Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nidiananda Amelina Putri
"Skripsi ini membahas perbedaan proporsi berbagai faktor risiko hipertensi pada guru sekolah dasar di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan Tahun 2013. Metode yang digunakan adalah cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2013. Sampel adalah guru sekolah dasar berusia ≥20 tahun yang bekerja di sekolah dasar yang tersebar di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 30.2%. Variabel yang menunjukkan perbedaan signifikan diantaranya Indeks Massa Tubuh (IMT) (OR 4.778 dengan p value 0.001), Riwayat Hipertensi Orang Tua (OR 4.667 dengan p value 0.000), dan Umur (OR 8.017 dengan p value 0.000). Kecukupan lemak merupakan variabel dominan kejadian hipertensi pada guru SD di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan tahun 2013.

This thesis aims to explain the differences of proportion of hypertension risk factors. The research method is cross sectional study during March 2013 - April 2013 with elementary school’s teachers in Cilandak, South Jakarta who are 20 years old or older as the specified sample. The result of this research shows that there are several variables with significant differences. The result of this study shows the prevalence of hypertension by 30.2%. Those variables was a significant correlation are Body Mass Indeks (IMT) (OR 4.778 and value 0.001), parent's history of hypertension, (OR 4.667 and p value 0.000), and age (OR 8.017 and p value 0.000). Fat consumption is the dominant variable that trigger the occurrence of hypertension at elementary school’s teachers in Cilandak, South Jakarta in 2013."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suciaty Purnama
"Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit degeneratif lainnya. Sebagian besar kasus (90%) penyebab dari hipertensi tidak diketahui, sedangkan 10% lainnya disebabkan oleh penyakit-penyakit yang sudah diketahui seperti aterosklerosis, tumor pada kelenjar adrenal, atau malfungsi ginjal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian adalah lansia yang terdaftar di posyandu lansia wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2013 sebanyak 75 orang.
Hasil penelitian ini mendapatkan proporsi lansia yang mengalami hipertensi adalah sebesar 62,7%. Tekanan sistolik tertinggi adalah 240 mmHg, sedangkan tekanan diastolik tertinggi adalah 150 mmHg. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi dalam penelitian ini adalah riwayat hipertensi keluarga (PR: 3,216 dengan 95% CI: 1,587-6,515), dan riwayat penyakit Diabetes Melitus (PR: 2,375 dengan 95% CI: 1,366-4,128). Hubungan yang tidak bermakna secara statistik terdapat pada hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, IMT, asupan natrium, asupan lemak, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, dan stres dengan hipertensi.

Hypertension is the third major cause of death in Indonesia for all ages. Much research has proven that hypertension is the major risk factor for the onset of degenerative disease. Most of the cases (90%) cause of hypertension is unknown, while 10% other caused by diseases already known as atheroschlerosis, tumor on the adrenal glands, or kidney malfunctions.
This research aims to know the prevalence of hypertension and factors that related with the incidencce of hypertension in elderly at elderly posyandu subdistrict Johar Baru, Central Jakarta 2013. This research is quantitative research with cross sectional design study. Sample research is elderly who registered at elderly posyandu subdistrict Johar Baru, Central Jakarta 2013 as many as 75 people.
Result of this research to get the proportions of elderly who suffer hypertension is 62,7%. Highest systolic pressure is 240 mmHg, while the highest diastolic pressure is 150 mmHg. Factors related to the incidence of hypertension in this research is a family history of hypertension (PR: 3,216 with 95% CI: 1,587-6,515), and a history of Diabetes Mellitus (PR: 2,375 with 95% CI: 1,366-4,128). The relation that no statitically significant are on relations between gender, education, occupation, marital status, BMI, sodium intake, fat intake, physical activity, smoking habit, and stress by hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Rahayu
"Hipertensi adalah salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan angka kejadian nasional yang tinggi. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 101 Subjek Penelitian masyarakat RW 01 Srengseng Sawah, yang diambil secara acak antara April hingga Mei 2012. Proporsi hipertensi adalah 33,7%. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah umur dan obesitas sedangkan faktor-faktor risiko selainnya tidak menunjukkan hubungan. Untuk menurunkan angka kejadian hipertensi diperlukan pengendalian faktor risiko hipertensi.

