Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173845 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahadhian Adhitya Gangga
"Pada penelitian ini, ingin dilihat pengaruh akivasi kimia dan fisika pada pembuatan karbon aktif berbahan baku sekam padi. Aktivasi kimia dilakukan dengan mengimpregnasi arang sekam dengan KOH dengan rasio massa arang sekam dan KOH 1:4 (berat kering). Dan aktivasi fisika dilakukan dengan mengalirkan gas N2 100 mL/ min dan gas CO2 yang divariasikan 100, 200, 300, dan 400 mL/min pada suhu 800°C selama 1 jam. Bilangan iod tertinggi didapatkan dari karbon yang diaktivasi kimia fisika dengan laju N2 100 mL/min dan CO2 100 mL/min yaitu sebesar 793,04 mg/g, sedangkan bilangan iod terendah didapatkan pada karbon ayang diaktivasi kimia fisika yang dialirkan N2 100 mL/min saja 583,26 mg/g. Sebagai pembanding, juga dilakukan pembuatan karbon aktif dengan metode aktivasi fisika saja dan kimia saja. Untuk karbon yang diaktivasi fisika saja dan kimia saja diperoleh bilangan iodin karbon aktif sebesar 421,09 mg/g dan 496,09 mg/g. Karbon aktif yang memiliki bilangan iod tertinggi memiliki kadar air 13,062 %, kadar abu 8,588 %, dan bagian yang hilang pada pemanasan 950°C 23,123 %.

The main purpose of this study is want to see the influence of chemical and physical activation in producing activated carbon made from rice husk. The chemical activation was done by KOH impregnation on rice husk that had been carbonized with a mass ratio of rice husk charcoal and KOH 1:4 (dry weight). And physical activation was done by flewing N2 gas 100 mL / min and CO2 with flow rate varied 100, 200, 300, and 400 mL / min at a temperature of 800°C for 1 h. The highest iodine number of activated carbon obtained from chemical physics at a rate of N2 100 mL / min and CO2 100 mL / min, that is 793,04 mg / g, while the lowest iodine number obtained on activated carbon yang physical chemistry N2 flow 100 mL / min only 583.26 mg / g. For comparison, also made the activated carbon made by physical activation only method and chemistry only. For activated carbon that made by physical and chemical activation only just acquired iodine number at 421,09 mg / g and 496,09 mg / g. Activated carbon that has the highest iodine number has 13,062% moisture content, ash content 8,588%, and the missing parts on heating 950°C 23,123%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edma Nadhif Oktariani
"Meningkatnya kebutuhan akan transportasi mengakibatkan meningkatnya pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor dalam bentuk gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC). Untuk mengatasi ini, limbah sekam padi dipilih menjadi bahan baku pembuatan karbon aktif sebagai adsorben gas buang CO dan hidrokarbon karena mengandung selulosa yang tinggi. Metode aktivasi limbah sekam padi dilakukan malalui aktivasi kimia dan fisika. Aktivasi kimia menggunakan NaOH dan KOH sebagai activating agent sedangkan aktivasi fisika menggunakan N2. Karbon aktif hasil aktivasi kimia fisika ini akan dimodifikasi dengan MgO agar kapasitas adsorpsi dalam menyerap CO dan hidrokarbon dapat meningkat. Karakterisasi yang digunakan adalah uji bilangan iod, SEM, dan EDX. Dari uji bilangan iodin diperoleh luas permukaan karbon aktif teraktivasi kimia KOH 75% sebesar 1851,52 m2/g. Berikutnya, karbon aktif termodifikasi MgO diuji kapasitas adsorpsinya. Dari hasil uji emisi gas buang diperoleh karbon aktif dengan modifikasi MgO 1% memperoleh hasil terbaik dengan mampu mengadsorpsi gas CO sebesar 90,54% dan gas HC sebesar 62,84%.

