Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdurrahman Wahid
"Skripsi ini membahas tentang perencanaan jaringan FTTH di setiap gedung di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Fiber to the Home (FTTH) merupakan suatu format transmisi sinyal optik dari pusat penyedia layanan ke kawasan pengguna dengan menggunakan fiber optik sebagai media penghantaran. Teknologi FTTH mampu memberikan layanan Triple Play Service dengan bandwidth dan bit rate yang tinggi.Fakultas Teknik Universitas Indonesia terdiri dari 7 departemen dan memiliki 12 gedung dengan jumlah mahasiswa,dosen, dan karyawan sebanyak 5162 orang. Kebutuhan Triple Play Service di FTUI terdiri dari 1591 port akses internet, audio, dan video. Hasil rancangan jaringan FTTH membutuhkan perangkat GPON OLT 1 buah, ODC port 96 1 buah, ODP port 12 4 buah, ODP port 24 1 buah, ONU sebanyak 53 buah.Hasil perhitungan power link budget memperlihatkan bahwa perancangan jaringan FTTH ini memenuhi standar dan mampu meningkatkan bandwidth.

This thesis discusses the design FTTH networks over the building in Engineering Faculty Universitas Indonesia. Fiber to the Home (FTTH) is a format of an optical signal transmission from the provider to the user using optical fiber as a transmission medium. FTTH provide wide bandwidth and high bit rate of Triple Play Service. Engineering Faculty has 7 departements and 12 buildings including 5162 people who study and work there. Engineering Faculty has 1591 ports Triple Play Service contain of internet access, telephone, and video. The design uses 1 GPON OLT, 1 ODN port 96, 4 ODP port 12, 1 ODP port 24, and 53 ONU. Design of FTTH network shows acceptable link power budget and wide bandwidth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoppi Margianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Izzuddin Laksono
"Penanganan lucutan korona dan efeknya pada saluran transmisi saat ini masih bergantung pada hasil inspeksi lapangan yang memerlukan waktu serta tenaga banyak sehingga dapat dikembangkan sistem untuk pemantauan keadaan jarak jauh. Lucutan korona menyebabkan perubahan temperatur pada permukaan material dikarenakan adanya perubahan koefisien transfer panas. Apabila kondisi uji lucutan korona memenuhi kondisi agar pemanasan joule dan pemanasan matahari dapat diabaikan maka faktor penentunya adalah radiasi panas pada material uji. Radiasi panas tersebut menyebabkan turunnya temperatur akibat timbulnya angin ionik. Serat kisi Bragg merupakan salah satu sensor optik yang banyak digunakan untuk mendeteksi perubahan temperatur. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dirancang model simulasi sensor temperatur menggunakan serat kisi Bragg. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak OptiSystem. Hasil simulasi menghasilkan rangkaian dengan hubungan antara temperatur dan panjang gelombang terbaca linear dengan spektrum memiliki pusat gelombang yang jelas, side lobe diatas -20 dB serta bandwidth mencakup rentang temperatur yang ingin diuji berdasarkan literatur.

Nowadays, corona discharge inspection is done by visual inpection which cost much time and energy therefore it is necessary to develop remote sensing system to monitor the phenomenon. But before that, proof of concept for monitoring corona discharge must be proven. Corona discharge causes change in temperature on a material surface because of the changing in conductor heat coefficient. If the experiment fulfil specific condition, effect of joule heating and solar heat can be ignored and radiated heat is the only factor that should be considered in the change of heat transfer coefficient. Fiber Bragg grating is one of optical sensor used to sense change of temperature. In this study, a temperature sensor simulation model was designed using fiber Bragg grating. Simulation was done on OptiSystem software. Simulation result will be used to predict the wavelength read on optical spectrum analyzer based on past experiment data. The simulation resulted on differentiable center wavelength, side lobe more than -20 dB, and bandwidth that covered the desired temperature range."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardy Lukius
"Jaringan Serat Optik Palapa Ring Paket Tengah pada area Proyek 5 merupakan area yang sering mengalami insiden serat optik putus yang menyebabkan kualitas serat optik menjadi turun. Padahal area ini paling diminati oleh pelanggan dari sisi komersial sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas jaringan serat optik. Pada laporan praktek keinsinyuran ini diajukan rencana perbaikan area Proyek 5 yang difokuskan pada satu segmen yaitu segmen Tentena – Petasia.
