Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sidauruk, Ingen Augdiga
"Populasi penduduk yang kian bertambah akan meningkatkan jumlah timbulan sampah yang nantinya akan membebani daya tampung TPA. Hal ini juga dirasakan TPA Cipayung yang memiliki luas area 11,6 ha sebagai tempat pemrosesan akhir penduduk Kota Depok. Dikhawatirkan tidak mampu menampung lagi timbulan sampah yang masuk sebesar 1000-1200 m3/hari. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui laju penurunan sampah menggunakan prinsip resirkulasi air lindi terhadap kapasitas dan umur landfill. Feedstock yang diteliti merupakan sampah organik Pasar Kemiri Muka, Kota Depok. Penelitian ini membandingkan lysimeter I menggunakan sistem resirkulasi air lindi dengan lysimeter II sebagai kontrol. Pemberian resirkulasi air lindi berguna untuk proses in situ sehingga sampah lebih cepat terdegradasi. Variasi frekuensi pemberian air lindi dilakukan dalam 4 tahap. Pertama adalah Tahap 0 yakni merupakan tahap yang tidak diberikan penambahan air dan resirkulasi air lindi dalam rentang 0 hingga 8 hari. Tahap 1 yakni ketika resirkulasi air lindi diberikan tiap hari. Kemudian tahap 2 yakni resirkulasi air lindi diberikan satu kali dalam satu minggu. Terakhir adalah tahap 3 yakni resirkulasi air lindi hanya diberikan satu kali dalam dua minggu. Dengan durasi penelitian selama 104 hari, laju penurunan sampah yang dihasilkan lysimeter I yakni sebesar 0,26 cm/hari lebih cepat dibandingkan lysimeter II yakni 0,18 cm/hari. Laju penurunan sampah akan mengakibatkan perubahan volume di landfill. Hal in imenjadi alternatif dalam mengoptimalkan umur landfill lebih lama dibandingkan landfill tanpa resirkulasi air lindi.

Human population will increase the amount of waste generation that would encumber landfill capacity. It also felt by TPA Cipayung which posseses 11,6 ha as the Depok society?s final disposal. Foresightly, it could not be able to hold waste generation which predict 1000-1200 m3/day. The purpose of this study to observe the rate of waste reduction used by leachate recirculation system toward age and capacity landfill. Feedstock that observed in this study were organic waste which has been taken from Pasar Kemiri Muka, Kota Depok. This study was comparing the lysimeter I which used leachate recirculation system and lysimeter II as a control. Provision of leachate recirculation utilitarian for in situ process so that the waste more quickly degraded. Variation of frequency leachate recirculation could devided in 4 stages. Stage 0 has not given the water addition and the leachate recirculation that had range 0 to 8 days. Stage 1, when they had given daily. Then, stage 2 when they had given once a week. The last stage was stage 3 which had given once in two weeks. The rate of waste reduction in the lysimeter I is approximately 0,26 cm/day faster than the lysimeter II is 0,18 cm/day during 104 days. It will affect waste volume in the landfill. The conclusion of this study coul be alternatived for optimizing landfill age more longer than landfill without leachate recirculation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nurhadiyan Alifdiandra
"Pada penelitian ini, permasalahan yang terjadi pada objek penelitian adalah pada tingginya biaya persediaan perusahaan PLTBm. Permasalahan tersebut terjadi karena perusahaan PLTBm cenderung memutuskan untuk melakukan penyimpanan dalam jumlah banyak agar tidak adanya potensi kekurangan feedstock. Hal ini disebabkan karena sulitnya memperoleh feedstock karena terdapat persaingan dengan perusahaan lain yang membutuhkan feedstock untuk kebutuhan pangan, pakan, dan pupuk. Namun besarnya jumlah penyimpanan ini menimbulkan resiko seperti tingginya biaya penyimpanan dan resiko kerusakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan manajemen persediaan adalah melakukan efesiensi keputusan kuantitas pemesanan (Q) dan waktu pesan (T) sehingga diperoleh total biaya persediaan yang minimal. Untuk dapat melakukan hal tersebut, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Mixed Integer Linear Programming (MILP) untuk mendapatkan total biaya persediaan yang minimal. Pada penelitian ini diketahui bahwa terdapat 4 jenis feedstock. Selain itu, jumlah kuantitas pesan (Q) dan waktu pemesanan (T) hasil model mampu meminimalkan total biaya persediaan sebesar Rp5,342,015,000 atau sebesar 22.39% dari kondisi aktual.

