Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181876 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosa Maria Gani
"Tujuan penelitian ini : 1) memeriksa nilai reliabilitas; 2) memeriksa urutan item berdasarkan tingkat kesukaran; 3) membandingkan data tingkat kesukaran pada saat mengadaptasi alat ukur dengan data yang digunakan sekarang; 4) meningkatkan validitas; 5) memeriksa Item Characteristic Curve (ICC) setiap item dan Test lnjbrmation Function (TIF) setiap subtes; 6) membandingkan tlngkat kesukaran (threshold) antara data politomos dan data politomos (Partial Credit Model) yang didikotomoskan; 7)memeriksa item-item yang tidak fit; 8) mcndctcksi DIF pada alat ukur Wecshler Intelligence Scale for Children Revised (WISC-R). Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis tes klasik dan analisis tes modem, serta dilengkapi dengan pengecekan asumsi-asumsi pada tes modem yaitu unidimensional (dengan analisis faktor), invarian pada parameter tingkat kesukatan.
Metodologi yang dlgunakan untuk pendeteksi DIF adalah metode Mantel-Hacnszei. Rasch Model dan Item Response Theory Likelihood Ratio (IRT LR). Hasil yang diperoleh : 1) nilai reliabilitas baik; 2) urutan tingkat kesukaran perlu dipcrbaiki;3) syarat unidimensional dan asumsi invarian terpenuhi; 4) ada beberapa itcm yang tidak lit dengan model; 5) perlu dilakukan perbaikan untuk item-item yang terdeteksi mengandung DIF yaitu berturut-turut 7, 5, 5, 11, dan 6 item dari subtes Information, Similarities, Arithmetic, Vocabuiary dan Comprehension. lmplikasi dan keterbatasan dalam pcnelitian ini dapat digunakan untuk penelititan di masa yang akan datang.

The current study highlights several components on Weschler's Intelligence Scale for Children-Revised (WISC-R), including : 1) its reliability scores; 2) its item-ordering based on diliiculty level; 3) comparing the level of item difficulty before and aner the adaptation; 4) improving its validity; 5) looking at Test Infomation Function (TIF) on each subtest; 6) comparing the threshold between the original polytomous data and the modified polytomous data into dichotomous data (Partial Credit Model); 7) whether each item is fit or not; and 8) detecting its Differential Item Functioning (DIF). The analyses were conducted using the classical and modem test approaches, along with each approach assumptions such as unidimensionality (factor analysis) and invariant on the parameter ofthe difliculty levels.
The methodologies used to detect DIP were Mantel-Haenszel, Rasch Model and ltem Response Theory Likelihood Ratio (IRT LR). The results were: 1) acceptable degree of reliability; 2) the item-ordering based on difficulty levels needs re-ordering; 3) assumptions on unidimcnsional and invariant were lil; 4) several individual items were not fit; 5) serious consideration needed to modify the items containing severe DIF, including 7, 5, 5, 11, 6 number of items on Information, Similarities, Arithmetic, Vocabulary, and Comprehension, respectively. Limitations and implications of the study are discussed along with recommendations for future research.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Urfianty
"Latar belakang: Epilepsi merupakan salah satu penyakit kronik dan memiliki risiko
tinggi untuk mengalami gangguan kognitif yang dapat mempengaruhi kualitas hidup.
Pemeriksaan Intelligence quotient (IQ) memerlukan waktu pemeriksaan yang lama dan
biaya yang mahal, diperlukan alat skrining untuk mendeteksi gangguan kognitif pada
pasien epilepsi anak yaitu School Years Screening Test For Evaluation Of Mental
Status-Revised (SYSTEMS-R)
Tujuan: Mengetahui seberapa besar nilai diagnostik dari School Years Screening Test
For Evaluation Of Mental Status-Revised (SYSTEMS-R) dalam mendeteksi gangguan
kognitif pada anak epilepsi usia 6-15 tahun.
Metode: Penelitian potong lintang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Jakarta terhadap subjek berusia 6-15 tahun dengan epilepsi. Pada sampel dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, dilanjutkan pemeriksaan fungsi kognitif dengan
School Years Screening Test For Evaluation Of Mental Status-Revised (SYSTEMS-R)
dan kemudian dilakukan pemeriksaan baku emas IQ oleh psikolog.