Hypertension is one of the risk factors of cardiovascular diseases that has high incident in the national level. The research was done with the cross sectional design to the 101 Subjek Penelitiants at RW 01 Srengseng Sawah who were taken randomly on April until May 2012. The hypertension proportion was 33,7%. Risk factors which have relation with the hypertension incident were age and obesity whereas the other factors did not have. Risk factors need to be managed to decrease the hypertension incident."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Junaedi
"Hipertensi merupakan faktor risiko nomor satu dari kematian di seluruh dunia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%, sedangkan di Kabupaten Bogor sebesar 23,3%. Jemaah haji sebelum pemberangkatan ibadah haji, terlebih dahulu melaksanakan pemeriksaan kesehatan di tingkat puskesmas dan kabupaten/kota.
Hasil rekapitulasi laporan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji di Kabupaten Bogor tahun 2012 bahwa kasus hipertensi pada jemaah haji sebanyak 695 orang (21,4%) dari seluruh penyakit sistem sirkulasi dan pembuluh darah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi kasus hipertensi pada jemaah haji di Kabupaten Bogor, mengetahui hubungan antara umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, indeks massa tubuh, gula darah, dan kolesterol dengan kejadian Hipertensi pada jemaah haji usia 40 tahun keatas, serta memberi masukan bagi pengelola kesehatan haji di Kabupaten Bogor. Analisis data menggunakan Cox Regression. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian bersumber dari data sekunder yaitu hasil pemeriksaan kesehatan jemaah haji di tingkat puskesmas. Variabel yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, indeks massa tubuh, gula darah, dan kolesterol. Penelitian dilaksanakan pada April-Mei 2013 dengan sampel sebanyak 1.155 orang.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara umur, pendidikan, dan indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi pada jemaah haji usia 40 tahun keatas di Kabupaten Bogor tahun 2012. Pencegahan dan pengendalian hipertensi sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi dan mencegah komplikasinya pada jemaah haji Kabupaten Bogor.

Hypertension is a risk factor for a number of deaths across the world. Based on the results of Health Research (Riskesdas) in 2007 known that the prevalence of hypertension in Indonesia reached 31.7%, while in Bogor regency of 23.3%. Pilgrims before departure pilgrimage, first carry out medical examinations at the health centers and district / city. Recapitulation health inspection reports prospective pilgrims in Bogor regency in 2012 that cases of hypertension on the pilgrims as many as 695 (21.4%) of the entire circulatory system diseases and blood vessels.
The purpose of this study to determine the distribution of cases of hypertension on pilgrims in Bogor Regency, knowing the relationship between age, gender, education, occupation, body mass index, blood sugar, and cholesterol to the incidence of hypertension in the pilgrim age 40 or older, as well as provide input Hajj for health managers in Bogor regency. Data analysis using Cox Regression. Hypertension is a condition where the blood pressure above 140 mmHg and systolic or diastolic pressure greater than 90 mmHg.
Design used in this study is cross-sectional. Research derived from secondary data is the result of health examination at the health center level pilgrims. The variables studied were age, gender, education, occupation, body mass index, blood sugar, and cholesterol. The experiment was conducted in April-May 2013 with a sample of 1,155 people.
The results showed no relationship between age, education, and body mass index with incidence of hypertension among pilgrims age 40 or older in Bogor regency in 2012. Prevention and control of hypertension is necessary to reduce the prevalence and prevent complications in Bogor regency pilgrims.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Hotma Parulian
"Latar Belakang : Peningkatan prevalensi penderita hipertensi di masyarakat DKI Jakarta disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat dimodifikas maupun tidak. Aktifitas fisik sehagai salah satu lilktor yang dapat mencegah hipertensi perlu mendapat perhatian yang lebih karena faktor ini termasuk: salah satu faktor yang dapat dimodifikasi dengan usaha dan biaya yang tidak terlaiu besar.Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya besar hubungan antara kejadian hipertensi dengan aktivitas fisik pada masyarakat di lima wilayah DKI Jakarta tahun 2006.
Metode : Penelitian ini dilakukan dengan disain cross sectional dan dianalisis secara kohort menggunakan data sekwtder dari survey faktor resiko PTM utama di lima wilayah DKI Jakarta tahun 2006. Kasus ekspos adalah subyek yang melakukan aktivitas fisik renda yang berjumlah 668 orang subyek dan non ekspos adalah subyek yang melakukan aktivitas tinggi sejumlah 668 orang. Perbandingan kasus ekspos dan non ekspos adalah 1:1, hingga jumlah keseluruhan subyek penelitian 1336 subyek.
