Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113572 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hani Mahatva Deran
"Remaja membutuhkan informasi mengenai kesehatan reproduksi. Salah satu sumber informasi kesehatan reproduksi adalah konselor sebaya. Tujuan dari penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja yang memiliki konselor sebaya. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Pengambilan sampel pada 97 responden SMAN 5 Bekasi menggunakan cluster random sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk mengukur karakteristik responden, penggunaan konselor sebaya, dan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Hasil penelitian menunjukkan 69% remaja memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai kesehatan reproduksi. Edukasi oleh konselor sebaya perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi.

Adolescents needs information especially about reproduction health. One of the information source is peer counselor. This study aims to describe the knowledge level about adolescents’ reproduction health of student which has peer counselor. This study uses simple descriptive research design. Sampling at 97 respondents in SMAN 5 Bekasi using cluster random sampling. Data were collected using a questionnaire to measure the characteristic of respondents, the characteristic usage of peer counselor, and knowledge level about adolescents’ reproduction health. The result showed that 69% adolescents have a good level of knowledge about reproduction health. It is recommended that educational institutions have a collaboration with health care provider to make a school counselor to increase the knowledge level about adolescents’ reproduction health.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Walidah Mailina Istiqomah
"Rendahnya pendidikan memberikan dampak hampir 48,1% dari remaja SMP/MTs tidak melanjutkan jenjang sekolah yang lebih tinggi di Jepara dengan demikian diharapkan pengetahuan kesehatan reproduksi yang di dapat di sekolah formal SMP/MTs mampu memberikan pengetahuan yang baik sebelum siswa tidak melanjutkan sekolah dan mengahadapi pergaulan bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendidikan kesehatan reproduksi di SMP/MTs binaan Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Jepara, menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Rapid Assesment Procedure (RAP).
Didapatkan hampir semua sekolah belum mempunyai kebijakan yang berkaitan dengan penerapan kesehatan reproduksi, pemberian materi kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh guru secara sepintas, fasilitas, materi pengajaran serta informasi tentang kesehatan reproduksi yang sebagian besar diambil dari internet dan dana yang seadanya serta belum adanya pelatihan yang konsisten terhadap petugas Puskesmas, kerjasama dengan puskesmas belum menghapus anggapan tabu yang masih dimiliki sebagian guru maupun siswa. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi penerapan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah SMP/MTs di Jepara. Kesimpulannya Penerapan Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Sekolah belum berjalan.

The low level of education affects almost 48.1% of junior high school teenagers do not continue higher education in Jepara thus expected knowledge of reproductive health that can in formal school of SMP / MTs able to give good knowledge before students do not continue their school. This study aims to determine the implementation of reproductive health education in SMP / MTs targeted Puskesmas with Adolescent Friendly Health Services in Jepara, using qualitative method with Rapid Assessment Procedure (RAP) approach.
It is found that almost all schools have no policies related to reproductive health practices, the provision of reproductive health materials by teachers only in passing, facilities, teaching materials as well as information on reproductive health, mostly from the internet, modest funds and lack of consistent training to the Puskesmas staff also the cooperation with the puskesmas has not erased the taboo assumption that some teachers still have. This is a challenge for the implementation of reproductive health education in junior high schools in Jepara.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Quaesita Qory Lorenz
"Perubahan masa remaja memiliki implikasi penting untuk memahami perilaku risiko pada remaja dan menuntut perhatian khusus dalam kebijakan, program, dan rencana pembangunan nasional. Investasi dalam kesehatan remaja sebaiknya dibangun dan dipertahankan lebih awal dan selanjutnya akan memungkinkan remaja untuk menjadi orang dewasa yang sehat yang berkualitas untuk berkontribusi secara positif di lingkungan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas peer education dengan metode terstruktur menggunakan media permaianan edukatif terhadap pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan reproduksi. Penelitian quasi eksperimen ini menggunakan pre dan post test dengan kelompok kontrol. Kelompok intervensi terdiri dari 60 responden dari SMPK San Carlos sedangkan kelompok kontrol 60 responden dari SMPN 1 Kewapante. Populasi dipilih berdasarkan cluster sampling dan menggunakan simple random sampling. Hasil uji t dan uji F secara simultan dengan MANOVA menunjukkan ada perbedaan dan pengaruh yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktik remaja pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p = 0,000 < 0,05). Peer edukasi juga secara simultan mempengaruhi peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik (R Square = 56%). Jenis kelamin perempuan, informasi dari orang tua dan media buku memperkuat pengaruh peer edukasi terhadap pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan reproduksi remaja (R Square = 59,4%). Teman sebaya, orang tua, media buku dan media permaian edukatif merupakan faktor penguat dan pendukung yang dapat diandalkan dalam edukasi kesehatan reproduksi. Rekomendasi penelitian selanjutnya untuk mengembangkan metode promosi kesehatan reproduksi dengan memperdalam informasi dari remaja, teman sebaya, orang tua dan stakeholder dengan metode kualitatif.

