Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130908 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hardy Widjaja
"Industri farmasi saat ini berkembang begitu pesat termasuk di Negara Indonesia. Banyak Produsen obat-obatan dari luar yang membangun pabrik di Indonesia. Semakin banyak yang memproduksi, semakin ketat juga persaingan dagang pada industri ini. Banyak produsen kurang memikirkan hal yang sederhana seperti perawatan pada mesin produksi. Padahal dalam proses produksi obat-obatan, dibutuhkan tingkat perawatan yang tinggi. Kandungan formulasi yang harus tepat dan tingkat kebersihan yang sangat tinggi. Bahkan pada suatu titik dimana ada beberapa obat-obatan yang harus diproduksi pada ruangan steril. Dalam skripsi ini, akan dibahas peninjauan kembali sistem perawatan pada industri farmasi terutama pada proses mesin kemasan blister. Dalam hal ini pengambilan data dilakukan pada salah satu industri farmasi pembuat tablet paracetamol.
Dari data yang didapat, terbukti bahwa mesin kemasan blister termasuk mesin produksi yang paling banyak memiliki masalah. Hal ini terjadi karena mesin kemasan blister termasuk mesin yang kompleks dan memiliki banyak proses. Sehingga posibilitas kerusakan pada mesin kemasan blister lebih besar di banding dengan mesin produksi lainnya. Pengambilan data dari kondisi aktual dan hasil diskusi dengan operator menunjukan bahwa bagian mesin yang paling memiliki banyak masalah dan berdampak ke bagian yang lain adalah sealing station. Bagian ini mengerjakan proses pelekatan antara plastik PVC yang telah dibentuk dengan lembaran alumunium sehingga menghasilkan blister yang kedap udara dan posisi yang tepat antara plastik PVC dengan alumunium. Penyebab utama dianalisa dengan metode Root Cause Analysis (RCA) yang kemudian dapat diselesaikan dengan corrective action. Untuk pencegahan berikutnya dibuat maintenance task yang baru sesuai dengan kebutuhan mesin blistering saat ini.

Nowadays pharmaceutical industries advance rapidly in developing countries such as Indonesia. A large number of foreign medicines manufacturers chose Indonesia to build their factories. With more firms compete in the limited market, price competition is inevitable. Hence, many manufacturers would prefer to cut cost on production machine's maintenance. On the other hand, pharmacy industry requires a sophisticated maintenance system. This is especially hold true for the hygiene aspect of the production line as there are some types of medicine that needs to be produced in sterile room condition. In this thesis, the review system will be discussed in the pharmaceutical industry especially for the case of blister packaging machine. In this case, the data retrieval is performed on one of the pharmaceutical industry which specializes in manufacturing of paracetamol tablets.
In this case, the data retrieval is performed on one of the pharmaceutical industry which specializes in manufacturing of paracetamol tablets. From the data obtained, it is evident that blistering machine is one of the machine that requires extra attention . This happens because of the complex system of the blister machin. Thus, the damage probability of the blister packaging machine is much greater than the other production machines. Data collected from actual condition and the results from discussions with the operators showed that the most problems of the blistering machine come from sealing station. Moreover, these problems impact other parts of the machine. In the sealing station, sheets of PVC plastic are combined with aluminum sheets. The result is an airtight caplet or strip with precise layout between both sheets. The main causes is analyzed by Root Cause Analysis Method that next will be done with corrective action. For the upcoming preventive maintenance, a new maintenance task is made according to the recent condition of recent blistering machine.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifanny Adelia Dewinasjah
"Pengawasan mutu merupakan bagian dari komponen penting dalam suatu industri farmasi agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya. Dalam menunjang tugasnya, pengawasan mutu memerlukan metode pengujian yang telah divalidasi dan terdokumentasi dengan baik. Berdasarkan pedoman CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), ditetapkan bahwa pengawasan mutu harus melakukan revisi berkala. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa revisi yang dilakukan terhadap spesifikasi dan metode pengujian yang digunakan harus berdasarkan acuan farmakope nasional atau kompendia resmi edisi terakhir. Laporan tugas akhir ini membahas terkait pelaksanaan review terhadap prosedur pengujian produk jadi berdasarkan acuan kompendial terbaru di PT. Kimia Farma Tbk., Plant Jakarta. Dari 74 prosedur tetap, revisi prosedur tetap telah memenuhi standar yaitu paling banyak mengacu pada Farmakope Indonesia Edisi VI. Setelah dilakukan review terhadap 74 prosedur tetap tersebut, 72 prosedur (96%) diantaranya perlu dilakukan validasi dan 2 prosedur (3%) tidak perlu dilakukan validasi. Tingkat persentase uji validasi yang paling banyak dibutuhkan adalah validasi uji kadar (93%) dan paling sedikit adalah uji Guanin (1%) serta uji Kalium (1%). Terdapat salah satu validasi uji, yaitu uji Kalium, yang tidak dapat langsung dilakukan karena terkendala ketersediaan instrumen AAS (Atomic Absorption Spectrometry). Dengan mempertimbangkan jumlah produksi dan biaya pengadaan instrumen, Industri Kimia Farma dapat menggunakan cara alternatif lain seperti uji validasi di laboratorium eksternal.

