Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagas Muhamad Kartiko
"Proyeksi penurunan suplai air bersih perkapita terjadi akibat keterbatasan sumber dan kenaikan populasi manusia. Pemanfaatan air laut yang berlimpah dengan teknologi desalinasi yang ada saat ini masih membutuhkan energi yang besar.
Penelitian ini akan memaparkan hasil pengujian teknologi desalinasi baru yang hemat energi. Microbial Fuel Cell (MFC), yang bekerja dengan reaksi redoks dan merubah kesetimbangan ion, direkayasa dalam penelitian ini untuk desalinasi. MFC direkayasa menjadi 3 chamber (anoda-garam-katoda) yang dibatasi AEM (Anion Exchange Membrane) dan CEM (Cation Exchange Membrane), yang dinamakan MDC (Microbial Desalination Cell). Variasi jumlah elektroda, rasio kultur dan substrat di chamber anoda serta pengujian kenaikan volume kultur dan substrat di chamber anoda diamati pengaruhnya terhadap performa desalinasi dan jumlah energi listrik yang dihasilkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan 3 pasang elektroda, rasio kultur dan substrat 2:3 dan penaikan volume kultur dan substrat 1,5 kali menghasilkan performa desalinasi terbaik dengan laju desalinasi 0,377 mmol/jam, salt removal 34,52%, dan power density rata-rata 2,26.10-2 W/m3.

Declining projection of clean water supply percapita is caused by restrictiveness of water sources and rise of human population. Sea water utilization using current desalination technology still require huge amount of energy.
This research provides new energy-saving desalination technology. Microbial fuel cell which work by redox reaction resulted in imbalance ion concentration among chambers is engineered for desalination application without external energy using 3 chambers (anoda-salt-cathode), named MDC (Microbial Desalination Cell). Number of electrodes, ratio of culture:substrate, volume progression of culture and substrate are evaluated in terms of desalination and electrical energy generating performance.
This research show that MDC using 3 pairs of electrodes, culture and substrate's ratio of 2:3, and culture and progression 1.5 times of culture and substrate’s volume, give best desalination performance by desalination rate 0.377 mmol/h, salt removal 34.52%, and average power density 2.26.10-2 W/m3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istia Prianti Hidayati
"Microbial Elctrolysis Cell adalah suatu sistem biokimia yang memproduksi gas Hidrogen dari bahan organik yang terkandung dalam air limbah. Produksi hidrogen dapat berkurang karena proton CO2 dan hidrogen membentuk metana dan air yang disebabkan oleh bakteri metanogenik. Katalis AC-Fe/SS dipilih karena karbon aktif memiliki luas permukaan yang tinggi serta aktivitas dan stabilitas Fe yang baik. Metode adsorpsi dan fase inversi digunakan untuk menggabungkan AC-Fe pada SS. Penelitian dilakukan dalam reaktor 100mL MEC selama 258 jam. Hidrogen dianalisis dengan GC-TCD. Pengukuran tegangan dilakukan dengan multimeter dan pertumbuhan bakteri dianalisis dengan spektrofotometer. Fraksi gas hidrogen terbesar adalah 60% dengan AC-Fe/SS dan 0,08% tanpa menggunakan katalis. Nilai densitas optik untuk pertumbuhan mikroorganisme tertinggi adalah 0,611 dengan katalis AC-Fe/SS dan 0,427 tanpa menggunakan katalis. Densitas arus tertinggi adalah 99,11 mA / m2 dengan katalis AC-Fe/SS dan 59,52 mA / m2 tanpa menggunakan katalis. Pemodelan Dudley dilakukan menggunakan Matlab dan menunjukkan bahwa Umaxe adalah 1 /hari dan Qmaxe adalah 4,6 mg-S / mg-Xe / hari memiliki efek pada total mikroorganisme yang mendekati percobaan.

