Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajang Indra
"Perhitungan risiko pada fasilitas industri diperlukan untuk melihat nilai risiko yang dapat berdampak kepada aspek keselamatan pekerja, lingkungan, finansial, dan reputasi perusahaan. Perhitungan risiko pada fasilitas Normally Unmanned Installation (NUI) biasanya tidak mengakomodir keberadaan personil atau pekerja, sehingga nilai risiko tidak dapat diterapkan ketika ada rencana penempatan pekerja ke atas NUI. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui nilai risiko yang ada di NUI bersamaan dengan rencana penempatan personil keamanan. NUI yang dijadikan objek kajian adalah dua tipe platform dengan kondisi berbeda. Nilai risiko diperoleh dengan pendekatan metode Semi Quantitative Risk Analysis (SQRA) melalui penjabaran faktor-faktor risiko ke dalam kriteria likelihood dan consequence. Kriteria likelihood dan consequence dirangking dari nilai 1 sampai 5 sesuai dengan Matriks Risiko skala 5 x 5 yang digunakan. Hasil perhitungan risiko menunjukkan bahwa nilai risiko pada NUI berada pada level “low risk” dan acceptable.

Risk assessment on industrial facilities needed to see the risks that may impact on safety, environmental, financial, and corporate reputation. Risk assessment on Normally Unmanned Installation (NUI) facilities usually do not accommodate the existence of personnel or employees, so the risk value can not be applied when there is a plan to personnel deployment on NUI. This study aimed to determine the risk value inherent with security personnel deployment planning at NUI. The NUI that will be assessed are two type platforms with different conditions. Risk values obtained by semi quantitative risk analysis method through determination of likelihood and consequence criteria. Likelihood and consequence criteria values ranked from 1 to 5 according to scale of Risk Matrix 5 x 5 used. Risk assessment results show that NUIs risk level is at "low risk" and broadly acceptable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paksi Pujianto
"ABSTRAK
Analisis risiko dan evaluasi risiko pada fasilitas industri gas digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat berdampak pada aspek keselamatan, pencemaran lingkungan, finansial dan reputasi perusahaan. Demikian juga pada fasilitas Liquid to Compressed Natural Gas (LCNG Station), analisis risiko dan evaluasi risiko harus dikaji dan dievaluasi secara kontinyu untuk mengetahui apakah level resiko masih berada pada tingkat yang aman atau tidak, serta digunakan sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah mitigasi risiko secara efektif dan tepat sasaran. Penelitian ini melakukan kajian analisis risiko pada fasilitas operasi LCNG Station dengan menggunakan metode Analisis Risiko Semi Kuantitatif (SQRA) untuk mengetahui faktor-faktor risiko dan mengevaluasi risiko pada fasilitas operasi LCNG Station menggunakan perangkat lunak Crystall Ball. Penentuan faktor-faktor risiko mengacu pada data sekunder LCNG Station dan merujuk pada standar internasional sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Perhitungan nilai risiko dilakukan dengan menjabarkan faktor-faktor risiko kedalam kriteria likelihood dan consequence yang dirangking dari nilai skala 1 sampai 5 sesuai dengan Matriks risiko skala 5 x 5. Hasil perhitungan nilai risiko menggunakan perangkat lunak Crystall ball menunjukkan bahwa nilai resiko fasilitas operasi LCNG Station masih berada dalam level "low risk" dan acceptable.