Quality control is part of an important component in pharmaceutical industry so that the quality of the drugs produced is in accordance with the requirements and intended use. In this case, quality control requires test methods that have been validated and well documented. Based on the CPOB (Good Medicine Manufacturing Practices) guidelines, it is stipulated that quality control must be revised periodically. Law number 36 of 2009 states that revisions made to the specifications and test methods used must be based on the latest edition of the national pharmacopoeia or official compendia. This final assignment report discusses the implementation of reviews to finished product testing procedures based on the latest compendial references at PT. Kimia Farma Tbk., Jakarta Factory. Of the 74 fixed procedures, the revised fixed procedures have met the standards, namely most refer to the Indonesian Pharmacopoeia Edition VI. After reviewing the 74 fixed procedures, 72 procedures (96%) needed validation and 2 procedures (3%) did not need validation. The percentage level of validation tests that is most needed is assay validation (93%) and the least is the Guanine test (1%) and Potassium test (1%). There is one validation test, namely the Potassium test, which cannot be carried out directly because of the availability of AAS (Atomic Absorption Spectrometry) instruments. By considering the production volume and instrument procurement costs, Kimia Farma Industry can use other alternative methods such as validation tests in external laboratories."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risya Hidayati
"Irbesartan merupakan obat yang termasuk ke dalam sistem klasifikasi biofarmasetika kelas dua dengan kelarutan yang rendah dan permeabilitas yang tinggi, sehingga kelarutan obat dan laju disolusi menjadi tahap penentu pada absorpsi obat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kolliphor®P 407 dan Gelucire® 44/14 sebagai peningkat disolusi terhadap laju disolusi irbesartan dalam sistem dispersi padat. Dispersi padat irbesartan dan bahan peningkat disolusi dibuat dengan perbandingan 1:1 menggunakan metode peleburan. Dispersi padat dikarakterisasi dengan uji disolusi, difraksi sinar-x (XRD), kalorimetri pemindaian diferensial (DSC), dan spektrofotometer infra merah (FTIR). Hasil uji disolusi dispersi padat dengan Kolliphor®P 407 dapat meningkatkan laju disolusi irbesartan sedangkan dispersi padat dengan Gelucire® 44/14 tidak dapat meningkatkan laju disolusi irbesartan.
Hasil uji XRD dispersi padat irbesartan dengan Kolliphor®P 407 menunjukkan adanya penurunan intensitas kristalinitas dan pengecilan ukuran kristalit, sedangkan pada uji DSC menunjukkan adanya pergeseran puncak peleburan dan penurunan panas peleburan bila dibandingkan dengan irbesartan murni.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pembentukan dispersi padat dengan Kolliphor®P 407 mampu meningkatkan laju disolusi irbesartan. Peningkatan laju disolusi mencapai 3,15 kali dari irbesartan murni dengan efisiensi disolusi (ED)120 sebesar 84,96%.

Irbesartan is a drug that belong to the Biopharmaceutical Classification System (BCS) class II with low solubility and high permeability, so the drug solubility and dissolution rate become the rate limiting step in drug absorption.