Microbial Elctrolysis Cell is a biochemical system for producing Hydrogen gas from organic substances contained in wastewater. Hydrogen production can be reduced because CO2 and hydrogen protons form methane and water caused by methanogenic bacteria. The AC-Fe / SS catalyst was chosen because activated carbon had a high surface area and Fe had good activity and stability. The adsorption and phase inversion method were used to combine AC-Fe on SS. The research was carried out in a 100mL MEC reactor for 258 hours. Hydrogen was analyzed by GC-TCD. Voltage measurements was carried out with a multimeter and bacterial growth was analyzed with a spectrophotometer. The largest hydrogen gas fraction was 60% with AC-Fe / SS and 0.08% without using a catalyst. The highest optical density value for microorganism growth was 0.611 with AC-Fe / SS catalyst and 0.427 without using a catalyst. The highest current density was 99.11 mA / m2 with an AC-Fe / SS catalyst and 59.52 mA / m2 without using a catalyst. The Dudley modeling was done using Matlab and showed that Umaxe was 1 day-1 and Qmaxe was 4.6 mg-S / mg-Xe / day had an effect on the total microorganisms approaching the experiment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Annisa
"Pengembangan bio-oil sebagai teknologi bio-base product sangat menjanjikan baik untuk energi maupun sebagai chemicals. Sayangnya bio-oil ini tidak bisa langsung diproses menjadi produk siap pakai seperti bahan bakar atau produk kimia karena sifatnya yang sangat jauh dari sifat-sifat bahan bakar atau produk kimia pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan senyawa representatif dari senyawa yang digunakan sebagai bahan bakar dan chemicals (alkana dan alkohol) dari bio-oil melalui upgrading treatment, yaitu proses hidrodeoksigenasi (HDO) dengan katalis CoMo/C.
Penelitian ini menggunakan bio-oil dari pirolisis biomassa tandan kosong kelapa sawit serta katalis CoMo/C dengan autoclave sebagai reaktor dimana jenis reaksi yang digunakan adalah mild HDO dengan suhu operasi berkisar 100-300°C dan tekanan operasi berkisar 10 bar dan waktu reaksi yang sama untuk tiap suhu.
Analisis produk yang ter-upgrade menggunakan GC-MS memperlihatkan bahwa produk senyawa alkana rantai panjang tidak terbentuk tetapi alkohol dalam bentuk fenol terbentuk mencapai 21.68%. Bertambahnya suhu operasi reaksi HDO menunjukkan yield fenol yang semakin banyak.

Development of bio-oil as bio-technology product base is very promising both for energy and the chemicals. Unfortunately, bio-oil can not be directly processed into ready-made products such as fuels or chemical products because its properties is very different from of fuels or chemical products, in general. The purpose of this research is to produce a representative compound of the component as fuel and chemicals (alkanes and alcohols) such hexane and phenol from bio-oil upgrading through treatment, the process hydrodeoxygenation (HDO) withCoMo/Ccatalyst.
This study uses a bio-oil from biomass pyrolysis oil palm empty fruit bunches and the catalyst CoMo/C with the autoclave as a reactor in which the type of reaction used is mild HDO with an operating temperature range 100-300°C with the pressure 10 bar and reaction time is same for all the temperature.
Analysis of the products that were upgraded using GC-MS showed that the products of long chain alkane compounds are not formed but alcohol in the form of phenol is formed reaches 21.68%. Increasing the operating temperature of the HDO reaction shows the increasing of yield of phenol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43805
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriyanto
"Proses korosi adalah peristiwa berkurangnya mutu material akibat reaksi kimia/elektro kimia dengan lingkungan yang terjadi secara alamiah. Khusus bidang industri otomotif, proses korosi merupakan hal yang paling sering menjadi masalah utama. Oleh karena itu perlu dilakukan perlindungan/proteksi untuk menjaga mutu material."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S27571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pijar Religiaz
"Pada penelitian ini dilakukan osmotic stress untuk merusak dinding sel mikroalga Nannochloropsis sp. Tujuan penelitian ini adalah mendesain perlakuan osmotic stress yang paling efektif dalam mengeluarkan yield lipid sebagai bahan baku sintesis biodiesel. Osmotic stress dilakukan dengan merendam mikroalga dalam larutan agen osmotik berkonsentrasi tinggi.
