Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwitya Harits Waskito
"Penggunaan es balok dalam dunia perikanan di Indonesia sebagai alat untuk pendinginan ikan masih dianggap tidak efektif dikarenakan bersifat keras dan merusak ikan. Selain itu es balok memiliki kemampuan yang rendah untuk mendinginkan ikan dan di beberapa daerah sulit untuk mendapatkan es balok dengan harga terjangkau dan kualitas baik. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah penggunaan ice slurry berbahan dasar air laut. Selain mempunyai luas kontak yang baik untuk pendinginan ikan, ice slurry juga dapat meningkatkan kualitas kesegaran ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan merancang sistem Ice Slurry Generator dengan Scraper Blade Evaporator sebagai tempat pembuat ice slurry yang efisien, cepat, dan biaya operasi yang murah.
Pengujian dilakukan dengan melakukan perhitungan waktu pendinginan ice slurry sampai temperatur terbentuknya ice slurry dengan metode perhitungan luas kontak antara pipa coil refrigeran dengan air laut. Selain itu dilakukan perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil percobaan pendinginan ice slurry dengan variasi volume 7 liter, 9 liter, dan 11 liter. Dan juga dilakukan pengujian variasi putaran motor augershaft pada 57 rpm, 63 rpm, 67 rpm,dan 77 rpm untuk mengetahui pengaruh putaran motor terhadap waktu pendinginan. Hasil yang didapatkan adalah terdapat perbedaan antara hasil perhitungan dan hasil percobaan, dengan perbedaan sebesar 35.77 %. Dan didapatkan juga hasil bahwa semakin cepat putaran motor maka semakin cepat pula waktu pendinginan ice slurry.

The use of a beam ice by a majority of fishermen in Indonesia is still considered to be less effective due to the harsh and destruction to the fish product. In addition that beam ices have a low ability to cool the fish and mantain the fish at good condition for food product. In some province in Indonesia, it is difficult to get a beam ice with reasonable price and good quality. One of proposed solution is the use of ice slurry made from sea water. In addition to having a good contact with fishes, ice slurry can also improve the quality of the freshness of the fish. This study is aimed to observe and design Ice Slurry Generator with Scraper Blade Evaporator Type as a ice slurry maker to provide an ice slurry with a good efficiency, fast, dan inexpensive operating cost.
The experimental is performed by calculating the chilling time of ice slurry untul nucletion temperature with surface area contacts method between refrigerant pipe coil with sea water. Moreover ,this study is comparising between the calculation results with the time actual results with variations of volume 7 litres, 9 litres,and 11 litres. And also variating the augershaft motor rotation at 57 rpm, 63 rpm, 67 rpm, 77 rpm, to determine the effect of motor rotation to the chilling time. Ther results obatained that there are the differences between the calculation and the experimental results, with a difference of 35.77% and also obtained the result that faster rotation of motor make the chilling time of ice slurry become faster.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yongga Finario
"Kebutuhan nelayan untuk dapat menghasilkan kualitas ikan yang baik sangat tergantung dengan metode pendinginan yang dilakukan. Metode pendinginan yang ada saat ini dengan menggunakan es balok dianggap kurang efektif, Hal inidikarenakan bersifat keras dan dapat merusak ikan. Pendinginan menggunakan ice slurry berbahan dasar air laut merupakan salah satu solusi yang ditawarkan untuk menghasilkan kualitas ikan lebih segar dan lebih awet. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati karakteristik sistem ice slurry generator scraper evaorator dan orbital rod evaporator. Pengujian dilakukan pada variasi temperatur ruang pada 22°C, 26°C, 30°C dan 34°C. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa pada temperatur ruang 22°C unjuk kerja sistem ice slurry generator paling baik.