The aim of this study was to investigate the effect of Kolliphor®P 407 and Gelucire® 44/14 as a dissolution enhancer on the dissolution rate of irbesartan in solid dispersion system. Solid dispersion of irbesartan and dissolution enhancer were made with a ratio of 1: 1 by fusion method. Solid dispersion characterised with in vitro dissolution study, X-ray diffraction (XRD), differential scanning calorimetric (DSC) and infra red spectrophotometer (FTIR). The result of dissolution study shows that solid dispersion of irbesartan with Kolliphor®P 407 could enhance the dissolution rate of irbesartan, but solid dispersion with Gelucire® 44/14 could not enhance the dissolution rate of irbesartan.
The results XRD test of solid dispersion irbesartan with Kolliphor®P 407 showed a decrease in the intensity of crystallinity and reduction of cystallite size and the DSC test showed a shifting in the melting peak and decrease in heat of fusion when compared with pure irbesartan.
The conclusion of this study is the solid dispersion with with Kolliphor®P 407 could enhance the dissolution rate of irbesartan. Enhancement of the dissolution rate reached 3,15 times from pure irbesartan with dissolution efficiency (DE)120 84,96%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Riolina Ida Lamtiur
"Ke depan organisasi pemerintah miskin struktur kaya fungsi, yang diwujudkan melalui berbagai macam jabatan fungsional. Salah satu jabatan fungsional yang butir kegiatannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan adalah Pengawas Farmasi dan Makanan. Jabatan fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan merupakan salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kinerja dan sekaligus merupakan alternatif pengembangan karir yang sangat diminati oleh SDM di Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Beban kerja BPOM dalam upaya pengawasan terhadap mutu, keamanan dan efikasi atau manfaat obat, obat tradisional, makanan, kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga dan bahan berbahaya, baik yang beredar di Indonesia maupun untuk produk ekspor semakin meningkat dan semakin kompleks. Semakin terbukanya akses pasar global, akan semakin banyak beredar produk ilegal dan produk palsu. Sehingga semakin banyak kasus pro justicia di bidang farmasi dan makanan. Beban kerja yang berat dan sangat beresiko di lapangan inilah yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Pengawas Farmasi dan Makanan.
Oleh karena itu pengembangan karir sebagai pejabat fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan selain menarik dari segi profesionalisme dan orientasi kinerja, juga dari segi pencapaian jenjang jabatan dan pangkat tertinggi sebagai pegawai negeri sipil dan akhirnya adalah tunjangan jabatan itu sendiri.
Pelaksanaan jabatan fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan di lapangan harus sesuai dengan harapan setiap SDM. Oleh karena itu diperlukan sistem yang dapat melakukan penilaian dan penetapan (perhitungan) angka kredit serta dapat melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan jabatan fungsional tersebut.
Untuk itu dirancang suatu prototip aplikasi program otomasi Sistem Informasi Bagi pengembangan Karir Pejabat Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan, BPOMRI, yang diharapkan akan dapat melakukan penilaian dan penetapan (perhitungan) angka kredit serta dapat melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan di lapangan. Otomasi penilaian dan penetapan (perhitungan) angka kredit serta monitoring dan evaluasi tersebut dapat meringankan beban Tim Penilai dan pihak manajerial yang menangani jabatan fungsional yang menyita banyak tenaga, waktu dan biaya.
Prototip ini merupakan pemecahan awal, yang masih harus dikembangkan menjadi suatu sistem yang utuh. Untuk itu sangat diperlukan dukungan pimpinan BPOM untuk mewujudkannya, baik dari segi legalitas pengadan maupun dari segi penganggaran agar memberikan prioritas pengadaan sistem tersebut.
Untuk keberhasilan sistem jabatan fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan juga perlu dilakukan sosialisasi yang ditata dan terus menerus kepada setiap SDM di setiap level bahwa pejabat fungsional adalah partner yang setara bagi pejabat struktural dalam pencapaian visi dan misi BPOM, selain diperlukan juga pendidikan dan pelatihan yang terstruktur bagi pejabat fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan guna memenuhi kompetensi dalam menjalankan tugas jabatannya.