In this study, the problem that occurs in the object of research is the high inventory cost of PLTBm companies. This problem occurs due to PLTBm companies that tend to decide to store their feedstock in large quantities so that there will not be a potential shortage of feedstock. However, due to the difficulty of obtaining feedstock since there is competition with other companies that require feedstock for food, feed, and fertilizer needs. Since then, this large amount of storage poses risks such as high storage costs and the risk of damage. One way that can be done to deal with inventory management problems is to make efficient decisions on ordering quantity (Q) and ordering time (T) so that the total cost of inventory reaches its minimum cost. To be able to reach this, the method used in this study is the Mixed Integer Linear Programming (MILP) method to obtain a minimum total inventory cost. In this research, it is known that there are 4 types of feedstocks. In addition, the total order quantity (Q) and ordering time (T) from the model are able to minimize the total inventory cost of Rp5,342,015,000 or equal to 22.39% of the actual condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathya Khalisa Manzis
"Air limbah domestik merupakan air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Untuk mengetahui karakteristik air limbah diperlukan pengujian segera setelah sampel diambil, namun pada realitanya seringkali sampel tidak dapat langsung diuji dan membutuhkan waktu tunggu penyimpanan sebelum diuji di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh waktu tunggu terhadap perubahan konsentrasi dan laju penurunan konsentrasi, serta memprediksi konsentrasi awal berdasarkan perubahan konsentrasi BOD dan COD. Penentuan koefisien laju penurunan dilakukan menggunakan fitur “Trendline” jenis eksponensial dari grafik scatter plot pada Microsoft Excel, sedangkan analisis prediksi konsentrasi awal dilakukan dengan pemodelan menggunakan solusi persamaan diferensial reaksi orde pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi BOD menurun seiring waktu tunggu, sedangkan konsentrasi COD mengalami peningkatan setelah turun terlebih dahulu. Diperoleh rata-rata koefisien laju penurunan BOD sebesar 0,278/hari pada sampel tanpa pengawetan dan 0,13/hari pada sampel dengan pengawetan, sedangkan rata-rata koefisien laju penurunan COD sebesar 0,046/hari pada sampel tanpa pengawetan dan 0,0185/hari pada sampel dengan pengawetan. Hasil pemodelan untuk memprediksi konsentrasi awal BOD reliabel hingga hari ke-2 penyimpanan pada sampel tanpa pengawetan dan hari ke-2,25 penyimpanan pada sampel dengan pengawetan. Sementara itu, hasil pemodelan untuk memprediksi konsentrasi awal COD reliabel hingga hari ke-21 penyimpanan pada sampel dengan pengawetan, namun tidak reliabel sama sekali pada sampel tanpa pengawetan.

Domestic wastewater originates from daily human activities involving the use of water. To determine the characteristics of wastewater, testing is required immediately after sample collection. However, samples often cannot be tested immediately and require a holding period before laboratory testing. This study aims to analyze the impact of holding time on the concentration changes and the degradation rate, as well as to predict the initial concentration based on changes in BOD and COD concentrations. The determination of the degradation rate coefficient was performed using the "Trendline" feature with an exponential type from the scatter plot graph in Microsoft Excel, while the analysis of the initial concentration prediction was conducted through modeling using the solution of the first-order reaction differential equation. The results showed that BOD concentration decreases over the holding time, whereas COD concentration increases after initially decreasing. The average degradation rate coefficient for BOD was found to be 0.278/day in samples without preservation and 0.13/day in preserved samples, while the average degradation rate coefficient for COD was 0.046/day in samples without preservation and 0.0185/day in preserved samples. The modeling results for predicting the initial BOD concentration were reliable up to the 2nd day of storage for samples without preservation and the 2.25th day for preserved samples. Meanwhile, the modeling results for predicting the initial COD concentration were reliable up to the 21st day of storage in preserved samples but not reliable at all in samples without preservation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Ingen Augdiga
"Dengan meningkatnya volume timbulan sampah, maka keterbatasan lahan menjadi permasalahan ketika pengoperasian TPA. Sehingga proses mempercepat proses dekomposisi perlu untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian untuk menginvestigasi pengaruh resirkulasi air lindi terhadap degradasi kualitas sampah dan air lindi pada bioreaktor landfill. Penelitian menggunakan tanki toren yang berisi tiga lapisan dengan berat total 300 kg. Kadar air sampah ditingkatkan dengan resirkulasi lindi 1,5 L dan air 1,4 dengan waktu pengamatan 150 hari. Hasil menunjukan parameter pH lindi yakni 5,43-7,9, rerata reduksi volume sampah mencapai 84,09%, rerata temperatur yakni 29-38,90C, rerata total mikroorganisme (mesofilic) yakni 0,06-468,5x107CFu/gram, rerata rasio karbon dan nitrogen yakni 8,7:1-19,3:1, field capacity yakni 0,47 L/kg, BOD5 yakni 24,5-1899,4 mg/l, COD yakni 2720-41600 mg/l.

