Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58517 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Elia
"Adsorben untuk ion logam berat dengan gugus pengkelat amina telah dibuat dengan memodifikasi serat rayon terikat silang N,N’-Metilenbisakrilamida (NBA) tercangkok Glisidil Metakrilat (GMA), R-NBA-g-GMA, dengan Dietilentriamin (DETA). Kondisi optimum reaksi modifikasi ini yaitu pada suhu 70 °C, waktu reaksi 8 jam, dengan konsentrasi DETA 25% dalam pelarut 1,4-dioksan. Adsorben terfungsionalisasi DETA (R-NBA-g-GMA-DETA) kemudian dilakukan pengujian untuk adsorpsi ion Cu(II), Pb(II) dan Cd(II) pada berbagai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki koefisien distribusi dan selektivitas tertinggi untuk ion Cu(II) pada pH 5. Proses adsorpsi cenderung mengikuti model kinetika orde dua semu dan model isoterm Langmuir dengan kapasitas maksimum teoritis sebesar 1,45 mmol/gram adsorben. Studi desorpsi dan regenerasi menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki laju desorpsi yang tinggi dan dapat diregenerasi untuk digunakan kembali.

Adsorben untuk ion logam berat dengan gugus pengkelat amina telah dibuat dengan memodifikasi serat rayon terikat silang N,N’-Metilenbisakrilamida (NBA) tercangkok Glisidil Metakrilat (GMA), R-NBA-g-GMA, dengan Dietilentriamin (DETA). Kondisi optimum reaksi modifikasi ini yaitu pada suhu 70 °C, waktu reaksi 8 jam, dengan konsentrasi DETA 25% dalam pelarut 1,4-dioksan. Adsorben terfungsionalisasi DETA (R-NBA-g-GMA-DETA) kemudian dilakukan pengujian untuk adsorpsi ion Cu(II), Pb(II) dan Cd(II) pada berbagai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki koefisien distribusi dan selektivitas tertinggi untuk ion Cu(II) pada pH 5. Proses adsorpsi cenderung mengikuti model kinetika orde dua semu dan model isoterm Langmuir dengan kapasitas maksimum teoritis sebesar 1,45 mmol/gram adsorben. Studi desorpsi dan regenerasi menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki laju desorpsi yang tinggi dan dapat diregenerasi untuk digunakan kembali."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahudin
"Serat rayon terikat silang N,N-Metilenbisakrilamida (NBA) tercangkok Glisidl Metakrilat (R-NBA-g-GMA) telah berhasil dimodifikasi menjadi 2,3- Dihidroksipropil metakrilat (R-NBA-g-2,3-DPM) sebagai adsorben herbisida Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D) dan Parakuat diklorida. Kondisi opimum reaksi modifikasi diperoleh pada suhu 70°C, waktu reaksi 10 jam, dan konsentrasi larutan NaCl 1M. Hasil percobaan pada berbagai pH menunjukkan bahwa serat R- NBA-g-2,3-DPM memiliki daya adsorpsi tertinggi untuk 2,4-D. Kondisi optimum adsorpsi senyawa 2,4-D diperoleh pada pH 4, waktu 180 menit dan konsentrasi 400 ppm. Kinetika adsorpsi mengikuti orde dua semu dan diperoleh orde sebesar 1,244, sehingga adsorpsi mengikuti hukum laju yang dinyatakan dengan v=k[2,4-D]1,244.

