Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Sabrina
"Minyak sel tunggal dianggap sebagai sumber minyak alternatif yang menjanjikan karena komposisinya mirip dengan asam lemak minyak nabati. Akan tetapi, biaya tinggi dalam media kultur membuat minyak sel tunggal kurang kompetitif secara ekonomi. Pada penelitian ini, dilakukan pemanfaatan minyak jelantah sebagai alternatif substrat pertumbuhan kapang Aspergillus niger dalam menghasilkan lipid untuk mengurangi biaya produksi. Penelitian ini juga mengkaji pengaruh variasi kondisi kultur terhadap yield lipid yang dihasilkan. Ekstraksi lipid dilakukan menggunakan metode Bligh Dyer. Hasil penelitian menunjukkan yield lipid optimum didapatkan sebesar 52,76%.

Single cell oil is considered as a promising alternative source of oil since fatty acid composition similar to vegetable oil. However, the high cost of the culture medium make single cell oil less economically competitive. In this study, conducted the utilization of used cooking oil as an alternative substrate culture of Aspergillus niger in producing lipids to reduce production costs. This study also examines the influence of variations in the conditions of inoculation against yield lipid. Lipid extraction will be performed using the method of Bligh Dyer. The results showed the optimum yield lipid obtained was 52.76%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Rohman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wamid Antaboga
"Pembuatan model perhitungan kapasitansi telah dikembangkan untuk memprediksi nilai kapasitansi per sel dari Aspergillus niger. Model ini dikembangkan dengan mengasumsikan kondisi sel yang terdistribusi adalah homogeny dalam mediumnya dan sel-sel tersebut tersusun secara parallel dan/atau seri dengan sel-sel lainnya. Data yang digunakan berdasarkan data hasil eksperimen yang dilakukan di laboratorium untuk menghitung nilai kapasitansi dari suspense sel dan sel pada kertas saring. Nilai kapasitansi per sel dari Aspergillus niger yang diprediksi sebesar 3,00 x 10-12 F dimana tidak begitu berbeda jauh dengan hasil eksperimen yaitu 2,75 x 10-12 F.

Capacitor Method A simple model of calculation of capacitance have been developed to predict the capacitance of one cell for Aspergillus niger. This model have been developed under assuming condition that the cells are distributed homogently in its media and they are arranged parallel and or series among each others. The input data are based on the experimental data, which conducted in laboratorium to measure the capacitance of cell suspension and cells in filter paper. The capacitance of an Aspergillus niger is predicted 3,00 x 10-12 F which is approximately the same with the experimentally results 2,75 x 10-12 F."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muslimah
"Asupan gizi merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Salah satu zat gizi yang penting bagi tubuh adalah lemak. Asam lemak esensial merupakan jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia sehingga perlu asupan dari luar, diantaranya jenis asam lemak tak jenuh rantai panjang (PUFA) seperti AA, DHA, dan EPA. Sumber asam lemak ini umumnya dari minyak ikan, namun ketersediaannya dari ikan memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, sudah mulai digunakan mikroorganisme sebagai sumber bahan baku. Aspergilus oryzae adalah mikroorganisme yang dipilih dalam penelitian ini. A.oryzae dikultur dengan metode submerged fermentation memanfaatkan limbah padat tapioka dan tahu sebagai substrat. Variabel bebas yang dipilih untuk meningkatkan akumulasi lipid adalah variasi rasio C:N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield biomassa dan yield lipid maksimum ada pada rasio 30:1, dengan persentase berturut-turut 24,43% (w/w) dan 13, 44% (w/w). Jenis asam lemak yang mendominasi pada rasio ini adalah omega-9 yaitu 49,26% (w/w). Sedangkan persentase AA, DHA, dan EPA secara berturut-turut adalah 0,51% (w/w); 2,54% (w/w); dan 0,24% (w/w). Berdasarkan pada hasil ini, pemanfaatan A.oryzae serta limbah padat tapioka dan tahu cukup potensial untuk produksi asam lemak tak jenuh.
