Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38007 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safitri Ristagitania Athar
"Intervensi yang dilakukan pada kelompok pemulung di RT 04/ RW 05 Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Surnedang, Jawa Barat dilakukan untuk mengeluarkan mereka dari siklus kemisldnan. Program intervensi ini diadaptasi dan pcnclitian Malcolm J. Odell, di Nepal (2005), dan rnenggunakan strategi psikologi intervensi sosial. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Seligman’s Cycle of Poverty (1975) dan pcndckatan Appreciative Inquiiy yang dikembangkan oleh Cooperrider (2005). Hasil dari program intervensi ini adalah para pemulung yang tclah mengintemalisasi visi dan mimpi mereka mcnjadi bentuk strategi pefencanaan kegiatan yang sesuai dengan latar belakang mereka, yaitu daur ulang limbah organicmenjadi produk dengan nilai tambahan.

Intervention that held among the scavengers in RT 04/RW 05 Desa Jatisati, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumcdang, West Java, is aimed to break the cycle of poverty they have been thriving on. This intervention programme was adapted from the research of Malcolm J. Odell (2005) in Nepal. India. Psychological and social intervention strategies to analyse the grinding poverty and to enable to break the cycle of poverty were used. The ground theories of the programme were Seligma.n’s cycle of poverty (1975) and Cooperrider's appreciative inquiry (2001). The result showed that they succeed on intemalizing their vision into making strategic action plans that reliable with their conditions, recycling organic waste into a vakue added goods."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34208
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Maulida Zulaichatin
"Stabilitas merupakan salah satu parameter yang menunjukkan sejauh mana bahan organik yang mudah terurai (biodegradable) telah terdekomposisi. Berbagai metode digunakan untuk mengukur tingkat stabilitas bahan organik, diantaranya metode static respiration index (SRI) dan dynamic respiration index (DRI). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik dan menganalisa stabilitas sampel sampel sampah makanan, sampah kebun, sampah organik, sampah kota, sampah buah, limbah pabrik tahu, dan kotoran sapi yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kadar air, volatile solids, rasio C/N, kadar lignin, serta nilai SRI, dan DRI, serta menentukan metode yang tepat untuk pengolahan lanjutan pada sampel limbah organik yang tidak stabil. Penelitian ini menggunakan sampel limbah organik dari 9 tempat yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan nilai SRI dan DRI yang paling tinggi adalah sampel limbah pabrik tahu yaitu sebesar 13,3995 mgO2g-1OM-1h-1 dan 148,3747 mgO2g-1OM-1h-1. Selain itu, sampel yang dikomposkan yaitu limbah pabrik tahu dan kotoran sapi dengan campuran cangkang kelapa dan serabut kelapa selama 14 hari. Hasil pengomposan menunjukkan bahwa persentase efektifitas pengomposan sampel limbah pabrik tahu sebesar 99,94% pada hari ke-3 pengomposan. Sedangkan, pada sampel kotoran sapi persentasenya sebesar 99,17% pada hari ke-7.

Stability is one parameter which shows how far biodegradable organic matter has decomposed. Various methods are used to measure the level of stability of organic materials, including static respiration index (SRI) and dynamic respiration index (DRI) methods. The purpose of this study was to identify the characteristics and analyze the stability of samples of food waste, garden waste, organic waste, municipal waste, fruit waste, tofu factory waste, and cow dung used in research based on water content, volatile solids, C/N ratio, lignin content, also the value of SRI, and DRI, and determine the appropriate method for further processing in unstable organic waste samples. This study uses organic waste samples from 9 different places. The results showed the highest SRI and DRI were tofu factory waste sample which were 13,3995 mgO2g-1OM-1h-1 dan 148,3747 mgO2g-1OM-1h-1. In addition, composted samples are tofu factory waste and cow dung with a mixture of coconut shells and coconut fibers for 14 days The composting results showed that the percentage of composting effectiveness of tofu factory waste samples was 99,94% on the 3rd day of composting. Whereas, on cow dung samples the percentage is 99,17% on the 7th day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Iqbal
"ABSTRAK
Setiap tahun jumlah limbah organik padat selalu bertambah dengan pesat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, perkembangan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Limbah organik tersebut beium bisa ditangani karena dari waktu ke waktu terus meningkat jumlahnya, sementara lahan tempat penampungannya semakin terbatas.