Hasil : Hasil penelitian mendapatkan proporsi hipertensi pada subyek yang beraktivitas rendah sebesar 65,5% dab pada subyek yang beraktivitas tinggi 58 8%. Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas fisik berhubungan secara signiflkan dengan kejadian hipertensi. Dengan nilai p (p value) = 0,0001, setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin dan peketjaan didapat OR aktivitas tinggi 0,750 dengan 95% CI (0,601- 0,937) menunjukkan bahwa dengan beraktivitas dapat mengurangi risiko untuk menderita penyakit hipertensi sebesar 4 kali. Dalam penelitian ini variabel Jenis kelamin. umur, tingkat pendidilcan, status perkawinan, diaberes mellitus, hiperkolesterol, low HDL, IMT, dan pekerjaan semua mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi (nilai p < α), sementara variabel merokok, hiper LDL dan kecukupen serat walaupun berhubungan tetapi hubungannya dengan hipertensi tidak signiflkan (nilai p > a).
Kesimpulan : Aktivittas fisik tinggi dapat mengurangi resiko untuk terkena penyakit hipertensi, semakln sering kita me1akukan aktivitas fisik semakin rendah resiko untuk menderita penyakit. Subyek yang melakukan aktifitas fisik rendah lebih beresiko untuk terkena hipertensi 4 kali dibanding subyek yang melakukan aktifitas fisik tinggi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21021
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Prabata
"Hipertensi, melalui komplikasinya, merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia. Indonesia, sebagai negara berkembang, merupakan tempat dimana prevalensi penyakit tidak menular, termasuk hipertensi, semakin meningkat jumlahnya setiap tahun. Hipertensi merupakan penyakit yang dipengaruhi kemunculan, progresivitas, serta komplikasinya, oleh pelbagai faktor antara lain faktor sosioekonomi, demografi, serta status kesehatan dan perilaku. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai prevalensi hipertensi dan hubungan hipertensi dengan pelbagai faktor tersebut agar dapat mengetahui mengenai gambaran permasalahan hipertensi dan membantu dalam pencegahan, penatalaksanaan, serta deteksi dini komplikasi hipertensi.
Penelitian dilaksanakan dengan metode cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis poli rawat jalan RSCM pada tahun 2010. Setelah data terkumpul, dilakukan analisa data dengan pertama-tama menghitung prevalensi hipertensi, kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis pada masing-masing variabel.
Berdasarkan penelitian didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 8,2% dan menempati peringkat kedua penyakit berfrekuensi tertinggi di poli rawat jalan RSCM. Berdasarkan uji hipotesis didapatkan hasil terhadap variabel usia p<0,001, jenis kelamin p=0,972, status pernikahan p=0,181, pekerjaan p=0,002, asuransi pembiayaan p<0,001, tingkat pendidikan p<0,001, status gizi p=0,106, gaya hidup p=1,000, dan riwayat penyakit sebelumnya p=0,049. Melalui hasil tersebut, maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada variabel usia dan tidak terdapat perbedaan bermakna pada variabel jenis kelamin.

Hypertension, because of its complication, is the first cause of death globally.
Indonesia, as a develop country, is a place where prevalence of non-infection disease, included hypertension, is increasing every year. Hypertension is a disease which its appearance, progression, and complication, is influenced by many factor, such as socioeconomic, demography, and health status and behavior. Because of those reasons, we did research about prevalence of hypertension and relation between hypertension and those factors, in order to know better about picture of hypertension problem and help the development of prevention, management, and early detection of hypertension complication.
This research use cross sectional method and secondary data from medical record at polyclinic Cipto Mangunkusumo Hospital in 2010. After all of data was collected, we analyzed it, by counting the prevalence of hypertension first, then we tested our hypothesis. Based on this research, we obtained that the prevalence of hypertension is 8,2% and hypertension is in the second rank from all disease in RSCM.
Based on hypothesis test, we obtained that the result for each variable is age p<0,001, gender p=0,972, marital status p=0,181, job status p=0,002, utilization of health insurance p<0,001, education p<0,001, nutrient status p=0,106, lifestyle p=1,000, and disease history p=0,049. Based on the result, it can be concluded that there is a significant value on age and there isn?t a significant value on gender.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwin
"Latar belakang: Prevalensi hipertensi semakin meningkat, demikian pula bipertensi derajat 2 yang paling tinggi risikonya berkornplikasi. Pegawai negeri sipil (PNS) juga rentan menderita hipertensi. Oleh karena itu perlu diidentifikasi faktor-faktor risiko apa saja yang berperan terhadap kejadian hipertensi derajat 2 di kalangan PNS.