Glycidyl Methacrylate (GMA) grafted onto N,N’-Methylenebisacrylamide (NBA)–crosslinked rayon fiber has been modified to 2,3-Dihydroxypropyl Methacrylate (R-NBA-g-2,3-DPM) as herbicide 2,4-dichlorophenoxyacetic acid and Paraquatdichloride adsorbent. The optimum temperature, time and NaCl concentration of this modification are 70°C, 10 hours and 1M. The experimental results at various pH showed that R-NBA-g-2,3-DPM has the highest adsorption for 2,4-D. The optimum conditions for the adsorption of 2,4-D compounds obtained at pH 4, time 180 minute and concentration of 400 ppm. Kinetics study showed that adsorption process tends to follow the pseudo second order model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lu'lu Mubarokah
"enelitian ini bertujuan untuk mencari pelarut yang sesuai untuk
pencangkokkan Glisidil metakrilat (GMA) pada serat rayon terikat silang N,N’-
metilendiakrilamida (NBA) melalui teknik ozonasi dalam udara, yang memiliki
karakter sebagai matriks penukar ion yang tahan ternadap kondisi asam dan
basa. Gugus peroksida dan nidroperoksida dibentuk terlebih dahulu pada
permukaan serat rayon melalui ozonasi. Selanjutnya, serat rayon di ikat
silang dengan pengikat silang NBA dalam media gas N2 pada berbagai
konsentrasi monomer, waktu ozonasi dan suhu reaksi. Serat yang telah
terikat silang ini kemudian diuji ketahanannya dalam asam dan basa. Untuk
penoangkokkan GMA dilakukan ozonasi kembali pada serat terikat silang
selama 4 jam. Penoangkokkan GMA dilakukan pada beberapa pelarut
(metanol, metanol:air (4:6), etanol, aseton, n-neksan, N-metnyl-2-pirolidon,
dan 1,4-dioksan) Selanjutnya dengan menggunakan pelarut metanol dan
campuran metanol:air (416) dipelajari pengaruh konsentrasi, suhu dan waktu
pencangkokkan. Kemudian pada GMA tercangkok dilakukan modifikasi
dengan cara mereaksikannya dengan asam iminodiasetat (IDA) untuk
menghasilkan serat rayon-g-(GMA-IDA). Karakterisasi dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer FTIR, derajat pengembangan (% swelling)
dan penentuan kapasitas pertukaran ionnya. Ketahanan serat rayon
ternadap asam dan basa diperoleh pada ikat silang NBA dengan konsentrasi 5%, lame ozonasi 4 jam dan suhu reaksi 8O°C_ Kadar pencangkokkan (%G)
GMA tertinggi sebesar 56,6O%; 56,18%; dan 57,42% diperoleh dari hasil
pencangkokkan GMA 20% (%v/v), suhu reaksi 60°C dalam pelarut metanol,
metanol:air (416) dan 1,4-dioksan, waktu kopolimerisasi 2 jam. Hasil reaksi
GMA dengan IDA menghasilkan perbandingan mol 1:1. Pengamatan data
spektrum FTIR menunjukkan telah terjadi ikat silang NBA dan modifikasi
dengan GIVIA-IDA pada matriks serat rayon. Hasil uji pertukaran ion
diperoleh kapasitas pertukaran ion tertinggi sebesar 4,18 mek/g."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S30485
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Setiawan
"ABSTRAK
Modifikasi serat rayon menggunakan teknik radiasi sebagai adsorben uranium
telah dilakukan. Modifikasi dilakukan dengan cara kopolimerisasi cangkok
dengan teknik radiasi secara simultan menggunakan monomer N,N'-
metilendiakrilamid (NBA), monomer glycidil metacrylate (GMA), serta
campuran NBA dan GMA yang dicangkokkan pada serat rayon, juga dilakukan
pengikatan asam sitrat sebagai ligan pada serat tercangkok monomer, sehingga
diperoleh kopolimer cangkok Rayon-g-NBA, Rayon-g-NBA-CA, Rayon-g-GMA,
Rayon-g-GMA-CA, Rayon-g-NBA-GMA, dan Rayon-g-NBA-GMA-CA.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat serat penukar ion yang dapat
mengadsorpsi uranium dengan kapasitas tukar ionnya yang baik. Parameter yang
dipelajari adalah pengaruh dosis serap, volume monomer, konsentrasi monomer,
dan rasio volume larutan. Serat yang telah dimodifikasi dikarakterisasi sifat
fisiknya diantaranya ditentukan persen cangkok, topologi, sifat termal,
kristalinitas, serta kapasitas tukar ionnya. Hasil yang diperoleh adalah kondisi
optimum untuk memodifikasi serat rayon. Dosis radiasi yang digunakan 0,5 kGy
untuk R-g-NBA dan R-g-GMA; 0,75 kGy R-g-NBA-CA, R-g-GMA-CA, dan Rg-
NBA-GMA; dan 1 kGy untuk R-g-NBA-GMA-CA. Volume monomer
optimum untuk semua serat termodifikasi dengan berat serat 100 mg adalah 10
mL, konsentrasi optimum adalah 5%, rasio volume larutan adalah 8:2 untuk R-g-
NBA-CA, 5:5 untuk R-g-GMA-CA, dan R-g-NBA-GMA, dan 4:2:4 untuk R-g-
NBA-GMA-CA. Dari karakterisasi yang dilakukan terlihat bahwa pencangkokan
berhasil dilakukan dengan melihat persen grafting, spektra IR, sifat panas,
diameter, dan kristalinitas dari serat termodifikasi dibandingkan dengan serat asli.