Kegiatan perbaikan dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang dapat dijadikan bahan analisis. Data diambil dari hasil pengukuran di lapangan menggunakan alat ukur OPM, OTDR, dan melalui sistem NMS. Data kemudian diolah dan dianalisis sehingga didapatkan titik di mana saja diperlukan perbaikan. Kemudian dibuat rekomendasi dan estimasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan perbaikan.
Rekomendasi perbaikan yang diberikan terdiri dari sembilan titik perbaikan dengan total estimasi anggaran perbaikan sebesar 48,550,913 rupiah. Dua dari sembilan rekomendasi perbaikan telah dikerjakan sehingga persentase perkembangan perbaikan yaitu 11,1 %

Palapa Ring Middle Fiber Optic Network in Project 5 area is an area that often experiences fiber optic break incidents which causes the optical fiber quality to decrease. This area is most in demand by customers from the commercial side, so improvements need to be made to improve the quality of the fiber optic network. In this report, an improvement plan for the Project 5 area is proposed, which focuses on one segment, namely the Tentena – Petasia segment.
Repair activities are carried out by first collecting data that can be used as author's analysis material. Data is taken from the results of measurements in the field using OPM, OTDR, and through the NMS system. The data is then processed and analyzed so that points are obtained where improvements are needed. Then the authors make recommendations and budget estimation for the implementation of repair activities.
The recommendations for improvement given by the author consist of nine points of improvement with a total estimated repair budget of 48,550,913 rupiah. Two of the nine recommendations for improvement have been carried out so that the percentage of improvement progress is 11.1%
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Widyakinanti
"Pada penelitian ini dilakukan rancang bangun sensor microbending serat optik untuk memantau respirasi yang dapat menampilkan pola respirasi secara real time dalam bentuk grafik. Sensor respirasi bekerja berdasarkan prinsip rugi daya akibat microbending pada serat optik yang diintegrasikan pada karet elastis. Alat pemantau respirasi dilengkapi dengan mikrokontroler PIC18F14K50.
Dari hasil pengujian ditunjukkan bahwa alat pemantau respirasi dapat menampilkan berbagai macam pola pernafasan pada manusia dalam berbagai posisi dan jenis kegiatan secara real time, seperti menahan nafas, pernafasan normal, pernafasan dalam, dan pernafasan cepat.

In this research, the fiber optic microbending sensor for respiratory monitoring able to display respiratory pattern's graph in real time has been developed. This sensor works based on power loss due to fiber optic microbending that integrated with elastic textiles. This respiratory monitoring system equipped with PIC18F14K50 microcontroller.
The results showed that this respiratory monitoring system able to display human's breathing patterns for different positions and types of activities in real time, such as breath-holding, normal, deep, and rapid breathing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Priyanto
"HFC adalah singkatan dari Hybrid Fiber Coax. Pada dasarnya HFC adalah suatu perangkat yang digunakan untuk jaringan telekomunikasi dan merupakan penggabungan dari teknologi fiber optic, optoelektronik dan teknologi kabel coaxial tradisional sehingga merupakan suatu teknologi "hybrid". Saat ini penggunaan HFC dalam jaringan telekomunikasi mendapat perhatian yang besar karena secara teoritis memungkinkan penyediaan berbagai service secara sekaligus (multiservice) seperti telephony, Internet, cable TV dan Video-On-Demand (VOD). Kemampuan jaringan HFC untuk menyalurkan layanan voice merupakan peluang bisnis bagi operator-operator TV Kabel, termasuk operator-operator TV Kabel di Indonesia. Tapi di sisi lain, peluang untuk menyalurkan layanan voice pada jaringan HFC merupakan ancaman bagi operator layanan voice yang selama ini telah ada, khususnya