Information System Modelling for Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan career development in Badan POM (National Agency of Drug and Food Control Indonesia)In the future, the government organization chart is designed to be simple but rich of functions. Various of functional services will be implemented. One of it is Jabatan Fungsional Pengawas farmasi dan Makanan.
Pengawas Farmasi dan Makanan is one of many strategic plan to increase Badan POM performance and interesting alternative career development for staff.
Global trade's affects the increasing of Badan POM's responsibility in pharmaceuticals and food control such as medicines, traditional medicines, medical devices and other commodities under Badan POM controlled. This situation opens the opportunity for distribution of illegal and counterfeit product; it is realized that the increase of pro justicia cases in pharmaceutical and food as the effects of those condition. Badan POM assumes that high risk responsibility.
Jabatan fungsional is interesting career development tract because its professionalism, performance oriented, career opportunity and of course the allowance as well.
Since the implementation of jabatan fungsional has to meet the staff needs, therefore the existing system that can evaluate, determine and to monitor its implementation is absolutely needed.
For that purpose it is designed an application prototype of automation system for jabatan fungsional pengawas farmasi dan makanan progress, in order to less the appraiser team duties and also to make the budget efficiency. The proposed prototype is beginning of the whole system to manage the implementation of jabatan fungsional in Badan POM. There are many supports have to be input to grow the prototype becomes the complete system such as, management, budget and legal aspects as well. Structured and consistent socialization is needed also to keep the pengawas farmasi dan makanan informed that structural and functional services are colleagues to achieve together the Badan POM mission and vision. Education and structured training are important and should be performed to fill them up with the competencies in their works.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retia Centini
"Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan No. 74 Tahun 2016, obat merupakan bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Maka dari itu, perlu diketahui cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar Hal ini diperlukan agar didapatkan manfaat obat yang maksimal dan efektif. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi mengenai hal tersebut. Dalam rangka edukasi dan sosialisasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) obat yang baik dan benar di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, tugas khusus berupa pembuatan spanduk mengenai DAGUSIBU dibuat dan diletakkan di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Based on Ministry of Health Regulation No. 74 of 2016, drugs are substances or a combination of materials, including biological products that are used to affect or investigate physiological systems or pathological conditions in the framework of establishing a diagnosis, prevention, cure, recovery, health improvement and contraception, for humans. Therefore, it is necessary to know how to obtain, use, store and dispose of drugs correctly. This is necessary in order to obtain maximum benefit and efficacy of the drug. In this regard, it is necessary to conduct education and socialization regarding this matter. In order to educate and socialize DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) of drugs at the Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, making a banner about DAGUSIBU was made and placed at Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, East Jakarta."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Shafa Safira
"ABSTRAK
Kesehatan merupakan investasi dalam pembangunan negara. Salah satu hal yang menjadi
faktor dalam mencapai masyarakat yang sehat adalah adanya akses pelayanan persediaan obat dan
perbekalan kesehatan yang baik. Hal ini merupakan tanggung jawab dari pemerintah dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, yaitu atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang
bermutu, aman, efisien, dan terjangkau serta pemberian izin terhadap penyelenggaraan upaya
kesehatan. Direktorat yang bertugas dalam hal merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan adalah Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.ABSTRACT Health is an investment in developing the country. One of factor to gain healthy society is
a good access in pharmaceutical care. Government?s responsibility is to ensure that all marketed
pharmaceutical have guaranteed quality, safety, efficacy and affordable. Government is also
responsible in issuing pharmaceutical industry permit or other healthcare unit. Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan is a directorate that issue and implement all the policy and
technical standardization in pharmaceutical care.;Health is an investment in developing the country. One of factor to gain healthy society is
a good access in pharmaceutical care. Government?s responsibility is to ensure that all marketed