The increasing need for transportation causes problems. The biggest problem that arises from this is the catastrophic air pollution caused by motor vehicle exhaust in the form of dangerous gases such as carbon monoxide (CO) and hydrocarbons (HC). To overcome this, rice husk was chosen to be the raw material for making activated carbon as an adsorbent for CO exhaust gas and hydrocarbons due to its high cellulose content. The activating method of rice husk waste is carried out through chemical and physical activation. In this research, chemical activation used is NaOH and KOH as activating agents while physical activation uses N2. The activated carbon from chemical activation will be modified with MgO to increase the adsorption capacity to absorb CO and hydrocarbons. The characterization used is the iodine number test, SEM, and EDX. From the iodine test, the best surface area of activated carbon is obtained in physical-chemical activated carbon with 75% KOH, which is 1841,52 m2/g. Afterwards, activated carbon that has been modified withMgO is tested for its adsorption capacity. It is found that activated carbon with 1% MgO has the best adsorption capacity which capable of adsorbing CO and HC emissions 90,54% and 62,84% respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Tamala
"Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif yang berbahan baku dari cangkang sawit dan melihat pengaruh aktivasi kimia dan fisika terhadap sifat karbon aktif yang dihasilkan. Karbonisasi dilakukan pada suhu 400oC. Pada aktivasi kimia digunakan aktivator H3PO4 4M , sedangkan pada aktivasi fisika digunakan aliran gas N2 dan gas CO2 yang laju alirnya divariasikan ( 100 mL/menit, 200 mL/menit, 300 mL/menit dan 400 mL/menit). Karakterisasi karbon aktif yang dipelajari dalam penelitian ini adalah rendemen, kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu dan bilangan iodin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon aktif terbaik berdasarkan daya jerap iodinnya adalah karbon yang mengalami aktivasi kimia (perendaman H3PO4) dan aktivasi fisika dengan menggunakan gas N2 dengan laju alir sebesar 100 mL/menit dilanjutkan gas CO2 dengan laju alir sebesar 200 mL/menit. Karbon ini memiliki bilangan iodin sebesar 678,15 mg/g dengan rendemen sebesar 63,02%, kadar air 14,11%, kadar zat mudah menguap 28,57%, dan kadar abu 4,17%.

In this research be held the making of activated carbon by using palm empty bunches (PEB) as the primery ingredients and to see the effect of chemical and physical activation towards the condition of activated carbon produced. Carbonization is done in the temperature of 400oC. In the chemical activation H3PO4 4M is used as activator, meanwhile, in physical activation N2 and CO2 gases is used while varying the speed of flow (100 mL/min, 200 mL/min, 300 mL/min and 400 mL/min). The characteristic of activated carbon that will be studied in this research is yield, humidity, volatile matter, percentage of ash and iodin number.
The result shows that the best activated carbon is based on the iodin number is the carbon that have been through the chemical activation ( H3PO4 soaking) and physical activation by using N2 gas with the speed of flow 200 ml/min. This carbon has the iodin number for 678.15 mg/g with yield 63.02%, water content 14.11%, volatile matter 28.57%, and ash content 4.17%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan Asy`ari
"Pada penelitian ini dilakukan produksi karbon aktif berbahan baku jerami padi dengan karbonisasi dan dilanjutkan dengan aktivasi kimia menggunakan K2CO3. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lama waktu dan suhu aktivasi pada tahap aktivasi kimia terhadap luas permukaan karbon aktif. Proses aktivasi dilakukan pada variasi suhu 700°C, 800°C, 900°C dan lama waktu aktivasi divariasikan selama 60 menit, 90 menit, dan 120 menit. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peningkatan suhu dan lama waktu aktivasi menyebabkan luas permukaan terus mengalami peningkatan hingga suhu aktivasi 900oC dan lama waktu selama 90 menit. Luas permukaan karbon aktif tertinggi sebesar 1.003 m2/g diperoleh dengan aktivasi pada suhu 900oC dan lama waktu selama 90 menit.
Activated carbon from rice straw waste is produced in this research with carbonization and followed by chemical activation using potassium carbonate. This research aims to analyze the effect of duration and temperature in activation process. The activation process is held in 700°C, 800°C, 900°C of temperature and 60, 90 and 120 minutes of duration. It shows that surface area is increased by the increasing of activation temperature and duration except the activated carbon with 900°C of activation temperature and 120 minutes of activation duration. Highest surface area is 1,003 m2/g from activated carbon with 900°C of activation temperature and 90 minutes of activation duration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Hendra
"Sistem adsorpsi semakin luas penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia industri. Karbon aktif adalah jenis adsorben yang paling banyak digunakan dari segi aplikasi dan volume penjualannya. Karbon aktif dapat dibuat dari segala jenis material organik yang mengandung unsur karbon (C), salah satunya adalah batubara. Indonesia sebagai salah satu Negara pengekspor batubara terbesar memiliki potensi dalam pengembangan batubara sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif.
Penelitian ini bertujuan membuat karbon aktif berbahan dasar batubara Indonesia disertai dengan karakterisasi luas permukannya. Pembuatan karbon aktif pada penelitian ini menggunakan metode aktifasi fisika dengan gas CO2 sebagai activating agent. Bahan dasar batubara tadi dikarbonisasi menggunakan gas N2 dengan debit aliran 80 mL/menit pada suhu 900 °C selama 60 menit dan kemudian diaktivasi menggunakan gas CO2 dengan debit aliran 80 mL/menit pada suhu 950 °C dengan variasi waktu aktivasi selama 60, 90, 120, 150, dan 180 menit. Karbon aktif dari pengujian dikarakterisasi luas permukaannya menggunakan metode adsorpsi gas. Metode adsorpsi gas yang digunakan adalah metode pengujian BET dan pengujian laju adsorpsi.
Karbon aktif hasil dari percobaan memberikan nilai burn-off dan luas permukaan yang berbeda dikarenakan adanya variasi pada waktu aktivasi. Semakin lama aktivasi, maka burn-off dan luas permukaan yang dihasilkan semakin besar. Hal ini berlaku untuk pengujian dengan metode BET maupun metode laju adsorpsi. Besarnya Luas permukaan karbon aktif hasil dari penelitian ini memenuhi syarat untuk menjadi adsorben yang efektif.