ABSTRACT
Risk analysis and Risk evaluation on industrial facilities is used to see the risk value and the risk level that may impact on worker safety, environmental pollution, operating facilities, financial, and company credibility. Thus, risk analysis and risk evaluation on LCNG Station operating facilities must be assessed and evaluated continuously to know whether the risk level is at a safe level or not, and to determine strategic steps to be taken to reduce the critical risk effectively. This study conducted a risk analysis study on LCNG Station operating facilities using the Semi Quantitative Risk Assessment (SQRA) method to determine risk factors and evaluate the risk level of LCNG Station operating facilities using Crystall Ball software. Determination of risk factors using secondary data of LCNG Station and international standards as supporting data that used in this study. Risk value calculation is carried out by describing risk factors into Likelihood and Consequence criteria that be ranked from ​​1 to 5 values using a 5 x 5 scale Risk Matrix. The results of risk value calculation and Crystall ball simulation show that the risk value on LCNG Station operating facilities is at the level of "low risk" and "acceptable" category."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nanda Faria
"Pengembangan pemanfaatan energi dari sumber energi terbarukan marak dilakukan sebagai bentuk dari gerakan menuju pemanfaatan energi rendah karbon di masa yang akan datang. Salah satu bentuk energi alternatif yang dikembangkan adalah hidrogen yang dihasilkan dengan proses elektrolisis air. Berbagai faktor perlu diperhatikan dalam pengembangan fasilitas produksi hidrogen salah satunya adalah faktor keselamatan, khususnya keselamatan proses. Pertimbangan faktor keselamatan proses adalah untuk melihat sejauh mana potensi kehilangan (losses) yang dapat terjadi jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan proses sehingga perlu dilakukan kajian terkait risiko keselamatan proses yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan lingkup fasilitas produksi hidrogen dengan proses alkaline electrolyzer. Metode yang dilakukan dalam studi ini adalah secara semi-quantitative dengan memanfaatkan penilaian risiko dengan teknik Hazard and Operablitity Study (HAZOP) serta Layer of Protection Analysis (LOPA). Hasil dari HAZOP dari skenario 22 causes dan 26 consequences pada 7 nodes menunjukkan bahwa keberadaan 29 safeguards dapat menurunkan risiko keselamatan proses pada operasi dari rentang low to very high risk menjadi low to medium risk sedangkan hasil dari 4 skenario LOPA menunjukkan bahwa tidak diperlukan penambahan lapisan proteksi dan sebagai kesimpulan fasilitas produksi hidrogen dapat dioperasikan dengan kategori risiko As Low As Reasonably Practicable (ALARP).

The development of energy use from renewable energy sources is widely carried out as a form of movement towards the use of low-carbon energy in the future. One form of alternative energy being developed is hydrogen which is produced by the electrolysis of water. Various factors need to be considered in the development of hydrogen production facilities, one of which is the safety factor, especially process safety. The consideration of process safety factors is to see the extent of potential losses that can occur in the event of an accident related to the process, so it is necessary to conduct a study related to process safety risks that will be carried out in this study with the scope of hydrogen production facilities with alkaline electrolyzer processes. The method used in this study is semi-quantitative by utilizing risk assessment using the Hazard and Operability Study (HAZOP) and Layer of Protection Analysis (LOPA) techniques. The results of HAZOP from 22 causes and 26 consequences scenarios at 7 nodes shows that the presence of 29 safeguards can reduce process safety risk in operation from low to very high risk to low to medium risk, while the results from 4 LOPA scenarios indicate that no additional layer of protection is required. The study conclude that the hydrogen production facility can be operated under the As Low As Reasonably Practicable (ALARP) risk category."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Zaenal Abidin
"Industri minyak dan gas merupakan salah satu industri dengan tingkat risiko tinggi bagi pekerja dan masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan oleh sifat dari produk yang dihasilkan, yaitu hidrokarbon (gas dan cair), termasuk ke dalam kategori zat yang mudah terbakar. Salah satu upaya untuk memahami tingkat risiko bekerja di fasilitas migas adalah dengan menggunakan metode kuantitatif atau yang sering disebut dengan QRA (Quantitative Risk Assessment). QRA yang dilakukan di ORF (Onshore Receiving Facility) bertujuan untuk memahami perubahan risiko terhadap pekerja di ORF dikarenakan adanya modifikasi dan penambahan sistem perpipaan Lean Gas untuk keperluan komersial. Selain itu, modifikasi sistem perpipaan juga dilakukan di KM 21.65. Hasil studi QRA untuk ORF dan KM 21.65 menunjukkan bahwa paparan risiko tertinggi berasal dari proses hidrokarbon untuk kelompok pekerja Field Operator, Assistance Operator, dan Turnaround Staff dengan IRPA berada di angka 4.24E-05/tahun dikarenakan tingkat kehadiran yang tinggi di area proses, dengan kontribusi risiko mencapai 54%. Selain itu, area ORF dan KM 21.65 telah memenuhi kriteria LSIR dengan tidak melebihi 1.00E-05/tahun dan 1.00E-06/tahun untuk area di luar pagar batas ORF dan KM 21.65. Societal Risk di ORF dan KM 21.65 berada di area ALARP dan memenuhi kriteria perusahaan. Hasil studi ini juga telah melalui proses validasi, baik untuk data input dan hasil perhitungan, yang dilakukan oleh gabungan tim dari Operations, Project Development – Facilitites Engineering, Maintenance, Asset Integrity dan HSEQ – Pocess Safety. Sebagai tambahan, studi ini telah dilakukan dengan mempertimbangkan Aspek K3LL, Kode Etik Keinsinyuran dan Profesionalisme.

