Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127085 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gerald Mayo Leopold
"Saat ini energi dianggap sebagai kebutuhan utama di dunia. Sayangnya, energi dari bahan bakar fosil menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah besar sehingga meningkatkan efek rumah kaca di dunia ini. Untuk mengatasi masalah ini, banyak negara berkembang telah mengkonversi bahan bakar fosil ke gas alam. Selanjutnya, gas alam masih mengandung zat pengotor, sehingga pemurnian gas alam dari zat pengotor sangat penting.
Penelitian ini akan membangun simulasi pemurnian yang dicapai dengan dua simulasi yang berbeda. Pada simulasi pertama komponen akan terdiri dari metana, nitrogen dan karbon dioksida dengan persentase komposisi 80% metana dan 10% dari karbon dioksida dan nitrogen masing-masing. Simulasi kedua akan terjadi tanpa nitrogen dan dengan persentase 80% metana dan 20% dari karbon dioksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon dioksida dapat terserap awal 50%. Di sisi lain metana tidak dapat dimurnikan dengan baik ketika ada nitrogen ada dalam proses adsorpsi.

Nowadays energy is considered as primary requirement in the world. Unfortunately, the energy from fossil fuel emits large number of carbon dioxide increasing the greenhouse effect in this world. In order to overcome this problem, many develop countries are converting fossil fuel into natural gas. Furthermore, natural gas is still occupied with impurities, therefore purification of Natural gas from impurities are very important.
This study observed the purification simulation process which attained with two different run. The first run components were consists of methane, nitrogen and carbon dioxide with percentage composition 80% of methane and 10% of carbon dioxide and 10 % nitrogen respectively. The second run occurred without nitrogen and with percentage 80% of methane and 20% of carbon dioxide. Result show that carbon dioxide can be adsorbed nearly 50 %. On the other hand methane cannot be well purified when there is nitrogen exist in the adsorption process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jony
"Penelitian ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan limbah agrikultur yang melimpah di Indonesia sehingga limbah ini akan mendapatkan peningkatan nilai guna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan karbon aktif fisik dan mengetahui kondisi optimum pembuatan karbon aktif. Bahan baku pembuatan karbon aktif ini adalah bagas tebu yang merupakan limbah pabrik gula. Beberapa metode yang sudah pernah dilakukan terhadap bahan baku ini dalam pembuatan karbon aktif adalah aktivasi thermal N2 dan kimia dengan berbagai activating agent, tetapi aktivasi dengan aliran gas karbon dioksida belum pernah dilakukan.
Penelitian ini menghasilkan sembilan sampel karbon aktif dengan variasi laju alir karbon dioksida 300, 400, dan 500 cc/mnt dan variasi waktu aktivasi 30, 60, dan 120 menit dengan temperatur 900oC. Kondisi operasi optimum pada variabel penelitian ini didapatkan pada laju alir 500 cc/mnt selama 120 menit dengan mendapatkan luas permukaan karbon aktif yang direpresentasikan dengan daya serap iod sebesar 769.5 mg/g. Hubungan variabel yang ditemukan adalah semakin besar laju alir gas karbon dioksida dan/atau semakin lama waktu aktivasi akan memperbesar luas permukaan karbon aktif. Luas permukaan karbon aktif ini lebih besar daripada karbon aktif aktivasi thermal N2, tetapi lebih kecil dari aktivasi kimia KOH.

This research is a form of utilization of agricultural industry wastes so that the waste can gain significant enhancement of value. Purposes of this research is to get the physical condition of activated carbon and knowing the optimum condition to make the activated carbon. The agricultural industry waste that is used in the research is sugarcane bagasse that is waste of sugar industry. Researches that has been done with sugarcane bagasse is using physics activation of N2 and chemical activation using various activating agent, but the method in this research is activation using carbon dioxide gas flow that hasn't been done with this raw material.
The target is this research manufacture nine samples that are consists of variation of carbon dioxide gas flow 300, 400, and 500 cc/minute and activation time 30, 60, and 120 minutes at temperature 900oC. The optimum operating condition reached at 500 cc/minute gas flow and 120 minutes activation time that give an activated carbon with surface area that is represented by iod adsorption 769.5 mg/g. Correlation between this two free variables are the more fast carbon dioxide gas flow and/or more long activation time makes the larger activated carbon surface area. Surface area of the activated carbon in this research is bigger than physics activation of N2, but smaller than chemical activation using KOH.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Tias Miranti
"Pada penelitian pembuatan karbon aktif dari bambu ini digunakan metode aktivasi kimia dengan menggunakan variasi activating agent, yakni H3PO4 dan KOH dengan rasio massa activating agent/massa karbon 1/1, 2/1, dan 3/1. Aktivasi dilakukan pada temperatur 700oC selama 1 jam. Luas permukaan tertinggi yang direpresentasikan dengan bilangan iodin sebesar 772,08 mg/g diperoleh dengan aktivasi menggunakan H3PO4 dengan rasio massa activating agent/massa karbon 3/1, sedangkan aktivasi menggunakan KOH diperoleh bilangan iodin tertinggi sebesar 744,92 mg/g dengan rasio massa activating agent/massa karbon 3/1. Sebagai pembanding, juga dilakukan pembuatan karbon aktif dengan metode aktivasi fisika dan diperoleh bilangan iodin karbon aktif sebesar 283,38 mg/g.