Adsorption system now is becoming widely use in our daily life and in the world of industries. Activated carbon is the most widely used sorbent, refer to their applications and their selling volumes. Activated carbon can be made from all natural organic material which has carbon element (C). Indonesia is one of the largest coals exporter and have a potential in development of activated carbon from coal as its precursors.
The research objective is to prepare an activated carbon from Indonesia`s coals as its precursor along with their characterization which is well-known as surface area. Activated carbon prepared by physical activation method with CO2 gas as its activating agent. The precursor carbonized with N2 as inert gas. Carbonization temperature is 900 °C and soak-time of 60 minutes. The N2 flow rate regulated to 80 mL/minute. Continue to activation process with activation temperature of 950 °C, CO2 flow rate of 80 mL/minute, and variation of soaktime to 60, 90, 120, 150, and 180 minutes. Thus, Activated carbon from these preparations being characterized to determine their surface areas with gas adsorption method. Adsorption isotherm BET and rate of adsorption being use to determine surface area.
Variation of soak-time in activation process obtained variation of burn-offs and surface areas. Increasing of soak-time obtained increasing surface areas together with burn-offs. This is happened for both gas adsorption methods. Activated carbon yield a surface area that fulfill the requisite to become an effective sorbent.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37346
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Sekaringtyas
"Proses sintesis LiFePO 4/V/C dilakukan untuk membuat katoda baterai lithium ion. Sintesis diawali dengan membuat LiFePO4 melalui proses hidrotermal dengan bahan dasar LiOH, NH4H2PO4, dan FeSO4.7H2O. Setelah proses sintesis, LFP kemudian ditambahkan variasi vanadium dan karbon aktif sekam padi. Ketiga bahan dicampur menggunakan ball-miller kemudian dikarakterisasi analisis termal STA untuk menetukan temperatur sintering. Proses sintering dilakukan pada temperatur 850 C selama 4 jam. Hasil sintering kemudian dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X XRD dan morfologi permukaan dianalisa dengan menggunakan mikroskop elektron SEM.
Hasil karakterisasi dengan XRD menunjukkan terbentuknya fasa LiFePO4/V/C. Hasil SEM menunjukkan perbedaan morfologi penambahan vanadium dan karbon aktif. Proses pembuatan baterai dilakukan dengan bahan-bahan hasil sintesis. Pengujian konduktifitas dilakukan dengan menggunakan EIS. Hasil EIS menunjukkan bahwa dengan penambahan karbon aktif sekam padi memiliki konduktifitas yang lebih besar dibandingkan karbon gula dan carbon black. Hasilnya yaitu karbon aktif sekam padi dapat digunakan sebagai pelapis karbon pada katoda baterai lithium ion.

