Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31006 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sherlyn Esther Ramaida
"Dalam studi ini, efektivitas penyerapan CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga dievaluasi berdasarkan variasi laju alir gas, variasi laju alir pelarut, dan alokasi cairan. Pada studi ini digunakan kontaktor membrane yang terdiri dari 50 serat PVC dan pelarut Triethanolamine. Laju alir gas yang digunakan adalah 0.1, 0.15 dan 0.2 L/min, sedangkan laju pelarut yang digunakan adalah 200, 250, 300, 350, dan 400 mL/min. Kemampuan penyerapan paling baik adalah ketika laju alir pelarut sebesar 400 mL/min, laju alir gas sebesar 0.2 L/min dan mengalirkan pelarut di dalam fiber.

In this study, the effectiveness of CO2 absorption through hollow fiber membrane contactor is evaluated based on the gas flow rate variation, solvent flow rate variation, and fluid allocations. The present stud involves a membrane contactor with 50 PVC fibers and Triethanolamine as solvent. Gas flow rate used was 0.1, 0.15 L and 0.2 L / min, while the rate of solvent used is 200, 250, 300, 350, and 400 mL / min. The absorption is at its best when the solvent flow rate is 400 mL/min, when gas flow rate is 0.2 L/min and by flowing the solvent inside the fiber."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Larasati
"Karbon dioksida adalah senyawa yang banyak terdapat pada flue gas dan merupakan penyebab paling serius dari global warming. Teknologi pemisahan gas CO2 dari flue gas yang banyak digunakan hingga saat ini adalah kolom absorbsi konvensional. Teknologi alternatif baru yang potensial untuk pemisahan CO2 ini adalah kontaktor membran. Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh konsentrasi pelarut dan laju alir gas serta jumlah serat membran pada kinerja penyerapan CO2 melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan polietilen glikol PEG . Variasi konsentrasi yang digunakan yaitu 5 , 10 , 15 , dan 20 -b/v. Variasi laju alir gas yang digunakan yaitu 134, 190, dan 288 mL/menit. Jumlah serat membran yang digunakan yaitu 1000, 3000, dan 5000. Setiap percobaan dilakukan pada laju alir pelarut sebesar 300 mL/menit. Sebelumnya, dilakukan uji hidrodinamik dimana rasio penurunan tekanan terbesar mencapai 1,67. Konsentrasi pelarut yang optimum yaitu pada rentang 5-10 -b/v. Parameter kinerja perpindahan massa yang dapat dicapai antara lain koefisien perpindahan massa 5,85x10-7 m/s, fluks perpindahan massa 2,18x10-5 mol/m2.s, acid loading 7,9x10-3 mol CO2/mol PEG, persentase penyerapan 25,82 , dan jumlah CO2 terabsorpsi 6,6x10-6 mol.