Changes in adolescence have important implications for understanding adolescent risk behaviors and demand special attention in national policies, programs and development plans. Investments in adolescent health should be built and sustained early and will subsequently enable adolescents to become healthy adults who are qualified to contribute positively in the community. This study aims to determine the effectiveness of peer education with structured methods using educational game media on reproductive health knowledge, attitudes and practices. This quasi-experimental study used pre and post test with control group. The intervention group consisted of 60 respondents from SMPK San Carlos while the control group was 60 respondents from SMPN 1 Kewapante. The population was selected based on cluster sampling and using simple random sampling. The results of simultaneous T test and F test with MANOVA showed there was a significant difference and influence between the knowledge, attitude and practice of adolescents in the intervention group compared to the control group (p = 0.000 <0.05). Peer education also simultaneously influenced the improvement of knowledge, attitude and practice (R Square = 56%). Female gender, information from parents and book media strengthened the effect of peer education on knowledge, attitudes and practices of adolescent reproductive health (R Square = 59.4%). Peers, parents, book media and educational game media are reinforcing and supporting factors that can be relied upon in reproductive health education. Future research recommendations are to develop reproductive health promotion methods by deepening information from adolescents, peers, parents and stakeholders using qualitative methods."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cluny Martina Mangkuayu
"Perilaku seksual berisiko adalah suatu aktivitas seksual yang dilakukan untuk mencapai kepuasan seksual dan berdampak pada masalah kesehatan reproduksi, diantaranya kehamilan yang tidak diinginkan dan Infeksi menular Seksual. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif denganpendekatan cross sectionalpada 100 responden siswa SMA di Kota Tangerang menggunakan teknik convenience sampling. Instrumen yang digunakanmeliputi kuesioner pengetahuan kesehatan reproduksi, pola asuh, perilaku seksual berisiko, paparan media, dan pengaruh teman sebaya. Hasil penelitian ini menyatakan tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara pengetahuan kesehatan reproduksi dan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko p value>0,05 . Meskipun demikian, peneliti merekomendasikan perlunya penyuluhan dan pendidikan kesehatan reproduksi dan pendekatan oleh perawat di puskesmas untuk mengaktifkan program PKPR dan BKR guna meningkatkan kesehatan reproduksi remaja dan mencegah perilaku seksual berisiko, mengingat terdapatnya 57 remaja di SMA Swasta Kota Tangerang yang memiliki perilaku seksual berisiko.

Risky sexual behavior is defined as sexual activities performed to gain sexual satisfaction which may affect health reproduction, such as unwanted pregnancy and Sexually Transmitted Infections. This study aimed to identify correlation between knowledge of reproductive health, parenting role, and risky sexual behavior. The study design was analytical with cross sectional approach and involving 100 high school students in Tangerang through convenience sampling technique. The instruments were questionnaires of knowledge of reproductive health, parenting role, risky sexual behavior, media exposure, and peer influence. The result showed no significant correlation between knowledge of reproductive health, parenting role, and risky sexual behavior p value 0,05 . Nonetheless, the study recommends for counseling and education of reproductive health as well as the approach of public health center nurses to implement PKPR and BKR in order to improve reproductive health for preventing risky sexual behavior, considering that 57 of adolescents in private high schools in Tangerang demonstrated risky sexual behaviors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashri Nafilah
"Seiring pubertas, rasa ingin tahu remaja mengenai seksualitas meningkat. Remaja masa kini dapat dengan mudahnya mengakses segala informasi, terutama internet. Sementara itu, informasi yang terpapar bebas tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan. BKKBN menyelenggarakan PIK Remaja di beberapa sekolah sebagai sumber informasi dan konsultasi remaja termasuk masalah seksualitas. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan remaja kelas XI SMA mengenai seksualitas. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Penelitian dilakukan di dua SMA Negeri, sekolah yang telah dan yang belum membina PIK Remaja dengan sampel 104 responden di tiap sekolah. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan baik di kedua sekolah. Penelitian yang hanya berfokus pada pengetahuan ini belum menggambarkan efektivitas program PIK Remaja disekolah.

