Ditemukan 205099 dokumen yang sesuai dengan query
Hapsari Cinantya Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komitmen dan kepuasan perkawinan pada individu dalam tahap perkawinan yang memiliki anak remaja. Sebanyak 157 partisipan diminta untuk mengisi kuesioner komitmen (sub-skala komitmen dari Sternberg’s Triangular Love Scale) dan kepuasan perkawinan (Fowers and Olson’s ENRICH Marital Satisfaction Scale). Pada penelitian ini, partisipan ditemukan memiliki komitmen dan kepuasan perkawinan yang cukup tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen dan kepuasan perkawinan (r = .462, p < .01). Selain itu, ditemukan pula adanya hubungan yang signifikan antara lama berpacaran dan kepuasan perkawinan (r = . 164, p < .05).
This research was aimed to examine the relationship between commitment and marital satisfaction in individuals who are in the stage of marriage with teenagers. A total of 157 participants were asked to fill out questionnaires commitment (subscale commitment of Sternberg's Triangular Love Scale) and marital satisfaction (Fowers and Olson's Enrich Marital Satisfaction Scale). In this research, participants were found have quite high commitment and marital satisfaction. The results also indicate a positive and significant relationship between commitment and marital satisfaction (r = .462, p < .01). In addition, a significant correlation was found between courtship length and marital satisfaction (r = . 164, p <.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52798
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tangkilisan, Patricia Sefrieda Nindya Karina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komponen intimacy dalam teori triangular cinta Sternberg dan kepuasan perkawinan pada individu yang berada dalam tahap perkawinan yang memiliki anak remaja. Sebanyak 157 partisipan mengisi kuesioner intimacy (subskala intimacy dari Sternberg's Triangular Love Scale) dan kepuasan perkawinan (Fowers and Olson's ENRICH Marital Satisfaction Scale). Pada penelitian ini, partisipan ditemukan memiliki intimacy dan kepuasan perkawinan yang tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara intimacy dan kepuasan perkawinan (r = .767, p < .01). Selain itu, ditemukan adanya korelasi yang signifikan antara lama berpacaran dan kepuasan perkawinan (r = .164, p < .05).
The aim of this research was to examine the relationship between the intimacy component of Sternberg's Triangular Theory of Love and marital satisfaction in individuals who are in the marital stage with teenagers. A total of 157 participants complete questionnaires on intimacy (Sternberg's Triangular Love Scale) and marital satisfaction (Fowers and Olson's Marital Satisfaction). In this research, participants were found to have high intimacy and marital satisfaction. The result also indicates a positive and significant relationship between intimacy and marital satisfaction (r = .767, p < .01). In addition, a significant correlation was found between courtship length and marital satisfaction (r = .164, p < .05). "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46606
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rizqya Juwita
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara cinta dan kepuasan perkawinan pada individu dalam tahap awal perkawinan. Sebanyak 53 perempuan dan 32 laki-laki atau 85 orang (Musia = 26,6 tahun, SD = 2,4) melengkapi Sternberg's Triangular Love Scale yang mengukur cinta, serta Fowers and Olson's ENRICH Marital Satisfaction Scale yang mengukur kepuasan perkawinan.
Hasil menunjukkan bahwa level cinta dan kepuasan perkawinan partisipan tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan signifikan yang positif (r =0,294, p<0,01, 2-tailed) antara cinta dan kepuasan perkawinan pada individu dalam tahap awal perkawinan.
This study aimed to examine the relationship between love and marital satisfaction among individuals in the early stage of marriage. As much as 53 females and 32 males or a total of 85 participants (Mage =26.6 years old, SD=2.4) completed Sternberg's Triangular Love Scale measuring love and Fowers and Olson's ENRICH Marital Satisfaction Scale measuring marital satisfaction. Results showed that the participants' love and marital satisfaction levels are high. Results also showed a significant positive relationship (r =.294, p<0.01, 2-tailed) between love and marital satisfaction among individuals in the early stage of marriage."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52487
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tambunan, Desita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara passion dan kepuasan perkawinan pada individu dalam tahap perkawinan yang memiliki anak remaja.