Berbagai upaya untuk mengatasi menumpuknya limbah padat, cair dan gas serta cara penangananya masih terbatas. Penanganan limbah organik padat pada umumnya didasarkan pada tiga sistem yaitu pembuangan, pembakaran dan pengomposan. Dari ketiga cara tersebut, yang paling baik dan secara teknis memang sangat cocok untuk menangani limbah organik padat adalah melakukan daur ulang dengan cara pengomposan.
Mendaur ulang sampah dengan cara pengomposan akan dapat mengurangi jumlah sampah di perkotaan, dengan demikian biaya pengangkutan pun akan berkurang. Dalam proses pembuatan kompos, cacing tanah juga dapat digunakan dalam membantu proses perombakan bahan-bahan organik. Sebagai akibat dari perombakan secara biologis yang dilakukan oleh cacing tanah dan mikroorganisme adalah dihasilkannya casting yang mempunyai kandungan unsur hara.
Untuk mengetahui seberapa jauh peranan cacing tanah dalam proses dekomposisi bahan organik, maka dilakukan penelitian yang secara umum bertujuan untuk mengetahui karekteristik casting hasil pengomposan, dan secara spesifik bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara limbah organik padat dari pasar (sisa sayuran) dengan limbah RPH (isi rumen) yang optimal agar proses pengomposan dengan menggunakan cacing tanah berjalan baik dan casting yang dihasilkan mengandung unsur hara yang tinggi.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan adalah kombinasi antara limbah pasar (sisa sayuran) dengan limbah RPH (isi rumen) yang dibuat bervariasi dalam volumenya dalam 250 gram cacing tanah, yang terdiri dari: (1) PRi - perbandingan antara limbah pasar dengan limbah RPH 100 . 0 dalam 250 gram racing tanah. (2) PR2 = perbandingan antara limbah pasar dengan limbah RPH 75 : 25 dalam 250 gram cacing tanah. (3) PR3 = perbandingan antara limbah pasar dengan limbah RPH 50 : 50 dalam 250 gram cacing tanah, (4) PR4 perbandingan antara limbah pasar dengan limbah RPH 25 .: 75 dalam 250 gram cacing tanah dan (5) PR5 = perbandingan antara limbah pasar dengan limbah RPH 0 100 dalam 250 gram cacing tanah. Rancangan yang digunakan dalam percobaan adalah rancangan acak lengkap ORAL) yang diulang tiga kali.
Limbah arganik padat dari pasar (sisa sayuran) dan limbah RPH (isi rumen) serta campuran antar keduanya dapat dirombak oleh cacing tanah menjadi casting. Limbah Organik padat yang telah berubah menjadi casting dicirikan oleh berubahnya limbah menjadi massa yang remah, berwarna caklat kehitaman, sulit dikenali lagi dari bahan asalnya dan terjadi perubahan sifat-sifat kimianya. Dilihat dari strukturnya, pada perlakuan PR1, PR2 dan PR3 casting yang diperoleh mempunyai struktur remah sedang pada perlakuan PR4 dan PR5 strukturnya padat.
Sifat-sifat biologi limbah yang telah difermentasikan selama dua minggu tetapi belum diberi racing tanah menunjukkan bahwa jenis mikroorganisme yang terdapat pada limbah pasar terdapat juga pada limbah RPH, namun jumlah totalnya berbeda. Sedangkan hasil panen cacing tanah menunjukkan bahwa perlakuan percobaan memberikan pengaruh yang nyata, dan perlakuan yang memberikan bobot cacing tanah paling tinggi adalah pada perlakuan campuran antar limbah pasar dengan limbah RPH dengan perbandingan 50:50.