Fisheries requirement to produce fish with better quality depend on refrigeration system used. Now , refrigeration system is using a beam ice based pure water regarded not effective because its properties hard so can damage fishes.refrigeration using ice slurry based on sea water is one of solution bergained to produce better quality of fish , so that it will more fresh and long lasting. This experiment is aimed for observe characteristic ice slurry generator with scraper evaporator and orbital rod evaporator system. Performance test was conducted in several variation of room temperatur (22°C, 26°C, 30°C and 34°C). From performance test known that highest Coeficient of Performance Ice Slurry Generator System is when room temperatur 22°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42147
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Liberty Trirahmadika Widyakusuma
"Ice slurry merupakan media pendingin yang dihasilkan melalui rekayasa sistem refrigerasi dengan memanfaatkan air laut sebagai bahan dasarnya. Ice slurry sebagai media pendingin merupakan alternatif terbaik untuk mendinginkan ikan, hal tersebut karena seluruh badan ikan dapat tertutupi oleh es berbentuk kristal dengan diameter 0.1-0.2mm dan temperatur dibawah 0 oC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang prototype ice slurry generator dan menganalisis laju produksi dengan membandingkan beberapa variasi salinitas air laut. Parameter dalam penelitian ini adalah laju produksi ice slurry generator hasil rancangan. Laju produksi terbaik ice slurry generator generasi ke-6 pada penelitian ini adalah 0.284 Ton/12 Hours , dihasilkan oleh air laut dengan salinitas 10 ppt dengan putaran 335 RPM pada scraper dan 1064 RPM pada pompa.

Ice slurry is a cooling medium generated through refrigeration system engineering by utilizing sea water as its base material. Ice slurry as a cooling medium is the best alternative for fish cooling and preservation, this is because the whole body of fish can be covered by ice crystals with a diameter of 0.1 0.2 mm and temperatures below 0 oC. The purpose of this research is to design a prototype of ice slurry generator and analyze the production rate by comparing some salinity variation of seawater. The parameter in this research is the production rate of slurry ice generator specially designed for this research. The best production rate of slurry ice generator 6th generation in this research is 0.284 Ton 12 Hours , produced by 10 ppt salinity of seawater with 335 RPM rotation on scraper and 1064 RPM on the pump."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Riady
"Banyak nelayan yang menggunakan cara lama untuk mengawetkan dan mendinginkan hasil tangkapannya dengan menggunakan es balok. Sistem pendinginan es balok kurang cocok untuk hasil tangkapan laut karena dapat merusak hasil tangkapan laut, khususnya ikan laut, diperlukan penanganan khusus agar es balok tidak mencair dan harga es balok untuk beberapa daerah pesisir maupun kepulauan di Indonesia cukup mahal. Banyak nelayan yang merugi jika berlayar selama beberapa hari tanpa memiliki alat pengawet dan pendingin hasil tangkapan laut yang efektif, efisien dan murah. Salah satu cara untuk mendinginkan dan mengawetkan hasil tangkapan laut yang efektif adalah dengan menggunakan ice slurry (bubur es).
Di negara maju, untuk mengawetkan dan mendinginkan hasil tangkapan laut, biasanya para nelayan menggunakan ice slurry berbahan dasar air laut untuk hasil tangkapannya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja dari sistem Ice Slurry Generator dengan Scraper Blade Evaporator sebagai tempat pembuat ice slurry yang efisien, cepat, dan biaya operasi yang murah dan juga mengetahui hasil ice slurrynya.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan perhitungan densitas ice slurry, fraksi es pada ice slurry dan performa dari sistem refrijerasi. Penelitian ini juga menghitung densitas air laut pada temperature tertentu. Pengaruh putaran RPM dari auger terhadap densitas ice slurry. Densitas mempengaruhi jumlah fraksi es yang terbentuk pada ice slurry berbahan dasar air laut. Penelitian ini menggunakan air laut dengan kadar salinitas 3% dan menggunakan variasi volume 7 liter, 9 liter dan 11 liter air laut.