Carbon dioxide is a compound in flue gas and is the most serious cause of global warming. CO2 gas separation technology that is widely used is a conventional absorption column. A potential new alternative technologies for CO2 separation is a membrane contactor. In this research will be tested the effect of the concentration of the solvent, the gas flow rate and the number of membrane fibers in CO2 absorption performance through the superhydrophobic hollow fiber membrane contactor. The absorbent that we used in this research is polyethylene glycol PEG. The variation of solvent concentration used are 5 , 10 , 15 , and 20 w v. The variation of gas flow rate used are 134, 190, and 288 mL minute. The number of fibers used are 1000, 3000, and 5000. All experiments are being done with solvent flow rate of 300 mL minute. At first, hydrodynamic test was run and the biggest pressure drop ratio calculated is 1,67. The optimum range for solvent concentration is 5 10 w v. Mass transfer parameters reached in this experiments are 5,85x10 7 m s for mass transfer coefficient, 2,18x10 5 mol m2.s for mass transfer flux, 7,9x10 3 mol CO2 mol PEG for acid loading, 25,82 , for absorption efficiency, and 6,6x10 6 mol s for amount of absorbed CO2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S62749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Syandika
"Karbon dioksida adalah senyawa yang banyak terdapat pada flue gas dan merupakan penyebab paling serius dari global warming. Teknologi alternatif baru yang potensial untuk pemisahan CO2 ini adalah kontaktor membran. Penelitian ini akan meninjau pengaruh laju alir gas terhadap kinerja penyerapan gas CO2 dari flue gas melalui kontaktor membran serat berongga dengan bahan material membran bersifat super hidrofobik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persen penyerapan gas karbon dioksida dari pelarut DEA serta untuk mengetahui pengaruh laju alir gas umpan terhadap perpindahan massa yang terjadi pada membran. Dari perpindahan massa yang terjadi, didapatkan kinerja kontaktor membran serat berongga superhidrofobik dalam proses absorbsi gas karbon dioksida.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, jumlah gas karbon dioksida yang terserap sebesar 0,565 - 1,310 mmol/min untuk modul dengan jumlah serat 5000; untuk modul dengan jumlah serat 2000 menyerap gas CO2 sebesar 0,465 ? 1,167 mmol/min, dan 0,308 - 0,954 mmol/min untuk modul dengan jumlah serat 1000. Nilai koefisien perpindahan massa yang didapatkan untuk modul dengan jumlah serat 5000 adalah sebesar 6,278×10-5 - 0,000186 cm/s, modul dengan jumlah serat 2000 sebesar 9,45×10-5 - 0,00292 cm/s, dan modul dengan jumlah serat 1000 sebesar 9,45×10-5 - 0,000366 cm/s untuk variasi laju alir gas sebesar 120, 170, dan 260 cm3/min dengan laju alir pelarut DEA yang tetap sebesar 300 cm3/min.

Carbon dioxide is a compound that exist in large amount in flue gas and is the most serious cause of the global warming. A new potential alternative technology for this CO2 separation is the membrane contactor. This riset will reviewing the effects of the gas flowrate to the CO2 absorption performance from flue gas through hollow fiber membrane contactor with superhydophobic membrane material.
This riset aims to know the percent absorption of CO2 of the solvent DEA and to know the effects of feed gas flowrate to the mass transfer that occurs in the membrane. From the mass transfer that occurs, we will obtain the superhydophobic hollow fiber membrane contactor performance in the CO2 absorption process.
According to this riset, the rates of CO2 absorption are 0,565 - 1,310 mmol/min for module with amount of fiber of 5000; for module with amount of fiber 2000 absorps CO2 of 0,465 - 1,167 mmol/min, and 0,308 - 0,954 mmol/min for module with amount of fiber 1000. The values of mass transfer coefficient for module with amount of fiber 5000 are 6,278×10-5 - 0,000186 cm/s, module with amount of fiber 2000 are 9,45×10-5 - 0,00292 cm/s, and module with amount of fiber 1000 are 9,45×10-5 - 0,000366 cm/s for gas flowrate variation of 120, 170, and 260 cm3/min with constant solvent DEA flowrate of 300 cm3/min.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Radifan Sumarna
"In this study, the effectiveness of the absorption of CO2 using hollow fiber membrane contactors is evaluated based on variations in the gas flow rate, and the number of membrane. This study used membrane composed of 1000, 3000, 5000 fiber PVC and solvent PEG 300. The gas flow rate variation is 197, 300 and 380 mL min, while the rate of solvent used is 300 mL min. Variation in this research is gas flow rate, and membrane fibers. Based on the research mass transfer coefficient is 5,4 13,88 x 10 7 m s, flux is 1,99 ndash 9,11 x 10 5 mol m2.s, the amount of absorbed CO2 is 9,43 18,34 x 10 3 mmol s, dan absorption efficieny is 17,90 22,22.