Sifat-sifat kimia casting yang ditunjukkan oleh kandungan logam beratnya menunjukkan bahwa pada semua perlakuan menghasilkan casting yang mengandung logam berat sangat rendah, jauh di bawah standar lingkungan hidup yang diterapkan di Amerika Serikat (EPA Standard). Demikian juga terhadap kandungan unsur-unsur hara makro (N,P,K.) dan mikro (Fe, Mn, Al, Cu dan Zn) semua perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel yang diamati, kecuali terhadap unsur nitrogen.

ABSTRACT
Solid Organic Waste Utilization Into Casting Through CompostingEvery year the amount of solid organic waste always increase rapidly parallel with increased number of resident, income improvement, industrial development and other activities. Organic waste mentioned can not yet be handle because from time to time always rises its amount, while its receiver site land is more and more limited. Various attempt for overcoming accumulated solid waste, liquid and gaseous waste its handling manner is still limited. Solid organic waste its waste in general is based on three system i.e disposal, burning and composting. Whereas from the three manner mentioned, so the best one and technically is really very suitable for handling of solid organic waste namely making recycle by way of composting.
Recycling waste by means of composting will be able to reduce the amount of waste in urban, thus its transport cost will also decrease. In the compost making process, earthworm can also be used in helping the organic matters 'process of decomposition. So the result of biological decomposition that is made by earthworm and microorganism namely produced casting which has nutrient element content.
To identify what extent is the role of earthworm in the organic matter process of decomposition, then it is made a research which in general aims to know the characteristic of composting product casting, and specially aims to know the ratio between solid organic waste from market (vegetable remnant) to butcher's waste (rumen content) that is optimal so that process of fertilization by using the earthworm runs well and casting that is produced contains high nutrient element.
Materials used in the experiment is the combination between market waste (vegetable remnant) with butcher's waste (rumen content) that is made various in its volume The biological properties of waste that has been fermented during two weeks but not yet given earthworm indicate that type of microorganism which occurs on the market waste occurs also in butcher's waste, yet its total number differs. While earthworm harvest indicates that trial treatment gives obvious effect, and treatment which gives the highest earthworm is in the mixed treatment between market waste and butcher's waste with ratio 50 : 50.
The chemical properties of casting that is indicated by its heavy metal content indicate that in all treatment it produces casting that contain very low heavy metal, far under life environment standard that is practiced in the United States (EPA Standard). Similarly on the macro (N, P, K) and micro (Fe, Mn, Al, Cu and Zn) nutrient elements content all treatments give obvious effect to all variables observed, except to the nitrogen element.
in 25 grams earthworm, which consists of : (1) PR1 = the ratio between market waste to butcher's waste 100 : 0 in 250 grams earthworm; (2) PR2 = ratio between market waste to butcher's waste 75 : 25 in 250 grams earthworm; (3) FR3 ratio between market waste to butcher's waste 50 : 50 in 250 grams earthworm; (4) PR4 = ratio between market waste to butcher's waste 25 : 75 in 250 grams earthworm and (5) PR5 = ratio between market waste to butcher's waste 0 : 100 in 250 grams earthworm. The design used in experiment is completely Randomized Design (CRD) that is repeated three times.
Solid organic waste from market (vegetable remnant) and butcher's waste (rumen content) and the mixture between both can be decomposed by earthworm into casting. Solid organic waste that has changed into casting is characterized by changed waste into crumbed mass, blackish brown in color, hard to be known again from its original material and it occurs the change of its chemical properties. Observed from its structure, in the treatments PR1, PR2 and PR3 casting that is gain has moderate crumb structure and in the treatment PR4 and PR5 its structure is solid or compact.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thesa Siswanto
"Rasio C/N yang dikandung oleh kompos UPS Cipayung masih di bawah nilai yang ditetapkan SNI 19-7030-2004. Faktor yang mempengaruhi rasio C/N kompos UPS Cipayung salah satunya adalah komposisi feedstock pengomposan. Selama ini, proses pengomposan dilakukan hanya dengan mengandalkan feedstock sampah organik UPS Cipayung yang memiliki kadar karbon rendah. Hal ini menyebabkan rendahnya rasio C/N pada kompos yang diproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan berunsur karbon tinggi untuk meningkatkan rasio C/N pada kompos di UPS Cipayung. Bahan yang berunsur karbon tinggi bisa ditambahkan ke dalam feedstock pengomposan untuk membantu meningkatkan rasio C/N. Bahan yang mudah dicari dan digunakan antara lain daun kering dan sabut kelapa. Oleh karena itu, bahan tersebut dapat ditambahkan ke dalam feedstock sampah organik UPS Cipayung agar rasio C/N meningkat. Variasi komposisi dalam penelitian ini adalah campuran sampah organik dan daun kering (tumpukan 2), sampah organik dan sabut kelapa (tumpukan 3), serta sampah organik tanpa campuran sebagai kontrol(tumpukan 1). Setelah proses pengomposan selama 90 hari, kompos yang memiliki rasio C/N paling baik sesuai dengan SNI 19-7030-2004 adalah kompos dengan campuran feedstock sabut kelapa dan sampah organik dengan rasio 13,44.