This research aims to produce activated carbon from bamboo as the raw materials. In this research controlled by the activation method using variation of activating agent, H3PO4 and KOH with a mass ratio of activating agent/carbon mass are 1/1, 2/1, and 3/1. It also performed at 700°C activation temperature for 1 hour. The highest iodine number of 772.08 mg/g obtained by activation using H3PO4 with a mass ratio of activating agent/carbon mass 3/1, whereas activation with KOH obtained the highest iodine number of 744.92 mg/g with a mass ratio of activating agent/carbon mass 3/1. For comparison, the study was also carried out the manufacture of activated carbon by physical activation method and the iodine number of activated carbon obtained at 283.38 mg/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43804
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria S. Melania
"Penelitian ini membahas produksi karbon aktif berbahan baku bambu dengan metode aktivasi menggunakan larutan KOH pada suasana gas nitrogen untuk mengontrol pembentukan pori karbon aktif. Aktivasi kimia dilakukan dengan rasio massa KOH : massa karbon yaitu 3:1 pada suhu 600°C, 700°C, dan 800°C selama 30 menit dan 60 menit. Sebagai pembanding dilakukan aktivasi fisika tanpa penambahan activating agent pada suhu 700°C selama 60 menit. Luas permukaan paling tinggi sebesar 802,60 mg/g (sekitar 824,83 m2/g) diperoleh dari aktivasi kimia selama 30 menit pada suhu 800°C, sedangkan luas permukaan paling rendah sebesar 283,39 mg/g (sekitar 291,23 m2/g) diperoleh dari aktivasi fisika.

This research is about production of activated carbon made from raw bamboo with activation method using KOH as activating agent in an atmosphere of nitrogen gas to control pores formed in the activated carbon. Chemical activation was done with mass ratio of activating agent : carbon is 3:1 on 600°C, 700°C, and 800°C for 30 minutes and 60 minutes, and physical activation was done without using activating agent on 700°C for 60 minutes. The highest surface area, 802,60 mg/g (about 824,83 m2/g), was obtained by KOH activation on 800°C for 30 minutes, and the lowest, 283,39 mg/g (about 291,23 m2/g), was obtained by physical activation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43339
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Bayu Perdana
"Gas alam adalah sumber energi alternatif sebagai bahan bakar gas pada kendaraan bermotor maupun industri. Dikarenakan rendahnya nilai kalor dari gas alam yang hanya bernilai 40 kJ/L, sedangkan nilai kalor bahan bakar minyak, yaitu 3.5x104 kJ/l. Maka, dibutuhkan teknologi penyimpanan yang mampu meningkatkan nilai berat jenis dari gas alam. Adsorbed Natural Gas (ANG) adalah teknologi yang mampu menyimpan gas alam dengan tekanan tabung vessel yang lebih rendah, yaitu sekitar 3.5 – 4 MPa, jika dibandingkan dengan teknologi konvensional yang sudah banyak digunakan, yaitu Compressed Natural Gas (CNG) dimana tekanan tabung vesselnya mencapai 20 MPa. Proses adsorpsi menggunakan karbon aktif sebagai bahan penyerap (adsorben) dan gas metana sebagai bahan yang diserap (adsorbat). Pasangan adsorben dan adsorbat ini akan diuji coba dengan proses adsorpsi maupun desorpsi dengan melihat nilai kapasitasnya (V/V), yaitu volume gas metana yang tersimpan didalam tabung dibanding dengan volume karbon aktif yang digunakan, serta akan dilihat karakteristik temperaturnya pada beberapa titik didalam tabung.