Serat termodifikasi dengan GMA dan asam sitrat (R-g-GMA-CA) memberikan
hasil terbaik dengan kapasitas adsorpsi terhadap uranium terbesar yaitu 0,3 meq/g
serat.

Abstract
Rayon fiber modification using radiation techniques for uranium metal adsorbent
has been conducted. Modifications conducted by grafting copolymerization with
simultaneous radiation technique using the monomer N, N'-metilendiakrilamid
(NBA), glycidil metacrylate monomer (GMA), as well as a mixture of NBA and
GMA is grafted on a rayon fiber, also made of citric acid as a ligand binding to
the grafted fiber monomer, in order to obtain a graft copolymer Rayon -g-NBA,
Rayon-g-NBA-CA, Rayon-g-GMA, Rayon-g-GMA-CA, Rayon-g-GMA-NBA,
and Rayon-g-NBA-GMA-CA. The study aims to create an ion exchange fibers
which can adsorb uranium with a fine ion exchange capacity. Parameters studied
are, respectively, the influence of absorbed doses, the volume of monomers,
monomer concentrations, and the ratio of solution volumes. Modified fibers were
characterized physical properties of which are determined percentage of,
respectively, persent grafts, topologies, thermal properties, crystallinities, and ion
exchange capacities. The results obtained are optimum conditions for modifying
the rayon fiber. Dose of 0.5 kGy of radiation used for R-g-NBA and R-g-GMA;
0.75 kGy for R-g-NBA-CA, R-g- GMA-CA and R-g-NBA-GMA, and 1 kGy for
R-g-NBA-GMA-CA. Optimum monomer volume for all the fibers modified with
fiber weight of 100 mg was 10 mL, the optimum concentration was 5%, the
solution volume ratio is 8:2 for the R-g-NBA-CA, 5:5 for R-g-GMA-CA- and Rg-
NBA -GMA, and 4:2:4 for the R-g-NBA-GMA-CA. From the characterization
performed shows that the transplant has been successed by observing at,
respectively, the percentage of graftings, IR spectras, thermal properties,
diameters, and crystallinities of the fiber-modified compared to its original fiber.
Fibers modified with GMA and citric acid (R-g-GMA-CA) provided the best
results with the adsorption capacity of the largest uranium metal is 0.3 meq / g
fiber."
2012
T30997
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Endah Rachmawati
"Pada penelitian ini, telah dilakukan pencangkokan glisidil metakrilat (GMA) sebagai perantara rayon dengan etilendiamin (EDA) karena serat rayon dan EDA tidak dapat direaksikan secara langsung. Sebelum dilakukan pencangkokan, serat rayon diikat silang dengan N,N-metilenbisakrilamida (NBA) untuk meningkatkan ketahanan fisik maupun kimia. Proses ikat silang maupun pencangkokan diinisiasi dengan teknik ozonisasi. Optimasi pencangkokan GMA meliputi variasi suhu, waktu, dan konsentrasi. Kinetika dipelajari untuk mengetahui hukum laju pencangkokan. Serat tercangkok kemudian dimodifikasi dengan EDA pada kondisi optimum. Kondisi optimum pencangkokan GMA pada serat rayon terikat silang melalui teknik ozonisasi yaitu pada suhu 70oC, waktu reaksi 150 menit, dan konsentrasi GMA 5% menghasilkan persen pencangkokan 202,76%. Dari penentuan kinetika diperoleh orde GMA adalah 1,30 dan orde ozon adalah 0,55 sehingga hukum laju pencangkokan yaitu v = k (GMA) 1,30 (O3)0,55. Pada proses modifikasi dengan EDA, reaksi aminasi memiliki kondisi optimum yaitu pada suhu 80OC, waktu reaksi 4 jam, dan konsentrasi EDA 10%. Persen konversi gugus epoksi yang dihasilkan yaitu sebesar 65,08% mol dengan kapasitas pertukaran ion sebesar 4,04 mek/gram. Keberhasilan ikat silang, pencangkokan, dan modifikasi berhasil dikarakterisasi dengan FTIR. Selain itu, serat rayon terikat silang dan serat rayon tercangkok memiliki derajat pengembangan yang lebih kecil dan ketahanan terhadap asam dan basa lebih baik daripada serat rayon awal.