The C/N ratio in compost produced by UPS Cipayung is having a quality that did not meet with SNI 19-7030-2004 standard. Based on several study, feedstock composition affects duration of compost produced. In UPS Cipayung, composting process was carried only by using feedstock from household waste that contained low carbon and high nitrogen compound. This is one of the reason why compost is having low carbon. The high carbon materials can be added into the feedstock composting to help increasing the C/N ratio. Materials that accessible and usable include dried leaves and coconut coir. Therefore, that material can may be added to organic waste feedstock in UPS Cipayung in order for increasing C/N ratio. Variations in composition of this research is a mixture of organic waste and dry leaves (stacks 2), organic waste and coconut coir (stacks 3), and organic waste only as control (stacks 1). After the composting process for 90 days, the compost that has the best quality in accordance with SNI 19-7030-2004 is compost with a mixture feedstock of coconut coir and organic waste with a C/N ratio 13,44."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S45718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Zahra
"Sampah masih menjadi salah satu masalah di Indonesia. Sejak tahun 2017, volume sampah yang terangkut di Indonesia masih belum memenuhi target, termasuk di Desa Tubanan, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sampah yang terangkut didominasi oleh Sampah Organik sebesar 30-63%. Pengelolaan sampah dengan biokonversi larva Black Soldier Fly dapat menjadi solusi untuk permasalahan sampah di Indonesia, karena dapat mereduksi 80% sampah, tidak berdampak pada kesehatan masyarakat dan tidak menimbulkan bau, selain itu dapat membentuk ekonomi sirkular untuk masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan model pengelolaan sampah organik dengan biokonversi larva Black Soldier Fly berbasis pemberdayaan masyarakat dalam aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dengan perlakuan formula nutrisi pakan yang tepat. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis keuntungan yang didapatkan di antara 3 jenis sampah sebagai formula nutrisi pakan (sampah dari masyarakat, sampah sisa pemotongan ikan, dan sampah campuran dari keduanya). Analisis menggunakan sistem dinamik dan analisis statistik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa model pengelolaan sampah organik dengan biokonversi larva Black Soldier Fly berbasis pemberdayaan masyarakat menggunakan sampah campuran (sampah dari masyarakat yang dapat terolah 100% dan sisa pemotongan ikan) metode pengelolaan sampah yang paling tepat di Desa Tubanan, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Waste is still a problem in Indonesia. Since 2017, the volume of waste transported in Indonesia has yet to meet the target, including in Tubanan Village, Kembangan District, Jepara Regency, Central Java. The transported waste is dominated by organic waste by 30-63%. Waste management with Black Soldier Fly larvae bioconversion can solve the waste problem in Indonesia because it can reduce 80% of waste, does not impact public health, and does not cause odors. Besides that, it can form a circular economy for the community. This research aims to formulate a management model for organic waste with bioconversion of Black Soldier Fly larvae based on community empowerment in environmental, social, and economic aspects, with proper feed nutritional formula treatment. This research was conducted by analyzing the benefits obtained between 3 types of feed nutrition formulas (waste from the community, waste from fish slaughter, and mixed waste from both)—analysis using dynamic systems and statistic analysis. Based on the research that has been done, it was found that the organic waste management model with bioconversion of Black Soldier Fly larvae based on community empowerment using mixed waste (waste from the community that can be processed 100% and fish slaughter residue) is the most appropriate waste management method in Tubanan Village, Kembangan District. , Jepara Regency, Central Java."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Puspita Sari Ika Pratiwi