Metode: Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kasus adalah PNS yang menderita hipertensi derajat 2 (berdasarlam mc 7 2003), sedangkan kontrol adaIah mereka yang nonnatensi. Baik kasus, maupun kontrol dipilih dengan metode diagnostik yang sarana. Penelitian dilaksanakan di kalangan PNS staf administrasi Universitas Hasanuddin pada bulan April-Mei 2007 dengan jumlah PNS 850.
Hasil:, Diperoleh 55 kasus dan 177 kontrol berusia 26-69 tahun. Prevalensi hipertensi derajat I dan derajat 2 masing-masing sebesar 18,1 % dan 9,3%. Risiko hipertensi derajat 2 berhubungan dengan umur , indeks massa tubuh dan aktivitas olah raga. Sedangkan jenis, kelamin, tingkat pendidikan terakhir, status pernikahan, kegiatan fisik rumah hingga kebiasaan merokok dan minum kopi, golongan kepegawaian, mesa kerja, Riwayat hipertensi dalam keluarga dan stres kerja tidak terbukti berkaitan dengan hipertensi derajat 2. Jika dibandingkan yang berusia 26-35 tahun, mereka yang berusia 46-50 dan 51-69 tahun berisiko menderita hipertensi derajat 2 masing-masing 12 kaIi (rasio odds [OR) suaian ; 11,94; 95% intetval kepercayaan [IK) ; 1,48-96,11) dan 22 kali (OR; 21,16; 95% IK ; 2,58-183,81). Selanjutnya jika dibandingkan mereka yang berbadan normal maka yang obesitas beosiko terkena hipertensi derajat 2 sebesar 2,5 kali (OR. suaion ~ 2,52; 95% IK ~ 1,26-5,03). Sedangkan olah raga dengan intensitas sedang dapat memperkecil risiko hipertensi sebesar 11% (OR suaian ; 0,29; 95% IK = O,O9-{l,99) dibandingkan yang tidak berolahraga.
Kesimpulan: Studi menyimpulkan bahwa faktor yang betperan terhadap hipertensi derajat 2 pada PNS administrasi di Unhas adalah umur diatas 46 tahun dan obesitas sedangkan olah raga sedang dapat menurunkan fisika hipertensi.

Background: At the present, the prevalence of hypertension is increasing and will result in many complications. Civil servants are 8 group with a great possibility of suffering hypertension. Therefore, it is important to identify the risk factors in stage 2 hypertension of administrative civil servants of Hasanuddin University.
Methods: A case-control study was conducted among administrative civil servants of Hasanuddin University in April-May 2007. Civil servants with stage 2 hypertension (based on JNC 7 2003) were designated as cases. As controls were civil "wants with normotension. Both case and control were selected by similar diagnostic methods.
Results: There were 55 cases and 1 n controls aged 26 to 69 years old. The prevalence of stage 1 and stage 2 hypertension was 18.1% and 9.3%, respectively. Stage 2 hypertension was found to be associated with age, body posture, and physical exercise. other risk factors such as gender, education, marital status, physical activity at home, smoking, daily coffee drinking, level of employment, length of employment, family history of hypertension, and job stress were not found to be related to stage 2 hypertension. Compared with subjects aged 26-35 years old, those who were 46-50 and 51-69 years old had 12-f,,1d (adjusted Odds Ratio [OR.] ~ 11.94; Confidence Interval [CI] 95% = 1.4&-96.11) and 22-fuld (OR,. 21.76; CJ 95% = 2.58-183.81) greater risk to be stage 2 hypertension. Moreover, compared to subjects with normal body posture, those Who were obese had more than 2.S-fold increased in the risk to be stage 2 hypertension. On the other hand, moderate exercise reduced the risk of stage 2 hypertension by 71% (OR,. 0.29; C195% = 0.09-{).99), compared with sedentary subjects.