Natural gas is an alternative energy source as a fuel gas for motor vehicles nor industrial use. To use natural gas, a storage vessel technology that could increase natural gas density is needed, it is because the low of calorific value of natural gas which is around 40 kJ/l, while petroleum oil calorific value is around 3.5x104 kJ/l. Adsorbed Natural Gas (ANG) is a technology which could store natural gas at low pressure which is around 3.5 – 4 MPa compared with Compressed Natural Gas (CNG) that reach 20 MPa of pressure. Adsorption process use activated carbon as adsorbent and methane gas as adsorbate. This pair of adsorbent and adsorbate will be experimented with adsorption and desorption process to get the capacity value (V/V) which is the volume of methane gas that stored in the vessel divided by the volume of activated carbon being used, also temperature characteristic inside the vessel on some point will be analyzed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S44002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Prasetyo
"Penelitian ini membuat karbon aktif dari limbah kulit kopi karena sampai saat ini pemanfaatan limbah kulit kopi belum maksimum. Aktivasi yang digunakan adalah aktivasi kimia menggunakan Kalium Karbonat karena berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, luas permukaan yang dihasilkan dapat bersaing dengan activating agent lain. Variasi yang dilakukan adalah variasi rasio massa activating agent/massa bahan baku 1/1, 3/2, dan 2/1 dan variasi suhu 600°C, 700°C, dan 800°C. Luas permukaan diperoleh dari konversi bilangan iod dengan hasil tertinggi adalah 891 m2/gram yang didapatkan dari suhu aktivasi 800°C dan rasio impregnasi 3/2. Sebagai pembanding, luas permukaan yang diperoleh dari aktivasi fisika menggunakan CO2 adalah 176 m2/gram.

This research aims to produce activated carbon from coffee shell waste due to utilization of coffee shell waste that far from maximum. Activation that will be used in this research is chemical activation using Potassium Carbonate because in previous researches show that surface area obtained by this activating agent can compete with other activating agent. The variation in this research is impregnation ratio and temperature. The impregnation ratio is 1/1, 3/2, and 2/1 while the temperature variation is 600°C, 700°C, and 800°C. The surface area is obtained by conversion of iod number with the highest result is 891 m2/gram which produced at temperature 800°C and impregnation ratio 3/2. Physical activation using CO2 is done for comparison and obtains surface area 176 m2/gram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhael Cahya Nugraheni Budiharja
"Peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer memberikan dampak kenaikan suhu dan perubahan iklim. Adsorpsi dengan adsorben merupakan pemisahan CO2 yang memiliki konsumsi energi dan biaya yang rendah. Karbon aktif dipilih sebagai adsorben karena memiliki kapasitas adsorpsi CO2 yang lebih baik pada tekanan atmosfer dan suhu yang tinggi. Ranting tanaman teh dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif karena memiliki kandungan karbon yang tinggi yaitu 53%. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pengaruh pembuatan karbon aktif dari ranting teh melalui karbonisasi 400°C selama 1 jam menggunakan gas N2, dan aktivasi fisika pada suhu aktivasi yang divariasikan, yaitu 600, 700, dan 800°C selama 4 menit dengan pemanfaatan alat APS (arc plasma sintering), terhadap pembentukan pori, luas permukaan, pembentukan gugus fungsi, serta struktur dan ukuran kristal. Karakterisasi karbon aktif didapatkan melalui SEM, BET, FTIR, dan XRD. Kemudian, melalui alat TPD-CO2, jumlah kapasitas adsorpsi CO2 pada karbon aktif dari ranting teh dapat terukur. Melalui proses karbonisasi dan aktivasi fisika, didapatkan karbon aktif dengan luas permukaan 86,668 m2/g dan kapasitas adsorpsi 2,057 mmol/g yang optimal pada suhu aktivasi fisika 800°C.