The oil and gas industry is an industry with a high level of risk for workers and the surrounding community. This is due to the nature of the products produced, namely hydrocarbons (gas and liquid), which are included in the category of flammable substances. One effort to understand the level of risk of working in oil and gas facilities is to use quantitative methods or what is often called QRA (Quantitative Risk Assessment). The QRA carried out at ORF (Onshore Receiving Facility) aims to understand changes in risk to workers at ORF due to modifications and additions to the Lean Gas piping system for commercial purposes. Apart from that, modifications to the piping system were also carried out at KM 21.65. The results of the QRA study for ORF and KM 21.65 show that the highest risk exposure comes from the hydrocarbon process for the Field Operator, Assistance Operator and Turnaround Staff worker groups with IRPA at 4.24E-05/year due to the high level of presence in the process area, with risk contribution reached 54%. In addition, the ORF and KM 21.65 areas have met the LSIR criteria by not exceeding 1.00E-05/year and 1.00E-06/year for areas outside the ORF and KM 21.65 boundary fences. Societal Risk at ORF and KM 21.65 is in the ALARP area and meets the company's criteria. The findings of this study have undergone a validation process for both input data and calculation results, conducted by a collaborative team from Operations, Project Development – Facilities Engineering, Maintenance, Asset Integrity, and HSEQ – Process Safety. Additionally, this study has been conducted with consideration for HSE (Health, Safety, Environment, and Loss Prevention) aspects, Engineering Code of Ethics, and Professionalism."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadani Arnur
"Risiko kebakaran dan ledakan mengakibatkan kerugian terhadap keselamatan pekerja, pencemaran lingkungan, kerusakan perangkat kerja dan kredibilitas perusahaan. Fasilitas gas memiliki risiko kebakaran dan ledakan karena natural gas merupakan highly flammable dari campuran metana (utama : 70-90%), etana dan sedikit senyawa lain. Oleh karena itu, sebagai dasar upaya pencegahan dan pengendalian terhadap konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko kebakaran dan ledakan dengan menurunkan dampak/konsekuensi ketingkat yang bisa diterima (aceptable level) pada fasilitas pengolahan gas (separation system, gas processing system dan fuel gas system), diperlukan analisis semi-kuantitatif risiko kebakaran dan ledakan.
Teknik yang digunakan adalah melakukan analisis data sekunder (studi HAZID, studi HAZOP, Bow-tie Analysis dan simulasi PHAST). Hasil penelitian ini sebagai dasar upaya mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan kejadian kebakaran dan ledakan pada fasilitas pengolahan gas. Dari hasil simulasi crystal ball didapat total forecast memiliki angka 4.30 dimana jika dilihat di matriks resiko maka berada dilevel medium risk yang berati bahwa fasilitas pengolahan gas termasuk katagori risiko masih dapat diterima. Untuk sensitivity, perubahan tekanan (16.0%), perubahan suhu (15.9%) dan kelebihan tekanan (15.8%) merupakan faktor yang paling sensitif terhadap perubahan dibandingkan faktor-faktor lainnya. Selain itu, dapat membantu dalam menentukan rekomendasi yang tepat untuk diterapkan pada fasilitas pengolahan gas tersebut.

Risk of fire and explosion resulted in the loss of the worker safety, environmental pollution, damage to the work and credibility of the company. Gas facility has a risk of fire and explosion because natural gas is a highly flammable mixture of methane (major: 70-90%), ethane and a bit of other compounds. Therefore, as a basis for prevention and control of the consequences arising from the risk of fire and explosion by reducing the impact / consequences to the level that can be accepted (aceptable level) with a precise cost on gas processing facilities (separation systems, gas processing system and fuel gas system), a semiquantitative analysis is required the risk of fire and explosion.