Perlakuan yang divariasikan mencakup kandungan berat kering sel, waktu rendam, jenis agen osmotik, serta konsentrasi agen osmotik. Kandungan berat kering sel akan mempengaruhi banyaknya sel yang mampu dirusak oleh osmotic stress yang sama. Waktu rendam akan mempengaruhi waktu kontak sel dengan larutan agen osmotik sehingga memberi pengaruh berbeda untuk agen osmotik yang berbeda. Agen osmotik yang digunakan pada penelitian ini adalah glukosa, sorbitol, dan NaCl. Selain itu, konsentrasi agen osmotik turut mempengaruhi tekanan osmotik yang ada sehingga memberikan osmotic stress yang berbeda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan berat kering sel yang paling optimal untuk diberi osmotic stress dan dilanjutkan dengan ekstraksi Bligh dan Dyer adalah 0,3326 g/L. Sementara itu, waktu rendam yang paling efisien dalam mengeluarkan lipid untuk tiap agen osmotik adalah tiga jam. Sedangkan konsentrasi larutan agen osmotik yang paling optimal mengeluarkan lipid untuk tiap agen osmotik adalah 1,5 g/L untuk glukosa, 2 g/L untuk sorbitol serta 0,5 g/L untuk NaCl.

In this study, osmotic stress was done to disrupt the cell wall of microalgae Nannochloropsis sp. The purpose of this study is to design the osmotic stress treatment that is most effective in extracting lipid yield as biodiesel synthesis feedstock. Osmotic stress is done by soaking the microalgae in highly concentrated solution of osmotic agent.
The treatment variation includes content of cell dry weight, soak time, type of osmotic agent, as well as the concentration of the osmotic agent. The content of the cell dry weight will affect the number of cells which can be disrupted by the same osmotic stress. Soak time will affect the contact time of cells with osmotic agent solution so as to give different effects to different osmotic agents. Osmotic agents used in this study are glucose, sorbitol, and NaCl. In addition, the concentration of osmotic agents also influence the osmotic pressure thus providing different osmotic stress.
Results of this study showed that the most optimal content of cell dry weight to be given osmotic stress followed by Bligh and Dyer extraction is 0.3326 g/L. Meanwhile, the most efficient soak time in extracting lipid for each osmotic agent is three hours. While the concentration of osmotic agent solution those are optimum in extracting lipid is 1.5 g/L for glucose, 2 g/L for sorbitol and 0.5 g/L for NaCl.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Sebastian
"Pengaruh penambahan emulsifier lesitin terhadap kestabilan campuran madu herbal madu minyak habbatussauda dan minyak zaitun telah diteliti Kestabilan campuran madu herbal diuji dengan dengan 4 macam cara yaitu sentrifugasi cycling test uji viskositas dan uji ukuran partikel Hasil uji sentrifugasi pada campuran madu herbal dengan konsentrasi lesitin di bawah 5 massa minyak tidak menunjukkan adanya pemisahan fasa Penambahan lesitin setelah batas tertentu akan meningkatkan viskositas campuran Penambahan lesitin sebesar 5 dari massa total minyak ke dalam campuran dengan konsentrasi minyak 7 5 memberikan viskositas yang minimum 4870 cp Cycling test dilakukan dalam refrigerator 4oC dan oven 40oC selama masing masing 24 jam sebanyak 3 kali Hasil cycling test tidak menunjukkan adanya kristalisasi ataupun pemisahan fasa Analisis PSA Particle Size Analyzer membuktikan bahwa penambahan lesitin menyebabkan pembesaran ukuran partikel Rata rata diameter partikel campuran madu herbal tanpa lesitin sebesar 6 3 mm sedangkan campuran madu herbal dengan lesitin sebanyak 1 dari total minyak adalah sebesar 4 67 mm Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan lesitin sebanyak 1 5 dari total massa minyak konsentrasi 7 5 10 dapat menghasilkan campuran yang stabil