Increasing CO2 concentrations in the atmosphere have an impact on rising temperatures and climate change. Adsorption with adsorbents is a CO2 separation that has low energy consumption and costs. Activated carbon was chosen as an adsorbent because it has better CO2 adsorption capacity at atmospheric pressure and high temperature. Tea plant twigs can be used as raw material for making active carbon because they have a high carbon content, namely 53%. This research was conducted to obtain the effect of making activated carbon from tea twigs through carbonization at 400°C for 1 hour using N2 gas, and physical activation at varied activation temperatures, namely 600, 700, and 800°C for 4 minutes using the APS (arc plasma sintering), on pore formation, surface area, formation of functional groups, as well as crystal structure and size. Characterization of activated carbon was obtained through SEM, BET, FTIR, and XRD. Then, using the TPD-CO2, the amount of CO2 adsorption capacity on activated carbon from tea twigs can be measured. Through the carbonization and physical activation process, activated carbon was obtained with a surface area of 86,668 m2/g and an adsorption capacity of 2,057 mmol/g which was optimal at a physical activation temperature of 800°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Nazif
"Tempurung kelapa dipilih menjadi bahan dasar adsorben pada masker dalam menyerap gas CO2 karen memiliki kandungan selulosa sebesar 26,60 , kandungan hemiselulosa 27,70 dan kandungan lignin sebesar 29,40 serta produksinya yang tinggi 61 juta ton atau 33,94 dari produksi dunia. Metode aktivasi tempurung kelapa dilakukan secara fisika menggunakan CO2 pada suhu 850 0C, dan secara kimia dengan ZnCl2 pada suhu 80 0C dilanjutkan dengan pirolisis menggunakan N2 pada suhu 650 0C. Karakterisasi yang digunakan adalah BET untuk mengetahui luas permukaan karbon aktif.
Melalui uji BET didapatkan luas permukaan karbon teraktivasi kimia sebesar 432,26 m2/g dan yang teraktivasi fisika sebesar 323,57 m2/g. Selanjutnya kapasitas adsorpsi masker karbon aktif diuji pada ruang kompartemen dengan mengalirkan campuran gas CO2 dan udara selama satu jam, lalu mengukur perbedaan konsentrasi CO2 masukan dan keluaran dengan CO2 detector.
Berdasarkan hasil uji adsorpsi polutan, didapatkan bahwa variasi terbaik adalah masker dengan massa karbon aktif 6 gram, teraktivasi kimia, dan dengan menggunakan perekat TEOS yang mampu mengadsorpsi polutan CO2 sebesar 76,52 . Masker yang dibuat pada penelitian ini memliki waktu jenuh selama empat jam pada kondisi konsentrasi CO2 yang tinggi.

Adsorbent in mask to absorb CO2 gas because it has cellulose content of 26.60 , hemicellulose content 27.70 and lignin content of 29.40 and its production is 61 million ton or 33.94 of world production. The method of coconut shell activation was done physically using CO2 at 850 0C, and chemically with ZnCl2 at 80 0C followed by pyrolysis using N2 at 650 0C. The characterization used is BET to measure surface area of activated carbon.
Through BET test, it was found that the chemical activated carbon surface area is 432.26 m2 g and the physical activation is 323.57 m2 g. Furthermore, the adsorption capacity of the activated carbon mask is tested in the compartment chamber by flowing a mixture of CO2 and air for an hour, then measuring the CO2 input and output CO2 difference using CO2 detector.
Based on the results of adsorption test, it was found that the best variation is a mask with 6 gram active carbon mass, chemical activated, and by using TEOS as adhesive capable of adsorbing CO2 pollutant by 76.52 . Mask made in this research has saturated time for four hours under high CO2 concentration conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faracitra Akuwalifah Kusumadewi
"Hydrogren recovery dari off-gas di hydrocracking unit dengan metode adsorpsi merupakan salah satu proses yang dapat meningkatkan efektivitas pada unit refinery. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat karbon aktif dari limbah ampas kopi yang akan digunakan sebagai adsroben pada proses hydrogen recovery. Limbah ampas kopi dipilih menjadi bahan baku bioadsorben karena memiliki kadar lignoselulosa yang baik serta mudah didapatkan di Indonesia. Metode aktivasi limbah ampas kopi adalah aktivasi kimia dengan ZnCl2 sebagai activating agent pada suhu 600°C.
Luas permukaan karbon aktif diuji dengan metode BET dan bilangan Iod, sementara morfologi dan kompisisinya akan diuji dengan metode SEM-EDX. Uji kapasitas adsorpsi karbon aktif dilakukan dengan campuran gas metana dan hidrogen untuk mengetahui kemampuan karbon aktif dalam proses recovery hidrogen. Uji adsorpsi dilakukan pada gas metana dan hidrogen murni pada suhu 20°C serta campuran CH4/H2 pada keadaan isotermal 10-30°C dengan tekanan 1 6 bar.
Penelitian ini menunjukkan bahwa karbon aktif berbahan dasar ampas kopi memiliki luas permukaan sebesar 728,07 m2/g dan bilangan iodin sebesar 2248 mg/g. Uji adsorpsi menunjukkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan pada penelitian ini dapat mengadsorpsi gas CH4 murni 2,4 kali lebih banyak daripada gas H2 murni. Hasil ini menunjukkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan pada penelitian ini dapat digunakan untuk pemisahan CH4/H2.