The technique used is to conduct a secondary data analysis (HAZID and HAZOP studies, Bow-tie Analysis and PHAST simulation). The results of this study as a basis for efforts to determine the dominant factors that cause the occurrence of fire and explosion at a gas processing facility. From the simulation results obtained crystal ball that total forecast has the number 4.30 which when seen in the risk matrix was at medium risk which means that the gas processing facility including the safe category/tolerable risk. For sensitivity, pressure changes (16.0%), themperature changes (15.9%) and excess pressure (15.8%), are the factors that are most sensitive to change than other factors. In addition, it can assist in determining the appropriate recommendations to be applied to the gas processing facility.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-43402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Farah Dita Gunawan
"Dalam beberapa tahun terakhir, menjamurnya SPBU mini, yang biasa dikenal dengan nama “Pertamini”, telah menjadi tren usaha kecil yang menonjol di seluruh Indonesia. Meskipun kehadiran dan popularitasnya tersebar luas, banyak dari pompa bensin mini ini tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran yang ditetapkan. Sebaliknya, SPBU yang terorganisir dengan baik atau SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), yang merupakan stasiun pengisian bahan bakar standar di Indonesia, mematuhi peraturan keselamatan kebakaran yang ketat. Analisis terfokus mengenai penilaian risiko kebakaran pada SPBU dan SPBU mini akan dibahas dalam tulisan ini dengan menggunakan metode FLAME, beserta simulasinya menggunakan software ALOHA. Metode Penilaian Risiko Kebakaran untuk Perusahaan (FLAME) adalah metode penilaian risiko kebakaran semi-kuantitatif yang dirancang sederhana, efisien, dan dapat disesuaikan untuk berbagai perusahaan. Metode FLAME menggunakan pendekatan penilaian untuk menetapkan tingkat risiko pada berbagai faktor, dan kemudian menggabungkan skor tersebut untuk menghitung skor risiko keseluruhan untuk area, bangunan, atau fasilitas yang menjadi fokus. ALOHA adalah program perangkat lunak pemodelan bahaya dari rangkaian perangkat lunak CAMEO yang biasa digunakan untuk merencanakan dan merespons keadaan darurat bahan kimia/bahan berbahaya. Rincian pelepasan bahan kimia/zat berbahaya yang aktual atau potensial dapat dimasukkan ke dalam ALOHA dan perkiraan zona ancaman akan dihasilkan untuk berbagai jenis bahaya. Pool fire adalah nyala api difusi yang dipicu oleh genangan cairan yang mudah terbakar secara horizontal, seperti tumpahan bahan bakar atau tangki penyimpanan. Api di kolam biasanya menyala secara turbulen, dengan nyala api yang membumbung ke atas permukaan kolam karena daya apung dan pelepasan panas. Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik pembakaran api kolam antara lain jenis bahan bakar, diameter kolam, suhu awal bahan bakar, tekanan, konsentrasi oksigen, dan radiasi. Faktor-faktor ini secara signifikan mempengaruhi parameter seperti geometri api (tinggi), laju pelepasan panas, dan denyut api. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, kondisi lingkungan juga dapat memberikan dampak yang besar terhadap perilaku kebakaran.