Hasil: Prevalensi gangguan kognitif pada pasien epilepsi usia 6-15 tahun sebesar
86,3%. School Years Screening Test For Evaluation Of Mental Status-Revised
(SYSTEMS-R) memiliki sensitivitas 84%, spesifisitas 91%, nilai prediksi positif 98%,
nilai prediksi negatif 47%, rasio kemungkinan positif 10,11, rasio kemungkinan negatif
0,17 dan akurasi 85%.
Simpulan: School Years Screening Test For Evaluation Of Mental Status-Revised
(SYSTEMS-R) memiliki nilai diagnostik yang baik dan dapat menjadi pilihan dalam
deteksi dini gangguan kognitif pada pasien epilepsi anak.

Background: Epilepsy is a chronic disease and children with epilepsy are at high risk
of cognitive disorders which can affect the quality of life. Intelligence Quotient (IQ)
examination requires a long examination time and expensive costs, a screening tool for
cognitive clearance is needed in pediatric epilepsy patients, which is School Years
Screening Test For Evaluation Of Mental Status-Revised (SYSTEMS-R)
Objective: To know the diagnostic value of School Years Screening Test For
Evaluation Of Mental Status-Revised (SYSTEMS-R) detecting cognitive impairment in
children aged 6-15 years with epilepsy.
Methods: This is a cross sectional study done in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta
was conducted on subjects aged 6-15 years with epilepsy. We evaluated history of
illness, physical examination, and cognitive function using School Years Screening Test
For Evaluation Of Mental Status-Revised (SYSTEMS-R) and then a standard gold IQ
examination was carried out by a psychologist.
Results: The Prevalence of cognitive impairment in 6-15 years epilepsy patients is
86,3%. School Years Screening Test For Evaluation Of Mental Status-Revised
(SYSTEMS-R) has a sensitivity of 84%, specificity 91%, positive predictive value 98%,
negative predictive value 47%, positive likelihood ratio 10,11, negative likelihood 0,17
and accuracy 85%.
Conclusion: School Years Screening Test For Evaluation Of Mental Status-Revised
(SYSTEMS-R) has good diagnostic value and it can be an option in early detection of
cognitive impairment in paediatric epilepsy patients
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Patricia Lunanta
"Gambaran Hasil Wechsler Intelligence Scale for Children-
Revised (WISC-R) Anak dengan Keterbelakangan Mental Ringan.
Masa usia sekolah merupakan saat yang penting bagi perkembangan fisik,
kognitif dan psikososial Sebagian besar anak memiliki perkembangan
yang setara dengan rata-rata anak dalam kelompok usianya sehingga dapat memenuhi tuntutan dari tugas perkembangannya. Namun demikian
beberapa anak dapat memiliki perkembangan yang melebihi ataupun
kurang dari rata-rata, baik dalam satu maupun beberapa aspek
perkembangan. Keterbelakangan mental (mental retardation) adalah satu
fenomena yang terjadi pada masa perkembangan di mana perkembangan
aspek intelektual berada jauh di bawah rata-rata anak-anak yang seusia.
Diagnosis dan pengelompokan keterbelakangan mental diawali dengan
pengukuran taraf inteligensi di mana salah satu alat tes yang digunakan
adalah WISC-R. Berdasarkan hasil dari WISC-R dapat dilihat adanya
kekuatan dan kelemahan pada aspek-aspek inteligensi yang ditampakkan
oleh skor setiap subtest.
Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
gambaran basil WISC-R pada kelompok anak keterbelakangan mental
ringan. Dengan demikian dapat bermanfaat dalam penyusunan program
intervensi bagi anak keterbelakangan mental, baik yang berupa pendidikan, pendampingan, atau pelatihan. Hal ini dapat memaksimalkan potensi anak keterbelakangan mental sehingga diharapkan mereka dapat berfunggsi secara lebih optimal dalam masyarakat. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis hasil tes inteligensi WISC-R dari sembilan anak dengan keterbelakangan mental ringan yang pemah menjadi klien di Klinik
Perkembangan Anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki IQ
Verbal dan IQ Performance yang setara dengan rata-rata skor yang
diperoleh berada dalam rentang 2, 67 (Picture Arrangement) hingga 6, 78 (Mazes). Pada Skala Verbal subtest yang memperoleh skor paling tinggi yang merupakan kekuatan adalah Comprehension dan subtest yang
memperoleh skor paling rendah yang merupakan kelemahan adalah
Vocabulary. Pada Skala Perfomance subtest yang memperoleh skor paling
tinggi yang merupakan kekuatan adalah Mazes dan subtest yang
memperoleh skor paling rendah yang merupakan kelemahan adalah Picture
Arrangement, Terdapat beberapa subtest yang saling berbeda secara
signifikan, antara lain pada subtest: Comprehension dan Information,
Similarities dan Vocabulary, Picture Completion dan Picture Arrangement,Comprehension dan Picture Arrangement, Serta Similarities dan Block Design
Dalam melakukan penelitian yang serupa sebaiknya digunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif sehingga dapat diperoleh gambaran hasil WISC-R dari sampel yang lebih besar serta analisis yang lebih mendalam lagi mengenai kekuatan dan kelemahan anak keterbclakangan mental ringan Selain itu, pengumpulan data sebaiknya dilakukan secara langsung oleh peneliti (menggunakan data primer) sehingga hasil yang didapatkan menjadi Iebih luas dan lengkap."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriati
"The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) bertujuan menyediakan perspektif yang luas dalam mengevaluasi dan meningkatkan mutu pendidikan. TIMSS juga merangking negara-negara peserta studi berdasarkan kemampuan serta membuat prediksi tentang faktor-faktor yang memengaruhi capaian belajar siswa mereka. Akan tetapi, karena perbedaan kurikulum, budaya atau bahasa dari negara-negara tersebut, TIMSS ini tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Akibatnya, kondisi ini menantang asumsi-asumsi tentang pengukuran yang ekuivalen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keekuivalenan soal-soal matematika dari studi TIMSS 2007 dengan menggunakan jawaban siswa Australia dan Indonesia. Rasch analisis digunakan untuk menemukan soal-soal yang bias. Hasil analisis menujukkan bahwa banyak soal matematika dalam studi TIMSS 2007 bermasalah karena soal tersebut memperlihatkan bias yang signifikan. Penelitian ini juga menemukan bahwa kemampuan siswa Australia lebih baik dari siswa Indonesia. Soal matematika terlihat lebih mudah bagi siswa Australia dibandingkan bagi siswa Indonesia. Perbedaan kurikulum sekolah, metode dalam pemecahan masalah dan ketersediaan buku dan kualitas guru diduga sebagai faktor penyebab munculnya DIF item. Temuan-temuan dalam penelitian ini mengindikasikan adanya keterbatasan yang serius dalam menggunakan hasil studi TIMSS untuk membandingkan negara-negara peserta studi. Oleh karena itu, bukti-bukti empiris lainnya sangat diperlukan sebelum hasil studi TIMSS 2007 dapat digunakan dengan bermakna sebagai dasar penelitian.

The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) aims to provide a broad perspective for evaluating and improving education. This assessment also ranks the participant countries based on their performance and makes inferences about factors affecting achievement and learning. However, the study may not function as it was expected because of differences in curricular, cultural, or language settings among countries. Consequently, this challenges assumptions about measurement equivalency. The present study aims to assess the equivalency of mathematics items on the TIMSS (2007) study across Australian and Indonesia. Students? responses were subjected to Rasch analysis to determine DIF items. The results revealed that many items of mathematics tests are problematic because they showed significant bias. The study also found that Australian students performed better and found mathematics items on the test easier than their Indonesian counterparts did. Several factors such as curricular differences, methods used to solve mathematics problems, availability of textbooks and teachers? quality might explain the existence of DIF between the countries. These findings indicate that serious limitations of using TIMSS results in comparing the performance of students across countries. Thus, further empirical evidence is needed before TIMSS 2007 results can be meaningfully used in research."