The influence of adding lecithin emulsifier on the stability of a mixture of herbal honey honey Black Seed oil and olive oil was examined Stability tested herbal honey mixture with 4 kinds of ways namely centrifugation cycling test viscosity test and the test particle size Centrifugation test results in a mixture of herbal honey with lecithin concentrations below 5 oil mass not show phase separation The addition of lecithin after a certain threshold will increase the viscosity of the mixture The addition of 5 lecithin total mass of oil into the mix with the oil concentration of 7 5 gives a minimum viscosity cp 4870 Cycling test performed at 4oC refrigerator and oven 40oC for 24 hours each 3 times Cycling test result does not indicate the availability of crystallization or phase separation Analysis of PSA Particle Size Analyzer showed that the addition of lecithin causes enlargement of the particle size The average particle diameter of herbal honey mixture without lecithin is 6 3 mm while herbal honey with lecithin mixture of 1 of the total oil is at a 4 67 mm From this study it can be concluded that the use of lecithin 1 5 of the total mass of oil concentration from 7 5 to 10 can produce stable mixtures "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beta Nadia Manaf
"Krisis air di Indonesia masih banyak terjadi diberbagai daerah. Penggunaan air tanah secara berlebihan dapat menimbulkan penurunan permukaan tanah. Laut yang begitu luas memiliki potensi untuk dijadikan air tawar sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan air di Indonesia. Desalinasi merupakan suatu cara untuk memproses air laut dengan tingkat kadar garam yang tinggi sehingga tidak layak konsumsi menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi. Berbagai teknologi desalinasi seperti distilasi, vapour compression, dan reverse osmosis telah dikembangkan namun membutuhkan energi dan biaya yang tidak sedikit. Microbial Desalination Cell merupakan suatu teknologi desalinasi yang merupakan modifikasi dari Microbial Fuel Cell, dapat mengilangkan kandungan garam dalam air serta menghasilkan tenaga listrik dengan menggunakan bantuan mikroorganisme yang akan menghasilkan arus listrik dari degradasi bahan organik. Pada penelitian ini akan digunakan Debaryomyces hansenii sebagai mikroorganisme pendegradasi bahan organik pada chamber anoda. Rasio volume anoda : volume garam : volume katoda adalah 2 : 1 : 2 serta 9 : 1 : 9. Variasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu variasi volume reaktor, variasi rasio kultur terhadap substrat dan variasi kenaikan volume kultur.

Water crisis in Indonesia is still going on in the various regions. Excessive use of groundwater can cause subsidence. The sea held to have the potential to be used as fresh water so it can be used for water needs in Indonesia. Desalination is a way to process sea water with a high salinity level which caused water is not worth to be consumed to the fresh water that can be consumed. Various desalination technologies such as distillation, vapor compression, and reverse osmosis have been developed but requires energy and large cost. Microbial Desalination Cell is a modified desalination technology of Microbial Fuel Cell that can remove salt content in the water and generate electricity with the help of microorganism that will produce electric current from organic matter degradation. This research will be used Debaryomyces hansenii as microorganisms which degrade organic material in the anode chamber. The ratio of anode volume: sat volume: cathode volume are 2 : 1 : 2 and 9: 1: 9. Variation used in this study are variation of the reactor volume, the variation ratio of the culture and substrate, and increase of culture volume variation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dio Prakoso
"Krisis air bersih sedang terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kondisi Indonesia yang merupakan negara perairan memunculkan ide untuk memanfaatkan air laut sebagai sumber air bersih. Teknik desalinasi yang sudah ada terkendala masalah tingginya energi operasi yang dibutuhkan. Masalah ini dapat teratasi dengan Microbial Desalination Cell (MDC), sebuah sel bioelektrokimia yang memiliki kemampuan mendesalinasi air garam. Penelitian tentang MDC sebelumnya yang dilakukan di Universitas Indonesia telah berhasil memanfaatkan kultur murni Saccharomyces cerevisiae untuk mereduksi 34,52% garam tanpa sumber listrik atau termal. Dalam penelitian kali ini, kultur murni akan diganti dengan model limbah tempe, agar menambahkan efek tambahan berupa penguraian limbah dan menimisasi biaya substrat. Variasi penggunaan buffer, tipe elektrolit, dan penambahan kultur campuran bakteri limbah tempe dilakukan untuk melihat pengaruh terhadap pengurangan kadar garam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan elektrolit KCl + NH4Cl dan pengontrolan pH dengan buffer pH 7 dan penambahan kultur campuran menghasilkan kinerja desalinasi terbaik dengan laju pengurangan garam 33,78%.