pharmaceutical have guaranteed quality, safety, efficacy and affordable. Government is also
responsible in issuing pharmaceutical industry permit or other healthcare unit. Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan is a directorate that issue and implement all the policy and
technical standardization in pharmaceutical care."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wydha Septia Susilaningtyas
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Pusat Riset Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia periode bulan September tahun 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di Badan POM RI, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di lembaga pemerintahan, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan di lembaga pemerintahan, serta memiliki pengetahuan tentang tupoksi instansi pemerintahan di bidang farmasi khususnya Pusat Riset Obat dan Makanan Badan POM RI. Praktik kerja profesi di Badan POM RI dilakukan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu Uji Toksisitas Subkronis Oral Kratom (Mitragyna speciosa Korth) pada Tikus Putih Galur Sprague Dawley. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui cara uji toksisitas subkronis oral kratom (Mitragyna speciosa Korth) pada tikus putih galur Sprague Dawley

ABSTRACT
Internship at Food and Drug Research Center of Badan Pengawas Obat dan Makanan Republic of Indonesia period September 2017 aims to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists in government institutions of the Badan POM RI, having the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practice in Government agencies, also have the insight of pharmaceutical practice issues in government institutions, and have the knowledge about the main roles and functions of Government agencies especially in Food and Drug Research Center of Badan POM RI. Internship at Badan POM RI conducted for four weeks with a special assignment is Subchronic Oral Toxicity Test of Kratom (Mitragyna speciosa Korth) on the Sprague Dawley white rat. The purpose of this special assignment is to give knowledge about how to conduct subchronic oral toxicity test of kratom (Mitragyna speciosa Korth) on the Sprague Dawley white rat."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retia Centini
"Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan No. 74 Tahun 2016, obat merupakan bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Maka dari itu, perlu diketahui cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar Hal ini diperlukan agar didapatkan manfaat obat yang maksimal dan efektif. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi mengenai hal tersebut. Dalam rangka edukasi dan sosialisasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) obat yang baik dan benar di Apotek Kimia Farma Juanda, Bogor, tugas khusus berupa pembuatan spanduk mengenai DAGUSIBU dibuat dan diletakkan di Apotek Kimia Farma Juanda, Bogor.

Based on Ministry of Health Regulation No. 74 of 2016, drugs are substances or a combination of materials, including biological products that are used to affect or investigate physiological systems or pathological conditions in the framework of establishing a diagnosis, prevention, cure, recovery, health improvement and contraception, for humans. Therefore, it is necessary to know how to obtain, use, store and dispose of drugs correctly. This is necessary in order to obtain maximum benefit and efficacy of the drug. In this regard, it is necessary to conduct education and socialization regarding this matter. In order to educate and socialize DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) of drugs at the Kimia Farma Apothecary Juanda, Bogor, making a banner about DAGUSIBU was made and placed at Kimia Farma Apotechary Juanda, Bogor."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Utami Wibawani
"Transfersom merupakan golongan liposom atau vesikel yang dapat mengalami perubahan bentuk, elastis, dan fleksibel. Hidrokortison Asetat merupakan zat aktif dengan khasiat sebagai antiinflamasi yang paling rendah dibanding glukokortikoid lainnya. Tujuan penelitian ada untuk mengetahui perbandingan Fosfatidilkolin dan Brij O10 untuk menghasilkan transfersom Hidrokortison Asetat yang baik dan mengetahui profil penetrasi transfersom gel Hidrokortison Asetat dibandingkan dengan sediaan gel Hidrokortison Asetat biasa. Perbandingan Fosfatidilkolin dan Brij O10 formula 1 memiliki karateristik yang lebih baik dibandingkan formula 2 dengan ukuran rata-rata 187,04 nm, indeks deformabilitas 2,21 dan efisiensi penjerapan 97,64%. Perbandingan Fosfatidilkolin dan Brij O10 formula 2 memiliki ukuran rata rata 207,87 nm, indeks deformabilitas 0,78 dan efisiensi penjerapan 97,51%. Jumlah kumulatif Hidrokortison Asetat yang terpenetrasi dari gel kontrol adalah 1900,06 ± 408,52 μg/cm2 dengan persentase jumlah kumulatif sebesar 33,50 ± 7,19 % dan fluks 116,11 ± 5,72 μg/cm2 jam -1. Hasil tersebut lebih besar dibandingkan dengan penetrasi gel transfersom Hidrokortison Asetat yang memiliki jumlah kumulatif yang terpenetrasi sebesar 321,42 ± 41,58 μg/cm2 dengan persentase jumlah kumulatif sebesar 5,65 ± 0,75 % dan fluks 9,1882 ± 5,39 μg/cm2 jam -1.