STKIP Bina Bangsa Getsempena. Mathematics Department, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriati
"The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) aims to provide a broad perspective for
evaluating and improving education. This assessment also ranks the participant countries based on their performance
and makes inferences about factors affecting achievement and learning. However, the study may not function as it was
expected because of differences in curricular, cultural, or language settings among countries. Consequently, this
challenges assumptions about measurement equivalency. The present study aims to assess the equivalency of
mathematics items on the TIMSS (2007) study across Australian and Indonesia. Students’ responses were subjected to
Rasch analysis to determine DIF items. The results revealed that many items of mathematics tests are problematic
because they showed significant bias. The study also found that Australian students performed better and found
mathematics items on the test easier than their Indonesian counterparts did. Several factors such as curricular
differences, methods used to solve mathematics problems, availability of textbooks and teachers’ quality might explain
the existence of DIF between the countries. These findings indicate that serious limitations of using TIMSS results in
comparing the performance of students across countries. Thus, further empirical evidence is needed before TIMSS 2007
results can be meaningfully used in research.
The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) bertujuan menyediakan perspektif yang luas
dalam mengevaluasi dan meningkatkan mutu pendidikan. TIMSS juga merangking negara-negara peserta studi
berdasarkan kemampuan serta membuat prediksi tentang faktor-faktor yang memengaruhi capaian belajar siswa
mereka. Akan tetapi, karena perbedaan kurikulum, budaya atau bahasa dari negara-negara tersebut, TIMSS ini tidak
berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Akibatnya, kondisi ini menantang asumsi-asumsi tentang pengukuran yang
ekuivalen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keekuivalenan soal-soal matematika dari studi TIMSS 2007 dengan
menggunakan jawaban siswa Australia dan Indonesia. Rasch analisis digunakan untuk menemukan soal-soal yang bias.
Hasil analisis menujukkan bahwa banyak soal matematika dalam studi TIMSS 2007 bermasalah karena soal tersebut
memperlihatkan bias yang signifikan. Penelitian ini juga menemukan bahwa kemampuan siswa Australia lebih baik dari
siswa Indonesia. Soal matematika terlihat lebih mudah bagi siswa Australia dibandingkan bagi siswa Indonesia.
Perbedaan kurikulum sekolah, metode dalam pemecahan masalah dan ketersediaan buku dan kualitas guru diduga
sebagai faktor penyebab munculnya DIF item. Temuan-temuan dalam penelitian ini mengindikasikan adanya
keterbatasan yang serius dalam menggunakan hasil studi TIMSS untuk membandingkan negara-negara peserta studi.
Oleh karena itu, bukti-bukti empiris lainnya sangat diperlukan sebelum hasil studi TIMSS 2007 dapat digunakan
dengan bermakna sebagai dasar penelitian."
STKIP Bina Bangsa Getsempena. Mathematics Department, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fawziana Ratna Mustika
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbania Fitriani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T38581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Permasari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Istiani
"Differential Item Functioning (DIF) berdasarkan gender menjadi topik utama dalam penelitian terhadap tes baterai multibakat Differential Aptitude Test (DAT). Dalam buku manual DAT edisi ke-5, (1974) disebutkan terdapat perbedaan penormaan terhadap kelompok siswa laki-laki dan siswa perempuan, terutama pada subtes penalaran mekanik. Penelitian ini dilakukan terhadap sampel siswa SMU swasta di Yogyakarta. Sampel diambil dari kelas 1 dan kelas 2. Diantara 5 SMU tersebut terdapat 3 sekolah khusus yaitu satu khusus siswa laki-laki pada kelas 1 dan 2 khusus siswa perempuan pada kelas 2. Analisa karakteristik psikometrik secara umum dilakukan dengan Item and Test Analysis (ITEMAN). Analisa keberadaan DIF berdasarkan gender menggunakan metode Item Response Theory (IRT) dengan menghitung nilai chi-Square dan area antara dua item karakteristik survei item yang sama dari kelompok yang berbeda. Software yang digunakan adalah BILOG untuk memperoleh item parameter.
Analisa terhadap keberadaan DIF berdasarkan gender memberikan hasil positif. Indikasi paling kuat terdapat pada subtes penalaran mekanik. Hasil ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam buku manual DAT edisi ke-5, (1974). Hasil pengolahan data menunjukkan juga item-item tidak fit terhadap data, dan item-item yang mengandung DIF. Sejauh ini pengaruh dari kelompok sekolah khusus tersebut terhadap kelompok masing-masing cukup besar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T37971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>