bagi PT.Telkom yang saat ini masih menguasai layanan voice terbesar di Indonesia. Jadi bukan tidak mungkin di tahun-tahun mendatang akan banyak pelanggan telepon eksisting beralih ke operator TV Kabel lain (yang bukan milik PT.Telkom) untuk mendapatkan layanan voice. Saat ini jaringan HFC telah dikembangkan sehingga mempunyai bandwidth jaringan sebesar 862 MHz dan dapat memberikan layanan yang bersifat distributif (TV dan radio FM Broadcast) dan interaktif (VOD, data, dan telepon). Alokasi frekuensi layanan interaktif yang disediakan pada jaringan HFC baik untuk upstream (5-65MHz) maupun downstream (550-862). Dengan tingkat penetrasi untuk layanan data 20%, layanan telepon 100% dan layanan video on demand 10%, bandwidth yang terpakai hanya 7,1% dari total alokasi frekuensi upstream untuk layanan data, telepon dan video on demand. Dan dari total kebutuhan bandwidth sebesar 4,26 MHz dalam satu boundary area fiber node, maka dapat diperkirakan kebutuhan fiber node paling optimal dalam sate servis area, yaitu sekitar 14 fiber node."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Crisp, John
Jakarta: Erlangga, 2008
621.36 CRI it (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Justin Indradjaya
"Pada era yang modern ini, perkembangan teknologi terus meningkat dengan pesat tertuama pada wilayah modern seperti kota mentropolitan. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin digital dan terhubung terhadap berbagai platform, kebutuhan akan teknologi sistem telekomunikasi dengan kapabilitas yang tinggi semakin meningkat. Teknologi hibrida antara serat optik dengan FSO (Free Space Optic) merupakan salah satu solusi yang mula diimplementasikan terutama pada wilayah metropolitan untuk menjawab tantangan kebutuhan sistem telekomunikasi yang berkapabilitas tinggi. Penelitian ini akan berpusat pada peningkatan dan pengembangan dari sistem hibrida Fiber-FSO. Terdapat beberapa metoda yang digunakan pada penelitian ini guna meningkatkan performa dan kapabilitas dari jaringan Fiber-FSO. Metoda pertama yang digunakan adalah metoda WDM (Wave Division multiplexing). Metoda ini digunakan untuk melakukan peningkatan terhadap kapasitas dari jaringan penelitian hingga mencapai 80 Gb/s pada empat kanal yang digunakan (193,1-193,4 THz). Desain jaringan penelitian yang dilakukan dapat menempuh jarak hingga 10 km serat optik pada setiap sisi jaringan dan 10 km pada jarak tempuh media FSO. Hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkan dua metoda yaitu metoda amplifikasi EDFA dan penyaringan dari FBG. Penelitian ini melakukan proses penempatan komponen amplifikasi yang strategis untuk meningkatkan performa dari jaringan terutama pada jarak yang jauh. Penelitian ini juga melakukan proses penyaringan sinyal yang dimiliki dengan komponen FBG sebagai bentuk dari penanggulangan terhadap dispersi yang terjadi selama proses transmisi data.Penelitian ini melakukan uji coba desain jaringan yang dimiliki terhadap beberapa kondisi yaitu kondisi atenuasi media FSO normal (0,2-1 dB/km) dan terhadap beberapa kondisi cuaca seperti kondisi cuaca berkabut dan hujan. Performa jaringan yang dimiliki akan diukur bedasarkan standar nilai Q Factor lebih besar dari 6 dan BER minimal lebih kecil dari 10-9. Pada kondisi normal, jaringan dapat mencapai nilai Q Factor lebih dari 6,78 dan BER minimal lebih kecil dari 10-9. Jaringan pada penelitian ini mengalami penurunan performa terutama pada kondisi cuaca ekstrim. Penurunan performa yang dialami pada kondisi ini berpengaruh terhadap jarak tempuh pada media FSO jaringan. Pada kondisi terburuk yaitu hujan berat, jaringan yang dimiliki mengalami penurunan jarak tempuh media FSO hingga 90 %. Dengan ini, penelitian terhadap jaringan Fiber FSO WDM menemukan bahwa adanya pengaruh faktor atenuasi pada media FSO terutama pada nilai performa dan jarak tempuh FSO. Dapat disimpulkan juga bahwa jaringan dengan metode FBG dan amplifikasi EDFA dapat melakukan peningkatan performa terutama yang dipengaruhi oleh jarak dan atenuasi.