Sebanyak 157 partisipan yang memiliki anak remaja (usia 13-20 tahun) mengisi kuesioner passion (subskala passion dari Sternberg?s Triangular Love Scale) dan kepuasan perkawinan (ENRICH Marital Satisfaction Scale).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan positif (r=0.656,p<0.01). Hal tersebut menandakan bahwa passion dan kepuasan perkawinan partisipan tinggi. Berdasarkan analisis tambahan, ditemukan adanya hubungan signifikan lama berpacaran dengan kepuasan perkawinan pada partisipan (r=0.164, p<0.05).
This research is aimed to examine the relationship between passion according to Sternberg?s triangular theory of love and marital satisfaction in individuals at marital stage with teenagers.A total of 157 participants complete the questionnaires on passion (Sternberg?s Triangular Love Scale) and marital satisfaction (Fowers and Olson?s ENRICH Marital Satisfaction Scale). This research shows that participants have high passion and marital satisfaction.The result of this study indicates a positive and significant relationship between passion and marital satisfaction (r = 0.656, p<0.01). In addition, a significant correlation was found between courtship length and marital satisfaction (r = 0.164, p<0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46005
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aliyya Amanda
"Individu yang melakukan perkawinan campur seringkali dianggap memiliki kepuasan perkawinan yang rendah. Hal ini didasari oleh perbedaan latar belakang budaya dan banyaknya tekanan serta tantangan yang dihadapi dalam perkawinan. Kepribadian memiliki kontribusi dalam kepuasan perkawinan, salah satu trait kepribadian yang berkontribusi adalah agreeableness. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara trait kepribadian agreeableness dengan kepuasan perkawinan pada individu yang melakukan perkawinan campur. Penelitian ini dilakukan kepada 90 partisipan yang terdiri dari 76 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 14 Warga Negara Asing (WNA). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara trait kepribadian agreeableness dan kepuasan perkawinan.
Individuals who engage in mixed marriages are often considered to have low marital satisfaction. This is based on differences in cultural backgrounds and the many pressures and challenges faced in marriage. Personality has a contribution to marital satisfaction, one trait of personality that contributes is agreeableness. This study aims to look at the relationship between personality trait agreeableness and marital satisfaction in individuals who engage in mixed marriages. This research was conducted on 90 participants consisting of 76 Indonesian Citizens (WNI) and 14 Foreign Citizens (WNA). The results showed there was a significant relationship between agreeableness personality trait and marital satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lisantia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara cinta dan kepuasan perkawinan pada individu yang pertama kali menjadi orangtua. Sebanyak 62 partisipan diminta untuk mengisi kuesioner cinta (Sternberg’s Triangular Love Scale) dan kepuasan perkawinan (Fowers & Olson’s ENRICH Marital Satisfaction Scale). Pada penelitian ini, partisipan ditemukan memiliki cinta dan kepuasan perkawinan yang tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara cinta dan kepuasan perkawinan (r = 567, p < .01). Hal ini berarti semakin tinggi cinta, maka semakin tinggi pula kepuasan perkawinan pada individu yang pertama kali menjadi orangtua.
The aim of this research was to examine the relationship between love and marital satisfaction in first-time parent. A total of 62 participants were asked to complete questionnaires on love (Sternberg’s Triangular Love Scale) and marital satisfaction (Fowers & Olson’s Marital Satisfaction). In this research, participants were found to have high love and marital satisfaction. The result also indicates a positive and significant relationship between love and marital satisfaction (r = 567, p < .01). This means that the higher the love, the higher the marital satisfaction in first-time parent."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52799
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ayu Karlina
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran komitmen perkawinan pada individu yang menikah melalui proses ta rsquo aruf di masa awal perkawinan Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain kuantitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan tipe komitmen dari Johnson dkk 1999 pada individu yang menikah melalui ta rsquo aruf komitmen personal dan komitmen moral tinggi di awal perkawinan sedangkan untuk komitmen struktural didapat hasil yang rendah Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perempuan dan laki laki pada masing masing tipe komitmen perkawinan Dari hasil penelitian peneliti juga menyarankan agar penelitian selanjutnya menambah jumlah partisipan serta menambahkan pendekatan kualitatif agar diperoleh hasil yang lebih dalam.