As increasing volume of waste generation, land constraints will be problem when landfill already operated. So that rate decomposition of waste must be considered. The purpose of this study is to investigate the impact of leachate recirculation on the degradation of refuse and leachate quality at bioreactor landfill. The study was carried out using columns containing three layers of refuse with total of waste is 300 kg. Water content is improved with injection by flushing with leachate 1,5 L and tap water 1,4 L over 150 days. Results show 5,43-7,9 for pH, 84,09% for average of volume reduction, 29-38,90C for average of temperature, 0,06-468,5x107CFu/gram for mesophilic micro., 8,7:1-19,3:1 for average of carbon and nitrogen ratio, 0,47 L/kg for field capacity, 24,5-1899,4 mg/l for BOD5, 2720-41600 mg/l for COD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gary Alfrits Muntu Adam
"Perlakuan aerasi dan resirkulasi air lindi yang diberlakukan pada bioreaktor landfill dapat mempengaruhi kualitas fisik kimia sampah dan air lindi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh perubahan sifat fisik-kimia sampah terhadap reduksi volume sampah, penyisihan nilai COD dan BOD5, dan perubahan konsentrasi logam berat antara lain logam Fe, Cd, Cu, Zn, Cr, dan Pb. Penelitian akan berlangsung selama 150 hari dan terbagi menjadi 3 tahap. Terdapat dua bioreaktor yang dioperasikan pada penelitian ini, yaitu bioreaktor aerobik dan anaerobik dengan sampel adalah sampah rumah tangga.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ketinggian sampah turun sebesar 63% untuk reaktor aerob dan 62% untuk reaktor anaerobik. Penyisihan nilai COD sebesar 99% terjadi pada reaktor aerobik dan 98% pada reaktor anaerobik. Perubahan konsentrasi logam berat dipengaruhi oleh perubahan pH air lindi dan perlakuan aerasi. Nilai rata-rata konsentrasi tiap logam berat yang diperoleh pada reaktor aerobik adalah 4,29 mg/L untuk logam Fe; 0,84 mg/L untuk logam Cr (VI); 0,12 mg/L untuk logam Cu; 0,04 mg/L untuk logam Cd; 0,77 mg/L untuk logam Zn; dan 0,11 mg/L untuk logam Pb. Sedangkan konsentrasi maksimum tiap logam pada reaktor anaerobik adalah 8,29 mg/L untuk logam Fe; 0,46 mg/L untuk logam Cr (VI); 0,09 mg/L untuk logam Cu; 0,04 mg/L untuk logam Cd; 0,79 mg/L untuk logam Zn; dan 0,10 mg/L untuk logam Pb. Konsentrasi tiap logam berat mulai stabil terhitung sejak hari ke-77 penelitian.