In this research, rayon fiber was grafted with glycidyl methacrylate (GMA) to connect rayon fiber and ethylenediamine (EDA), because rayon fiber cannot react with EDA directly. Before the grafting process, rayon was crosslinked by N,N- methylenebisacrylamide (NBA) to increase physical and chemical resistance. Both crosslinking and grafting process are inisiated by using ozonation technique. Grafting condition such as temperature, time, and monomer concentration are optimized. Kinetics of grafting is studied to find the rate law. Then the grafted fiber is modified with EDA at optimal condition. The optimal temperature and grafting time of of GMA onto rayon fiber by ozonation technique are 70oC and 150 minutes respectively with GMA concentration is 5% produce 202.76% grafting yield. Kinetic study shows that GMA order is 1.33 and ozone order is 0.55, so the law rate grafting reaction isv = k (GMA) 1,30 (O3)0,55. The amination reaction of epoxide has optimal condition: temperature is 80OC, reaction time is 4 hours, and the concentratiom of EDA is 10%. The epoxide convertion yield is 65.08% mol and the ion exchange capacity is 4.04 mek/gram. The crosslinking, grafting, and modification process are proved by FTIR. The crosslinked and grafted rayon have lower swelling degree and better acid and base resistance than pristine rayon fiber."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tirta Angen Pangestu
"[Ligan para-di-2-(1-methyl-3-pyridyl-4,5-dihydro-1H-pyrazol-5-yl)benzena sudah berhasil disintesis melalui metode kondensasi Aldol. Hasil yang diperoleh dikarakterisasi menggunakanspektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer inframerah dan spektrometer NMR. Aplikasi ligan ini adalah sebagai Sensor ion logam Pb2+dan dilakukan menggunakan spektrometer UV-Vis. Hasil dari studi sensor menunjukkan bahwa ligan mempunyai intensitas absorbansi yang kuat. Hal ini didukung oleh nilai absorptivitas molar (?) yang besar. Studi spektroskopi UV-Vis pada penambahan ion Pb2+ menunjukkan munculnya puncak baru pada daerah panjang gelombang 290 nm. Hal ini menunjukkan adanya pembentukan kompleks antara ion logam (Pb2+) dengan ligan para-di-2-(1-methyl-3-pyridyl-4,5-dihydro-1H-pyrazol-5-yl)benzena. Studi aplikasi sensor menunjukkan bahwa ligan ini dapat dijadikan sensoruntuk ion Pb2+ karena penambahan ion ini menyebabkan penurunan intensitas serapan absorbansi. Hasil studi efektivitas sensor menunjukkan bahwa ligan para-di-2-(1-methyl-3-pyridyl-4,5-dihydro-1H-pyrazol-5-yl)benzena merupakan sensor yang efektif terhadap penambahan ion Pb2+ pada panjang gelombang maksimum (?maks) 291 nm.

