Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pane, Sanusi
Jakarta: Pustaka Jaya, 1987
899.22 PAN k (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Sanusi
Jakarta: Pustaka Jaya, 1975
899.22 PAN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Aristya Pratama
"Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng litosfer yang menyebabkan munculnya jajaran busur magmatik. Busur magmatik tersebut membuat Indonesia kaya akan potensi mineral, seperti mineral emas. Salah satu busur magmatik yang melintasi Indonesia berada pada wilayah pulau Jawa adalah busur Sunda-Banda. Busur tersebut mempunyai potensi mineral bijih tipe endapan epitermal. Oleh karena itu, perlu dilakukan survei geofisika agar dapat mengetahui zona mineralisasi emas. Zona mineralisasi emas tersebut diidentifikasi menggunakan metode resistivitas dan induced polarization konfigurasi Dipole-Dipole dengan menggunakan 81 elektroda dan jarak spasi 5m. Proses akuisisi data dilakukan sebanyak 3 lintasan, yaitu lintasan BDG-02, BDG-03, dan BDG-04 dengan orientasi dari arah Utara ke Selatan. Pemodelan 2D dilakukan dengan menggunakan software 2D untuk memperoleh penampang dengan nilai resistivitas dan chargeability yang sebenarnya. Selanjutnya dilakukan pengolahan pemodelan 3D menggunakan software 3D untuk mengidentifikasi kemenerusan zona mineralisasi emas. Pada daerah penelitian nilai resistivitas dan chargeability memiliki rentang nilai berkisar antara 1 – 6787 Ωm dan 0 – 888 msec. Zona mineralisasi emas di daerah penelitian memiliki nilai resistivitas 3 – 1483 Ωm dan nilai chargeability ≥164 msec. Korelasi penampang 2D resistivitas dan induced polarization ditemukan bahwa pengendapan mineralisasi emas berada pada batuan breksti tuf dan andesit. Berdasarkan hasil penampang 3D, kemenerusan zona mineralisasi emas terdapat pada lintasan BDG-03 dan BDG-04 di kedalaman ±25m yang berarah Barat Daya-Timur Laut, sedangkan pada lintasan BDG02 zona mineralisasi emas tidak berkelanjutan melainkan berbentuk spot yang berada di kedalaman ±70m. Zona mineralisasi pada setiap lintasan diperkirakan dikontrol oleh struktur yang berorientasi Barat Daya-Timur Laut.

Indonesia is located at the confluence of three lithospheric plates that cause the emergence of a series of magmatic arcs. These magmatic arcs make Indonesia rich in mineral potential, such as gold minerals. One of the magmatic arcs that crosses Indonesia in the Java island region is the Sunda-Banda arc. The arc has the potential for epithermal deposit-type ore minerals. Therefore, it is necessary to conduct a geophysical survey in order to determine the gold mineralization zone. The gold mineralization zone was identified using the resistivity method and induced polarization Dipole-Dipole configuration using 81 electrodes and 5m spacing. The data acquisition process was carried out as many as 3 passes, namely the BDG-02, BDG-03, and BDG-04 passes with orientation from north to south. 2D modeling was carried out using 2D software to obtain cross sections with actual resistivity and chargeability values. Furthermore, 3D modeling processing was carried out using 3D software to identify the continuity of the gold mineralization zone. In the study area the resistivity and chargeability values have a range of values ranging from 1 - 6787 Ωm and 0 - 888 msec. The gold mineralization zone in the study area has a resistivity value of 3 - 1483 Ωm and a chargeability value of ≥164 msec. The correlation of 2D resistivity and induced polarization cross sections found that the deposition of gold mineralization is in tuff and andesite breccia rocks. Based on the 3D cross-section results, the continuity of the gold mineralization zone is found in the BDG-03 and BDG-04 trajectories at a depth of ±25m in the Southwest-Northeast direction, while in the BDG-02 trajectory the gold mineralization zone is not continuous but in the form of a spot located at a depth of ±70m. The mineralized zones on each traverse are thought to be controlled by a Southwest-Northeast oriented structure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Harisyah Alam