Nowadays,many fishermen using the old way to preserve and cool their catch by using ice blocks. Beam Ice cooling system is less suitable for marine catches as it can damage the marine cathces, especially sea fish/ Its required special handling in order to keep ice beam good for cooling and the price of ice beam for some coastal areas and islands in Indonesia is quite expensive. Many fishermen are loss if sailing for a few days without having preservatives and refrigeration equipment for marine catches which need an effective system, efficient and inexpensive. One way to cool and preserve the marine catches which are effective is to use ice slurry.
In developing countries, for preserving and cooling marine catches, fishermen usually use a water-based slurry ice sea for their catch. This study aims to determine the performance of the system Ice Slurry Generator with Scraper Blade Evaporator as a ice slurry maker which have a good efficiency, fast, and low operating costs and also to know the results of the products of the ice slurry.
The research was conducted by calculating the density of ice slurry, the fraction of ice in ice slurry, and the performance of the refrigerationn system . The study also calculates the density of sea water at a certain temperature. RPM auger rotation and the influence of the density of the ice slurry. The Density affects the amount of ice that forms on the fraction of ice slurry made from sea water. This study uses sea water with salinity levels of 3% and using a variation of the volume of 7 liters, 9 liters and 11 liters of seawater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Suroso
"Tujuan penelitian ini ialah mempelajari kegiatan masyarakat nelayan Marunda Besar di laut dan di darat dalam mempertahankan kelangsungan hidup diri dan keluarganya, dan kaitannya dengan ketahanan nasional. Kegiatan masyarakat nelayan Marunda Besar banyak dipengaruhi oleh kearifan lingkungan teknologi yang diterapkan nelayan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Rusaknya sistem lingkungan pantai Marunda mengakibatkan populasi ikan di dekat pantai Marunda semakin berkurang dan ikan menjauh dari pantai. Hal ini menuntut upaya yang lebih keras untuk memperoleh hasil tangkapan ikan.
Adanya pembangunan kota Jakarta dan Proyek Perkayuan Marunda menambah rusaknya lingkungan pantai. Di samping itu akibat pembebasan tanah yang dibangun Proyek Perkayuan Marunda, banyak fasilitas yang hilang, seperti gedung sekolah SLTP, sumur bor, pasar dan sarana transpoitasi. Hal ini merupakan kerugian bagi masyarakat Marunda, karena air minum harus beli. Juga anak-anak tidak dapat bersekolah lagi karena sekolah SLTP makin jauh di Cilincing. Di Marunda kini tinggal ada satu gedung sekolah SD yang ada di dekat Mesjid Alam, dan kondisinya sudah tidak memenuhi syarat lagi. Akibatnya tidak banyak anak-anak yang sekolah lanjutan, tidak mampu membiayai. Dengan bekal pendidikan rendah dan ketrampilan yang didapat dari orangtuanya, maka pekerjaan sebagai nelayan tetap menjadi andalan utama.
Dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan itu masyarakat nelayan Marunda Besar menghadapi berbagai kendala internal (budaya) maupun kendala eksternal (lingkungan hidup) tempat mereka bermukim. Akibatnya kehidupan mereka semakin terpuruk, kalau tidak terperangkap dalam kemiskinan structural.
Mereka harus bekerja lebih keras, menggunakan waktu untuk mencari nafkah dengan penghasilan yang tidak menentu dan semakin menyusut. Akibatnya waktu yang digunakan untuk bermasyarakat, membina keluarga dan mendidik anak-anak semakin berkurang dalam jumlah maupun intensitasnya.
Kenyataan ini menyebabkan kerentanan dalam pergaulan sosial masyarakat nelayan, ketahanan keluarga dan komunitas dalam gangguan keamanan. Mereka dengan mudah dipengaruhi oleh pihak luar yang memberikan ataupun menjanjikan berbagai kemudahan ataupun uang tanpa banyak pertimbangan. Akibatnya menjadi lahan subur bagi pencetus masalah sosial yang dapat mengancam ketahanan nasional."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T14624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan
"ABSTRAK
Ice slurry generator is a technology that is currently potential applied to
fishermen. The solution from seawater, moreover characteristict of ice is soft and the
temperature can be below 0 °C can make the fish quality will remain intact. The
current study focused to find the value of the scraper shaft motor rotation optimal to
obtain the optimum point of the process of making ice slurry of seawater with a
scraped surface ice slurry generator. Experimental data obtained by doing variation of
the pump and the auger shaft RPM conducted respectively by 4 variations. From the
sixteen trials, it was found that the optimum point on the pump rotation is 2000 rpm
and 1000 rpm for motor rotation.