Nutritional intake is one of the basic requirement for human life. Variouse types of have a role in the provision of energy, growth, development, and other health aspects. One of the important nutrients is fatty acid, especially unsaturated fatty acid like omega-3, omega-6, and omega-9. For the more polyunsaturated fatty acid (PUFA) such as AA, DHA, and EPA also important for human body particulary for the fetus. This compounds are produce from fish oil, but it has limitation factor. Microorganism such as yeast, algae, fungus, and bactery commonly use as the alternative source. In this research, Aspergillus oryzae is used to produce the essential fatty acid using solid waste tofu and tapioca industry as the substrat. Limitation of C:N ratio from this substrate expected give high lipid accumulation, so we use C:N ratio from 20:1 until 80:1 with submerged fermentation method to culture this fungus. This research given a result that maximum lipid and biomass accumulation in 30:1 carbon and nitrogen ratio. Biomass and lipid yield maximum are 24.42% (w/w) and 13.44% (w/w). Fatty acid compotition in this ratio is dominated with monounsaturated fatty acid attain 49.26% (w/w), and total polyunsaturated fatty acid is 18.10% (w/w). The percentase of AA, DHA, and EPA as the PUFAs group are 0.51% (w/w), 2.54 % (w/w), and 0.24% (w/w). It’s potetially to produce AA, DHA, and EPA using A. oryzae in solid waste tofu and tapioca industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswarini Krisanti Dewi
"ABSTRAK
Waktu inkubasi tnerupakan salah satu inasalah penting
dalam proses ferinentasi enzim, yang diperlukan untuk
ineinperoleh aktivitas enzim yang tinggi.
Penelitian .ini bertujuan inembandingkan aktivitas
glukoainilase Aspergillus awainori UICC 314 pada 8 variasi
waktu inkubasi, yaitu 16, 18, 20, 24, 28, 30, 36, dan 42
jam serta inencari waktu inkubasi yang optimal untuk
peinanenan enzim.
Pada proses fermentasi digunakan medium Sakai
inodifikasi. Pengujian aktivitas glukoainiiase dilakukan
dengan inetoda Nishise dkk. modifikasi. Aktivitas
giukoamilase dinyatakan dalam satuan unit/mi. Satu unit
aktjvitas glukoamilase setara dengan satu pmol giukosa
yang dilepas per menit. Pengukuran kadar glukosa
dilakukan dengan inetoda Somogyi-Nelson.
Hasil pengujian statistik menunjukkan adanya
perbedaan aktivitas giukoatnilase A. awainori UICC 314
antara waktu inkubasi 16 jam dengan 18, 20, 24, 28, 30,
36, dn 42 jam; 18 jam dengan 20, 24, 28, 30, 36; dan 42
jam; 20 jam dengan 24, 28, 30, 36, dan 42 jam; 24 jam
dengan 28, 30, 36, dan 42 jam; 28 jam dengan 30, 36, dan
42 jam; 36 jam dengan 42 jam. Aktivitas giukoamilase
tertinggi diperoleh pada waktu inkubasi 16 jam.
viii + 57 him; gbr.; lamp.; tab.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ines Dawiyah Suwarjo
"ABSTRAK
Asam kojat merupakan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan melalui proses fermentasi oleh kapang genus Aspergillus dan Penicillium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan isolat kapang penghasil asam kojat dari alam dan memperoleh kondisi fermentasi terbaiknya dengan menggunakan substrat karbon kompleks. Kapang diisolasi dari tanah dan kayu. Isolat-isolat kapang diseleksi skala mikro dengan variasi medium. Substrat yang digunakan adalah sukrosa, pati jagung, pati singkong, dan hidrolisat selulosa. Kultur fermentasi ditetesi FeCl3 1 , dan warna merah-coklat terpekat Isolat IHJ2K dalam pati jagung-yeast extract dipilih sebagai kapang dan medium unggul untuk proses selanjutnya. Suspensi inokulum IHJ2K dan pembanding Aspergillus oryzae diinokulasi ke dalam 100 ml medium fermentasi dan diinkubasi pada suhu ruang, 180 rpm, selama 10 hari. Konsentrasi substrat pati jagung divariasikan menjadi 5 , 7,5 , dan 10 . Kadar asam kojat ditentukan dengan metode KLT densitometri dengan detektor UV pada panjang gelombang 318 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam kojat terbanyak dihasilkan oleh Aspergillus oryzae dengan substrat 10 , yaitu sebanyak 5,22 g/L. Namun fermentasi paling efisien adalah pada Aspergillus oryzae dengan substrat 7,5 dengan yield 0,53 g/g.