In this modern era, technological development is rapidly increasing, especially in metropolitan areas. With the growing advancement of technology that is increasingly digital and connected across various platforms, the demand for high-capacity telecommunications systems is rising. The hybrid technology between optical fiber and FSO (Free Space Optics) is one of the solutions being implemented, particularly in metropolitan areas, to address the challenges of high- capacity telecommunications systems. This research focuses on enhancing and developing the hybrid Fiber-FSO system. Several methods are employed in this research to improve the performance and capabilities of the Fiber-FSO network. The first method used is WDM (Wave Division Multiplexing). This method is used to increase the network's capacity to reach 80 Gb/s on four channels (193.1-193.4 THz). The network design developed can cover a distance of up to 10 km of optical fiber on each side of the network and 10 km on the FSO medium distance. This is achieved by utilizing two methods: EDFA amplification and FBG filtering. The research strategically places amplification components to enhance network performance, especially over long distances. It also filters signals using FBG components to mitigate dispersion during data transmission.The research tests the network design under several conditions: normal FSO medium attenuation (0.2-1 dB/km) and various weather conditions such as foggy and rainy weather. Network performance is measured based on a Q Factor value greater than 6 and a minimum BER of less than 10-9. Under normal conditions, the network achieves a Q Factor value of more than 6.78 and a minimum BER of less than 10-9. The network in this research experiences performance degradation, particularly under extreme weather conditions. This performance decline affects the distance covered by the FSO medium of the network. In the worst-case scenario, heavy rain, the network's FSO medium distance decreases by up to 90%. This research on the Fiber FSO WDM network finds that the attenuation factor in the FSO medium significantly impacts the network's performance and distance coverage. This affects the network design, especially under high attenuation conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Priyo Hutomo
"Penggelaran jaringan fiber optic saat ini sedang pesat pesatnya dilakukan di hampir seluruh wilayah Indonesia, khususnya di kota Depok. Modernisasi infrastruktur terus dilakukan oleh operator dan provider telekomunikasi. Untuk mendukung semua aplikasi digital dengan media transmisi Fiber Optik. Potensi yang sangat besar di Depok dengan berbagai bidang menjadi sangat menarik investasi dan penggelaran jaringan telekomunikasi termasuk didalamnya. Buruknya lingkungan terdampak galian, estetika yang rendah dengan banyak tiang, waktu penggelaran lama dan biaya mahal menjadi masalah utama. Penggunaan Blown Fiber diharapkan menjadi solusi terbaik dengan metode penggelaran Burial, Aerial, dan Kombinasi yang bisa saling melengkapi. Analisis Benefits Cost Ratio Analysis, Sensitivitas Fungsi Biaya Investasi
dan Rekomendasi Faktor Penggelaran Ideal dengan parameter Lingkungan, Cost Benefit, Trend dan Kebaruan Teknologi menjadi bahasan penelitian. Kelayakan 3 metode penggelaran, blown fiber sebagai solusi penggelaran utama dan potensi Ducting yang belum teroptimalisasi.