In recent years, the proliferation of mini gas stations, commonly known as "Pertamini," has become a notable small business trend across Indonesia. Despite their widespread presence and popularity, many of these mini gas stations do not meet established fire safety standards. In stark contrast, well-organized gas stations or SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), which are the standard fuel stations in Indonesia, adhere to stringent fire safety regulations. The focused analysis about fire risk assessment in a gas station and mini gas stations will be discussed in this paper using the FLAME method, along with the simulation using ALOHA software. The Fire Risk Assessment Method for Enterprises (FLAME) method is a semi-quantitative fire risk assessment method that is designed to be simple, efficient, and adaptable to a wide range of enterprises. The FLAME method uses a scoring approach to assign risk levels to different factors, and it then combines these scores to calculate an overall risk score for the focused area, building, or facility. ALOHA is a hazard modeling software program from the CAMEO software suite that is commonly used to plan and respond to chemical/hazardous materials emergencies. Details of actual or potential releases of chemicals/hazardous substances can be entered into ALOHA and threat zone estimates will be generated for different types of hazards. Pool fire is a diffusion flame fueled by horizontal pools of flammable liquids, like fuel spills or storage tanks. Pool fire characteristically burns in a turbulent manner, with flames rising above the pool surface due to buoyancy and heat release. The factors that affect the burning characteristics of pool fire include fuel type, pool diameter, initial fuel temperature, pressure, oxygen concentration, and radiation. These factors significantly influence parameters like flame geometry (height), heat release rate, and pulsation of fire. Other than the mentioned factors before, environmental conditions can also heavily give impact to the fire behavior."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agastya Searianda
"Fasilitas anjungan lepas pantai yang terletak di Lapangan Alpha merupakan fasilitas yang memiliki risiko tinggi, dan hal tersebut membutuhkan analisis risiko lebih lanjut untuk memastikan pengoperasiannya aman bagi manusia dan lingkungan di sekitarnya. Analisis risiko kuantitatif sulit dipahami oleh beberapa pihak, oleh karena itu perlu dikembangkan dengan pendekatan semi kualitatif dengan metode Risk Based Inspection (RBI). Penelitian ini ingin mendapatkan nilai risiko yang dievaluasi dalam bentuk matriks risiko dengan bantuan perangkat lunak Crystal Ball. Hasil dari penelitian ini adalah nilai risiko fasilitas anjungan lepas pantai yang berada pada tingkat yang dapat diterima.

Offshore platform facility located in the Field Alpha is a facility that has a high risk, and it requires further risk analysis to ensure the operation is safe for humans and the environment around it. Quantitative risk analysis is difficult to understand by some parties, and therefore need to be developed with a semi qualitative approach with Risk Based Inspection (RBI) methods. This study wanted to get the value of the risks evaluated in the risk matrix form with the help of Crystal Ball software. The results of this study is the risk of offshore platform facilities which are at an acceptable level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42562
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Saputra
"

Dalam kegiatan operasional pengeboran gas lepas pantai  yang merupakan kegiatan industri hulu migas dimana diawali dengan kegiatan Survei Pendahuluan untuk menentukan tempat atau kegiatan pengeboran gas tersebut. Dalam hal  ini banyak ditemukan potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kegagalan dilakukan survei pendahuluan Pada penelitian ini, analisa risiko dilakukan pada kegiatan survei pendahuluan proses pengeboran gas di lepas pantai dengan metode analisa semi kuantitatif yang mana menjadi early warning system untuk memperoleh working permit (izin melakukan pekerjaan) Dalam penelitian ini, scenario effect yang memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menyebabkan terjadinya top event (pada model bow-tie) lalu dianalisis dengan metode event tree analysis.  Metode pengambilan data tersebut dilakukan dengan cara pengamatan manual dan digitalisasi. Tinggi gelombang tertinggi terjadi pada bulan Desember 2017 dan November 2018 dengan tinggi maksimal 3,4 m (Desember 2017) dan 3,9 m (November 2018), curah hujan maksimal dan rata – rata tertinggi pada bulan Januari 2018 (137,7 mm/hari – Sangat Lebat) dan September 2018 (117,8 mm/hari – Sangat Lebat), nilai rata – rata kecepatan angin tertinggi terjadi pada bulan November 2018 (9 knot) dan disusul pada bulan Januari 2018 (8 knot), skenario effect yang akan menyebabkan top event tersebut, lalu dilanjutkan dengan analisis event tree berdasarkan hasil survei yang didapat dari literature, tinggi gelombang di Laut Natuna Utara tertinggi pada 3,9 meter (Minggu ke-2 November 2018) termasuk kategori gelombang air laut cukup tinggi (2 – 4 meter) dan kecepatan angin tertinggi pada 15 knot (Minggu ke-1 November 2018) termasuk kategori kecepatan angin medium (11 – 30 knot) sehingga menghasilkan potensi dampak level 2. Sebagai upaya pencegahan dampak tersebut adalah dengan malakukan pemasangan peralatan inovasi yang berupa AWS Maritime (Authomatic Weather Station) sebagai early warning signal di perairan maupun lepas pantai dan Alat Pengaman Diri pada pekerja sehingga mampu meminimalisasi resiko kegiatan survei pendahuluan yang diakibatkan oleh pembangkitan ketinggian gelombang karena pengaruh kecepatan angin.