The Ligand para-di-2-(1-methyl-3-pyridyl-4,5-dihydro-1H-pyrazol-5-yl)benzene has been synthesized well by using Aldol condensation method. The result of synthesizing is characterized byUV-Visible spectrophotometer, Infrared spectrophotometer and NMR spectrometer. The application of this ligand as sensor for Pb2+ metal ions was studied by using UV-Visible spectrophotometer. Sensingstudiesindicatethat theligandhas astrongabsorbans intensity. This is supportedby alarge molarabsorptivity (?) value. UV-Vis spectroscopystudiesonthe addition ofPb2+ ions showedthe emergence ofa newpeakat290nmwavelength region. This indicatesthat thecomplexesformedbetweenmetalions(Pb2+) with para-di-2-(1-methyl-3-pyridyl-4,5-dihydro-1H-pyrazol-5-yl)benzene ligand. Application sensor studies showed that theseligandscanbe used assensorforPb2+ionsdue tothe addition oftheseionscauses a quenched inabsorbans intensity. The results ofthe study ofsensor efectivity showedthattheligandpara-di-2-(1-methyl-3-pyridyl-4,5-dihydro-1H-pyrazol-5-yl)benzeneissensorefectiveaddition ofPb2+ionsat themaximumwavelength(?max) 291 nm., 5he 1igand para-di-%-+!-rnethyl-(-pyridyl-*,3-dihydro-!:-pyra
has been synthesi
synthesi->isible spectrophotorneter, )n2rared
spectrophotorneter and NM? spectrorneter. 5he application o2 this ligand as
sensor 2or Pb%= rnetal ions was studied by using .>->isible spectrophotorneter.
Sensing studies indicate that the ligand has a strong absorbans intensity. 5his is
supported by a large rnolar absorpti$ity +@/ $alue. .>->is spectroscopy studies on
the addition o2 Pb%= ions showed the ernergence o2 a new peak at %A7 nrn
wa$elength region. 5his indicates that the cornpleCes 2orrned between rnetal ions
+Pb%=/ with para-di-%-+!-rnethyl-(-pyridyl-*,3-dihydro-!:-pyra
ligand. Application sensor studies showed that these ligands can be used as sensor
2or Pb%= ions due to the addition o2 these ions causes a Duenched in absorbans
intensity. 5he results o2 the study o2 sensor e2ecti$ity showed that the ligand paradi-%-+!-
rnethyl-(-pyridyl-*,3-dihydro-!:-pyra
addition o2 Pb%= ions at the rnaCirnurn wa$elength +BrnaC/ %A! nrn.]"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S60637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
AIDR 9(1-2)2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nidyaningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Ernowo
"Pada studi ini, logam berat tembaga (Cu) dan seng (Zn) pada tanah diukur menggunakan ekstraksi bertahap dan metode diffusive gradient in thin films (DGT), selain itu penyerapan logam tersebut pada tanaman kangkung darat diinvestigasi. Spesiasi Cu dan Zn pada tanah asli (non spike) dan tanah spike 200, 400, 600, dan 800 mg kg-1 tanah dievaluasi dengan ekstraksi bertahap yang didasari prosedur Tessier (1979), diperoleh distribusi logam pada fraksi yang berbeda-beda. Cu dan Zn pada tanah asli ditemukan terutama pada fraksi Mn oksida, Fe oksida dan residu. Sangat sedikit ditemukan pada fraksi exchangeable yang merupakan fraksi logam paling mobile dan diasosiasikan sebagai bioavailabel. Pada tanah yang diberi spike Cu dan spike Zn juga ditemukan terutama pada fraksi Mn oksida dan Fe Oksida, terlihat peningkatan cukup signifikan pada fraksi karbonat, dan khusus untuk tanah yang diberi spike Zn terlihat peningkatan cukup signifikan terhadap fraksi exchangeable.
Metode DGT digunakan untuk menentukan konsentrasi efektif (CE) dari Cu dan Zn pada tanah. Hubungan antara CE dari Cu dan Zn oleh DGT dan serapan Cu dan Zn pada kangkung darat yang ditumbuhkan dalam rumah kaca dievaluasi. Hubungan CE dari Zn terhadap serapan Zn pada kangkung darat berkorelasi secara signifikan pada pemberian konsentrasi spike Zn2+ 0 (kontrol) 200, 400, 600, dan 800 mg kg-1 tanah (R2 = 0,97) dan memberikan hubungan linear yang positif. Namun, pada variasi konsentrasi spike Cu2+ yang sama, CE dari Cu tidak berkorelasi terhadap serapan Cu pada kangkung darat (R2 = 0,43) dan memberikan hubungan linear yang negatif. Hal ini kemungkinan disebabkan konsentrasi spike Cu yang digunakan terlalu tinggi atau berada pada level toksik.