Aeration mode and leachate recirculation affect waste and leachate characteristics. The objectives of this study were to observe the effect of physic and chemical waste properties on the reduction of waste volume, COD and BOD5 removal, and changes in heavy metals concentration, such as Fe, Cd, Zn, Cr, Cu, and Pb. This research was divided into 3 stages over 150 days. This research was carried out using 2 reactors containing household solid waste, namely aerobic and anaerobic bioreactor.
Results showed that the height of waste for each reactor lift down 62%-63%, the COD percentage removal was 98% - 99%. Changing in concentration of heavy metals is affected by aeration and pH leachate. The average concentration of heavy metal obtained in the aerobic bioreactor was 4,29 mg/L for iron; 0,84 mg/L for chromium hexavalent; 0,12 mg/L for copper; 0,04 mg/L for cadmium; 0,77 mg/L for zinc; and 0,11 mg/L for lead. While the maximum concentration for each metal in the anaerobic reacotr was 8,29 mg/L for iron; 0,46 mg/L for chromium hexavalent; 0,09 mg/L for copper; 0,04 mg/L for cadmium; 0,77 mg/L for zinc; and 0,10 mg/L for lead. The heavy metals concentration were stabilized at day 77th."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Saffira
"Pengoperasian bioreaktor landfill dengan resirkulasi air lindi sudah banyak digunakan untuk mempercepat stabilisasi sampah. Namun, komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik yang merupakan material lignoselulosa yang sulit terdegradasi. Dalam upaya untuk mempercepat proses degradasi lignoselulosa tersebut dilakukan penambahan enzim selulase. Enzim selulase merupakan enzim yang dapat mengatalisasi proses dekomposisi selulosa dan polisakarida lainnya. Penelitian dilakukan dengan dua kondisi; pengoperasian resirkulasi air lindi dengan penambahan enzim selulase dan pengoperasian resirkulasi air lindi saja sebagai kontrol. Penambahan enzim selulase menghasilkan penurunan kandungan organik dalam sampah secara signifikan yang ditunjukkan dengan penurunan parameter volatile solid.
Hingga akhir penelitian penurunan volatile solid pada reaktor dengan penambahan enzim dan reaktor kontrol masing-masing adalah 24,23 dan 10,72. Penambahan enzim selulase juga dilaporkan menghasilkan penurunan kandungan selulosa sampah yang signifikan 24,60 w/w dan 18,40 w/w untuk kontrol. Penurunan sampah pada bioreaktor lebih besar dengan penambahan enzim 32,67 dibandingkan dengan kontrol 19,33. Proses stabilisasi sampah ditinjau dengan konstanta laju penurunan parameter rasio selulosa dan lignin lebih cepat dicapai dengan penambahan enzim 0,014 hari-1 dibanding dengan kontrol 0,002 hari-1.

Landfill bioreactor with leachate recirculation is known to enhance waste stabilization. However, the composition of waste in Indonesia is comprised by organic waste which is lignocellulosic materials. Lignocellulosic materials are considered to take a long time to degrade under anaerobic condition. In order to accelerate the degradation process, enzyme addition is ought to do. Cellulase enzyme is an enzyme that can catalyze cellulose and other polysaccharide decomposition processes. The experiment was performed on 2 conditions leachate recirculation with cellulase addition and recirculation only as control. The addition of cellulase is reported to be significant in decreasing organic content which is represented by volatile solid parameters.
The volatile solid reduction in the cellulase augmented reactor and control reactor was 17,86 and 7,90, respectively. Cellulase addition also resulted in the highest cellulose reduction 24,50 w w and 18,40 w w cellulose reduction, respectively. Settlement of the landfill in a bioreactor with enzyme addition 32,67 is reported to be higher than the control 19,33. Stabilization of landfill review by the decreasing rate constant of the cellulose and lignin ratio parameter was more rapidly achieved by the enzyme addition 0,014 day 1 compared to control 0,002 day 1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Qisthi
"Biodiesel sebagai bahan bakar nabatimemiliki potensi besar terhadap kelangsungan bahan bakar alternatif di masa mendatang. Biodiesel yang dapat dihasilkan melalui sumber daya terbarukan seperti minyak nabati, ataupun lemak hewan tersebut digunakan dalam studi ini. Tujuan utama dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menghasilkan biodiesel dari beberapa jenis sumber minyak nabati dan lemak hewan untuk memiliki profil metil ester yang beragam dalam melihat adanya potensi korelasi antara profil metil ester dengan kualitas produksi biodiesel yang dihasilkan. Produksi biodiesel dilakukan dengan tujuh jenis minyak/lemak yang berbeda. Minyak nabati yang digunakan yakni minyak bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak kenari, minyak rapeseed, minyak kelapa terhidrogenasi dan minyak kopra terhidrogenasi serta lemak daging sapi. Setelah produksi biodiesel dilakukan, kualitas biodiesel tersebut pun kemudian diuji sesuai peraturan dan spesifikasi standar EN 14214. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara komposisi metil ester dengan beberapa parameter penting biodiesel seperti viskositas, densitas, titik nyala api, titik penyumbatan cold filter plugging point , nilai kalor lebih tinggi, bilangan iodium dan bilangan saponifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketidakjenuhan yang tinggi pada biodiesel akan meningkatkan nilai densitas dan nilai kalor lebih tinggi. Di sisi lain, ikatan rangkap yang terdapat pada biodiesel akan menurunkan stabilitas oksidasi dan mengurangi nilai viskositas biodiesel. Selain itu, tingginya jumlah bilangan saponifikasi akan meningkatkan nilai densitas biodiesel, tetapi untuk parameter titik nyala api, hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang lemah antara titik nyala api dengan bilangan iodium dan bilangan saponifikasi.