Dalam studi ini, efektivitas penyerapan CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga dievaluasi berdasarkan variasi laju alir gas, dan dan jumlah membrane. Pada studi ini digunakan kontaktor membran yang terdiri dari 1000, 3000, dan 5000 serat PVC dan pelarut PEG-300. Laju alir gas yang digunakan adalah 197, 300, dan 380 mL/min, sedangkan laju pelarut yang digunakan adalah 300 mL/min. Gas yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran CO2-CH4. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 5,4-13,88 x 10-7 m/s, fluks 1,99 ndash;9,11 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 9,43-18,34 x 10-3 mmol/s, , dan efisieni penyerapan sebesar 17,90-22,22."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Anggraeni Katili
"Kontaktor membran serat berongga dapat menutupi kerugian yang terjadi pada metode konvensional. Terdapat dua jenis konfigurasi aliran dari membran kontaktor serat berongga ini. Konfigurasi 1 ketika pelarut dialirkan ke bagian tube and gas di bagian shell, sedangkan konfigurasi 2 sebaliknya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas antara dua konfigurasi tersebut dengan menggunakan larutan Triethanolamine 10% berat sebagai pelarut dan membran PVC. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konfigurasi 1 menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam menyerap CO2 dibandingkan dengan konfigurasi 2. Penggunaan Triethanolamine sebagai pelarut menunjukkan kinerja yang kurang optimal, ditunjukkan dengan persentase CO2 yang terserap sekitar 1.98%.

The hollow fiber membrane contactor overcomes the disadvantages of the conventional method. There are two flow patterns: Case 1 operation where the liquid flows in tube and gas in shell. The case 2 operation where the liquid flows at shell side and gas at tube side. This study is conducted to analyze the effectiveness between both patterns using 10% weight of Triethanolamine as the solvent and PVC membrane. The result of this study: the case 1 provides more effective CO2 absorption performance rather than case 2. The use of triethanolamine shows suboptimal performance, because the maximum CO2 absorbed was 1.98%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jony
"Penelitian ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan limbah agrikultur yang melimpah di Indonesia sehingga limbah ini akan mendapatkan peningkatan nilai guna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan karbon aktif fisik dan mengetahui kondisi optimum pembuatan karbon aktif. Bahan baku pembuatan karbon aktif ini adalah bagas tebu yang merupakan limbah pabrik gula. Beberapa metode yang sudah pernah dilakukan terhadap bahan baku ini dalam pembuatan karbon aktif adalah aktivasi thermal N2 dan kimia dengan berbagai activating agent, tetapi aktivasi dengan aliran gas karbon dioksida belum pernah dilakukan.
Penelitian ini menghasilkan sembilan sampel karbon aktif dengan variasi laju alir karbon dioksida 300, 400, dan 500 cc/mnt dan variasi waktu aktivasi 30, 60, dan 120 menit dengan temperatur 900oC. Kondisi operasi optimum pada variabel penelitian ini didapatkan pada laju alir 500 cc/mnt selama 120 menit dengan mendapatkan luas permukaan karbon aktif yang direpresentasikan dengan daya serap iod sebesar 769.5 mg/g. Hubungan variabel yang ditemukan adalah semakin besar laju alir gas karbon dioksida dan/atau semakin lama waktu aktivasi akan memperbesar luas permukaan karbon aktif. Luas permukaan karbon aktif ini lebih besar daripada karbon aktif aktivasi thermal N2, tetapi lebih kecil dari aktivasi kimia KOH.

This research is a form of utilization of agricultural industry wastes so that the waste can gain significant enhancement of value. Purposes of this research is to get the physical condition of activated carbon and knowing the optimum condition to make the activated carbon. The agricultural industry waste that is used in the research is sugarcane bagasse that is waste of sugar industry. Researches that has been done with sugarcane bagasse is using physics activation of N2 and chemical activation using various activating agent, but the method in this research is activation using carbon dioxide gas flow that hasn't been done with this raw material.
The target is this research manufacture nine samples that are consists of variation of carbon dioxide gas flow 300, 400, and 500 cc/minute and activation time 30, 60, and 120 minutes at temperature 900oC. The optimum operating condition reached at 500 cc/minute gas flow and 120 minutes activation time that give an activated carbon with surface area that is represented by iod adsorption 769.5 mg/g. Correlation between this two free variables are the more fast carbon dioxide gas flow and/or more long activation time makes the larger activated carbon surface area. Surface area of the activated carbon in this research is bigger than physics activation of N2, but smaller than chemical activation using KOH.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Alexander
"Karbon dioksida merupakan senyawa pengotor pada gas alam yang dapat mengurangi nilai kalor dan bersifat korosif pada perpipaan. Salah satu metode pemisahan CO2 dari gas alam adalah dengan menggunakan kontaktor membran. Penggunaan kontaktor membran membran superhidrofobik digunakan sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan CO2 dengan area kontak yang besar pada ukuran yang compact dan mempunyai ketahanan yang baik akan pembahasan yang terjadi oleh larutan absorben.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja kontaktor membran superhidrofobik pada penyerapan gas CO2. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas CO2 dan CH4 sebagai pendekatan dari gas alam yang sesungguhnya. Pada penelitian ini, gas campuran CO2-CH4 dialirkan di bagian shell dan absorben PEG-300 di bagian lumen dalam membran kontaktor. Pengambilan sampel dilakukan setelah 15 menit dan kandungan CO2-CH4 yang tersisa dianalisis dengan Gas Chromatography. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan, konsentrasi pelarut PEG-300, dan jumlah serat membran kontaktor.
Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 0,99-4.29 x 10-7 m/s, fluks 0,39 ndash; 1.05 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 1,94-5.33 x 10-3 mmol/s, CO2 Loading 2.33-6.40 x 10-3, dan efisieni penyerapan sebesar 3.39-7.98.