This study aims to describe the marital commitment in individuals whose married through ta rsquo aruf process in the beginning phase of marriage The marital commitment is based on theory according to Johnson et al 1999 The result is in individuals whose married through ta rsquo aruf process reported higher levels of personal commitment and moral commitment and lower score of structural commitment This study found that nothing gender differences of marital commitment in individuals whose married through ta rsquo aruf process in the beginning phase of marriage From the results of the study researcher also suggested that further research to increase the number of participants and adding a qualitative approach in order to obtain better results in descriptive study "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59124
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Fachriza Putra
"Pada tahap dewasa madya, seorang ayah yang bekerja dihadapkan pada berbagai tanggung jawab, termasuk mencari nafkah dan terlibat aktif dalam urusan keluarga. Peran yang kompleks ini dapat mempengaruhi kepuasan pernikahannya. Dalam upaya mencapai kepuasan dalam pernikahan, komitmen menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat komitmen dengan tingkat kepuasan pernikahan pada ayah yang bekerja. Partisipan penelitian ini berjumlah 241 responden berusia antara 40 hingga 65 tahun, yang telah menikah, bekerja, memiliki anak, dan juga memiliki orang tua atau mertua yang masih menjadi tanggungan. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang dirancang khusus untuk mengukur tingkat komitmen menggunakan Investment Model of Commitment Scale dan tingkat kepuasan pernikahan menggunakan Couple Satisfaction Index-16 Item. Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara komitmen dengan kepuasan pernikahan (r(239) = 0,376, p < 0,01, one-tailed). Para responden yang menunjukkan tingkat komitmen yang tinggi cenderung memiliki tingkat kepuasan pernikahan yang tinggi. Penelitian ini menyajikan informasi yang berharga tentang pentingnya komitmen dalam mencapai kepuasan pernikahan pada ayah yang berada dalam tahap dewasa madya. Temuan ini dapat memberikan wawasan bagi para ayah yang ingin meningkatkan kualitas hubungan pernikahan mereka.
During the middle adulthood stage, a working father faces various responsibilities, including providing for the family's financial needs and actively participating in family matters. This complex role can influence the satisfaction in his marital relationship. In the effort to achieve marital satisfaction, commitment becomes a crucial factor that needs to be considered. This research aimed to examine the relationship between the level of commitment and marital satisfaction among working fathers. The study involved 241 participants aged between 40 and 65 years, who were married, employed, had children, and also had elderly parents or in-laws as dependents. Data were collected using specially designed questionnaires to measure the level of commitment using the Investment Model of Commitment Scale and the level of marital satisfaction using the Couple Satisfaction Index-16 Item. The results of the correlation analysis showed a significant positive relationship between commitment and marital satisfaction (r(239) = 0.376, p < 0.01, one-tailed). Respondents who demonstrated higher commitment levels tended to have higher levels of marital satisfaction. This study provides valuable information about the importance of commitment in achieving marital satisfaction among fathers in the middle adulthood stage. These findings can offer insights for fathers who seek to enhance the quality of their marital relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Novia Maharani
"
ABSTRAKPenelitian ini menguji hubungan antara variabel penyesuaian pernikahan dan karakteristik pernikahan. Dalam konteks ini, kelompok peserta yang dipilih adalah individu-individu yang menikah melalui proses ta'aruf. Proses ta'aruf merupakan salah satu bagian dari perjodohan yang cukup banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang beragama Islam. Proses ta'aruf merupakan proses berkenalan dengan durasi yang relatif singkat sebelum menikah, dan penelitian ini menggunakan sekelompok orang yang menikah ta'aruf untuk melihat apakah ada ciri-ciri perkawinan yang diasumsikan dapat diramalkan dengan penyesuaian perkawinan. Peneliti berasumsi bahwa meskipun perkawinan yang terjadi hanya dengan durasi perkenalan yang cukup singkat, individu dalam kelompok ini tetap dapat membentuk ciri-ciri perkawinan (nilai cinta, kesetiaan dan nilai-nilai kebersamaan). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan uji analisis korelasional dengan metode pengumpulan data melalui kuesioner online. Data diperoleh sebanyak 257 individu berusia 19-43 tahun dari berbagai daerah di Indonesia (58 laki-laki dan 199 perempuan). Berdasarkan hasil uji korelasi antara penyesuaian diri perkawinan dan karakteristik perkawinan terdapat hasil yang positif dan signifikan (r = 0,326).