Activities Operations upstream oil and gas in offshore gas drilling is Preliminary Survey activity to determine the location or activity of gas drilling. In this case, there are many potential hazards that may result in the failure of the preliminary survey. In this research, risk analysis is carried out on preliminary survey of gas drilling process offshore by semi-quantitative analysis method which becomes an early warning system to obtain working permit  in the implementation of the preliminary survey. in this study, scenario effects that have a higher probability of causing a top event (in the bow-tie model) are analyzed by the event tree analysis method. The method of retrieving all three data is done by manual observation and digitalization. The highest wave height occur in December 2017 and November 2018 with a maximum height of 3.4 m (December 2017) and 3.9 m (November 2018), maximum rainfall and the highest average in January 2018 (137.7 mm /day- very heavy) and September 2018 (117.8 mm / day - very heavy), the highest average wind speed occurred in November 2018 (9 knots) and followed in January 2018 (8 knots), the effect scenario will cause the top event, then proceed with an analysis of event tree based on the survey results obtained from the literature, the wave height in the North Natuna Sea was highest at 3.9 meters (Second Weeks of November 2018) including a fairly high sea water wave category (2 - 4 meters) and the highest wind speed at 15 knots (1st week of November 2018) including medium wind speed categories (11 - 30 knots) resulting in a level 2 potential impact. As an effort to prevent these impacts is to install innovative equipment in the form of AWS Maritime (Authomatic Weather Station) as an early warning signal in the sea water and platform offshore and Self Safety Equipment for workers so as to minimize the risk of preliminary survey activities caused by the generation of wave heights due to influence wind velocity.
"
2019
T52142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deva Wirianugraha
"Pressure vessel atau bejana tekan yang dianalisa merupakan amine regenerator yang merupakan salah satu bagian penting pada unit purifikasi untuk meregenerasi rich activated MDEA atau rich aMDEA (mengandung banyak CO2) dan menghasilkan lean aMDEA (tanpa kandungan CO2) yang kemudian siap untuk menyerap CO2 pada feed gas. Bejana tekan beroperasi pada suhu dan tekanan tinggi, serta memproses media korosif. Oleh karena itu, terdapat beberapa potensi bahaya dan risiko keselamatan seperti ledakan, kebocoran, kebakaran, pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi di kemudian hari. Penilaian yang digunakan adalah metode kuantitatif inspeksi berbasis risiko (RBI). Metode tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk menjadwalkan inspeksi berdasarkan probabilitas kegagalan (POF) dan konsekuensi kegagalan (COF) yang terjadi dalam pengoperasian, baik dari sisi manusia maupun lingkungan. Hasil penilaian menunjukkan bahwa peralatan tersebut memiliki tingkat risiko yang tinggi, dengan nilai POF sebesar 0,03285, nilai COF (area-based) sebesar 1.684.287,9 m2, dan nilai COF (financial-based) sebesar 2.891.050.051,03 $/tahun. Tanggal pemeriksaan selanjutnya kemudian dihitung, yang memberikan hasil yaitu 10 tahun dari tanggal pemeriksaan saat ini. Pembahasan mengenai perbandingan dengan penelitian serupa juga dilakukan, yang mengungkapkan bahwa hasil perhitungan risiko ini terdapat kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain di luar fokus penilaian risiko dari bejana tekan itu sendiri. Beberapa rekomendasi diberikan berdasarkan hasil penilaian dan pembahasan penelitian ini.