Biodiesel as an alternative diesel fuel holds promise for the future of alternative fuels. Biodiesel that derived from renewable resources such as vegetable oil was used in this experimental study. The main objective of this study to produce biodiesel from different initial feedstock and to study the composition and the quality of biodiesel profile synthesized. Biodiesels were produced from seven different types of vegetable oil sunflower, peanut, walnut, beef tallow, rapeseed, hydrogenated coconut and hydrogenated copra oil . Then, biodiesel quality was tested according to the EU 14214. The results have related methyl ester profile to several specifications such as viscosity, density, flash point, cold filter plugging point, higher heating value, iodine value and oxidative stability. The results show that high degree of unsaturation will increase the higher heating value and density. On the other hand, large number of double bonds will lower the oxidation stability and reduce viscosity. Moreover, high amount of saponification value will increase the number of density. However, the result shows a weak correlation between flash point in function of iodine value and saponification value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Putri Zata Dini
"Timbulan sampah meningkat sejalan dengan perkembangan aktivitas manusia. Hal ini memberikan masalah terhadap kemampuan lahan untuk menampung sampah. Timbulan sampah juga menghasilkan lindi yang mengandung senyawa organik berbahaya, seperti ammonia, nitrat, nitrit. Penelitian dilakukan dengan memodifikasi lysimeter dan menerapkan sistem pengisian sampah berkala selama tiga minggu, sehingga terdapat tiga lapisan sampah beda umur dalam lysimeter. Resirkulasi lindi diberikan ke dalam reaktor untuk mengetahui efeknya terhadap dekomposisi sampah dan kandungan ammonia, nitrat, nitrit. Akhirnya diketahui kesetimbangan nitrogen yang terjadi di dalam reaktor. Hasil pengamatan selama 150 hari membuktikan bahwa sistem pengisian sampah berlapis dan resirkulasi lindi ke dalam lysimeter akan mempercepat waktu dekomposisi sampah dan menurunkan kandungan ammonia, nitrat, nitrit dalam waktu yang relatif lebih cepat. Metode pengisian sampah 3 lapis membuktikan bahwa lapisan sampah teratas memiliki kandungan nitrogen yang terbesar. Dibuktikan pula bahwa hanya 17% nitogen terlarut dalam lindi, 21% berubah dalam fraksi gas atau cair (uncounted) dan tersisa 60,1% nitrogen yang ada di dalam sampah sebagai residu.

Refuse generation will increase in line with development of human activities. This fact make a problem to land area that is no longer able to accommodate. Refuse generation will produce leachate that contains dangerous organic matter such as ammonia, nitrate, nitrite. This study done with modification reactor and implemented continued waste filling method. This research also implement leachate recirculation through the lysimeter. Leachate recirculation aims to know the effect towards refuse decomposition and concentration of ammonia, nitrate, nitrite in lysimeter. This observation results nitrogen balance in reactor. The result of 150 days observation proved that leachate recirculation make refuse decomposition becomes faster and decrease concentration of ammonia, nitrate, nitrite in short period. With continued filling method proved that 3rd refuse layer has more nitrogen compounds than the other layers. This study also prove that only 17% of nitrogen leaves the system via leachate, 21% transferred either into liquid or gas phase (uncounted), and only 60,1% nitrogen stays in refuse as residual nitrogen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nurhadiyan Alifdiandra
"