ABSTRACTThis study examines the relationship between marriage adjustment variables and marital characteristics. In this context, the selected participant groups are individuals who are married through the ta'aruf process. The ta'aruf process is a part of the matchmaking which is quite a lot carried out by the Indonesian people who are Muslim. The ta'aruf process is a process of acquaintance with a relatively short duration before marriage, and this study uses a group of people who marry ta'aruf to see whether there are marital characteristics that are assumed to be predictable by marriage adjustments. Researchers assume that even though the marriage occurs only with a fairly short duration of introduction, individuals in this group can still form marital characteristics (the value of love, loyalty and values of togetherness). The research method used is a quantitative method with a correlational analysis test with the method of collecting data through an online questionnaire. Data were obtained as many as 257 individuals aged 19-43 years from various regions in Indonesia (58 men and 199 women). Based on the results of the correlation test between marital adjustment and marital characteristics, there were positive and significant results (r = 0.326)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fudhla Hafizhah
"Dua cara memasuki pernikahan adalah love marriage dan arranged marriage. Di Indonesia yang merupakan negara mayoritas Muslim, salah satu bentuk arranged marriage adalah taaruf, yaitu bentuk perjodohan yang dilakukan sesuai dengan norma Islam. Taaruf menjadi salah satu dari dua tren pemilihan pasangan di Indonesia bersama dengan pacaran yang lebih cenderung kepada love marriage. Adanya perbedaan di antara keduanya menimbulkan dugaan terdapat pula perbedaan dalam hal komitmen pernikahan. Komitmen pernikahan terdiri dari komitmen personal, komitmen moral, dan komitmen struktural. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan komitmen pernikahan pada individu yang menikah melalui proses pacaran dan taaruf, dilakukan penelitian terhadap 305 partisipan yang terdiri dari 147 individu yang menikah melalui proses pacaran dan 158 individu yang menikah melalui proses taaruf dalam masa delapan tahun pertama pernikahan. Perhitungan menggunakan independent sample t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan komitmen personal (t(303) = -0.524, p = 0.608), komitmen moral (t(303) = 0.324, p = 0.746), dan komitmen struktural (t(303) = -1.268, p = 0.206), pada individu yang menikah melalui proses pacaran dan taaruf.
Generally, two of the most common marriage systems are love marriage and arranged marriage. In Indonesia, a Muslim-majority country, one form of arranged marriage is called taaruf, a form of matchmaking that is carried out in accordance with Islamic norms. Taaruf is one of the two trends of partner selection in Indonesia aside from dating, which tends to lean more towards love marriage. Differences between the two raises the assumption that there are also differences in terms of marital commitment. Marital commitment consists of personal commitment, moral commitment, and structural commitment. To discover if such differences prevail in marital commitment between individuals getting married through dating and those through taaruf, a study was conducted on a total of 305 participants consisting of 147 individuals getting married through dating and 158 others through taaruf, all of whom are within the first eight years of marriage. Calculations using independent sample t-test showed that there were no differences in personal commitment (t(303) = -0.524, p = 0.608), moral commitment (t(303) = 0.324, p = 0.746), and structural commitment (t(303) = -1.268, p = 0.206), between individuals getting married through dating and taaruf."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library