Use of carbon pyrolized from rice husk in the synthesis of LiFePO4 V C used as lithoum ion battery cathode has been carried out. The synthesis was begun by syntesizing LiFePO4 LFP via hydrothermal route using the precursors of LiOH, NH4H2PO4, and FeSO4.7H2O. The as synthesized LFP was then added with variations of vanadium and a fix composition of activated carbon using rice husk as the resource of the carbon. These three ingredients were mixed using a ball miller and was characterized using thermal analyzer to determine the transition temperature from which temperature 850 C was obtained. The LiFePO4 V C was characterized using X ray diffraction XRD whereas the surface morphology was analyzed using scanning electron microscope SEM equipped with energy dispersive X ray spectroscopy EDX.
XRD results show that the LiFePO4 V C has been formed, whereas SEM results showed a difference in morphology of vanadium and activated carbon addition. The battery were prepared from the as synthesized materials and was tested using electrical impendance spectroscopy EIS. EIS results showed that the materials with addition of activated carbon from the rice husk has greater conductivity than that of pure LFP. This prove that the activated carbon from the rice husk can be used as a cheap carbon resource for developing lithium ion battery cathode.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermanto Januar PA
"Skripsi ini membahas tentang proses pembuatan karbon aktif dari batubara Indonesia yaitu Riau, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur. Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan melakukan proses oksidasi dan aktivasi. Penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas karbon aktif dengan proses oksidasi pada temperatur 300ºC dan aktivasi dengan metode aktivasi fisika pada temperatur 950ºC.
Pada penelitian ini selain melihat perubahan burn off dari variasi laju aliran gas pada proses oksidasi dan aktivasi juga untuk mengetahui hasil burn off dari variasi posisi autoclave dan arah aliran inlet gas oksigen dan karbondioksida sebagai activating agen. Dan hasillnya didapat nilai burn off 93.7% dan nilai iodine number 879 mg/g pada batubara kalimantan timur pada autoclave horizontal dan arah aliran inlet bottom.

This final project studied about the process of making activated carbon from Indonesian coal, which location from Riau, West Sumatran, and East Kalimantan. Activated carbon is a carbon compound that has been increased its adsorption capability by doing oxidation and activation process. This research was a continuation from the latest research in order to increase the quality of activated carbon by doing oxidation process at temperature of 300ºC and activation process with physic activating method at temperature of 950ºC.
In this research beside seeing the change of burn off point with the variation of gas flow from oxidation and activation process, it is also to find out the burn off point with autoclave variation and inlet flow of oxygen and carbon dioxide gas. The result is 93,7% of burn off point and value 879 mg/g of iodine number with East Kalimantan coal in horizontal autoclave position and bottom inlet flow.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50931
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Charles
"Skripsi ini dilakukan eksperimen di laboratorium teknik mesin universitas Indonesia. Dimana membahas tentang proses pembuatan Karbon aktif dari batubara Indonesia yaitu Kalimantan Selatan. Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan melakukan proses oksidasi dan aktivasi. Penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Karbon aktif dengan proses karbonisasi mengalirkan gas nitrogen (N2) sebagai gas inert konstan 1000 ml/menit dengan temperatur 300°C.sedangkan proses aktivasi mengalirkan gas karbondioksida (CO2) sebagai activating agent konstan sebesar 400 ml/menit dengan metode aktivasi fisika pada temperatur 850°C. Pembuatan Karbon aktif ini menggunakan autoclave sistem rotary dengan putaran 9 rpm dan 20 rpm serta menggunakan vacuum atau zet untuk mempercepat membersihkan autoclave dan menghilangkan bau pada saat proses. Pada penelitian ini selain melihat perubahan burn off dari variasi laju putaran autoclave yang berbeda juga mengetahui iodine number.dari perubahan putaran autoclave tersebut hasillnya didapat nilai burn off 64% pada putaran 9 rpm dan nilai iodine number(Daya serap) 228.7805mg/gr pada putaran 20 rpm dengan bahan batubara kalimantan Selatan pada autoclave horizontal dengan sistem berputar.