ABSTRACT
Ice slurry generator merupakan teknologi yang saat ini potensial jika
diterapkan kepada nelayan. Bahan dasar dari air laut, serta karaktekteristik es yang
lembut dan suhunya bisa di bawah 0 oC membuat kualitas ikan akan tetap terjaga.
Penelitian kali ini memfokuskan untuk mencari nilai putaran auger shaft untuk
mendapatkan titik optimal dari proses pembuatan bubur es dari air laut dengan
scraped surface ice slurry generator. Data ekesperimental diperoleh dengan
melakukan variasi RPM pompa dan auger shaft yang dilakukan masing-masing
sebanyak 4 variasi. Dari 16 kali percobaan, ditemukan titik optimum berada pada
putaran pompa 2000 rpm dan motor 1000 rpm"
2015
S65717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Ashfi Rayhan
"Ice Slurry merupakan hasil rekayasa sistem pendingin pada evaporator dengan memanfaatkan air laut sebagai media freezing point depressing additive. Teknologi ice slurry sangat berperan penting dalam proses penangkapan ikan di laut lepas, karena kualitas ikan yang di dinginkan oleh ice slurry jauh lebih baik di bandingkan oleh media pendingin lainya. Hal tersebut disebabkan karena ikan didinginkan langsung oleh air laut yang suhu kristal es dapat mencapai dan seluruh badan ikan dapat terselubungi penuh dengan es. Penggunan propane sebagai media refrigerant dapat meningkatkan waktu terbentuknya ice slurry dan propane merupakan refrigerant yang ramah lingkungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang prototipe ice slurry dan menganalisis perfroma sistem dengan membandingkan kualitas es antara penggunaan refrigerant R-22 dan propane. Parameter kualitas es pada penelitian ini adalah banyaknya es yang terbentuk terhadap lamanya waktu sistem bekerja dan ketahanan scraper dalam melakukan pengikisan es didalam evaporator. Sehingga semakin cepat ice slurry terbentuk dan scraper dapat terus beroperasi, maka semakin baik sistem rancangan. Variasi antara putaran scraper dan pompa merupakan variabel penentu kualitas es. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembentukan ice slurry dengan refrigerant propane lebih baik dibandingkan R-22 yang ditinjau bedasarkan waktu penurunan suhu air laut, kestabilan tekanan kerja dan perfoma scraper.

Ice Slurry is engineered cooling system on the evaporator with the use of seawater as a medium freezing point depressing additive. Ice slurry technology plays an important role in the process of fishing on the high seas, because the quality of the fish is cooled by ice slurry is much better compared to other cooling media. This is because the fish is cooled directly by seawater temperature ice crystals can reach -10 ℃ and whole body fish can be enveloped filled with ice. The use of propane as a refrigerant media can also increase the time the formation of ice slurry and propane is an environmentally friendly refrigerant.
The Purpose of this research is to create a prototype of ice slurry and analyze perfrom of system by comparing the quality of the ice between the use of refrigerant R-22 and propane. Ice quality parameters in this study is the number of ice that forms on the length of time the system works and ablitity of scraper scorns of ice in evaporator. So the faster the ice slurry is formed and scraper can keep operated, the better the system design. Variations between rounds scraper and pump are variables determine the quality of the ice. The results of this study indicate that the formation of ice slurry with refrigerant propane better than R-22, which are reviewed by temperature of sea water, the stability of working pressure and performence of scraper.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzano Mohammad
"Struktur es dari ice slurry yang lembut dan dengan kristal berukuran nanometer membuatnya mudah masuk ke sela-sela sisik ikan sehingga dapat mengawetkan ikan dengan lebih optimal, hal ini membuat teknologi ice slurry menjadi teknologi terbaru di industri perikanan yang telah dipakai di negara-negara maju, modifikasi evaporator dengan penambahan clearence antara scraper blade dengan tabung dalam evaporator guna menghilangkan freezing effect ketika terjadi penumpukan es di dining tabung evaporator. Propane digunakan sebagai refrigerant karna dianggap mampu menjadi media pendingin yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh modifikasi evaporator dan menganalisis kinerja dari generator dengan variasi salinitas air laut.