Along with puberty, adolescent curiosity about sexuality increases. Adolescents nowadays can easily access all the information from various sources, especially from the internet. Meanwhile, the freely exposed information are unreliable. BKKBN organized PIK Remaja in several schools as the center of information source and consultation for adolescents, including about sexuality. The purpose of this study was to describe the level of knowledge of adolescents in second grade of highschool about sexuality. The design used in this study was a descriptive cross sectional. The study was conducted in two high schools in East Jakarta, school that has and has not implemented PIK Remaja with 104 respondents as samples each school. The results showed a good level of knowledge at both schools. This research that focuses on knowledge has not described the effectiveness of PIK Youth program in schools.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Anggela
"Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial dan emosional yang cepat untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dan perempuan dewasa. Permasalahan yang paling sering terjadi pada masa remaja saat ini adalah masalah kesehatan reproduksi. Metode yang tepat diperlukan untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja salah satunya dengan menggunakan smartphone. Aplikasi android merupakan salah satu fitur pada smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas aplikasi kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi. Penelitian Quasi-eksperimental ini menggunakan pre-post dengan kelompok kontrol. Kelompok intervensi terdiri dari 42 responden sedangkan kelompok kontrol 59 responden. Sampel pada penelitian ini adalah siswa dari dua Sekolah Menengah Pertama di kota Depok. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji repeated anova,friedman, independent t test, Man whitney. Hasil uji statistic menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap remaja pada kelompok intervensi yang diberikan edukasi android dibandingkan kelompok kontrol (p<0,001). Edukasi kesehatan menggunakan aplikasi efektif dalam mempertahankan pengetahuan remaja setelah diberikan edukasi kesehatan tentang kesehatan reproduksi (p<0,001). 

Adolescence is a transition period between childhood and adulthood when physical, cognitive, social and emotional maturity grow rapidly to prepare for being adult men and women. The most common problem for existing adolescence is reproductive health problems. The effective method is needed to convey information about reproductive health to adolescents like using smartphone. Android application is one of the features on a smartphone. This study aims to determine the effectiveness of reproductive health applications on adolescent knowledge and attitudes about reproductive health. This quasi-experimental study uses pre-post with a control group. The intervention group consisted of 42 respondents while the control group 59 respondents. The sample in this study were students from two junior high schools in the city of Depok. The sampling technique used is simple random sampling. Data were analyzed using repeated anova test, Friedman test, independent t test, Man Whitney test. Statistical test results showed that there were significant differences between the knowledge and attitudes of adolescents in the intervention group given android education compared to the control group (p <0.001). Health education uses effective application in maintaining adolescent knowledge after being given health education about reproductive health (p <0.001)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarwati
"Penelitian ini membahas tentang perilaku seksual pranikah pada anak jalanan usia remaja serta faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 110 orang, dilakukan di wilayah binaan Yayasan Himmata periode Desember 2013. Analisa hubungan dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik model prediksi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 33.6% anak jalanan yang berperilaku seksual pranikah berisiko. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna pada variabel jenis kelamin, umur, pendidikan, tempat tinggal, status pekerjaan, pubertas, dan keterpaparan media pornografi.
Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa pubertas dan pengetahuan kesehatan reproduksi merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada anak jalanan.
Hasil analisis didapatkan OR yang paling besar adalah pubertas, OR = 8.6 yang artinya pubertas berpengaruh sebesar 8.6 kali terhadap perilaku seksual pranikah pada anak jalanan.
Dari hasil penelitian ini diketahui adanya keterkaitan antara sepuluh variabel dengan perilaku seksual pranikah pada anak jalanan usia remaja.