"Tulisan ini mengkaji mengapa di sebagian wilayah keberadaan atau pendirian rumah ibadat ragam agama tidak menjadi sumber pertikaian, seperti yang kerap terjadi di berbagai wilayah lain. Kedamaian antarumat beragama tetap terpelihara kendati wilayah itu majemuk dari segi pemeluk agama maupun keberadaan rumah ibadat. Faktor atau mekanisme apa yang berperan penting dalam memelihara kedamaian antarumat beragama tersebut? Persoalan itu dikaji melalui studi kasus yang dilakukan di Desa Kertajaya Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data mengombinasikan teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka. Penelitian lapangan dilakukan pada Februari-Maret 2018. Temuan utama penelitian menunjukkan bahwa modal sosial, yang terutama terbentuk akibat jalinan kekerabatan, menjadi faktor penting dalam memelihara kedamaian antarumat beragama di Desa Kertajaya Kecamatan Pebayuran. Jalinan kekerabatan itu terbentuk dalam sejarah panjang perkawinan antaretnis antara warga keturunan Tionghoa dan warga pribumi Betawi dan Sunda. Namun, dengan minimnya inisiatif pemerintah setempat untuk memperkokoh kerukunan antarumat beragama, masih menjadi tanda tanya apakah kedamaian umat beragama yang terutama bertumpu pada ikatan kekerabatan ini akan bertahan jika dihadapkan dengan perubahan sosial akibat proses migrasi pesat dan industrialisasi."
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2018
297 JPAM 31:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Yudi Prabawa
"Di sektor Pertambangan Emas Skala Kecil umumnya peneliti memandang Penambang Rakyat dan aktifitasnya negative, menimbulkan permasalahan utama yaitu dari penggunaan Merkuri pada pengolahan material metode TM, tiadanya pemasukan bagi negara, pungutan liar dan kerentanan aspek K3. Selama ini terjadi pembiaran/ignorance oleh Pemerintah dan opsi penegakan hukum menghentikan aktifitas penambangan. Padahal fenonema umumnya, setelah penutupan, masyarakat kembali melanjutkan aktifitas penambangan, dan permasalahan kembali berlanjut, membentuk sebuah siklus. Kondisi ini terus terjadi selama beberapa dekade, dan menyebar luas di berbagai daerah, Bagaimana sesungguhnya kondisi sector ini? Layakkah sector ini didukung? Bagaimana opsi penanganan masalahnya? Penelitian bertujuan memetakan kondisi riil sektor ini, mensimulasi scenario pengolahan material tanpa Merkuri, dan merumuskan model ideal pertambangan berkelanjutan menurut Sustainable Mining Practices/SMP. Disusunlah model dasar dan matematis kondisi riil sektor, disimulasi skenario penggunakan teknologi pengolahan material tanpa Merkuri/DB dan status legal/illegal sebagai perbandingan. Dilakukan analisis perhitungan kelayakan ekonomi usaha dan profesi. Disusun kriteria dan indikator dasar penilaian keberlanjutan sektor pertambangan skala kecil, dan analisis kelayakan lain. Kemudian dirumuskan opsi terbaik penanganan masalahnya. Sektor pertambangan emas rakyat di Indonesia, digambarkan di lokasi penelitian: membentuk siklus Lingkaran Setan. Legalisasi dan penggunaan teknologi pengolahan Non Merkuri berperan kunci dalam solusi, dan lokasi penelitian dinyatakan layak untuk didukung
.....In the small-scale gold mining sector, researchers generally view Community Miners and their activities negatively, causing major problems, namely from the use of Mercury in the TM method of material processing, no income for the state, illegal levies and the vulnerability of K3 aspects. So far, ignorance has occurred by the Government and options for law enforcement to stop mining activities. Whereas the general phenonema, after closure, the community resumed mining activities, and the problems continued again, forming a cycle. This condition has continued for decades, and is widespread in various regions. How is the real condition of this sector? Is this sector worth supported? What are the options for dealing with the problem? The research aims to map the real conditions of this sector, simulate a material processing scenario without Mercury, and formulate an ideal model for sustainable mining according to Sustainable Mining Practices / SMP. A basic model and a mathematical model of the real conditions of the sector were compiled, a scenario of using material processing technology without Mercury / DB and legal / illegal status was compiled as a comparison. An analysis of the calculation of the economic feasibility of business and profession is carried out. Formulated basic criteria and indicators for the assessment of the sustainability of the small-scale mining sector and other feasibility analyzes. Then the best option for handling the problem is formulated. The smallholder gold mining sector in Indonesia, is depicted in the study location: forming a vicious circle. Legalization and use of Non-Mercury processing technology plays a key role in the solution, and research sites are deemed worthy of support."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanuel Marudut Lasniroha Lamsaor
"Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng yang menyebabkan munculnya jajaran busur magmatik. Pada jajaran busur magmatik terjadi pengendapan mineral emas. Endapan emas yang berada di Indonesia didominasi dengan endapan epithermal sulfidasi rendah. Untuk menemukan cadangan dan potensi endapan mineralisasi emas dibutuhkan analisis untuk mengetahui lokasi dan bentuk geometri dari zona endapan mineralisasi emas. Metode geofisika merupakan metode yang dapat menganalisisi zona endapan mineralisasi emas. Metode geofisika yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode resistivity dan induced polarization dengan konfigurasi dipole-dipole. Metode resistivity digunakan untuk mengidentifikasi jenis batuan yang berada diwilayah penelitian. Sedangkan metode induced polarization digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan volume zona pengendapan mineralisasi emas. Jumlah lintasan yang digunakan sebanyak 3 lintasan dengan masing masing lintasan memiliki panjang 405 m dengan 81 elektoda. Hasil data pengukuran metode resistivity dan induced polarization diinversi menggunakan software res2dinv dan dilakukan least square inversion untuk memperoleh penampang 2D. Hasil pengolahan data menunjukan variasi resistivity berkisar 4,5419-2787,6 Ωm dan induced polarization berkisar 36,720-833,92 msec. Berdasarkan korelasi penampang 2D dan peta geologi ditemukan bahwa sebaran jenis batuan wilayah penelitian adalah breksi tuff dengan kisaran nilai resistivity 70,557-1313,7Ωm dan andesit dengan kisaran nilai 595,8-1313,7 Ωm. Zona mineralisasi emas dengan nilai induced polarization ≥200 msec. Berdasarkan korelasi penampang 2D resistivity dan induced polarization ditemukan bahwa pengendapan mineralisasi emas berada pada breksi tuff dan andesit. Dari penampang 2D dilakukan pemodelan 3D untuk mengetahui estimasi volume zona mineralisasi emas software. Ditemukan hasil volume zona mineralisasi emas sebesar 289.452,6103 .

Indonesia is situated at the confluence of three tectonic plates, which gives rise to the emergence of a magmatic arc range. In the magmatic arc sequence, gold mineral deposition occurs. Gold deposits in Indonesia are dominated by low sulphidation epithermal deposits. In order to identify reserves and potential gold mineralization deposits, it is necessary to conduct an analysis to determine the location and geometry of the gold mineralization deposit zone. Geophysical methods are a type of analysis that can be used to analyse gold mineralization deposit zones. The geophysical methods employed in this research include resistivity and induced polarization methods with a dipole-dipole configuration. The resistivity method is utilized to identify the type of rock present in the research area, while the induced polarization method is employed to ascertain the location and volume of gold mineralization deposition zones. The number of tracks utilized was three, with each track measuring 405 m and comprising 81 electrodes. The measurement data obtained from the resistivity and induced polarization methods were inverted using the res2dinv software, and least square inversion was performed to obtain two-dimensional cross sections. The results of data processing indicate that the resistivity variation ranges from 4.5419 to 2787.6 Ωm, while the induced polarization ranges from 36.720 to 833.92 msec. Correlation of the 2D cross sections with geological maps revealed that the rock types present in the study area are tuff breccia and andesite, with resistivity values ranging from 70.557 to 1313.7 Ωm. Gold mineralization zones with induced polarization values ≥200 msec. Based on the correlation of 2D resistivity and induced polarization cross sections, it was determined that gold mineralization deposition occurred in tuff breccia and andesite. From the 2D cross section, 3D modelling was conducted to estimate the volume of the gold mineralization zone. The volume of the gold mineralization zone was determined to be 289,452.6103 m3."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library