Conclusion: This study concluded that special attention should be taken to administrative civil servants aged 46 years and over, obese, and with moderate exercise to prevent stage 2 hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Ayu Setyani
"Hipertensi menjadi masalah kesehatan global yang prevalensinya terus meningkat. Gaya hidup yang tidak sehat menjadi salah satu faktor penyebab tingginya prevalensi hipertensi. Penelitian bertujuan untuk menganalisa hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi. Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 107 pekerja semen X di Jawa Barat yang diambil dengan teknik convenience sampling di poliklinik pabrik. Proporsi kejadian hipertensi pekerja sebesar 48,1%.
Hasil penelitian diperoleh adanya hubungan antara pola makan (p=0,012) dan konsumsi alkohol (p=0,028) dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian menyarankan agar perawat kesehatan kerja melakukan pengendalian hipertensi pekerja dengan melakukan kontrol rutin tekanan darah serta promosi kesehatan modifikasi gaya hidup sehat.

Hypertension is a health problem worldwide with increasing prevalence every year. Unhealthy lifestyle is one of the factors caused this increase in hypertension prevalence. This research aims to study the relationship between lifestyle with the incidence of hypertension. This research used cross-sectional design to 107 workers in West Java using convenience sampling technique taken in the clinic at the factory site.
The result showed the incidence of hypertension in workers was 48,1%. There was significant relationship among nutrition (p=0,012) and alcohol consumption (p=0,028) with the incidence of hypertension. The results suggest occupational health nurses to do routine blood pressure control and also health promotion about healthy lifestyle modifications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kurniawati
"Kebisingan lalu lintas menjadi sumber utama dari kebisingan yang ada di perkotaan. Kebisingan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Paparan kebisingan dapat meningkatkan kerusakan fisik yang dinilai sebagai bahaya kesehatan seperti risiko penyakit kardiovaskuler. Paparan jangka panjang dari kebisingan transportasi telah terbukti berhubungan dengan prevalensi kejadian hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit pembuluh darah yang sering tidak menimbulkan gejala, disebut silent killer. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kebisingan lalu lintas di pelabuhan Tanjung Priok dengan terjadinya hipertensi pada petugas pelabuhan tahun 2015. Desain studi yang digunakan adalah studi crossectional dengan populasi adalah petugas operasional pelabuhan Tanjung Priok. Subjek penelitian ini adalah petugas operasional pelabuhan Tanjung Priok yang terpajan bising sejumlah 178 orang. Hasil analisa multivariat didapatkan bahwa petugas pelabuhan yang terpapar kebisingan >70 dBA berisiko 2,249 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan petugas pelabuhan yang terpapar kebisingan ≤70 dBA dengan dikontrol oleh variabel usia, status perkawinan, status gizi dan jam kerja responden. Penyakit hipertensi pada petugas pelabuhan Tanjung Priok dapat terjadi karena tingkat kebisingan lalu lintas yang melebihi NAB, usia pekerja yang lebih dari 39 tahun, status gizi berlebih dan jam kerja yang lama sehingga perlunya upaya-upaya untuk menurunkan morbiditas hipertensi pada petugas pelabuhan dengan melakukan penamanan pohon untuk mereduksi suara bising, melakukan olahraga secara rutin, memperbaiki pola makan, dan memenuhi waktu kerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang.

The traffic noise was a major source of noise in urban areas. It was one of the factors that may influence public health. It is become a health hazard as its exposure may physically damaging. For example, the risk of cardiovascular disease. It has been proven that there is a relationship between long-term exposures of traffic noise with the prevalence of hypertension. Hypertension is one of blood vessels diseases without symptoms and called the silent killer. This study aims to examined the relationship between traffic noise at the Tanjung Priok port and the prevalence of hypertension amongst the port officers in 2015. A cross sectional studied was assigned in this study. 178 Tanjung Priok port operations officer who are exposed to noise were asked to complete self-administered questionnaires to gain the respondents characteristics and to undergone physical assessment to gain their health data. After controlled by the variable age, working hours, marital and nutritional status of the respondents, the multivariate analysis shows that the officers who are exposed with > 70 dBA noise are 2.249 times higher the risk of suffering from hypertension compared to the port officials who are exposed to noise ≤70 dBA. The hypertension disease suffered by Tanjung Priok port officers occur due to traffic noise levels that exceed the NAB, workers aged over 39 years, excessive nutritional status and working hours. Therefore, there was need to reduce noise in order to the morbidity of hypertension suffered by the port officers. It can be done by planting trees, regular exercise, managing diet, and work at as the stipulated hours in the Act."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>