"Data timbunan sampah Fakultas Teknik di Universitas Indonesia secara keseluruhan mencapai 120,6 kg/hari. Dimana 67 presentase sampah terbesar berasal dari sampah taman. Penumpukan jumlah sampah merupakan masalah lingkungan yang membuat para ahli terus mengembangkan teknologi yang tepat untuk mencari alternatif dalam menanggulangi masalah tersebut. Pemanfaatan sampah organik menjadi bahan bakar berupa pelet menjadi salah satu teknologi yang menjanjikan. Pelet telah menjadi komuditas yang mendunia. Pada tesis ini dilakukan pengujian skala laboratorium dalam pembuatan pelet dari bahan baku sampah organik yang terdapat di Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan menguji karakteristik dari produk pelet yang dihasilkan tersebut. Pembuatan pelet menggunakan alat cetak manual.
Dari pengujian didapatkan komposisi bahan baku yang optimum yaitu daun 10, ranting 80 dan serabut 10, nilai kalor 3772,166 cal/gram, ukuran ayakan 80 mesh, tekanan 70 kg/cm2 dan diketahui karakteristik dari produk pelet adalah panjang 20,7 mm, diameter 6 mm, massa 0,74 gram, kerapatan 1,264 g/cm3, kadar air 9.06, zat terbang 72.62, kadar abu 13.29, kadar karbon terikat 14.90 dan ketahanan 83, serta nilai energi aktivasi devolatilisasi pada campuran daun 10, ranting 80 dan serabut 10 adalah 114,999 kJ/mol, nilainya lebih kecil daripada energi aktivasi devolatilisasi bahan baku, maka campuran bahan baku memiliki laju reaksi yang lebih cepat.Kata kunci: sampah organik, pelet, karakteristik pelet.

Total waste data in Engineering Faculty Of Universitas Indonesia was record at 120.6 kg day. Where 67 of the largest percentage of waste comes from garden waste. The build up of waste amounts is an environmental problem that keeps experts on developing the right technology to find alternatives in trackling the problem. Utilization of organic waste into fuel in the form of pellets become one of the promising technology. Pellet has become a worldwide commodity. In this thesis, laboratory scale testing is done in making pellets from organis waste raw materials contained in the Engineering Faculty Of Universitas Indonesia and test the characteristic of the pellet product. Making pellets using manual printing tools.
From the test, it was found that the composition of the optimum raw material is 10 leaf, 80 branch and 10 coconut fiber, calorific value 3772.166 cal gram, sieve size 80 mesh, pressure 70 kg cm2 and known characteristic of pellet product is length 20.7 mm, diameter 6 mm, mass 0.74 gram, density 1.264 g cm3, water content 9.06, volatile matter 72.62, ash 13.29, fixed carbon 14.90 and durability 83 and devolatilization activation energy value at mixture 10 leaf, 80 branch and 10 coconut fiber were 114.999 kJ mol, the value was smaller than the activation energy of devolatilization of raw material, then the raw material mixture has a faster reaction rate.Keywords organic waste, pellets, pellet characteristic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Komposisi sampah yang didominasi oleh sampah organik akan menjadi masalah besar apabila tidak ditangani dengan baik, tidak hanya dalam pengelolaan sampah yang ada akan tetapi juga pengurangan sampah yang dibuang ke pengolahan sampah akhir terutama berkaitan dengan masalah pencemaran lingkungan akibat penumpukan sampah. Di sinilah dibutuhkan solusi pemecahan yang mengarah pada pemanfatan teknologi sebagai upaya untuk menciptakan keadaan lingkungan yang sehat, bersih, dan bisa memberikan keuntungan dari sisi ekonomis. Dari sudut pandang lain, sebenarnya sampah rumah tangga apabila dikelola dengan baik, memiliki potensi ekonomis karena dapat dimanfaatkan untuk dijadikan kompos. Pengelolaan sampah ini bisa dilakukan pada skala ekonomis dalam area pengelolaan tingkat Rukun Tetangga (RT) maupun skala komunal setingkat lingkungan Rukun Warga (RW), bahkan bisa diperluas hingga tingkat pedusunan/kelurahan. Masalah utama yang yang dihadapi mitra saat ini adalah belum meratanya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan sampah yang selama ini mereka hasilkan (terutama sampah organic) menjadi sesuatu yang bermanfaat dan dapat menciptakan nilai tambah bagi keluarga. Selain itu juga kurangnya sosialisasi dan arahan kepada masyarakat menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap program yang dilaksanakan pemerintah terutama program Kampung Berkebun yang telah dilaksanakan di tingkat Rukun Warga (RW). Untuk itu, perlu dilakukan upaya pendampingan masyarakat dalam mengelola sampah terutama sampah organik rumah tangga dan memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan urban farming. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan (a) meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara pengolahan sampah organik rumah tangga, (b) meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos dengan beberapa teknik pembuatan kompos, (c) meningkatkan kemampuan masyarakat dalam urban farming (pertanian urban) sehingga dapat merespon dengan baik program pemerintah yang telah ada selama ini (program kampung berkebun), serta (d) mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat mitra menjadi kegiatan produktif dan bernilai ekonomis."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andreana Ayu Yolanda Tamba
"Pengembangan kawasan Pasar Baru menyebabkan peningkatan produksi sampah organik terutama sampah dari sektor hunian dan komersial berupa perhotelan, cafe, pasar, restoran dan pusat kuliner. Untuk merespon peningkatan produksi sampah organik tersebut, distrik 2 sebagai Transit Supportive Area menyediakan fasilitas berupa pusat pengolahan sampah organik secara terpusat. Selain penyediaan fasilitas pengolahan sebagai usaha penanganan sampah, untuk mendukung program Reviving Pasar Baru dalam pencapaian 30% ruang terbuka hijau baru berkualitas tinggi , dikemas menarik dengan adanya pusat urban farming (edible plants) yang kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu ruang publik pasca pandemi covid-19, titik edukasi pengolahan sampah organik dan urban farming pada kawasan dan mendukung usaha edukasi terhadap masyarakat dalam menjaga lingkungan sekaligus usaha peningkatan kualitas di sektor perekonomian dan pangan.

The development of the Pasar Baru led to an increase in organic waste, especially organic waste from the residential and commercial sectors such as hospitality, cafes, markets, restaurants, and culinary centers. To respond to the enhancement of organic waste, district 2 as Transit Supportive Area provides facilities of an organic waste management center. In addition to the provision of processing facilities as organic waste management, to support the Reviving Pasar Baru program in providing 30% of new high-quality green open space, it is attractively showed by the integrating urban farming (edible plants) which is then used as one of public space after the covid-19 pandemic, the educational points of organic waste processing and urban farming in Pasar Baru, and educational facility to support efforts to the community in maintaining the environment as well as efforts to improve quality in the economic and food sectors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Prabha Pradnya Kani
"DKI Jakarta merupakan provinsi terpadat di Indonesia dengan produksi sampah hingga 3,11 juta ton pada tahun 2022. Komposisi sampah terbesar adalah sampah organik, sehingga penanganannya penting untuk dilakukan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah pengomposan vermi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil kompos dari pengomposan vermi dan potensi penurunan massa sampah organik akibat pengomposan vermi. Penelitian ini dilakukan di TPS 3R Sadar Raya dengan metode kuantitatif melalui pendekatan eksperimental yang melibatkan persiapan reaktor, bedding, feedstock, serta pelaksanaan pengomposan vermi. Hasil dari kompos vermi akan dibandingkan dengan hasil kompos caspary di TPS 3R Sadar Raya berdasarkan standar SNI 19-7030-2004 dan Permentan No. 11 Tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kontrol harian, pengomposan vermi berjalan baik dengan pH, kadar air, dan suhu pada rentang optimal. Kompos vermi juga menunjukkan warna dan bau seperti tanah. Namun, berdasarkan hasil uji laboratorium, hasil kompos vermi belum memenuhi parameter kadar air, C-organik, rasio C/N, pH, P2O5, dan K2O berdasarkan kedua standar. Maka, kompos vermi dinyatakan belum matang dan belum stabil apabila dibandingkan dengan hasil kompos caspary, sehingga perlu dilakukan penambahan waktu dari proses pengomposan dan proses curing ataupun penambahan variasi feedstock dengan kotoran hewan ternak.