ABSTRACT
Kojic acid is a secondary metabolite compound produced by fermentation process by mold of genus Aspergillus and Penicillium. The objective of this research is to obtain the isolate of kojic acid producing mold from nature and to obtain the best fermentation condition by using complex carbon substrates. Molds were isolated from soil and wood. Isolates of fungi were screened with media variation. The substrates used were sucrose, corn starch, cassava starch, and cellulose hydrolyzate. The fermentation culture was dripped with FeCl3 1 and the most brownish red color formed IHJ2K strain in corn starch yeast extract was selected as the best mold and media for further process. The IHJ2K inoculum suspension and Aspergillus oryzae, as reference, were inoculated into 100 ml of fermentation media and incubated at room temperature, 180 rpm for 10 days. The concentration of corn starch was varied to 5 , 7.5 , and 10 . Levels of kojic acid were determined by TLC densitometry with UV detector at 318 nm wavelength. The results showed that the highest level of kojic acid was produced by Aspergillus oryzae with 10 of substrate, which was 5.22 g L. However, the most efficient fermentation was obtained by Aspergillus oryzae with 7.5 of substrate, which yield obtained was 0.53 g g. "
2017
S69832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayat Ruhiyat
"Kayu merupakan salah satu basil hutan yang terpenting, dimana teknologi
pemanfaatannya banyak menghasilkan limbah seperti dari eksploitasi hutan
menghasilkan cabang, ranting dan daun, serta dari industri pengolahannya
(penggergajian, pembuatan kajoi lapis, alat-alat rumah tangga dan konstruksi) berupa
serpihan kayu dan serbuk gergaji. Limbah tersebut merupakan sumber karbohidrat
yang murah.
I
Sel tanaman umumnya terdiri dari tiga komponen utama yaitu selulosa,
hemiselulosa dan lignin. Dari ketiga komponen tersebut kanduhgan selulosa
merupakan yang terbesar. Selulosa adalah polimer dari glukosa yang berikatan 1,4-Pglukosida,
yang dapat dihidrolisis dengan enzim selulase yang dihasilkan oleh kapang
Aspergillus niger menjadi monosakaridanya. Tetapi dalam prosesnya selulosa yang berasal dari kayu (serbuk gergaji) relatif sukar dihidrolisis karena memiliki struktur
kokoh yang dilindungi jaringan yang terdiri dari lignin dan hemiselulosa sehingga
enzim tidak bekerja secara optimal sebagaimana diharapkan.
Pada penelitian ini dicari kondisi hidrolisis yang optimal dengan menyiapkan
I
substrat selulosa (serbuk' kayu) dalam bentuk yang mudah difermentasikan
(delignifikasi), yaitu dengan melarutkan serbuk kayu dalam NaOH untuk
menghilangkan hemiselulosa kemudian dilakukan isolasi selulosa dengan larutan
Kadoksen. Selanjutnya dilakukan hidrolisis dengan mengatur kondisi pertumbuhan
kapang Aspergillus niger yang meliputi berat substrat dan pH. Untuk mengetahui
basil hidrolisis dilakukan penentuan kadar gula pereduksi dengan metode Somogyi-
Nelson dan hasilnya dibandingkan terhadap kontrol yaitu serbuk kayu yang tidak
didelignifikasi.
Hasil penehtian ini menunjukkan bahwa kandungan gula pereduksi tertinggi
didapatkan pada hari ke-6 sebesar 38,23 ppm pada serbuk kayu yang didelignifikasi
dan 26,47 ppm pada serbuk kayu yang tidak didelignifikasi, dengan berat substrat 2
gram. Untuk variasi pH, diperoleh konsentrasi gula pereduksi tertinggi pada hari ke-6
dengan pH 5,5 yaitu 48,81 ppm untuk serbuk kayu yang didelignifikasi dan 24,68
ppm pada serbuk kayu yang tidak didelignifikasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Betawati Prihantini
"Dari genus Aspergillus, kapang-kapang kelompok Aspergillus niger paling umum dijumpai dibandingkan dengan kapang-kapang Aspergillus lainnya. Kapang-kapang tersebut dapat menghasilkan enzim amilase yang banyak digunakan dalam industri. Meskipun demikian, tidak semua jenis dari kelompok A. niger mempunyai aktivitas amilolitik. Dalam penelitian ini diidentifikasi sejumlah kapang dari kelompok A. niger yang diisolasi dari sumber-sumber karbohidrat. Medium yang digunakan adalah Taoge Extract Agar (TEA), Potato Dextrose Agar (PDA), Czapek Dox Agar (CDA), dan Malt Extract Agar (MEA). Sedangkan uji aktivitas amilolitiknya menggunakan medium Starch Agar (SA). Dari penelitian ini diketahui bahwa uji aktivitas amilolitiknya dari semua sampel kapang menunjukkan reaksi positif, meskipun dengan kekuatan yang berbeda. Kapang-kapang yang teridentifikasi adalah Aspergilus awamori, A. carbonarius, A. ficuum, A. foetidus, A. foetidus var. pallidus, A. heteromorphus, A. japonicus, A. niger, A. phoenicis, dan A. tubingensis. Dua biakan, no. 45 dan no.78, sukar untuk diidentifikasi. Strain dari spesies A. ficuum dan A. awamori menunjukkan aktivitas amilolitik yang kuat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Joviani Aisyah
"Aspergillus adalah salah satu sumber yang dapat menghasilkan asam kojic. Asam Kojic adalah diproduksi melalui proses fermentasi dalam keadaan aerobik dengan yang sesuai media terutama sumber karbon substrat yang mengandung gula seperti sukrosa dan glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh substrat yang sama baiknya dengan sukrosa tetapi dengan harga yang lebih ekonomis. Optimasi media dilakukan menggunakan 3 berbeda
jenis sumber karbon seperti sukrosa, pati jagung dan pati singkong, juga menggabungkan sukrosa dengan pati jagung dan sukrosa dengan pati singkong. Dari 8 optimasi sedang dilakukan dalam skala kecil, medium dengan campuran substrat pati sukrosa-jagung (3: 2) diperoleh dengan nilai asam kojat tertinggi 5,9716 g / L dengan nilai hasil 0,1537 g / g. Proses optimasi berlanjut untuk skala yang lebih besar dari fermentasi dilakukan dengan berbagai variasi aerasi dan agitasi. Hasil optimal dari nilai asam kojic pada skala yang lebih besar diperoleh pada media 500 mL menggunakan bioreaktor pengaduk magnetik yang 1,4223 g / L dari asam kojic, di mana hasil ini belum berhasil melebihi nilai kojic asam dalam skala kecil.