The deployment of fiber optic networks is currently undergoing rapid growth in almost all regions of Indonesia, especially in the city of Depok. Infrastructure modernization continues to be carried out by telecommunications operators and providers. to support all digital applications with Fiber Optic transmission media. The huge potential in Depok with various fields has become very attractive for investment and deploying telecommunications networks including. Poor environmental impacted by excavation, low aesthetics with many poles, long deployment time and high costs are the main problems. The use of Blown Fiber is expected to be the best solution with Burial, Aerial and Combination methods that can complement each other. Benefits Analysis Cost Ratio Analysis, Sensitivity of Investment Cost Functions and Recommendations for the Ideal Performance Factor with Environmental, Cost Benefit, Trend and Technology Novelty parameters are the research topics. The feasibility of 3 deployment methods, blown fiber as the main deployment solution and the potential for ducting that has not been optimized."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi Zaky Aulia
"Serat optik ialah media transmisi telekomunikasi yang mempunyai bandwidth serta bit rate yang besar sehingga sanggup penuhi kebutuhan layanan data dikala ini dengan kehandalan serta efisiensi yang besar. Aplikasi serat optik terus menjadi luas serta sudah mencakup jaringan dasar laut, jaringan terestrial, jaringan lingkup metropolitan serta regional, maupun jaringan berskala kecil. Sistem komunikasi serat optik mempunyai 2 fakor yang mempengaruhi mutu unjuk kerja jaringannya ialah aspek internal serta aspek eksternal. Aspek internal dan eksternal tersebut bisa merendahkan mutu unjuk kerja dari serat optik yang digunakan dan bisa memunculkan redaman dan rugi-rugi transmisi yang lain. Selaku upaya buat mencegah penuruan mutu sesuatu jaringan secara tiba- tiba serta signifikan, butuh dicoba kegiatan maintenance secara berkala semacam pengukuran mutu layanan jaringan kabel serat optik yang terjadwal. Aktivitas maintenance tersebut bisa menolong memastikan keputusan kenaikan kapasitas jaringan. Salah satu parameter mutu layanan yang kerap dicoba pengukuran merupakan redaman transmisi serta energi sinyal yang diterima (power receive). Riset ini mengkaji tentang meningkatkan kapasitas bandwidth milik PT PLN Icon Plus regional Sumatera Bagian Tengah pada saat terjadi anomali jaringan, yaitu koneksi internet lambat pada link Panam – Rayon Panam, serta hasilnya akan digunakan untuk implementasi Advanced Metering Infratructure (AMI). Sampel yang diambil dari salah satu pelanggan menunjukkan hasil pengukuran kecepatan internetnya sebesar 4-5 Mbps saja, sedangkan layanan yang diambil adalah 10 Mbps. Hasil pengecekkan pada sisi up-link ke OLT Rayon panam ditemukan output data sudah mendekati kapasitasnya, yaitu sebesar 940.919.000 bits/sec atau 0.9 Gb/sec. Meningkatkan kapasitas bandwidth  dilakukan dengan pemindahan port OLT pada sisi up-link  dari port gigabit ethernet ke port tengigabit ethernet, lalu mengganti SFP tipe SR dengan SFP ER serta penambahan attenuator serat optic sehingga didapat hasil speed test di sisi pelanggan telah kembali sepertinya semula, 10 Mbps. Serta hasil implementasi  AMI menunjukkan OpEx yang timbul sekitar Rp. 1.250.000,-. Sedangkan CapEx sebesar Rp. 1.468.000,-.

Optical fiber is a telecommunications transmission medium that has a large bandwidth and bit rate so that it can meet the needs of today's data services with great reliability and efficiency. Optical fiber applications continue to be broad and have included seabed networks, terrestrial networks, metropolitan and regional scope networks, and small-scale networks. Optical fiber communication systems have 2 factors that affect the quality of network performance, namely internal aspects and external aspects. These internal and external aspects can degrade the performance quality of the optical fiber used and can cause attenuation and other transmission losses. As an effort to prevent sudden and significant deterioration in the quality of a network, it is necessary to try regular maintenance activities such as scheduled fiber optic cable network service quality measurements. These maintenance activities can help ensure network capacity increase decisions. One of the quality of service parameters that is often measured is transmission attenuation and received signal energy (received power). This research examines increasing the bandwidth capacity of PT PLN Icon Plus in the Central Sumatra region during network anomalies, namely slow internet connections on the Panam - Rayon Panam link, and the results will be used for the implementation of Advanced Metering Infratructure (AMI). The sample taken from one of the customers shows the measurement results of the internet speed of 4-5 Mbps only, while the service taken is 10 Mbps. The results of checking on the up-link side to OLT Rayon panam found that the data output was close to its capacity, which was 940,919,000 bits/sec or 0.9 Gb/sec. Increasing bandwidth capacity is done by moving the OLT port on the up-link side from the gigabit ethernet port to the tengigabit ethernet port, then replacing the SR type SFP with SFP ER and adding fiber optic attenuators so that the speed test results on the customer side have returned to its original appearance, 10 Mbps. And the results of AMI implementation show that the OpEx arising is around Rp. 1,250,000, -. While CapEx amounted to Rp. 1,468,000, -."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>