The analyzed pressure vessel is an amine regenerator, which is one of the important part in the purification unit to regenerate rich activated MDEA or aMDEA (contain a lot of CO2) and produce lean aMDEA (without CO2 content) and ready for absorbing CO2 in feed gas. The pressure vessel operates at high temperatures and pressures, and it processes corrosive media. Therefore, there are several potential hazards and safety risks such as explosions, leaks, fires, environmental pollution that could possibly occurs in the future. An assessment using a quantitative method of risk based inspection (RBI) is being used. It is a method that can be used as a tool for designing inspection schedules based on the probability of failures (POF) and the consequences of failures (COF) that occur in operation, both for humans and the environment. The result of the assessment shows that the equipment has a high risk level, with the POF value of 0,03285, COF (area-based) value of 1.684.287,9 m2, and the COF (financial-based) value of 2.891.050.051,03 $/year. The next inspection date is being calculated, which results in 10 years from the current inspection date. A discussion regarding a comparison with other similar research is also being carried out, which reveals that the result of the risk assessment of this research might have been affected by other factors outside the focus of the risk assessment of the equipment by itself. Several recommendations are being made according to the result of the assessment and the discussion of this research."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Tirtasiwi Sekti
"Hidrokarbon merupakan bahan yang mudah terbakar yang dapat menyebabkan kecelakaan besar kecelakaan dan ledakan di instalasi anjungan lepas pantai pengolahan hidrokarbon. Kebakaran dan ledakan di anjungan lepas pantai adalah kecelakaan yang relatif jarang terjadi tetapi dapat memiliki konsekuensi tak terduga yang berdampak signifikan terhadap kematian dan kehilangan aset. Metode: Metode deskriptif dengan desain kuantitatif dari data sekunder tahun 2020 (cross sectional) dan studi literatur tanpa melakukan intervensi pada objek penelitian (non-experimental) dianalisis menggunakan perangkat lunak (PHAST) untuk mengevaluasi model konsekuensi kebakaran dan ledakan. Analisis frekuensi dengan metode fault tree dan event tree analysis, untuk menganalisa kemungkinan terjadinya overpressure dan terjadi nya kecelakaan besar pada fasilitas pengolahan hidrokarbon gas dan minyak di anjungan lepas pantai yang merupakan Major Hazard Plant. Hasil: Tingkat risiko tertinggi untuk kematian personel yang bekerja di anjungan lepas pantai tersebut berada pada tingkat ALARP Region dari kontributor skenario terbesar flash fire dengan jumlah fatality sebanyak 10 orang dan nilai frekuensi 3,26E-08/year artinya 1 dari 30.674.847 peluang skenario flash fire dalam 1 tahun dapat terjadi hingga menyebabkan kematian 10 orang, sedangkan risiko terhadap aset berada pada tingkat risiko yang dapat diterima/Acceptable dari kontributor skenario terbesar jet fire dengan nilai kehilangan aset sebesar 40.590.800,00 dan nilai frekuensi tertinggi 6,31E-08/year artinya 1 dari 15.847.861 peluang skenario jet fire dalam 1 tahun dapat terjadi hingga menyebabkan kehilangan aset sebesar $ 40.590.800 dari kebakaran dan ledakan skenario overpressure yang berpotensi terjadi di anjungan baru lepas pantai dengan mempertimbangkan beberapa sistem pengaman yang telah ditentukan dalam desain. Kesimpulan: Tidak diperlukan adanya tambahan mitigasi dikarenakan sistem pengaman yang telah ditentukan dalam desain cukup untuk mencegah kecelakaan besar yang dapat terjadi sehingga anjungan baru lepas pantai dinyatakan aman untuk dioperasikan

Hydrocarbons are flammable materials can cause major accidents and explosions at offshore platform hydrocarbon processing. Fires and explosions on offshore platforms are relatively rare accidents but can have unforeseen consequences that can have a significant impact on fatality and loss of assets. Methods: Descriptive method with quantitative design from secondary data in 2020 (cross sectional) and literature study without intervention on the research object (non-experimental) using software (PHAST) to evaluate the consequences of fire and explosion models. Frequency analysis with fault tree and event tree analysis methods, to analyse the possibility of overpressure and major accidents events on offshore platforms hydrocarbon processing facilities which are Major Hazard Plants. Result: The highest risk level for the personnel fatality working on the offshore platform is in the ALARP Region level from the largest contributor to the flash fire scenario with the number of fatalities as many as 10 peoples and the frequency value of 3.26E-08/year means 1 out of 30,674,847 flash fire scenario opportunities in 1 year can occur to cause fatality of 10 people, while the risk to assets is in an acceptable risk level from the largest contributor to the jet fire scenario with loss of assets 40,590,800.00 and the highest frequency value is 6.31E-08/year) means that 1 in 15,847,861 opportunities of a jet fire scenario in 1 year can occur to cause asset loss of $ 40,590,800 from fires and explosions in overpressure scenarios that have the potential to occur on the new offshore platform taking into account some of the safety systems that have been defined in the design. Conclusion: There is no need for additional mitigation because the safety system that has been determined in the design is sufficient to prevent major accidents that can occur so that the new offshore platform is declared safe to operate"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>