DKI Jakarta is Indonesia's most populous province, generating up to 3,11 million tons of trash by 2022. Organic waste makes up the majority of waste, so it must be managed properly. One option is to compost using the vermi technique. As a result, the purpose of this study was to assess the compost production from vermi composting as well as the potential decrease in organic waste mass caused by vermi composting. This study was carried out at TPS 3R Sadar Raya utilizing a quantitative method combined with an experimental strategy that included the preparation of reactors, bedding, feedstock, and vermi composting. The results of vermi compost will be compared to the results of caspary compost at TPS 3R Sadar Raya using SNI 19-7030-2004 and Permentan 11/2007. The results showed that, based on daily management, vermi composting is performing well, with pH, moisture content, and temperature within the ideal range. In addition, vermi compost exhibited soil-like color and odor, indicating maturity. However, laboratory test findings show that the vermi compost does not meet the moisture content, C-organic, C/N ratio, pH, P2O5, and K2O criteria specified in SNI 19-7030-2004 and Permentan 11/2007. As a result, vermi compost is considered immature and unstable when compared to caspary compost, necessitating an extension of the composting and curing processes, as well as the addition of feedstock variations such as cattle manure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masayu Nadiya Zikrina
"Penggunaan sampah sebagai sumber energi dapat menjadi solusi untuk mengatasi peningkatan kebutuhan energi di Indonesia. Akan tetapi, penggunaan sampah organik sebagai energi dibatasi oleh tingginya kadar air sampah. Biodrying merupakan suatu metode pengurangan kadar air sampah dengan menggunakan proses biologis. Studi ini menginvestigasi pengaruh variasi ukuran sampah dalam metode biodrying. Eksperimen dilakukan pada 3 buah reaktor skala lab dengan spesifikasi yang sama. Feedstock reaktor merupakan sampah organik dengan komposisi 50 sampah sayuran dan 50 sampah halaman.
Feedstock dicacah secara manual menjadi 3 variasi ukuran, yaitu 10 ndash; 40 mm, 50 ndash; 80 mm, dan 100 ndash; 300 mm. Eksperimen dilakukan selama 21 hari. Setelah 21 hari, ditemukan bahwa feedstock dengan ukuran 100 ndash; 300 mm memiliki kadar air paling rendah, yaitu sekitar 51 , dan kadar volatile solid sekitar 74,29. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh free air space yang lebih tinggi. Nilai kalor akhir didapatkan sebesar 3286,67 kkal/kg.

The use of municipal solid waste as energy source can be a solution for Indonesia rsquo s increasing energy demand. However, its high moisture content limits the use of organic waste as energy. Biodrying is a method of lowering wastes rsquo moisture content using biological process. This study investigated the effect of wastes rsquo particle size variations on biodrying method. The experiment was performed on 3 lab scale reactors with the same specifications. Organic wastes with the composition of 50 vegetable wastes and 50 garden wastes were used as substrates.
The feedstock was manually shredded into 3 size variations, which were 10 ndash 40 mm, 50 ndash 80 mm, and 100 ndash 300 mm. The experiment lasted for 21 days. After 21 days, it was shown that the waste with the size of 100 ndash 300 mm has the lowest moisture content, which is 50.99, and the volatile solids content is still 74,29. This may be caused by the higher free air space of the reactor with the bigger sized substrate. The output NHV is 3286,67 kcal kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>