Ice structure of soft ice slurry with nanometer sized crystals make it easy to get into the sidelines of fish scales so as to preserve fish more optimally, making ice slurry technology as the latest technology in the fishing industry that has been used in developed countries, Modify the evaporator by adding clearence between the scraper blade and the tube in the evaporator to remove the freezing effect when ice accumulation occurs in the dining tube of the evaporator. Propane is used as a refrigerant because it is considered capable of being a good cooling medium. The purpose of this research is to find the effect of evaporator modification and to analyze the performance of generator with salinity variation of brine."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rafii Lazuardian Ramadhan
"Kebutuhan akan refrigeran sekunder yang dapat menyerap kalor dengan nilai tinggi sangatlah penting saat ini. Ice slurry sebagai media refrigeran sekunder memiliki kelebihan yang lebih unggul dibandingkan refrigeran sekunder lainnya seperti flat ice, block ice, maupun air tawar. Ice slurry dapat menyerap kalor lebih banyak jika dibandingkan dengan air tawar maupun air laut biasa, ini dikarenakan ice slurry menyimpan lebih banyak kalor laten. Jika dibandingkan dengan flat ice, maupun block ice, ice slurry memiliki keunggulan yaitu ice slurry dapat dialirkan menggunakan sistem perpipaan. Ini dikarenakan ice slurry merupakan larutan yang memiliki partikel es mikroskopis di dalamnya dengan fraksi es tertentu.

The secondary refrigerant which could absorb high amount of heat is very important and highly required. Ice slurry is an advanced secondary refrigerant media which is superior from other secondary refrigerant such as flat ice, block ice, or pure water. Ice Slurry can adsorb more heat if compared towards pure water or sea water. It is possible because Ice Slurry holds more latent heat. When compared towards flat ice or block ice, ice slurry is better in the flexible side because it able to be flowed by pipes. Its flexibility is caused of its form as a liquid which has microscopic ice particle inside with sorted ice fraction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Permata Sari
"Ice Slurry merupakan hasil rekayasa sistem pendingin pada evaporator dengan memanfaatkan air laut sebagai media freezing point depressing additive. Teknologi ice slurry sangat berperan penting dalam proses penangkapan ikan di laut lepas, karena kualitas ikan yang di dinginkan oleh ice slurry jauh lebih baik di bandingkan oleh media pendingin lainya. Modifikasi evaporator dengan lapisan Teflon dan jarak clearance dimaksudkan untuk mengurangi daya dan mempersingkat waktu pembuatan ice slurry. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh modifikasi evaporator dan menganalisis kinerja dari generator dengan variasi salinitas air laut. Semakin tinggi salinitas air laut maka semakin rendah suhu ice slurry. Tetapi lebih tinggi salinitas belum tentu efisien dari segi daya pembentukan ice slurry yang dibutuhkan untuk mendinginkan ikan, karena hasil tangkapan rata-rata laut perlu suhu pendinginan antara -1 sampai -2 ?. Parameter dalam penelitian ini adalah daya terendah dan waktu tersingkat dalam pembentukan ice slurry. Modifikasi evaporator membuat friksi pada generator menurun sehingga mengurangi kebisingan, menurunkan kebutuhan daya pada generator ice slurry rata ndash; rata sebesar 63 Watt, juga mengurangi waktu pembentukan ice slurry rata ndash; rata sebesar 11 detik.

Ice Slurry is the result of cooling system engineering on the evaporator by utilizing seawater as a freezing point depressing additive medium. Ice slurry technology plays an important role in the process of catching fish in the open seas, because the quality of the fish is cooled by ice slurry is much better in comparison with other cooling media. The evaporator modification with Teflon coating and clearance distance is intended to reduce power and shorten the ice slurry making time. The purpose of this research is to find the effect of evaporator modification and to analyze the performance of generator with salinity variation of seawater. The higher the salinity of sea water the lower the ice slurry temperature. But higher salinity is not necessarily efficient in terms of the ice slurry forming power required to cool the fish, since the average sea catch rate needs a cooling temperature between 1 to 2 . The parameters in this study are the lowest power and the shortest time in ice slurry formation. The evaporator modification causes the friction on the generator to decrease so as to reduce noise, decrease the power requirement on an average ice slurry generator by 63 Watt, also reducing the average ice slurry time by 11 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>