Aspergillus is one source that can produce kojic acid. Kojic acid is produced through a fermentation process in an aerobic state with suitable media especially carbon sources containing sugar substrates such as sucrose and glucose. This study aims to obtain substrates that are as good as sucrose but at a more economical price. Media optimization is done using 3 different methods
types of carbon sources such as sucrose, corn starch and cassava starch, also combine sucrose with corn starch and sucrose with cassava starch. From 8 optimizations being carried out on a small scale, medium with a mixture of sucrose-corn starch (3: 2) was obtained with the highest kojic acid value of 5.9716 g / L with a yield value of 0.1537 g / g. The optimization process continues for a larger scale of fermentation carried out with a variety of aeration and agitation. Optimal results from the value of kojic acid on a larger scale were obtained on 500 mL media using a magnetic stirring bioreactor which was 1.4223 g / L of kojic acid, where these results have not succeeded in exceeding the value of kojic acid on a small scale.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wednes Suci Pradafitri
"Aspergillus flavus UICC 360 merupakan fungi yang mampu menghasilkan senyawa metabolit sekunder berupa lovastatin. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi urea terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Proses fermentasi menggunakan konsentrasi inokulum Aspergillus flavus UICC 360 sebesar 1,96% (v/v) dalam medium Czapek?s Dox Broth (CDB) modifikasi dengan variasi konsentrasi urea (0 mM, 33 mM, 42 mM, 50 mM, 58 mM, dan 67 mM) dan inkubasi selama 7 hari pada suhu ruang (27--300C) dengan kecepatan agitasi 90 rpm. Ekstrak hasil fermentasi dalam etil asetat diuji terhadap Candida albicans UICC Y-29 menggunakan metode difusi agar cara cakram. Ekstrak hasil fermentasi dari konsentrasi urea 42 mM mempunyai indeks penghambatan rata-rata tertinggi sebesar 0,54 ± 0,15.
Hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan bahwa nilai Rf ekstrak hasil fermentasi dari konsentrasi urea 42 mM sama dengan lovastatin standar, yaitu 0,42 yang mengindikasikan ekstrak mengandung lovastatin. Uji Least Significant Difference (LSD) (P < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan nyata variasi konsentrasi urea terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian variasi konsentrasi urea berpengaruh terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin.

Aspergillus flavus UICC 360 is capable of producing secondary metabolites such as lovastatin. The study aims to determine the effect of variations of urea concentration on the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. The fermentation process using 1.96% (v/v) inoculum concentration of Aspergillus flavus UICC 360 in the Czapek?s Dox Broth (CDB) medium modified with urea concentration variations (0 mM, 33 mM, 42 mM, 50 mM, 58 mM, and 67 mM) and incubated for 7 days at room temperature (27--30 °C) with agitation speed of 90 rpm. Ethyl acetate extracts were tested against Candida albicans UICC Y-29 using agar disc diffusion method. The extract from fermentation medium of 42 mM urea has the highest average of inhibition index of 0.54 ± 0.15.
Results of Thin Layer Chromatography (TLC) showed that the extract from fermentation medium of 42 mM urea has the same Rf value with lovastatin standard Rf 0.42 which indicated that the extract contained lovastatin. Least Significant Difference (LSD) test showed that there were significant difference in the urea concentration variation in the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. It shows that variation of urea concentrations affect the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>