This study investigated pre-marital sexual behavior and its associated factors among adolescent street children in Himmata Foundation with period of December 2013. A quantitative research using cross-sectional design was employed in this study. The participants were 110 adolescent street children living in Himmata Foundation. The chi square test and logistic regression prediction model was used for analyzing the data.
Data analysis revealed that there were 33.6 % of street children suffered from pre-marital sexual behavior. Factors associated with pre-marital sexual debut were assessed using bivariate and multivariate statistical test.
The results of bivariate statistical test showed significant correlation between gender, age, educational background, place of residence, employment status, puberty, and media exposure to pornography exposure among children.
The results of multivariate statistical tests described that the onset of puberty and reproductive health knowledge were the most dominant variable associated with pre-marital sexual behavior among the children. The largest OR of data analysis was puberty 8.6 which means the puberty was affected by 8.6 times against pre-marital sexual behavior among the respondents.
From this research we know the relation between the ten variables with premarital sexual behavior of adolescence street children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Junita Irianti
"Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain Cross Sectional yang menganalisis lanjut data sekunder Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia tahun 2011. Lokasi penelitian di Kota Sorong dengan populasi penelitian seluruh siswa SMA/Sederajat di Kota Sorong pada tahun 2011 dan menggunakan total sampel pada survei yang berjumlah 403 orang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran perilaku seksual berisiko remaja pada siswa SMA/Sederajat di Kota Sorong, Papua Barat tahun 2011dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 40% remaja siswa SMU/Sederajat di Kota Sorong, Papua Barat tahun 2011 yang melakukan perilaku seksual berisiko tinggi, dimana 16.6% telah melakukan hubungan seksual melalui vagina. Pada analisis bivariat diperoleh variabel yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko remaja di Kota Sorong tahun 2011 adalah jenis kelamin, umur dan konsumsi minumal beralkohol. Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko remaja adalah konsumsi minuman beralkohol dengan OR 6.141 (95% CI : 3.396-11.105) setelah dikontrol oleh jenis kelamin.

This study is a descriptive analytic study used a quantitative approach with crosssectional design. The analysis was performed on the secondary data obtained from the National Survey of Developments Abuse and Illicit Drugs in Senior High School Students and College Students in Indonesia in 2011. Research location in Sorong in 2011 using total sample size amounting to 403 respondents senior high school/equivalent student. The purpose of the study is to get a description of adolescent sexual behavior at risk in Sorong, West Papua in 2011 and it's affecting factors.
The results showed that 40% of respondents have high-risk sexual behavior, where 16.6% vaginal intercourse. In bivariate analyzes, derived variables related to adolescent sexual behavior at risk in Sorong in 2011 are gender, age and alcohol consumption. The most dominant factor is the consumption of alcohol beverages with OR 6, 141 (95% CI: 3, 396-11, 105) after controlled by gender.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ima Fatmawati
"ABSTRAK
Penelitian ini membandingkan tingkat pengetahuan dan sikap remaja di sekolah DAKU! (76 responden) dengan sekolah non DAKU! (76 responden), dengan menggunakan desain potong lintang. Pengambilan data dengan mengisi kuesioner. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada perbedaan pengetahuan dan sikap remaja dari sekolah DAKU! dengan sekolah non DAKU!.

Abstract
This study compared the level of knowledge and attitudes of young people in
school me! (76 respondents) with a non school me! (76 respondents), using crosssectional
design. Retrieval of data by filling in a questionnaire. The results of
bivariate analysis showed no differences in knowledge and attitudes of adolescent
school DAKU! with non school DAKU!"
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Tiarno Lestari
"Kesehatan reproduksi pada pria merupakan kesehatan secara fisik, mental, dan sosial dalam mencegah penyakit menular seksual, kemandulan, depresi, kekerasan seksual, dan masalah lainnya yang berkaitan dengan reproduksi pria. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi pria pada SMA Ksatrya. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan purposive sampling pada 149 responden siswa laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas siswa memiliki pengetahuan tinggi sejumlah 51,7%, sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah sejumlah 48,3%. Hasil penelitian ini menyarankan agar sekolah memberikan program pendidikan atau penjelasan yang tepat pada siswa SMA tentang kesehatan reproduksi pria sebelum memasuki usia dewasa.

Male reproductive health is state of complete physical, mental, and social well-being to prevent sexually transmitted diseases, infertility, depression, sexual violence, and other issues related to male reproduction. The purpose of this study was to describe students' knowledge level of male reproductive health in SMA Ksatrya. This study was descriptive by using purposive sampling at 149 respondents male students. Results show that 51,7% students have higher knowledge, while 48,3% students have lower. This study suggest that school should have education program for high school student about male reproductive health for their own health as future adults.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>