Pada penelitian ini, permasalahan yang terjadi pada objek penelitian adalah pada tingginya biaya persediaan perusahaan PLTBm. Permasalahan tersebut terjadi karena perusahaan PLTBm cenderung memutuskan untuk melakukan penyimpanan dalam jumlah banyak agar tidak adanya potensi kekurangan feedstock. Hal ini disebabkan karena sulitnya memperoleh feedstock karena terdapat persaingan dengan perusahaan lain yang membutuhkan feedstock untuk kebutuhan pangan, pakan, dan pupuk. Namun besarnya jumlah penyimpanan ini menimbulkan resiko seperti tingginya biaya penyimpanan dan resiko kerusakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan manajemen persediaan adalah melakukan efesiensi keputusan kuantitas pemesanan (Q) dan waktu pesan (T) sehingga diperoleh total biaya persediaan yang minimal. Untuk dapat melakukan hal tersebut, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Mixed Integer Linear Programming (MILP) untuk mendapatkan total biaya persediaan yang minimal. Pada penelitian ini diketahui bahwa terdapat 4 jenis feedstock. Selain itu, jumlah kuantitas pesan (Q) dan waktu pemesanan (T) hasil model mampu meminimalkan total biaya persediaan sebesar Rp5,342,015,000 atau sebesar 22.39% dari kondisi aktual


In this study, the problem that occurs in the object of research is the high inventory cost of PLTBm companies. This problem occurs due to PLTBm companies that tend to decide to store their feedstock in large quantities so that there will not be a potential shortage of feedstock. However, due to the difficulty of obtaining feedstock since there is competition with other companies that require feedstock for food, feed, and fertilizer needs. Since then, this large amount of storage poses risks such as high storage costs and the risk of damage. One way that can be done to deal with inventory management problems is to make efficient decisions on ordering quantity (Q) and ordering time (T) so that the total cost of inventory reaches its minimum cost. To be able to reach this, the method used in this study is the Mixed Integer Linear Programming (MILP) method to obtain a minimum total inventory cost. In this research, it is known that there are 4 types of feedstocks. In addition, the total order quantity (Q) and ordering time (T) from the model are able to minimize the total inventory cost of Rp5,342,015,000 or equal to 22.39% of the actual condition.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diza Rahmania Zawatki
"Lindi hasil pengolahan IPAS III TPST Bantar Gebang yang dibuang ke badan air masih mengandung zat pencemar COD dan amonia dengan konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi COD dan amonia akan menurukan kualitas badan air dan ekosistemnya jika tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang. Penelitian skala laboratorium menggunakan lahan basah buatan dilakukan menurunkan konsentrasi COD dan amonia pada air lindi IPAS III TPST Bantar Gebang. Penelitian dilakukan menggunakan reaktor (50x25x40 cm) yang ditanami 6 batang Scirpus grossus dengan media tanam kerikil dan tanah merah, dengan variasi waktu tinggal 2 4, 6, 8, dan 10 hari. Nilai k (laju penurunan) dari perhitungan kinetika orde-1 untuk COD dan amonia adalah 0,1044 hari-1 dan 0,1108 hari-1.
Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penyisihan COD dan amonia yang paling baik pada lahan basah buatan didapatkan pada hari ke-10 penelitian dengan efisiensi sebesar 70,4% dan 75,8%. Lahan basah buatan dapat digunakan sebagai pengolahan lanjutan yang tepat untuk menurunkan konsentrasi COD dan amonia pada air lindi IPAS III TPST Bantar Gebang, dengan waktu tinggal optimum untuk menurunkan konsentrasi keduanya sesuai baku mutu berdasarkan hasil perhitungan kinetika orde-1 adalah 12 hari dan 24 hari.

Leachate from IPAS III Bantar Gebang that discharged into the stream still contain of COD and ammonia in high concentrations. Both concentrations will decreased the quality of the stream and ruined the aquatic ecosystems if it?s not processed well before discharged. A laboratory-scale research using constructed wetland has been done to reduced the concentration of COD and amonia that contain in landfill leachate from IPAS III TPST Bantar Gebang. This research used a reactor with the dimension of 50x25x40 cm which was planted by 6 stems of (Scirpus grossus) plant on the growing media that consists of gravel and red soil, with variation of time 2, 4, 6, 8, and 10 days. The value of k (decrease rate) for COD and ammonia was 0,1044 day-1 and 0,1108 day-1.
The results show that the best removal efficiency of COD and ammonia in this study was in the tenth day with the efficiency of 70,4% and 75,8%. Constructed wetlands can be used as an appropriate advanced treatment to reduce COD and ammonia that contain in leachate IPAS III TPST Bantar Gebang, with the optimum time to reach the quality standard based on the first-order kinetics calculations is 12 days and 24 days.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>