Carbon dioxide is pollutant in natural gas that could decrease heating value of gas and corrosive due to pipeline gas. One of the separataion method of CO2 from natural gas using membrane contactor. The usage of contactor membrane hidrofobic as alternative method because of a huge surface of contactor area in a compact size. Also it has good resistance from wetting that caused by solvent.
The purpose of this research is to know the performance super hidrofobic membrance contactor on absorbing carbon dioxide gas. Gas that used in this research is the mixed of CO2 and CH4 to approach on real natural gas composition. In this research CO2 CH4 is flown on shell side and the absorbent PEG 300 is in lument site of membrane. Sampling time is done in 15 minutes. After 15 minutes the gas will be analysed using Gas Chromatography. Variation in this research is gas flow rate, PEG 300 solvent concentration, and membrane fibre.
Based on the research mass transfer coefficient is 0,99 4.29 x 10 7 m s, flux is 0,39 ndash 1.05 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1,94 5.33 x 10 3 mmol s, CO2 Loading 2.33 6.40 x 10 3, dan absorption efficieny is 3.39 7.98.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Distria Rizkiani
"Proses pengurangan karbon dioksida pada gas alam dengan menggunakan membran serat berlubang sebagai kontaktor gas-cair mulai diperhitungkan karena menjanjikan proses yang lebih ekonomis. Hal ini disebabkan karena pemisahan berlangsung pada suhu ruang, energi yang dibutuhkan relatif kecil karena pada prosesnya tidak memerlukan aditif. Penggunaan kontaktor membran juga menyebabkan fasa cair dan gas/uap terpisah secara fisik, di sisi lain molekul karbon dioksida diharapkan dapat melewati membran menuju fasa gas sehingga konsentrasi karbon dioksida pada umpan berkurang. Pada tugas akhir ini, akan, dibahas mengenai membran kontaktor serat berlubang serta evaluasi hidrodinamika dan perpindahan massa proses absorpsi karbon dioksida ke dalam natrium hidroksida menggunakan membran kontaktor serat berlubang dengan melihat pengaruh dari jumlah serat di dalam modul. Penelitian kali ini menggunakan membran polipropilen sebagai membran kontaktor, dikarenakan memiliki sifat yang sangat hidrofob. Sedangkan pada fasa gas digunakan gas karbon dioksida mumi, dikarenakan untuk mengurangi tahanan pada fasa gas. Terjadi absorpsi secara kimia pada penelitian ini, sehingga tahanan pada fasa cair dapat diabaikan. Dari hasil penelitian, dapat terlihat bahwa semakin banyakjumlah serat yang digunakan di dalam modul membran serat berlubang, maka koefisien perpindahan massa yang terjadi akan semakin kecil, dikarenakan tahanan pada membran yang semakin besar. Hal ini kurang diinginkan, tetapi kapasitas perpindahan massanya, yang didefinisikan sebagai koefisien perpindahan massa dikali dengan luas permukaan membran, akan semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelebihan membran yang memiliki luas kontak yang besar lebih besar jika dibandingkan kekurangannya, yaitu adanya tahanan membran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Nofrina
"Pertumbuhan industri Indonesia yang semakin berkembang pesat berdampak pada peningkatan kebutuhan energi dan limbah industri yang membahayakan lingkungan. Salah satu metode yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan metode adsorpsi. Komponen penting dalam metode ini adalah adsorbennya dan adsorben yang baik dan sudah banyak dikembangkan adalah karbon aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan karbon aktif dengan luas permukaan yang tinggi dengan bahan baku batubara bituminous Ombilin dan gas CO2 sebagai activating agent serta mengetahui perbandingan suhu dan waktu aktivasi terbaik terhadap pembentukan luas permukaan karbon aktif.
Proses aktivasi dilakukan dengan suhu 800°C, 850°C dan 900°C selama 60 menit, 90 menit dan 120 menit dengan laju alir gas CO2 yang berperan sebagai activating agent sebesar 400mL/menit. Luas permukaan tertinggi yang direpresentasikan dengan bilangan iod yaitu sebesar 440 mg/g dengan kondisi suhu aktivasi sebesar 900°C selama 120 menit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan luas permukaan karbon aktif semakin besar seiring dengan peningkatan suhu dan waktu aktivasi.