This final project experiment is carried out in the laboratory of mechanical engineering University of Indonesia. Which carried out about the process of making activated carbon from Indonesian coal from South Kalimantan Indonesia. Activated carbon is a carbon compound that has been enhanced by the adsorption And activation of oxidation process. This study is continuation of previous research that aims to improve the quality of activated carbon with carbonation process flow of nitrogen gas (N2) as an inert gas constant using 1000 ml/min with a temperature of 300°C. However the gas stream activation process of carbon dioxide (CO2) as the activating agent constant of 400 ml/min the method of activation temperature physics at 850°C. Manufacture process of activated carbon used a auto rotary calve system with round 9 rpm and 20 rpm and using a vacuum or auto calve to accelerate cleaning and deodorizing at the time of the process. In this study in addition to seeing changes in the rate of burn-off of the variation of different autoclave cycle also find iodine number. From the autoclave rotation changes the value obtained resulted 64% burn-off on round 9 rpm and the iodine number (absorption) 228.7805 mg/gr on round 20 rpm with South Kalimantan coal material in a horizontal autoclave with a rotating system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1768
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Prasetyo
"Penelitian ini membuat karbon aktif dari limbah kulit kopi karena sampai saat ini pemanfaatan limbah kulit kopi belum maksimum. Aktivasi yang digunakan adalah aktivasi kimia menggunakan Kalium Karbonat karena berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, luas permukaan yang dihasilkan dapat bersaing dengan activating agent lain. Variasi yang dilakukan adalah variasi rasio massa activating agent/massa bahan baku 1/1, 3/2, dan 2/1 dan variasi suhu 600°C, 700°C, dan 800°C. Luas permukaan diperoleh dari konversi bilangan iod dengan hasil tertinggi adalah 891 m2/gram yang didapatkan dari suhu aktivasi 800°C dan rasio impregnasi 3/2. Sebagai pembanding, luas permukaan yang diperoleh dari aktivasi fisika menggunakan CO2 adalah 176 m2/gram.

This research aims to produce activated carbon from coffee shell waste due to utilization of coffee shell waste that far from maximum. Activation that will be used in this research is chemical activation using Potassium Carbonate because in previous researches show that surface area obtained by this activating agent can compete with other activating agent. The variation in this research is impregnation ratio and temperature. The impregnation ratio is 1/1, 3/2, and 2/1 while the temperature variation is 600°C, 700°C, and 800°C. The surface area is obtained by conversion of iod number with the highest result is 891 m2/gram which produced at temperature 800°C and impregnation ratio 3/2. Physical activation using CO2 is done for comparison and obtains surface area 176 m2/gram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Tias Miranti
"Pada penelitian pembuatan karbon aktif dari bambu ini digunakan metode aktivasi kimia dengan menggunakan variasi activating agent, yakni H3PO4 dan KOH dengan rasio massa activating agent/massa karbon 1/1, 2/1, dan 3/1. Aktivasi dilakukan pada temperatur 700oC selama 1 jam. Luas permukaan tertinggi yang direpresentasikan dengan bilangan iodin sebesar 772,08 mg/g diperoleh dengan aktivasi menggunakan H3PO4 dengan rasio massa activating agent/massa karbon 3/1, sedangkan aktivasi menggunakan KOH diperoleh bilangan iodin tertinggi sebesar 744,92 mg/g dengan rasio massa activating agent/massa karbon 3/1. Sebagai pembanding, juga dilakukan pembuatan karbon aktif dengan metode aktivasi fisika dan diperoleh bilangan iodin karbon aktif sebesar 283,38 mg/g.

This research aims to produce activated carbon from bamboo as the raw materials. In this research controlled by the activation method using variation of activating agent, H3PO4 and KOH with a mass ratio of activating agent/carbon mass are 1/1, 2/1, and 3/1. It also performed at 700°C activation temperature for 1 hour. The highest iodine number of 772.08 mg/g obtained by activation using H3PO4 with a mass ratio of activating agent/carbon mass 3/1, whereas activation with KOH obtained the highest iodine number of 744.92 mg/g with a mass ratio of activating agent/carbon mass 3/1. For comparison, the study was also carried out the manufacture of activated carbon by physical activation method and the iodine number of activated carbon obtained at 283.38 mg/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43804
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>