Transfersome is a kind of vesicle carrier which is deformable, elastic, and flexible. Hydrocortisone Acetate is one of glucocorticoid antiinflammatory drug that has lower antiinflammation potency than other glucocorticoid antiinflammatory drug. The purpose of the research is to find an optimum combination of phosphatydilcholine and brij O10 to make transfersome with good chracteristics and to compare the penetration profile between hydrocortisone acetate transfersomal gel and conventional hydrocortisone acetate gel. The combination shown by formula 1 has better characteristics thank formula 2 with average particle size 187,04 nm, deformability index 2,21 and entrapment efficacy 97,64%. The combination of Phosphatydilcholine and Brij O10 shown in formula 2 gives average particle size 207,87 nm, deformability index 0,78 and entrapment efficacy 97,51%. Total cumulative amount that penetrated from Hidrocortisone Acetate gel is 1900,06 ± 408,52 μg/cm2 which is equivalent to 33,50 ± 7,19 % and its flux is 116,11 ± 5,72 μg/cm2 hour -1. Those results give better results than Hidrocortisone Acetate Transfersomal gel which gives total cumulative amount 321,42 ± 41,58 μg/cm2 with percentage of cumulative amount that penetrated 5,65 ± 0,75 % and flux 9,1882 ± 5,39 μg/cm2 hour -1.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S57409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Sulistiyani
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi di BPOM berlangsung dari tanggal 08-30 September 2015. PKP di BPOM bertujuan agar mahasiswa apoteker mengerti peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di instansi pemerintahan, memiliki wawasan tentang pelaksanaan pekerjaan kefarmasian, dan memiliki gambaran nyata akan permasalahan pekerjaan kefarmasian yang terjadi di pemerintahan. Agar mahasiswa lebih memahami tentang peranan dan kegiatan di Badan POM maka mahasiswa apoteker diberikan tugas khusus untuk mengkaji laporan tahunan PPOM terkait tindak pidana obat dan makanan ilegal. Berdasarkan kegiatan PKP yang dilakukan dapat diketahui dan disimpulkan bahwa peran apoteker di BPOM salah satunya adalah menjadi seorang Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang mampu melakukan investigasi awal dan peyidikan serta evaluasi dan monitoring obat dan makanan pasca beredar di masyarakat. Sedangkan secara umum Tugas pokok dan fungsi BPOM adalah pengawasan obat dan makanan pre marketing dan post marketing. Mudahnya peredaran obat dan makanan ilegal merupakan salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh BPOM. Berdasarkan kajian terhadap laporan tahunan PPOM dapat diketahui dan disimpulkan bahwa hal-hal yang menyebabkan kurang optimalnya pemberantasan obat dan makanan adalah sanksi hukum yang diberikan kurang memeberikan efek jera, tersangka yang dipidanan bukan aktor intelektual, kejahatan obat dan makanan ilegal merupakan kejahatan yang terorganisir.ABSTRACT Profession Internship at BPOM was held was held for three weeks from September 8th until September 30th 2015. This Profession Internship was intended to make apothecary student understand the role of pharmacist, have insight into the implementation of pharmaceutical practice, and know the issues in pharmaceutical practice in goverment as regulator. To improve the knowledege of student, they give studnet task to review the annual report of PPOM about criminal in food and drug. Based on the activies, pharmacist in BPOM as Penyidik Pegawai Negeri Sipil who can do investigation, monitoring and evaluation post marketing of food and drug. Generaly the role of BPOM is surveillance the food and drug pre marketing and post marketing. The cycle convenience of ilegal food and drug is one of the issues still faced by BPOM. Based on annual review PPOM shows that less optimal eradication of ilegal food and drug caused by punishment did not give the criminals chary, the criminals are not the intelectual actor, and food and grud ilegal is the organized crime."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>