Indonesia's industrial growth more rapidly and have an impact on energy demand and resulting industrial waste that endanger the environment. One of the appropriate methods in addressing these problems is by adsorption method. The important component in this method are the adsorbent and the good adsorbent and there have been many developed is activated carbon. The purpose of this research is to get activated carbon with high surface area with Ombilin bituminous coal as raw material and CO2 gas as the activating agent and also knowing the best variation temperature and time activation against the formation of the surface area of activated carbon.
The activation process is done with a temperature of 800°C, 850°C and 900°C for 60 minutes, 90 minutes and 120 minutes with a flow rate of CO2 gas as the activating agent of 400 mL/min. The highest surface area that is represented by the iodine number namely 440 mg/g with temperature of activation conditions 900°C for 120 minutes. Based on research can be concluded the surface area of activated carbon bigger along with increasing temperature and time of activation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Ferryunov Andie
"Adsorpsi umumnya dapat digunakan untuk penghilangan bau, warna, gas beracun, dan sebagainya. Adsorben yang umum dan banyak digunakan adalah karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan karbon aktif dari bambu betung sebagai bahan baku. Pemilihan bambu betung ini dikarenakan bambu betung merupakan tanaman yang sangat banyak ditemukan di Indonesia dan jumlahnya cukup berlimpah. Selain itu, bambu betung kaya akan kandungan karbon sehingga memiliki kriteria untuk dijadikan bahan baku pembuatan karbon aktif. Penelitian ini menggunakan gas CO2 sebagai aktivator dengan melakukan variasi temperatur aktivasi, 800°C, 850°C, 900°C dan variasi laju alir gas CO2 200 mL/menit, 300 mL/menit, 400 mL/menit. Aktivasi dilakukan selama 1 jam. Bilangan iod tertinggi sebesar 475,25 mg/g diperoleh dengan melakukan variasi temperatur aktivasi 900°C dan laju alir CO2 400 ml/menit. Sebagai pembanding, pada penelitian ini juga dilakukan pengujian bilangan iod terhadap karbon bambu sebelum aktivasi. Bilangan iod untuk karbon ini adalah 190,12 mg/g.

Adsorption generally can be used for removal of odors, colors, toxic gases, etc. Adsorbent that common used is activated carbon. This research purpose to produce activated carbon from betung bamboo as raw material. The selection of betung bamboo as raw material because betung bamboo is a plant that very common in Indonesia and is quite abundant. In addition, betung bamboo has rich carbon content so that it has the criteria to be used as raw materials for activated carbon. This research using CO2 as an activator by varying the activation temperature, 800°C, 850°C, 900°C and variations of flow rate 200 mL/min, 300 mL/min, 400 mL/min. Activation is done for 1 hour. Highest iodine number is 475,25 mg/g by varying the activation temperature 900°C and CO2 flow rate is 400 mL/min. In comparing, this research also test for iodine number of carbon before activation. Iodine number for this sample is 190,12 mg/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>