Water crisis is a world scale problem happening also in Indonesia. As an archipelago, infinite clean water can be achieved by processing seawater. Current desalination technique need high input energy for heat or electricity. Microbial Desalination Cell (MDC), a bioelectrochemistry cell which has desalination function. Former desalination study in Universitas Indonesia show that Saccharomyces cerevisiae culture can remove 34,52 % salt. In this study, the culture is replaced by tempe wastewater for efficiency and show the wastewater treatment potential from MDC. The variations involving effect of buffer usages, type of electrolyte, and addition of tempe wastewater bacteries mix culture to salt removal. This research shows that MDC using NH4Cl + KCl as electrolyte, usage of buffer pH 7, and addition of mix culture shows best salt removal (33,78%)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Zulkarnain
"Microbial Desalination Cell (MDC) 3 Chamber merupakan salah satu teknologi desalinasi yang tidak memerlukan listrik dalam menjalankan desalinasi. Namun, lamanya waktu desalinasi dan rendahnya salt removal yang dihasilkan masih menjadi kendala. Penelitian dilakukan dengan menguji coba penggunaan Debaryomyces hansenii ke MDC 3 Chamber yang baru dengan rasio volume anoda : volume garam : volume katoda yaitu 2:1:2 dan 9:1:9 dan substrat yaitu glukosa serta larutan NaCl awal 30 g/L. Variasi yang digunakan dalam penelitian yaitu rasio kultur terhadap substrat dan kenaikan volume kultur dan substrat. Untuk masing-masing MDC 3 chamber, dilakukan pengukuran salinitas dan tegangan listrik tiap jam. Data kemudian diolah untuk mendapatkan nilai salt removal sedangkan estimasi parameter kinetika Monod yaitu Pmax dan KS menggunakan Solver.
Hasil penelitian menujukkan bahwa pada kondisi optimum MDC 3 chamber yaitu pada kenaikan volume kultur dan substrat sebesar 1,5 kali dengan menggunakan Debaryomyces hansenii terbukti efektif dan cukup cepat dalam menurunkan salinitas (salt removal) yaitu 55,03 % pada jam ke-40 untuk rasio volume chamber 9:1:9 dan 30, 55 % pada jam ke-25. untuk rasio volume chamber 2:1:2. Besarnya konsentrasi awal substrat yang digunakan berpengaruh pada densitas daya yang dihasilkan. Persamaan Monod untuk kinetika MDC 3 chamber dapat diaplikasikan dengan baik pada MDC 3 chamber rasio volume chamber 2:1:2 Saccharomyces cerevisiae dan MDC 2:1:2 - Debaryomyces hansenii dengan nilai Pmax dan KS yaitu 0,103 W/m3 ; 1,13 x 104 mg/L ; 0,151 W/m3 ; 1,09 x 105 mg/L. Namun, persamaan Monod tidak dapat diaplikasikan untuk MDC 3 chamber rasio volume 9:1:9 - Debaryomyces hansenii.

Microbial Desalination Cell (MDC) 3 Chamber is one of the desalination technology that does not require electricity to run desalination. However, the length of time for desalination and low of salt removal still a constraint. The study was conducted with the use of Debaryomyces hansenii tested to MDC 3 new Chamber with anode volume ratio: the volume of salt: the volume of 2:1:2 and 9:1:9 cathode and the substrate is glucose and initial NaCl 30 g / L. Variation used in the study of culture to substrate ratio and the increase in the volume of the culture and the substrate. For each of the 3 chamber MDC, salinity measurements and the power supply voltage were taken every hour. The data is then processed to obtain salt removal while estimates of the value of the Monod kinetic parameters, namely Pmax and KS using Solver.
