan wanita yunior yang berprestasi oleh atasannya(pria maupun wanita), dan selain juga ada hambatan (sabotase) dari sesama rekan kerja wanita terhadapnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sayadatun Nisa
"Perkembangan zaman yang semakin pesat senantiasa diiringi dengan teknologi yang semakin canggih. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi serta dalam rangka menghadapi era globalisasi, sebuah organisasi atau perusahaan sangat membutuhkan informasi yang cepat dan akurat yang diperlukan untuk membantu proses pengambilan keputusan. Penelitian mengenai kualitas Sistem Informasi Akademik Next Generation berdasarkan persepsi mahasiswa S1 Reguler Departemen Teknik Sipil ini ditujukan guna meningkatkan kualitas dari sistem informasi akademik yang terintegrasi di lingkungan Universitas Indonesia umumnya, dan di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia khususnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FTUI. Sampelnya adalah mahasiswa program S1 reguler Departemen Teknik Sipil dengan jumlah sampel sebanyak 131 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei lapangan dan studi kepustakaan. Pengumpulan data pada survei lapangan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Sedangkan studi literatur diperoleh melalui company profile, manual book dan kepustakaan. Data-data dikumpulkan dari bulan Februari hingga Juni 2008. Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian statistik dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 12.0. Dari hasil survei dan analisis yang dilakukan diketahui bahwa persepsi mahasiswa mahasiswa S1 Reguler Departemen Teknik Sipil Angkatan 2006 FTUI Periode 2008 terhadap kualitas SIAK-NG adalah baik. Telihat dari keseluruhan sub-sub dimensi pada dimensi-dimensi variabel kualitas SIAK-NG. Melihat hasil tersebut, ada baiknya FTUI membenahi sistem yang bermasalah, yakni pada sub dimensi system reliability dan timeliness. Selain itu kualitas pelayanan dari para front liner juga lebih ditingkat lagi, sebab para front liner tersebut adalah pihak yang berhubungan langsung dengan pengguna. Solusi untuk masalah yang terkait dengan lingkup pelayanan bisa diperbaiki dengan memberikan tutorial-tutorial maupun pelatihan-pelatihan professional. Sedangkan untuk lingkup sistem bisa diperbaiki dengan meningkatkan fasilitas.

The advanced development of human?s civilization is always in line with the advanced development of technology. The rapid development in information and communication technology in the globalization era, require an organization or company to have fast and accurate information needed in the decision making process. The main problem as how to improve the quality of the university and faculty level integrated Academic Information System Next Generation Quality based on the perception of Students of Bachelor Degree Program of Civil Engineering. This research used quantitative approach, while the type of the research was descriptive. With the whole Faculty of Engineering University of Indonesia?s student body acting as research population, this research?s sample has been limited to 131 students from the regular Bachelor degree program from Department of Civil Engineering. Data collected technique was done by field and literature research data collecting. Field research data collecting was done through surveys by distributing questionnaires, while the literature research data collecting was completed through company profile, manual book and literature studies. All data in this research is compiled in the period of February ? June 2008. The data processing technique use was by processing primary data from questionnaires by using Statistic Product and Service Solution (SPSS) 12.0 version. From survey analysis result, it can be known that the perception of students of bachelor degree program of civil engineering class of 2006 in the 2008 period on SIAK-NG?s quality is good. It shows in all the sub dimensions in dimensions of SIAK-NG?s quality variable. In light of these findings, Faculty of Engineering University of Indonesia need to fixed the various troubles in the systems soon, such as in system reliability and timeliness sub dimensions, and also the service quality of the front liner should be improved as the front liner being the party mostly involved with the SIAK-NG users. Other problems in relation with the service area are also needed to be improves by giving tutorials or professional trainings. While problems in system area could be fix by improves the facility of hardware, software and other proponent equipment."
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus R. Rubiyanto
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Agus Rifki Jamil
"Kehidupan seseorang tidak akan pemah lepas dari lingkungan sosialnya. Salah satu sarana seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya adalah melalui organisasi. Di lingkungan perguruan tinggi terdapat banyak organisasi kemahasiswaan yang mewadahi berbagai minat dan karakteristik mahasiswa. Senat Mahasiswa sebagai lembaga formal kemahasiswaan adalah salah satu organisasi kemahasiswaan yang ada di perguruan tinggi. Lembaga ini mempunyai struktur yang jelas pada susunan pengurus serta memiliki program keija yang terarah. Seorang mahasiswa ketika bergabung dengan Senat Mahasiswa memiliki goals yang menjadi alasan bergabung dalam Senat Mahasiswa. Seseorang memiliki kebutuhan dalam dirinya untuk mencapai kepuasan diri, salah satunya adalah kebutuhan untuk berprestasi {need for achievement). Komitmen terhadap tugas dan jabatan sebagai pengurus Senat Mahasiswa membuat seorang mahasiswa berusaha sebaik-baiknya {doing the best\ sedang komitmen terhadap ego dan pengembangan kemampuan yang dimilikinya membuat seorang mahasiswa berusaha menjadi yang terbaik di lingkungannya {being the best).
Elliot dan Harackiewicz (1993) mengemukakan teori mengenai motivasi individu dalam melakukan aktivitasnya atau yang disebut achievement goals orientation yang juga dapat diartikan sebagai alasan atau tujuan dasar individu dalam beraktivitas. Ada dua macam orientasi goals menurut teori ini yang menjadi tujuan utama dilakukannya aktivitas oleh seorang individu, yaitu task oriented dan ego oriented. Individu dengan karakteristik task oriented mempunyai komitmen terhadap tugas, tidak peduli di struktur mana dia ditempatkan, memikirkan cara penyelesaian tugas dan tidak segan meminta bantuan dari temannya bila perlu. Sedangkan individu dengan karakteristik ego oriented lebih mementingkan pengembangan pemenuhan kebutuhan dirinya daripada pengembangan organisasi, membandingkan hasil keijanya dengan hasil keija orang lain, dan lebih memilih pekeijaan yang paling mudah menghasilkan evaluasi positif dari orang lain.
Jenis orientasi goals seseorang akan mempengaruhi proses sosialnya, seperti pelibatan dirinya terhadap aktivitas yang dilakidcan, pemilihan jenis tugas, penggunaan dan pengembangan keterampilan secara efektif, pendefinisian, dan pengatribusian terhadap kesuksesan dan kegagalan, serta pemilihan strategi dalam memecahkan suatu masalah (Dweck, 1986). Penelitian ini ingin mengungkap bagaimana gambaran umum orientasi goals pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UI, serta apakah ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam orientasi goals ketika sedang menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa.
Instrumen yang digunakan adalah adaptasi kuesioner orienfasi achievement goals. Alat ini pertama kali digunakan oleh Ames dan Archer tahun 1994 untuk melihat orientasi siswa dalam belajar. Instrumen ini terdiri dari 33 item yang didasarkan pada 8 dimensi, yaitu definisi kesuksesan, hal yang dianggap bemilai, alasan merasa puas, pandangan mengenai orientasi guru, pandangan mengenai kesalahan, fokus perhatian, alasan berusaha, serta kriteria evaluasi. Skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan rentang 1-5. Subyek penelitian ini adalah pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi U1 periode 2000-2001, yang beijumlah 63 orang, terdiri dari 18 orang pengurus laki-laki dan 45 orang pengurus perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa laki-lakt, ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa perempuan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam task oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa, ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam karakteristik ego oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlu kiranya diadakan penelitian pendahuluan dalam mengadaptasi kuesioner achievement goals orientation untuk lingkungan organisasi dan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan achievement goals orientation pada diri seseorang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasyanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>