In this study, heavy metals copper (Cu) and zinc (Zn) in soil were measured using the method of sequential extraction and diffusive gradient in thin films (DGT), in addition to the absorption of these metals in Ipomea reptans Poir. were investigated. Speciation of Cu and Zn in native soil (non-spike) and spiked-soil 200, 400, 600, and 800 mg kg-1 soil were evaluated by the sequential extraction procedure based on Tessier (1979), obtained the metal distribution in different fractions. Cu and Zn in the native soil is found mainly in the fraction of Mn oxides, Fe oxides and residues. Very little was found in exchangeable fraction which is the most mobile metal fraction and associated bioavailable. In spiked-soil, Cu and Zn were also found mainly in the fraction of Mn oxides and Fe oxides, seen a significant increase in the fraction of carbonate, and specifically for a given soil Zn spike seen a significant increase in the exchangeable fraction.
DGT method used to determine the effective concentration (CE) of Cu and Zn in soil. The relationship between Cu and Zn from the CE by the DGT and the uptake of Cu and Zn in Ipomea reptans Poir. grown in a greenhouse were evaluated. The relationship CE of Zn with Zn abosrption by Ipomea reptans Poir. were significantly correlated to the spike concentration giving Zn2+ 0 (control) 200, 400, 600, and 800 mg kg-1 soil (R2 = 0.97) and provide a positive linear relationship. However, with the spike Cu2+ at the same variation of concentration, CE of Cu did not correlate to the absorption of Cu in Ipomea reptans Poir. (R2 = 0.43) and give a negative linear relationship. This is probably due to Cu spike concentration used is too high or are at toxic levels.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43361
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Rochyatun
"Pengamatan terhadap kandungan logam berat dalam air laut dan sedimen telah dilakukan di perairan muara Sungai Cisadane pada bulan Juli dan November 2005. Kadar logam berat dalam air laut lebih rendah dibandingkan di dalam sedimen. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa kadar semua logam berat masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas baku mutu air laut yang ditetapkan oleh pemerintah bagi biota, selain itu ada indikasi bahwa logam berat tersebut terakumulasi dalam sedimen. Distribusi logam Pb pada bulan Juli dan logam Cu pada November dengan kadar yang tinggi ditemukan di dekat pantai dan menurun ke arah laut dan pada umumnya ditemukan di muka muara sungai yaitu Sungai Cisadane, Muara Saban dan Tanjung Pasir. Distribusi Pb dan Zn pada bulan November 2005 dengan kadar yang tinggi ditemukan hanya di muka muara Sungai Cisadane. Distribusi kandungan Cd di muara sungai Cisadane di semua stasiun merata, tetapi tidak menunjukkan korelasi antara kadar Cd dengan jarak stasiun terhadap muara. Terlihat bahwa kandungan Cd secara keseluruhan pada bulan Juli dan November 2005 kurang dari 0,001 ppm. Secara umum, kandungan logam berat antar stasiun di lokasi pengamatan menunjukkan distribusi yang seragam, baik stasiun yang berdekatan dengan muara sungai maupun stasiun yang jauh dari muara sungai.

Heavy Metallic Element Distribution in Cisadane River Estuary?s Water and Sediment. Observation of heavy metallic elements in Cisadane River Estuary has been done in July and November 2005. The results show that heavy metallic elements content in seawater is lower and still below the treshold value stated by government for fisheries. There was an indication of heavy metallic elements on sediment. Distribution of Pb on July and of Cu on November 2005 were found higher near the coast and decrease towards the sea, and commonly were found in front of estuary such as Cisadane, Muara Saban and Tanjung Pasir. High Pb and Zn distributions on November 2005 were found only in front of Cisadane estuary. Cd distribution of Cisadane estuary was constant at all station but did not show any correlation with the distance of station and estuary. The Cd content on July and November 2005 is lower than 0,001 ppm. Generally, heavy metallic elements content have a uniform distribution at all stations inspite of its distance to estuary."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>