The results showed that the optimum conditions MDC 3 chamber culture is on the rise and substrate volume of 1.5 times using Debaryomyces hansenii proven effective and fast enough to lower the salinity (salt removal) is 55.03% at the 40th hour for the ratio chamber volume 9:1:9 and 30, 55% at the 25th hour. to chamber volume ratio 2:1:2. The magnitude of the initial concentration of the substrate that is used affects the generated power density. Monod equation to the kinetics of MDC 3 chamber can be applied to both the MDC 3 chamber volume ratio 2:1:2 Saccharomyces cerevisiae and MDC 2:1:2 - Debaryomyces hansenii and Pmax value is 0.103 W/m3 ; KS; 1.13 x 104 mg/L ; 0.151 W/m3 ; 1.09 x 105 mg/L. However, the Monod equation can not be applied to MDC 3-chamber volume ratio 9:1:9 - Debaryomyces hansenii.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Dwi Alfahri
"Pola hidup yang praktis dan instan memiliki dampak negatif untuk kesehatan karena peningkatan radikal bebas dalam tubuh. Suplemen antioksidan diperlukan untuk menangkal radikal bebas pada tubuh. Ekstrak Rimpang kunyit (Curcuma longa), jahe (Zingiber Officinale), dan kulit manggis (Gracinia mangostana L.) telah terbukti kaya akan antioksidan dalam senyawa bioaktif yang dikandungnya. Teknik enkapsulasi digunakan untuk melindungi senyawa bioaktif agar stabil dan tidak terdegradasi pada kondisi keasaman pencernaan untuk penghantaran senyawa bioaktif secara oral. Kitosan-pektin digunakan sebagai enkapsulan karena aman dikonsumsi dan stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi matriks kitosan-pektin optimal dengan metode pengeringan beku yang dimuati senyawa bioaktif (curcumin, 6-gingerol, dan α-mangostin) untuk pelepasan usus halus. Hasil penelitian didapatkan nilai yield relatif tinggi dengan metode pengeringan beku. Pengujian pelepasan senyawa bioaktif penambahan pektin berhasil menahan pelepasan senyawa bioaktif pada kondisi asam. Matriks kitosan:pektin rasio 1:0,3 tiap jenis ekstrak melepaskan senyawa bioaktif paling optimal pada kondisi SIF. Matriks kitosan:pektin rasio 1:0,5 memiliki profil pelepasan rilis tertinggi pada kondisi SCF. Hasil pengamatan uji pelepasan in vitro menunjukan matriks kitosan-pektin menghasilkan profil pelepasan terkendali yang bagus dan memiliki potensi digunakan sebagai suplemen ekstrak rimpang kunyit, jahe dan kulit manggis dengan target sistem pencernaan.

Habit of instant living have a negative impact on health causing variety of diseases due to an increase free radicals in the body. Antioxidant supplements are needed to ward off free radicals in the body. Curcuma longa, Zingiber Officinale, and Gracinia mangostana extracts have been shown rich antioxidants in the bioactive mixture. Encapsulation techniques are used to protect bioactive compounds that make bioactive compound more stable and not degraded under acid digestive conditions for oral delivery. Chitosan-pectin is used as an encapsulant because stable and safe for consumption. This study aims to obtain optimal formulation of chitosan-pectin matrix with freeze drying method loaded with bioactive compounds (curcumin, 6-gingerol, and α-mangostin) for small intestinal release. The research results obtained relatively high yield values ​​with freeze drying method. Testing the release of bioactive compounds successfully released bioactive compounds in acidic conditions. Chitosan: pectin matrix ration of 1: 0.3 for each type of extract releases are the most optimal bioactive under SIF conditions. Chitosan:pectin matrix 1: 0.5 ratio has highest release profile under SCF conditions. The results of observations in vitro release test showed that the chitosan-pectin matrix showing good results of the controlled release profile.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>