Hydrogen recovery from off gas of hydrocracking unit by adsorption is one of the process that could increase the efficiency process of refinery unit. The purpose of this research is to make coffee grounds based activated carbon bioadsorbent that will be used in hydrogen recovery proses. Coffee ground is selected as bioadsorbent because it has high lignocellulose content and easily obtained in Indonesia.The carbon was prepared by chemical activation using ZnCl2 at temperature 600°C.
The surface area of produced activated carbon was measured using BET and Iodine number, while its surface morfology and composition were characterized using SEM EDX. The adsorption capacity of activated carbon and its selectivity will be tested using hydrogen methane gas mixture adsorption to determine the ability of activated carbon in separating hydrogen from methane. The test was carried out on pure methane and hydrogen gas at 20oC and a mixture of CH4 H2 mole ratio 4 1 at 10°C, 20°C and 30°C and pressures from 1 to 6 bar.
The results of this study show that the activated carbon can be successfully produced having specific surface area of 728.07 m2 g and iodin number of 2248 mg g. The result shown that the adsorption of pure CH4 gas at the same pressure was 2.4 times greater than pure H2. The adsorption test indicates that the produced activated carbon might be used for hydrogen methane separation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Pratiwi
"Proses degradasi polutan organik diharapkan dapat berlangsung lebih efektif dengan menggabungkan kedua proses fotokatalisis dan adsorpsi. Pada penelitian ini dilakukan variasi komposisi TiO2 - karbon aktif sebagai fotokatalis dan adsorben untuk mengetahui komposisi yang memberikan hasil penyisihan terbaik.
Ti02 dipreparasi menggunakan Ti(Opr)4AcAc sebagai precursor dengan metode sol gel. Selanjutnya sol Ti02 dicampurkan dengan serbuk karbon aktif pada berbagai komposisi kemudian diuapkan dan dikalsinasi. Material fotokatalis adsorben (AFT) kemudian dikarakterisasi dengan BET dan XRF untuk mengetahui luas permukaan dan prosentase jumlah katalis di permukaan adsorben. Uji kinetika proses degradasi fenol oleh material fotokatalis adsorben dalam reaktor Air Sparged Tube Reactor dilakukan untuk menentukan parameter parameter kinetika yaitu konstanta laju reaksi (kr), konstanta kesetimbangan adsorpsi (Kc) dan energi aktifasi (EA) Dalam analisis data digunakan model kinetika Langmuir-Hinshelwood untuk menggambarkan pembentukan CO2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penggunaan AFT dengan kandungan Ti02 kurang dan 50% penyisihan fenol terbanyak diperoleh pada komposisi 15% Ti02 dan 85% karbon aktif (AFT 15% TiO2) sedangkan pada penggunaan AFT dengan kandungan Ti02 lebih besar dan 50% komposisi 65% TiO2 dan 35% karbon aktif (AFT 65% Ti02) memberikan hasil terbaik. Model persamaan Langmuir-Hinshelwood berlaku pada saat kesetimbangan adsorpsi karbon aktif tercapai dimana hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah karbon aktif di dalam AFT. Pada penggunaan AFT 15% TiO2 diperlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai kesetimbangan adsorpsi (=30 menit) daripada penggunaan AFT 65% TiO2(=5 menit).
Perbandingan parameter kinetika yang dilakukan terhadap dua kondisi optimum menunjukkan bahwa penambahan karbon aktif dapat meningkatkan kemampuan adsorbsi AFT namun disis Iain menurunkan kemampuan AFT dalam mendegradasi fenol. Umur AFT 15% TiO2 diduga lebih pendek daripada AFT 65% TiO2 karena harga kr yang lebih kecil dan harga Kc yang leblh besar sehingga AFT 15% TiO2 akan lebih cepat jenuh dengan fenol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T21269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>